Вы находитесь на странице: 1из 19

PROPOSAL PENELITIAN

PENYUSUNAN STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA


MENUJU PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH
KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

Pengusul:

Sumilir, SE, MM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

JAKARTA 2012
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Penelitian/Kajian : Penyusunan Strategi Pengembangan Pariwisata
Menuju Peningkatan Pendapatan Daerah Kota Depok Provinsi Jawa Barat

2. Peneliti :
a. Nama : Sumilir, SE, MM
b. Pangkat/Golongan : Pembina – IV/A
c. Jabatan Akademik : Asisten Ahli

3. Bidang Ilmu : Ekonomi

4. Lokasi Kegiatan : Kota Depok dan Sekitarnya

5. Lama Kegiatan : 5 (lima) bulan

6. Jumlah Biaya yang Direncanakan : Rp 6.000.000,00 (Enam juta rupiah)

7. Program Tahun Anggaran : 2012

8. Disajikan dalam Diskusi/Seminar :

Di : UPN “Veteran” Jakarta


Tanggal :

Mengetahui, Jakarta, April 2012


Dekan Fakultas Ekonomi Peneliti

Dr.ERNA HERNAWATI, SE, MM, Ak S U M I L I R, SE, MM


NIP.196111141989032001 NIP.196204211990031006
Menyetujui,
Kepala LPPM

Dra. RINI RIYANTINI, MSi


NIP. 196404301989032001
BAB I

PENDAHULUAN

Kotamadya Depok sebagai salah satu daerah otonom baru yang dibentuk pada tanggal 27
April 1999 berdasarkan Undang Undang nomor 15 tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya
Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon berkepentingan untuk
meningkatkan pendapatan daerahnya agar dapat mengoptimalkan pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan dan pembangunan terutama bagi peningkatan pendapatan/kesejahteraan rakyatnya.
Salah satu pos sumber pendapatan daerah yang berbasis potensi lokal dan relatif permanen
adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang terdiri atas: pajak daerah, retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD. Dengan demikian maka
salah satu cara strategis untuk meningkatkan pendapatan daerah sekaligus kemampuan
keuangan daerah dalam jangka panjang adalah dengan meningkatkan PAD.

Data BPS Kota Depok menunjukkan bahwa pendapatan daerah kota Depok tahun 2007,
2008, dan 2009 masing-masing sebesar Rp 749,3463 miliar, Rp 843,7749 miliar, dan Rp
918,8944 miliar dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 10,75% per tahun. Pada periode yang
sama, proporsi PAD dari total pendapatan daerah tersebut masing-masing sebesar 10,07% (Rp
75,4574 miliar), 11,51% (Rp 97,1400 miliar) dan 10,54% (Rp 96,8892 miliar) atau proporsi rata-
rata sebesar 10,70%.

Salah satu sektor yang diharapkan dapat menghasilkan PAD adalah sektor pariwisata,
yang menghasilkan pendapatan antara lain berupa pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan,
retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/villa, dan retribusi tempat rekreasi dan olah raga
(Undang Undang nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah).

Dilihat dari ketersediaan obyek/daya tarik wisata maupun potensi wisata lainnya, di
kota Depok dewasa ini terdapat lebih dari 20 (dua puluh) Situ (danau kecil) yang tersebar
hampir di seluruh kecamatan, sejumlah taman rekreasi, kolam/gelanggang renang, padang golf,
gelanggang permainan/ketangkasan, serta pengusahaan obyek/daya tarik wisata lainnya.

Selain itu, di kota Depok juga terdapat sejumlah obyek-obyek non wisata yang di dalam
Peraturan Daerah (Perda) Kota Depok nomor 12 tahun 2001 (lembaran Daerah Kota Depok
tahun 2001 nomor 45) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok tahun 2000-2010
dikenal dengan “Kawasan Tertentu” yang meliputi: kawasan Brimob Kelapa Dua, kawasan
Divisi Kostrad Cilodong, kawasan Radar AURI, kawasan Studio Alam TVRI, Kawasan Depo
KRL Depok, kawasan P3B PLN Gandul, dan kawasan Pemancar RRI, yang bisa dikemas
menjadi destinasi/obyek untuk jenis-jenis wisata tertentu sesuai karakteristik masing-masing
obyek.

Dari sisi ketersediaan usaha jasa pariwisata maupun sarana pariwisata, di kota Depok
juga terdapat sejumlah usaha biro dan agen perjalanan wisata, hotel bintang dan melati,
motel/losmen/penginapan, restoran/bakery, angkutan wisata, dan lainnya.

Dilihat dari kebutuhan akan pariwisata, Kota Depok yang memiliki jumlah penduduk
1.536.980 jiwa pada tahun 2009 dan 1.736.565 jiwa pada tahun 2010 ini merupakan pasar
potensial bagi berbagai usaha pariwisata. Lebih-lebih dengan sifat sebagian penduduk Depok
yang merupakan penduduk komuter sekaligus penduduk urban, tentu sangat membutuhkan jasa
layanan pariwisata yang perlu dipenuhi terutama pada hari-hari libur maupun di saat ada waktu
luang.

Agar obyek-obyek/daya tarik wisata, usaha jasa pariwisata dan sarana pariwisata serta
berbagai sumber daya pariwisata lainnya dapat disinergikan bagi peningkatan pendapatan daerah
melalui peningkatan PAD sektor pariwisata kiranya diperlukan pengembangan pariwisata di kota
Depok. Penelitian/kajian ini dilakukan untuk menyusun rancangan strategi bagi pengembangan
pariwisata kota Depok yang diharapkan dapat menjadi salah satu masukan bagi Pemerintah Kota
Depok.
BAB II

PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalah sebagai


berikut:

“Perlu disusunnya Strategi bagi Pengembangan Pariwisata Kota Depok Provinsi Jawa

Barat”

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Wisata dan Jenisnya

Menurut definisi yang luas, pariwisata adalah perjalanan dari satu rempat ke tempat
lain yang bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha untuk
mencari keseimbangan/keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi
sosial, budaya, alam, dan ilmu (H. Kodhyat dalam Spillane :1987 ; hal 21).

Dilihat dari aspek motif yang mendorongnya, pariwisata dapat dibagi dalam jenis-jenis
sebagai berikut:

1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism) ;


2. Pariwisata untuk rekreasi (recreation tourism)
3. Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism)
4. Pariwisata untuk olah raga (sports tourism)
5. Pariwisata untuk urusan usaha dagang (business tourism)
6. Pariwisata untuk berkonvensi (convention tourism)
Bila dilihat dari aspek-aspek lainnya, maka dikenal bentuk-bentuk pariwisata sebagai
berikut :

1. Pariwisata “individu” (tidak terorganisasi) dan pariwisata “kolektif” (diorganisasi dengan


baik, misalnya: Biro Perjalanan);
2. Pariwisata “jangka panjang” (beberapa minggu atau beberapa bulan), pariwisata “jangka
pendek” (satu minggu sampai 10 hari), dan pariwisata “ekskursi” (maksimum 24 jam,
tanpa fisilitas akomodasi);
3. Pariwisata “dengan alat angkutan” dan pariwisata “berjalan kaki” (pedestrian
tourism/hikers);
4. Pariwisata “aktif” (warga negara lain yang masuk ke suatu Negara dengan membawa
devisa) dan pariwisata “pasif” (warga suatu Negara yang pergi ke Negara lain dengan
membawa uang).

B. Sifat Khusus Industri Wisata

Industri wisata memiliki sifat-sifat yang khusus yaitu (Spillane : 1987 : hal 87-88) :

1. Produk wisata tidak dapat dipindahkan, sehingga langganan yang harus mengunjungi ;
2. Produksi dan konsumsi terjadi pada saat yang sama, sehingga kegiatan produksi baru
terjadi bila ada langganan yang sedang menggunakan jasa tersebut;
3. Memiliki berbagai ragam bentuk, karena pariwisata merupakan suatu jasa;
4. Langganan tidak dapat mencicipi/menguji produk itu sebelumnya, yang dapat dilihat
hanya brosur-brosur/gambar-gambar dan sebagainya;
5. Memiliki risiko usaha yang besar karena disatu sisi memerlukan investasi yang besar
sedang disisi lain permintaan produk wisata sangat peka terhadap perubahan ekonomi,
politik, sikap masyarakat dan sebagainya.

C. Fasilitas Angkutan, Akomodasi, Pelayanan Sosial dan Pelayanan Umum

Agar pengembangan pariwisata pada suatu daerah dapat berhasil, maka diperlukan
ketersediaan secara memadai atas fasilitas sebagai berikut:
1. Fasilitas Angkutan, baik darat, laut/air maupun udara.
2. Fasilitas akomodasi seperti hotel, homestay, tempat-tempat berkemah, restoran, kolam
renang dsb.
3. Fasilitas pelayanan sosial yang meliputi keamanan umum, pencegahan / penanggulangan
kebakaran, pelayanan kesehatan / pengobatan
4. Fasilitas pelayanan umum seperti air, listrik, telpon, pembuangan air, Televisi/radio dan
sebagainya

D. Konsep Pemasaran Wisata

Dalam Pemasaran Pariwisata, taktik operasi yang ditujukan untuk mempertemukan


penawaran dan permintaan wisata dikenal dengan “Marketing Mix” (Paduan Pemasaran),
yang meliputi: Paduan Pengolahan Produk (Product Mix), Paduan Proses Penyebaran
(Distribution Mix), Paduan Komunikasi dan Penerangan (Communication Mix), dan
Paduan Jasa Pelayanan (Services Mix).

Paduan Pengolahan Produk meliputi keseluruhan jenis-jenis jasa dan sarana dari
obyek-obyek wisata yang perlu diketahui pelanggan. Ketersediaan jasa dan sarana wisata
tersebut perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar dapat memuaskan konsumen. Hal ini
terkait dengan masalah pemeliharaan warisan budaya, pemeliharaan lingkungan alam dan
peninggalan sejarah.

Paduan Proses Penyebaran mencakup proses pengangkutan melalui darat, laut, dan
udara yang melibatkan perusahaan angkutan darat, biro perjalanan, tour operator, perusahaan
perkapalan dan perusahaan penerbangan, guna membawa pelanggan kepada produknya.

Paduan Komunikasi dan Penerangan ditujukan untuk memberitahukan,


memperkenalkan, menarik dan mendorong konsumen agar mau mengunjungi obyek wisata
tersebut, yang dapat dilakukan dengan pendekatan: 1) Sales Promotion, 2) Image Promotion,
3) Pendidikan/latihan/penyuluhan bagi staf organisasi mata rantai pengunjung dan obyek
wisata, dan 4) Pemberian jasa penerangan misalnya Penerbitan buku-buku petunjuk wisata.

Paduan Jasa Pelayanan meliputi: 1) Kebijakan dan pengaturan pemerintah yang


terkait dengan wisata seperti ketentuan visa (kantor imigrasi), bea cukai (kantor pabean), 2)
keterampilan, keramahan dan kesopanan pramuwisata, 3) Pelayanan dalam menampung dan
menyelesaikan keluhan/masalah secara cepat dan adil, dan 4) pelayanan khusus kepada
group-group tertentu untuk memancing publisitas.

Paduan jasa pelayanan tersebut diharapkan dapat memuaskan pelanggan dan menghasilkan
Image (kesan) yang baik sehingga dapat menarik pelanggan lebih banyak lagi melalui
“Promosi” mereka.

E. Beberapa Ketentuan Kepariwisataan berdasarkan Undang Undang nomor 10 tahun


2009 tentang Kepariwisataan

 Fungsi Kepariwisataan (pasal 3);


Untuk memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan
rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan Negara untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat.

 Azas Kepariwisataan (pasal 2):


Kepariwisataan berazaskan: manfaat, kekeluargaan, adil & merata, keseimbangan,
kemandirian, kelestarian, partisipatif, berkelanjutan, demokratis, kesetaraan, dan
kesatuan.

 Tujuan Kepariwisataan (pasal 5):


Kepariwisataan bertujuan untuk: a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi; b)
meningkatkan kesejahteraan rakyat; c) menghapus kemiskinan; d) mengatasi
pengangguran; e) melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya; f) memajukan
kebudayaan; g) mengangkat citra bangsa; h) memupuk rasa cinta tanah air; i)
memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; j) mempererat persahabatan antar bangsa.

 Prinsip Penyelenggaraan Kepariwisataan (pasal 5):


a) menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya bangsa;
b) menjunjung tinggi hak azasi manusia, keragaman budaya dan kearifan lokal;
c) memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan
proporsionalits;
d) memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup;
e) memberdayakan masyarakat setempat;
f) menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat dan daerah serta
antarpemangku kepentingan;
g) mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan internasional dalam
bidang pariwisata;
h) memperkukuh keutuhan NKRI.

 Jenis-Jenis Usaha Pariwisata (pasal 14 ayat (1)):


a) Usaha daya tarik wisata, yaitu usaha yang kegiatannya mengelola daya tarik wisata
alam, budaya, dan buatan/binaan manusia
b) Usaha kawasan pariwisata yaitu usaha yang kegiatannya membangun dan
mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
c) Usaha jasa transportasi wisata yaitu usaha khusus yang menyediakan angkutan
untuk kebutuhan dan kegiatan pariwisata, bukan angkutan (transportasi)
regular/umum.
d) Usaha jasa perjalanan wisata yaitu usaha Biro Perjalanan Wisata dan usaha Agen
Perjalanan Wisata. Usaha/kegiatan Biro Perjalanan Wisata antara lain jasa
perencanaan perjalanan, jasa pelayanan/penyelenggaraan pariwisata dan jasa
penyelenggaraan perjalanan ibadah, sedangkan usaha/kegiatan agen perjalanan wisata
antara lain jasa pemesanan sarana seperti tiket, akomodasi dan pengurusan dokumen
perjalanan.
e) Usaha jasa makanan dan minuman yaitu usaha jasa penyediaan makanan dam
minuman yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengakapan untuk proses
pembuatannya yang dapat berupa: kafe, jasa boga, dan bar/kedai minuman
f) Usaha penyediaan akomodasi yaitu usaha penyediaan layanan penginapan yang
dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya, yang dapat berupa: hotel,
villa, pondok wisata, bumi perkemahan, persinggahan, dsb.
g) Usaha penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi yaitu usaha seperti: seni
pertunjukkan, arena permainan, bioskop, karaoke, dan sebagainya yang bertujuan
untuk pariwisata.
h) Usaha penyelenggaraan pertemuaan, perjalanan insentif, konferensi dan
pameran, yaitu usaha penyediaan jasa bagi pertemuan sekelompok orang,
penyelenggaraan perjalanan bagi karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan atas
prestasinya, serta penyelenggaraan pemeran dalam rangka penyebarluasan informasi
dan proosi suatu barang/jasa baik berskala nasional, regional dan internasional.
i) Usaha jasa informasi periwisata yatiu penyediaan data, berita, feature, foto, video
dan hasil penelitian tentang kepariwisataan yang disebarkan dalam bentuk bahan
cetak dan atau elektronik
j) Usaha jasa konsultan pariwisata, yaitu penyediaan saran dan rekomendasi
mengenai studi kelayakan, perencanaan, pengelolaan usaha, penelitian dan pemasaran
dibidang kepariwisataan
k) Usaha jasa pramuwisata, yatiu penyediaan dan/atau pengkoordinasian tenaga
pemandu wisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan/atau biro perjalanan
wisata
l) Usaha Wisata Tirta yaitu penyelenggaraan wisata dan olah raga air, termasuk
penyediaan sarana prasarana dan jasa lainnya yang dikelola secara komersial baik di
perairan laut, pantai, sungai, danau dan waduk.
m) Usaha Spa, yaitu penyediaan layanan perawatan jiwa dan raga yang menggunakan
metode kombinasi: terapi air, terapi aroma, pijat, rempah-rempah, layanan
makanan/minuman sehat dan olah aktivitas fisik untuk menyeimbangkan jiwa dan
raga, dengan memperhatikan budaya dan tradisi bangsa Indonesia.

 Badan Promosi Pariwisata Indonesia (pasal 36 s.d 42)


Badan ini merupakan lembaga swasta dan bersifat mandiri, berkedudukan di ibukota
Negara, yang pembentukannya difasilitasi pemerintah dan ditetapkan dengan Keputusan
Presiden. Susunan organisasinya terdiri dari: (a) unsur penentu kebijakan yang
beranggotakan 9 orang (4 wakil asosiasi kepariwisataan, 2 asosiasi profesi, 1 asosiasi
penerbangan, 2 pakar/akademisi) dengan masa tugas paling lama 4 tahun, dan (b) unsur
pelaksana yang dipimpin oleh seorang direktur eksekutif dengan dibantu beberapa
direktur, dengan masa kerja paling lama 3 tahun.
 Badan Promosi Pariwisata Daerah (pasal 43 s.d 49)
Badan ini merupakan lembaga swasta dan bersifat mandiri, berkedudukan di ibukota
provinsi dan kabupaten/kota, yang pembentukannya difasilitasi oleh pemerintah daerah
dan ditetapkan dengan Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota.

 Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (pasal 50 s.d 51)


Organisasi ini merupakan wadah yang beranggotakan pengusaha pariwisata, asosiasi
usaha pariwisata, asosiasi profesi, dan asosiasi lain yang terkait langsung dengan
pariwisata, bersifat mandiri & nirlaba, dan berfungsi sebagai mitra kerja pemerintah dan
pemerintah daerah dalam penyelenggaraan & pembangunan kepariwisataan.

 Pendanaan Pariwisata (pasal 57 s.d 61)


Pendanaan pariwisata menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat,
pemerintah daerah, pengusaha, dan masyarakat; pemerintah daerah mengalokasikan
sebagian dari pendapatan yang diperoleh dari penyelenggaraan pariwisata untuk
kepentingan pelestarian alam dan budaya; pemerintah pusat dan pemerintah daerah
memberikan peluang pendanaan bagi usaha mikro dan kecil di bidang kepariwisataan;
pendanaan oleh pengusaha &/ masyarakat dalam pembangunan pariwisata di pulau kecil
diberikan insentif yang diatur dengan Peraturan Presiden.

 Kewenangan Pemerintah Pusat, Pemprov Dan Pemkab/Kota Terkait dengan


Kepariwisataan (pasal 28 s.d 32)

Pemerintah Pusat berwenang antara lain: menyusun dan menetapkan rencana induk
pembangunan kepariwisataan nasional; menetapkan daya tarik wisata dan destinasi
pariwisata nasional; melakukan dan memfasilitasi promosi pariwisata nasional; dsb.
Pemerintah Provinsi berwenang antara lain: menyusun dan menetapkan rencana induk
pembangunan kepariwisataan provinsi; menetapkan daya tarik wisata dan destinasi
pariwisata provinsi; memfasilitasi promosi destinasi pariwisata dan produk pariwisata
yang berada di wilayahnya; dsb. Pemerintah Kabupaten/Kota berwenang antara lain:
menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota;
menetapkan daya tarik wisata dan destinasi pariwisata kabupaten/kota; memfasilitasi dan
melakukan promosi destinasi pariwisata dan produk pariwisata yang berada di
wilayahnya; memfasilitasi pengembangan daya tarik wisata baru; menyelenggarakan
pelatihan dan penelitian kepariwisataan dalam lingkup kabupaten/kota; dsb.

 Pelatihan SDM Pariwisata (pasal 52), Standarisasi dan Sertifikasi SDM & Usaha
Pariwisata (pasal 53 s.d 55)
Pemerintah dan pemerintah daerah menyelenggarakan pelatihan SDM Pariwisata sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. Tenaga kerja di bidang kepariwisataan
memiliki standar kompetensi yang dilakukan melalui uji/sertifikasi kompetensi oleh
lembaga sertifikasi profesi yang telah mendapat lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi
Profesi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Standar kompetensi tersebut
disusun bersama-sama oleh instansi pemerintah di bidang pariwisata, asosiasi pariwisata,
pengusaha, dan akademisi. Produk, pelayanan, dan pengelolaan usaha pariwisata
memiliki standar usaha yang dilakukan melalui sertifikasi usaha oleh lembaga mandiri
yang berwenang sesuai ketentuan pearturan perundang-undangan.

F. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dari Sektor Pariwisata

Berdasarkan ketentuan Undang Undang nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, beberapa sumber pendapatan daerah kabupaten/kota yang berasal dari
sektor pariwisata adalah: pajak hotel (pasal 2, 32-36), pajak restoran (pasal 2, 37-41), pajak
hiburan (pasal 2, 42-46), retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/villa (pasal 127, 133),
dan retribusi tempat rekreasi dan olah raga (pasal 127, 136).
BAB IV

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

A. TUJUAN

Penelitian/kajian ini bertujuan untuk menyusun rancangan Strategi bagi

Pengembangan Pariwisata di kota Depokprovinsi Jawa Barat.

B. MANFAAT

Dengan dicapainya tujuan tersebut maka diharapkan penelitian/kajian ini dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Menjadi salah satu bahan masukan/pertimbangan bagi Pemerintah Kota Depok dalam

penyusunan strategi bagi pengembangan pariwisata di kota Depok.

2. Menjadi salah satu wacana diskusi bagi sivitas akademika UPNVJ dalam rangka

peningkatan peran dan pengabdian Universitas kepada masyarakat.


BAB V

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian/kajian ini bersifat diskriptif, kualitatif, dan eksploratif dengan obyek
penelitian/kajian Sektor Pariwisata di Kota Depok. Dilihat kategorinya, penelitian ini
termasuk dalam kategori II (Pemecahan Masalah Pembangunan).

B. Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data


Data yang diperlukan dalam penelitian ini antar lain: 1) kelembagaan pariwisata
khususnya di kota Depok (usaha-usaha pariwisata, asosiasi usaha wisata, dsb), 2) sumber
daya pariwisata di kota Depok, 3) regulasi pariwisata khususnya di kota Depok, dan 4) data
lain sesuai perkembangan/kebutuhan di lapangan.

Data tersebut diharapkan dapat diperoleh terutama dari Pemerintah Kota Depok
khususnya Disporaparsenibud dan kelembagaan pariwisata di kota Depok serta sumber –
sumber lainnya

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumentasi, observasi


langsung dan wawancara (interview) kepada pihak-pihak (instansi) tersebut.

C. Tahapan Analisis Data

1) Melakukan identifikasi faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki kota Depok
di sektor pariwisata
2) Melakukan identifikasi faktor-faktor peluang dan tantangan yang dihadapi kota Depok
di sektor pariwisata
3) Melakukan analisis berdasarkan identifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan
tantangan tersebut
4) Melakukan penyusunan/perumusan rancangan strategi bagi pengembangan pariwisata
di kota Depok
BAB VI

JADUAL KEGIATAN

Dihitung sejak tanggal penandatanganan Kontrak atau Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian
(SPPP), penelitian/kajian ini direncanakan selama 5 (lima) bulan dengan perincian kegiatan dan waktu
pelaksanaan seperti tertera pada tabel berikut:

Bulan / Minggu ke-


Tahapan & Jenis Kegiatan
No, 1 2 3 4 5

0 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 PERSIAPAN PENEL:

a. Penyusn Propsl. &


Penyerhn-I Propsl.

b. Presentasi Proposal

c. Perbaikan Proposal

d. Pengesahan Propsl &


Penyerhn-II Propsl.

e. Penerbitan Sprin PP
x
f. Penandatanganan SP3
2 PELAKS. PENEL.:

a. Pengumpulan data & x x x x x x x x


informasi
b. Analisis data & x x x x x x x x x x
Informasi
c. Penyusn.Laporan Hasil x x x x x x x x x x x x
Penelitn
x x x x x x
d. Penyusn. Draft publikasi
PENYELESAIAN
3
PENEL.:

a. Penyerahan-I Lap. Hsl. x


Penelitian
x
b. Seminar Hasil Penelitian

c. Perbaikan x x x
Lap.Hasil.Penelitian
d. Perbaikan Draft Artikel x x x
Ilmiah
e. Pengesahan Lap. Hsl x
Penelitian
f. Penggandaan Lap.Hsl. x x
Penelitian
g. Penyerahan-II Lap. Hsl. x
Penelitian

h. Selesai
BAB VII

PERSONALIA PENELITIAN

Personalia yang terlibat langsung dalam penelitian/kajian ini terdiri dari:

1. Ketua Peneliti:
Nama : Sumilir, SE, MM

Jenis Kelamin : Laki-laki

Disiplin Ilmu : Manajemen

Pangkat : Pembina IV/a

Fakultas : Ekonomi

Waktu : 8 (delapan) jam/minggu

2. Tenaga Administrasi : 1 (satu) orang

3. Tenaga Lapangan : 1 (satu) orang


BAB VIII

PERKIRAAN BIAYA PENELITIAN

Penelitian/kajian ini diperkirakan memerlukan biaya sebesar Rp. 6.000.000,- (Enam juta
rupiah) dengan rincian sebagai berikut :

I. Bahan dan peralatan/instrument (40 %)…………………………….: Rp. 2.400.000


a. Bahan habis pakai (kertas, tinta & CD) Rp. 500.000
b. Pencetakan& Penggandaan Proposal & Instrument Rp. 400.000
c. Pencetakan& Penggandaan Laporan Hasil Rp. 600.000
d. Penelusuran & Penghimpunan Data Rp. 450.000
e. Publikasi Hasil Rp. 450.000

II. Perjalanan/Transport ke lokasi, penelusuran pustaka ( 20%)………: Rp. 1.200.000

III. Honorarium (30%)…………………………………………………..: Rp. 1.800.000

a. Peneliti (1 orang) @ Rp.1.000.000…………….... Rp.1.000.000


b. Tenaga Administrasi & Tenaga Lapangan
(2 orang) @ Rp. 400.000,- …………………… Rp. 800.000

IV. Biaya Lainnya (10 %)……..………………………………………..: Rp. 600.000


a. Biaya presentasi proposal (handout) Rp. 100.000
b. Dokumentasi Rp. 150.000
c. Biaya seminar hasil penelitian (handout) Rp. 200.000
d. Korespondensi, komunikasi & perijinan Rp. 150.000
______________+
Total………………………………………………………………………. Rp. 6.000.000

Terbilang : “Enam juta rupiah”


DAFTAR PUSTAKA

Darwin (2010). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Edisi Pertama. Penerbit Mitra Wacana Media
, Jakarta.
Dinas Pemuda, Olah Raga, Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Depok (-------). Profil Investasi
Pariwisata Kota Depok.
Sriyamto, dkk (2002). Bunga Rampai Kota Depok, Penerbit Pandu Karya, Depok
Spillane, James J. (1987) Pariwisata Indonesia, Sejarah dan Prospeknya. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
Tim BPS Kota Depok dan Bappeda Kota Depok (2007). Kota Depok Dalam Angka 2007. BPS
Kota Depok-Depok
Tim BPS Kota Depok dan Bappeda Kota Depok (2008). Kota Depok Dalam Angka 2008. BPS
Kota Depok-Depok
Tim BPS Kota Depok dan Bappeda Kota Depok (2009). Kota Depok Dalam Angka 2009. BPS
Kota Depok-Depok
Tim BPS Kota Depok dan Bappeda Kota Depok (2010). Kota Depok Dalam Angka 2010. BPS
Kota Depok-Depok
Tim Penulis Pokja Wartawan Depok (2005). Depok Merajut Asa Membangun Kota Penerbit Pokja
Wartawan Depok, Depok.
Tim Penyusun (2006). Informasi Pelayanan Publik Pemerintah Kota Depok. Bagian Infokom
Pemkot Depok. Depok.
Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II
Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon.
Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
LAMPIRAN PROPOSAL:

RIWAYAT HIDUP PENELITI

Nama : Sumilir

Jabatan Akademik : Asisten Ahli

Jenjang Pendidikan : S-2/Magister Manajemen (Tahun 2002);

S-1 Manajemen (Tahun 1987);

SMA-IPS (Tahun 1981), SMP (1977), SD (1974).

Status : Tenaga Pengajar Tetap Fakultas Ekonomi UPNVJ

Penelitian dua tahun terakhir :

1. Penyusunan Strategi Pemberdayaan Lembaga Penerbit UPNVJ bagi Pengembangan


Universitas (Tahun 2009/2010, Tim)
2. Analisis Potensi dan Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor di Wilayah Kota Depok Jawa
Barat Tahun 2010 (Tahun 2011, Tim)
3. Penyusunan Buku Petunjuk Wisata Kota Depok Provinsi Jawa Barat (Tahun 2011/2012,
Tim, dalam proses)

Artikel Ilmiah yang diterbitkan : Ada (antara lain tahun 2003, 2004, 2005, 2008)

Buku yang diterbitkan : Ada (tahun 2005, 2007)

Jakarta, April 2012

Peneliti,

Sumilir

Вам также может понравиться