Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
1.2 Definisi
Batu ginjal terbentuk pada tubuli ginjal kemudian berada dikaliks, infundibulum, pelvis
ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal. Batu yang mengisi pielum dan
lebih dari dua kaliks ginjal memberikan gambaran menyerupai tanduk rusa sehingga disebut batu
staghorn.1
1.2 Anatomi
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal
bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Pada
sisi ini terdapat hilus ginjal yaitu tempat struktur-struktur pembuluh darah, system limfatik,
sisem saraf dan ureter menuju dan meninggalkan ginjal.1
Besar dan berat ginjal sangat bervariasi, hal ini tergantung pada jenis kelamin, umur,
serta ada tidaknya ginjal pada sisi yang lain. Pada autopsi klinis didapatkan bahwa ukuran ginjal
orang dewasa rat-rata adalah 1,5 cm (panjang) x 6 cm (lebar) x 3,5 cm (tebal) dengan berat yang
bervariasi, antara 120-170 gram, atau kurang lebih 0,4% dari berat badan.
1
Gambar: struktur ginjal
1.3 Epidemiologi
Batu saluran kemih merupakan 3 penyakit terbanyak di bidang urologi disamping infeksi
saluran kemih dan pembesaran prostat benigna. Dua hingga lima persen populasi akan
mengalami penyakit ini dalam kehidupannya. Kebanyakan usia penderita antara 20-50 tahun
dengan perbandingan penderita laki-laki dan perempuan 3:1. Ada kecenderungan anggota
keluarga menderita penyakit ini. Batu saluran kemih mempunyai kecenderungan berulang.2
Angka kejadian batu saluran kemih tidak sama di berbagai belahan dunia. Di negara-
negara berkembang banyak dijumpai pasien batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih
banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas, hal ini karena adanya pengaruh status
gizi dan aktivitas pasien sehari-hari.3
1.4 Etiologi
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin,
gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, benda asing dan keadaan-keadaan lain
yang masih belum terungkap (idiopatik).1
2
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu
saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor intrinstik yaitu keadaan yang
berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan
disekitarnya.1,2,4
Faktor intrinsik itu antara lain adalah1,2,4 :
- Herediter (keturunan): penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.
- Umur: penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 20-50 tahun.
- Jenis kelamin: jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien
perempuan.
- Pernah menderita gout sebelumnya.
- Anatomi individual yang tidak normal: tubular ectasia (medullary sponge kidney), pelvo-
ureteral junction obstruction, caliceal diverticulum, caliceal cyst, ureteral stricture,
vesico-ureteral reflux, horseshoe kidney
3
1.5 Efek Batu Pada Saluran Kemih5
Ukuran dan letak batu biasanya menentukan perubahan patologis yang terjadi pada
traktus urinarius :
A. Pada ginjal yang terkena
• obstruksi
• infeksi
• epitel pelvis dan calis ginjal menjadi tipis dan rapuh.
• iskemia parenkim.
• metaplasia
B. Pada ginjal yang berlawanan
• compensatory hypertrophy
• dapat menjadi bilateral
4
Hematuri sering dikeluhkan pasien akibat trauma pada mukosa saluran kemih yang
disebabkan oleh batu. Hematuria yang terjadi dapat berupa gross hematuria atau warna kencing
seperti air teh. Kadang-kadang hematuri didapatkan dari pemeriksaan urinalisa berupa hematuria
mikroskopik.2
Jika didapatkan demam harus dicurigai suatu urosepsis dan ini merupakan kedaruratan
bidang urologi. Dalam hal ini harus ditentukan letak kelainan anatomik pada saluran kemih yang
mendasari timbulnya urosepsi dan segera dilakukan terapi berupa drainase dan pemberian
antibiotika.1
5
Pemeriksaan kimia darah (fungsi ginjal dan asam urat)
6
Kolik ureter maupun ginjal khususnya yang kanan, perlu dipertimbangkan kemungkinan
kolik saluran cerna, kandung empedu, atau apendisitis akut. Pada perempuan perlu juga
dipertimbangkan kemungkinan adneksitis. Bila terjadi hematuria, perlu dipertimbangkan
kemungkinan keganasan apalagi bila hematuria terjadi tanpa nyeri.
1.10 Terapi
Batu dapat dikeluarkan dengan cara medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL, melalui
tindakan endourologi, bedah laparoskopi, atau pembedahan terbuka.3,4,6,7
Medikamentosa
Terapi ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu
dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi supaya dapat
mendorong batu keluar dari saluran kemih. Terapi pereda nyeri dengan golongan NSAID untuk
nyeri kolik juga dianjurkan.3,4,7
ESWL (extracorporeal shock wave lithotripsy)
Prosedur memecahkan batu ginjal atau dari luar tubuh dengan menggunakan gelombang
kejut sehingga menjadi pecahan halus yang dapat keluar bersama air seni. Alat ini dapat
memecah batu ginjal, batu ureter proksimal, atau batu buli-buli tanpa melalui tindakan invasive
dan tanpa pembisuan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan
melalui saluran kemih. Tidak jarang pecahan-pecahan batu yang sedang keluar menimbulkan
perasaan nyeri kolik dan menyebabkan hematuria.3,6
Endourologi
Tindakan endourologi adalah tindakan invasive minimal untuk mengeluarkan batu
saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran
kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih. Alat itu dimasukkan
melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Proses pemecahan batu dapat
dilakukan secara mekanik, dengan memakai energi hidraulik, energi gelombang suara, atau
dengan energi laser. Beberapa tindakan endourologi itu adalah: 1,4
PNL (percutaneous Nephro Litholapaxy): yaitu mengeluarkan batu yang berada di dalam saluran
ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kalises melalui insisi pada kulit. Batu
kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil.
7
Litotripsi : yaitu memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukkan alat pemecah batu
(litotriptor) kedalam buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan dengan evakuator Ellik.
Ureteroskopi atau uretero-renoskopi: yaitu memasukkan alat ureteroskopi peruretra untuk
melihat keadaan ureter atau system pielo-kaliks ginjal. Dengan memakai energi tertentu, batu
yang berada di dalam ureter maupun system pelvikalises dapat di pecah malalui tuntunan
ureteroskopi/ureterorenoskopi.
Ekstrasi Dormia : yaitu mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui alat keranjang
Dormia.
Bedah Laparoskopi
Pembedahan laparoskopi untuk mengambil batu saluran kemih saat ini sedang
berkembang. Cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu ureter.1,4
Bedah terbuka
Di klinik-klinik yang belum mempunyai fasilitas yang memadai untuk tindakan-tindakan
endourologi, laparoskopi, maupun ESWL, pengambilan batu masih dilakukan melalui
pembedahan terbuka. Pembedahan terbuka itu antara lain adalah : pielolitotomi atau
nefrolitotomi untuk mengambil batu pada saluran ginjal, dan ureterolitotomi untuk batu di ureter.
Tidak jarang pasien harus mengalami tindakan nefrektomi atau pengambilan ginjal karena
ginjalnya sudah tidak berfungsi dan berisi nanah (pionefrosis), korteksnya sudah sangat tipis atau
mengalami pengkerutan akibat batu saluran kemih yang menimbulkan obstruksi dan infeksi yang
menahun. 1,7
8
BAB II
LAPORAN KASUS BAGIAN ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
ANAMNESIS
Autoanamnesa
Keluhan Utama: Nyeri pinggang kiri sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS)
Riwayat Penyakit Sekarang:
- Sejak 3 hari SMRS pasien mengeluhkan nyeri pinggang kiri yang terus menerus dan
menjalar ke perut kiri, tidak menjalar ke paha dalam dan kantong pelir, nyeri tidak
bertambah dengan makan makanan, pasien tidak mengeluhkan adanya mual, muntah,
maupun demam. BAK tidak ada keluhan, warna kuning biasa, nyeri saat BAK tidak ada,
BAK tidak lebih sering pada malam hari, pasien tidak mengeluhkan sulit menahan BAK,
tiap BAK merasa puas, tidak pernah BAK berdarah, tidak ada riwayat kencing berpasir
dan riwayat keluar batu, BAK terputus-putus tidak ada. Pasien juga mengeluhkan BAB
berdarah, warna merah segar dan BAB keras. Jika ingin BAB diawali keluarnya kotoran,
kemudian darah. Terkadang terasa seperti ada yang keluar dari anus namun bukan
kotoran yang nantinya akan masuk sendiri. Kemudian pasien berobat ke RSUD Pasir
Pangarayan dan dirujuk ke RSUD AA.
9
Riwayat trauma (-)
Riwayat Maag (+)
Riwayat Hemoroid (+) sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat Kebiasaan
- Kebiasaan minum yang kurang (+)
- Sering mengkonsumsi jeroan (-)
- Sering minum minuman penambah tenaga (2x sehari)
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
- Keadaan umum : Tampak sakit sedang
- Kesadaran : Komposmentis
- Keadaan gizi : TB: 159 cm, BB: 72 kg. IMT= 28,48
- Vital sign :
o Tekanan darah : 140/90 mmHg
o Nadi : 106 kali/menit, reguler, isi cukup
o Suhu : 36,6 oC
o Frek. Napas : 22 kali/menit
Pemeriksaan kepala dan leher : Konjunctiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokhor
diameter 3 mm
Pemeriksaan thoraks : Dalam Batas Normal (DBN)
Pemeriksaan abdomen : status lokalis
Pemeriksaan ekstremitas : DBN
Pemeriksaan kelenjar limfe : DBN
Pemeriksaan genitourinarius : DBN
Pemeriksaan rektal toucher : Tonus sphingter ani baik, massa (-), mukosa licin, prostat
teraba kenyal, nyeri tekan arah jam 12, handscoon: feses (-), darah (-)
10
STATUS LOKALIS
Pemeriksaan abdomen :
Inspeksi : perut datar, sikatrik (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : perut supel, nyeri tekan (+) pada regio lumbal sinistra , hepar dan lien tidak
teraba.
Status Urologikus
Regio Flank/CVA kanan kiri
Tanda radang (-) (-)
Ballotement sulit dinilai sulit dinilai
Nyeri tekan (-) (+)
Nyeri ketok (-) (+)
Massa (-) (-)
Jaringan parut/ bekas operasi (-) (-)
Suprapubis
Inspeksi : Buli- buli tidak membengkak
Palpasi : Buli tidak penuh, nyeri tekan (-), Massa (-)
Genetalia Eksterna
OUE : tidak terpasang folley catheher
Diagnosis kerja
Renal pain sinistra ec Susp nefrolithiasis sinistra + hemoroid interna grade 1
Diagnosis Banding
Renal pain sinistra ec Susp pielonephritis sinistra + hemoroid interna grade 1
Gastritis + hemoroid interna grade 1
11
Pemeriksaan Penunjang (24-8-2011)
Darah rutin : Hb : 6,1 gr %
Ht : 18,8 vol %
Leukosit : 8500/mm3
Eritrosit : 2.820.000/mm3
Trombosit : 217.000/mm3
12
Kesan : Batu pada ginjal kanan dan kiri
13
Asam tranexamat 1 x 100 mg
Ketorolac 1x 30 mg
Prognosis : Bonam
Usulan Penatalaksanaan: Rencana ESWL
Follow up :
Tanggal 26-8-2011
S : nyeri pinggang kiri menjalar ke perut kanan dan kiri BAK baik, BAB masih berdarah
tapi sudah bisa keluar lebih banyak dari sebelumnya.
O : TD : 130/90, Nadi : 102x/i, RR : 22x/i, T : 36,6oC
Status lokalis :
Nyeri tekan regio lumbal kiri(+), Nyeri tekan regio lumbal kanan (-) Bising usus (+).
A : Nefrolitiasis bilateral + hemoroid interna grade 1
P : Th/ lanjut, Urinalisis, Faal ginjal, USG abdomen
Tanggal 27-8-2011
S : nyeri pinggang kiri berkurang, BAK baik, BAB masih berdarah tapi sudah bias keluar
lebih banyak dari sebelumnya.
O : TD : 140/90, Nadi : 92x/i, RR : 20x/i, T : 36,5oC
Status lokalis :
Nyeri tekan regio lumbal kiri(+), Nyeri tekan regio lumbal kanan (-) Bising usus (+).
A : Nefrolitiasis bilateral + hemoroid interna grade 1
P : Th/ lanjut, Urinalisis, Faal ginjal, USG abdomen
Tanggal 28-8-2011
Pasien pulang atas permintaan sendiri
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Purnomo B. Batu saluran Kemih. Dalam: Dasar-Dasar urologi. Edisi kedua. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. 2007. 57-66
2. Stead AG, Stead SM, Kaufman MS, Kent TS. First Aid surgery clerkship. Singapore :
Mc Graw Hill. 2004. 455-458.
3. Sjabani M. Batu Saluran Kemih. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. 2006.
563-56.
4. Tiselius HG, Ackerman D, alken P, Buck C, Conort P, Galluci M, Knoll T. Guidelines on
urolithiasis. European association of Urology. 2006.
5. Webmaster. Renal Calculus. Diunduh dari : http://www.icm.tn.gov.in. Last update :
November 2007
6. Tanagho, Aninch. Smith’s General Urology. San Fransisco. 2004. 175-187.
7. Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. Saluran kemih dan Alat Kelamin laki-laki. Dalam: Buku
Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC. 2005. 733-81
15