Вы находитесь на странице: 1из 3

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP WARGA NEGARA ASING YANG MELAKUKAN

TINDAK PIDANA PENYALAGUNAAN VISA KUNJUNGAN DIHUBUNGKAN


DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

Kantor Imigrasi adalah suatu lembaga yang mengatur masalah tentang keluar masuknya
orang ke wilayah Negara Republik Indonesia. Permasalahan keimigrasian diatur dalam Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Di mana dalam Pasal 1 angka 1 Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian disebutkan bahwa “Keimigrasian adalah hal
ihwal lalu lintas orang masuk atau keluar wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam rangka
menjaga tegaknya kedaulatan negara”.

Kantor Imigrasi Kelas I Palembang merupakan instansi pemerintah yang memiliki fungsi
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk pelayanan
umum khususnya kepada masyarakat yang mengajukan permohonan pembuatan paspor dan
permohonan pembuatan dokumen imigrasi.

Banyaknya pelanggaran dan kejahatan yang terjadi dalam bidang keimigrasian, maka
terhadap orang asing yang masuk kedalam wilayah Indonesia dilakukan pelayanan dan
pengawasan yang dilaksanakan berdasarkan prinsip yang bersifat selektif (Selectif Policy).
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dapat diijinkan masuk atau menetap di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dipertimbangkan dari berbagai segi politik, ekonomi, maupun
sosial budaya bagi bangsa dan negara Indonesia, hal ini tercantum dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 1994 tentang Visa, Izin Masuk, dan Izin Keimigrasian. Warga negara asing
yang akan memasuki wilayah Indonesia harus lebih dulu mendapatkan ijin masuk, sesuai dengan
ketentuan Undang- undang Keimigrasian, setiap orang asing dapat masuk ke wilayah Indonesia
setelah mendapat izin masuk. Izin masuk adalah Izin yang di terakan pada visa atau surat
perjalanan untuk orang asing untuk memasuki wilayah Indonesia yang diberikan oleh pejabat
imigrasi di tempat pemeriksaan imigrasi. Masa berlakunya izin masuk di sesuaikan dengan jenis
visa yang di milikinya
Menurut Pasal 1 angka 18 Undang-undang RI No. 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian.
Visa adalah izin tertulis yang diberikan oleh pejabat yang berwenang pada perwakilan Republik
Indonesia atau di tempat lainnya yang ditetapkan oleh Republik Indonesia atau tempat lainnya.
Selanjutnya berdasarkan Pasal 12 Peraturan Pemerintah RI No. 32 Tahun 1994 tentang Visa,
Izin, Masuk, dan Izin Keimigrasian. Visa kunjungan adalah visa yang dapat diberikan kepada
orang asing untuk berkunjung di wilayah Negara Republik Indonesia paling lama 60 (enam
puluh) hari terhitung sejak tanggal diberikannya izin masuk di wilayah Negara Republik
Indonesia.
Visa terbagi menjadi beberapa macam sesuai dengan fungsi penggunaannya. Berdasarkan
Pasal 30 Peraturan Pemerintah RI No. 32 Tahun 1994 tentang Visa, Izin, Masuk, dan Izin
Keimigrasian, visa kunjungan mempunyai 4 (empat) bagian sesuai dengan tujuan yang berlaku
yaitu tugas pemerintahan, pariwisata, kegiatan sosial budaya, serta untuk kegiatan usaha.
Masing-masing dari bagian tersebut dapat diperpanjang sesuai ketentuan peraturan yang berlaku
di Indonesia.
Namun, dalam pelaksanaannya di indonesia sering terjadi kasus warga asing yang
menyalahgunakan visa kunjungan untuk menetap dan bekerja di Indonesia. Pemanfaatan visa
kunjungan sering digunakan untuk bekerja dengan jangka waktu yang lama yang berimplikasi
terhadap kerugian Negara. Dalam beberapa kasus, kerap ditemukan tindakan non kooperatif dari
pihak perusahaan yang dengan sengaja mempekerjakan warga Negara asing tanpa mempedulikan
status visa yang dimiliki.
Oleh karena itu terhadap orang asing yang menyalahgunakan izin keimigrasian maka
selanjutnya akan dikenakan tindakan berupa:
1. Tindakan hukum pidana, melalui serangkaian tindakan penyidikan dalam proses sistem
peradilan pidana, kemudian setelah selesai menjalani pidana, diikuti tindakan deportasi ke negara
asal dan penangkalan tidak di ijinkan masuk ke wilayah Indonesia dalam batas waktu yang di
tentukan oleh Undang-undang.
2. Tindakan hukum administrasi, terhadap pelanggaran hukum tersebut tidak dilakukan tindakan
penyidikan, melainkan langsung dikenakan tindakan administrasi berupa pengkarantinaan,
deportasi dan penangkalan.
Dalam proses penegakan hukum keimigrasian, penentuan suatu kasus pelanggaran diselesaikan
dengan proses hukum pidana atau administratif diletakkan pada kewenangan (diskresi) pejabat
imigrasi. Untuk itu perlu ada batasan dan kategorisasi yang tegas dalam proses penegakan
hukum yang dapat ditempuh yaitu antara tindakan hukum pidana dengan tindakan hukum
administratif, sehingga tidak lagi digantungkan pada penilaian pejabat imigrasi tetapi didasarkan
sistem atau peraturan perundang- undangan dengan memperhatikan proses penyelesaian perkara
keimigrasian secara cepat, efektif dan efisien.

Oleh karena itu penulis ingin mengangkat judul skripsi ” PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP WARGA NEGARA ASING YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA
PENYALAGUNAAN VISA KUNJUNGAN DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-
UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN” melihat dari
banyaknya terjadi tindak pidana penyalahgunaan visa kunjungan di Indonesia.

NAMA : DUWI PURNAMA SARI

NIM : 02011181520103

PK : HUKUM PIDANA

Вам также может понравиться