Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Ummat Islam di perintah oleh Allah SWT untuk berlomba-lomba dengan ummat
yang lain dalam berbuat kebaikan, semua perbuatan akan mendapatkan penilaian
dari Allah SWT, amal siapakah yang dinilai baik oleh Allah SWT? Jawabannya
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka kami merumuskan beberapa hal
yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu :
PEMBAHASAN
Tingkah laku atau perbuatan menjadi baik dalam arti akhlak, apabila
membimbing manusia ke arah tujuan akhir, yaitu dengan melakukan perbuatan
yang membuatnya baik sebagai manusia
2.3 Berkompetisi dalam Kebaikan Sesuai Perintah Allah SWT dalam Surat Al-
Baqarah:148 dan Surat Al Fathir : 32
Berikut ini adalah beberapa ayat Al-Qur’an yang memerintahkan kepada kita
Ummat Islam untuk berlomba-lomba dengan ummat yang lain dalam berbuat
kebaikan. Diantaranya Surah al-Baqarah ayat 148 dan surah fathir ayat 32 :
Isi Kandungan
Tiap tiap umat ada kiblatnya masing masing yang dijadikan arah untuk ibadah
pada zamanya. Umat Islam menhadapkan wajahnya dalam beribadah menuju ke
arah Masjidil Haram yang di dalamnya ada bangunan Kakbah. Umat nabi Ibrahim
dan Ismail juga menghadap ke arah Kakbah sedangkan umat Bani Izrail dan umat
Nasrani menghadap ke arah Baitul Maqdis. Allah swt memberikan ketentuan bagi
setiap umat manusia dalam beribadah kepadaNya dengan menunjukkan rah kiblat
yang sudah di tentukan. Manusia yang taat dan patuh terhadap apa yang
diperintahkan Allah tentu akan melaksanakan dengan penuh taqwa, sedangkan
orang yang ingkar akan mencari dan membuat arah kiblat sendiri sesuai dengan
keinginanya.
Allah swt akan dapat menilai dan melihat hamba hambanya yang patuh dan taat,
dapat pula melihat hambanya yang melanggar serta meninggalkan perintahnya.
Manusia yang senantiasa berbuat baik dan taat pastilah Allah akan membalasanya
dengan pahala berupa Syurga, Sedangkan manusia yang lalai dan meninggalkan
perintah Allah maka tempatnya adalah di Neraka yang apinya senantiasa menyala
nyala.
Hari kiamat sebagi hari pembalasan akan menjadi suatu masa bahwa setiap
perbuatan manusia akan diminta pertanggungjawabanya. Perbuatan baik sekecil
appun pasti akan mendapat balasanya demikian juga perbuatan buruk atau jahat
sekecil apapun juga akan mendapat balasan yang sangat adil dan setimpal. Tak
ada satupun manusia di hari kiamat yang akan dapat meloloskan diri dari
pengadilan Allah swt. Kehidupan di akhirat hakekatnya adalah kehidupan hakiki
dan merupakan kehidupan yang sebenarnya,oleh karena itu kehidupan yang
sebentar di dunia ini hendaklah benar benar digunakan dengan sebaik baiknya
untuk di isi dengan amal perbuatan yang baik. Kebahagiaan manusia di akhirat
sesungguhnya ditentukan oleh kebahagiaan di dunia ini dengan satu syarat
senantiasa melakukan dan melaksanakan syariat Allah dengan sebaik baiknya.
Allah swt sudah memberikan gambaran dan peringatan agar manusia berhati hati
dalam hidup ini sebagaimana banyak tertuang dalam firman Allah yang berisi
agar manusia berbuat baik, karena setiap perbuatan akan kembali kepada manusia
itu sendiri. Seperti disebutkan dalam Al quran surat, Al-baqarah ayat;
25,58,83,195, Al-Maidah : 13, Al-An`am : 84, Al-A`raf : 56, Yunus: 26, dan Surat
Yunus : 7
Selain firman Allah tersbut masih banyak surat dalam Al quran yang
memerintahkan untuk berbuat baik. Maka dengan niat penuh keikhlasan
hendaklah kita awali dan perbaharui hidup ini dengan niat untuk senantiasa
melakukan amal amal perbuatan yang baik.
Kita harus berusaha untuk menjadi pribadi yang selalu berusaha untuk
berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya, dan juga meyakini bahwa nantinya
akan ada hari kiamat/hari pembalasan.
Meyakini bahwa setelah hidup di dunia masih ada kehidupan yang
selanjutnya yaitu di alam kubur dan alam akhirat, sehingga di dunia ini
kita harus berbuat kebaikan yang sebanyak-banyaknya untuk bekal di
akhirat nanti.
Sebagai seorang muslim kita harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-
baiknya, contohnya, adalah menggunakan waktu luang untuk
memperbanyak ibadah kepada Allah swt.
Memperbanyak berbuat kebaikan karena nantinya akan mendapatkan
pembalasan di hari pembalasan nanti. Ingat, bahwa kebaikan sekecil
apapun yang kita kerjakan selama di dunia ini pasti akan mendapatkan
balasan, sebaliknya kejahatan sekecil apapun juga akan mendapatkan
balasan.
Senang berbuat baik terhadap diri sendiri dan orang lain serta alam
sekitarnya sebagai bukti dari keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah
swt.
Di sekolah kita harus berlomba-lomba dalam kebaikan, misalnya dalam
belajar, dalam mengerjakan ulangan secara jujur, sehingga kita bisa
mendapatkan nilai yang terbaik dan memuaskan.
B. Surat Al Fathir : 32
Isi Kandungan :
Berdasarkan surat dan ayat di atas Ibnu Taimiyyah membagi manusia kedalam
tiga derajat kedudukan manusia :
3. Golongan Sabiqun Bil Khairat, ialah golongan dari manusia yang senantiasa
aktif dalam melakukan kebaikan. Golongan ini memiliki ruhiyyah yangtinggi
dengan senantiasa melaksanakan yang wajib dan mengerjakan amalan amalan
yang sunat. Hidupnya istiqomah dan menjauhi dari perkara perkara yang syubhat
dan ragu ragu dalam kehidupan sehari hari.
Allah swt mewariskan kitab ( Al Quran ) kepada hamba hambanya yang terpilih
untuk diamalkan dan dikerjakan apa yang diperintahkan dan dilarang dalam kitab
tersebut. Dalam kenyataanya manusia memiliki berbagai ragam bentuk aktifitas
untuk menerima dan mewarisi kitab yang telah Allah wariskan. Ada diantara
mereka menanggapi kitab Allah dengan sungguh sungguh dan mengerjakanya
dengan amal amal perbuatan baik karena mendapatkan ridho dan izin Allah,
adapula yang menerima dengan seenaknya tanpa mau mengerjakan apalagi
mentaati isi dan ajaran kitab Allah tersebut sehingga apa yang dilakukanya
sesungguhnya seperti menganiaya diri sendiri. Karena manusia yang tidak mau
beramal baik sesuai dengan kitab Allah sesungguhnya amal perbuatan itu akan
kembali pada dirinya sendiri. Dan yang lebih banyak manusia itu ada di
pertengahan yang terkadang taat namun dilain waktu manusia itu melanggar.
Kitab Allah ( Al-Quran ) merupakan satu pedoman hidup manusia baik untuk
kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan hidup di akhirat. Agar manusia
mampu meraih kedua hal tersebut maka manusia dituntut untuk mampu
memahami, membaca, dan mengamalkan apa yang terkandung dalam kitab Allah
tersebut. Orang Islam mempunyai kewajiban untuk mampu dan dapat membaca
Al-quran dengan baik dan benar, memahami arti dan maknanya, serta
mengamalkan apa yang ada didalamnya.
Sayid Sabiq dalam kitabnya telah membagi akhlak manusia kedalam tiga
tingkatan :
1. Nafsu Amarah, ialah nafsu manusia yang tingkatanya paling rendah dan sangat
hina karena senantiasa mengutamakan desakan dan bisikan hawa nafsu yang
merupakan godaan syaitan.
2. Nafsu Lawwammah, ialah nafsu yang senantiasa menjaga amal manusia untuk
berbuat salih dan berhati hati serta instropeksi terhadap kesalahan kesalahan
apabila terperosok kedalam kemungkaran.
3. Nafsu Muthmainah, ialah akhlak manusia yang paling tinggi derajatnya karena
memiliki ruhani dan jiwa yang tenang, suci, dalam keadaan selalu melakukan
kebaikan kebaikan dan beramal shalih.
Kita harus selalu berusaha untuk menjadi orang-orang yang bertaqwa dengan
menjalankan apa-apa yang telah diperintahkan dan menjauhi apa-apa yang telah
menjadi larangannya.
Pengeritan Taat. Taat artinya tunduk, baik kepada Allah Swt., pemerintah,
orang tua dan lain-lain, tidak berlaku curang, dan setia.
Pengertian aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan.
Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang
telah diatur baik oleh Allah Swt., nabi, pemimpin, atau yang lainnya. Di
rumah terdapat aturan, di sekolah terdapat aturan, di lingkungan
masyarakat terdapat aturan, di mana saja kita berada, pasti ada aturannya.
Aturan dibuat dengan maksud agar terjadi ketertiban dan ketenteraman.
Mustahil aturan dibuat tanpa adanya tujuan. Oleh karena itu, wajib
hukumnya kita menaati aturan yang berlaku. Taat kepada Allah Swt.
adalah hal yang paling utama, namun kita juga harus taat kepada para
pemimpin kita selama tidak bertentangan dengan aturan agama.
Aturan yang tertinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu
aturan-aturan yang terdapat pada al-Qur’an. Sementara di bawahnya ada
aturan yang dibuat oleh Nabi Muhammad saw., yang disebut sunah atau
hadis. Di bawahnya lagi ada aturan yang dibuat oleh para pemimpin
(amir), baik pemimpin pemerintah, negara, daerah, maupun pemimpin
yang lain, termasuk pemimpin keluarga.
Peranan para pemimpin sangatlah penting. Sebuah institusi, dari terkecil
sampai pada suatu negara sebagai institusi terbesar, tidak akan stabil tanpa
adanya pemimpin. Tanpa adanya seorang pemimpin dalam sebuah negara,
tentulah negara tersebut akan menjadi lemah dan mudah terombang-
ambing oleh kekuatan luar. Oleh karena itu, Islam memerintahkan
umatnya untuk taat kepada pemimpin karena dengan ketaatan rakyat
kepada pemimpin (selama tidak melakukan maksiat), akan terciptalah
keamanan dan ketertiban serta kemakmuran.
Ayat dan hadis yang berhubungan dengan ketaatan pada aturan dan
pimpinan. Dalam agama Islam, banyak dalil yang menunjukkan perintah
untuk mentaati pemerintah, selain dalam hal maksiat kepada Allah.
Diantaranya firman Allah dalam Al-Quran :
َللاَ أَ ِطيعُوا آ َمنُوا الَّذِينَ أَيُّ َها يَا َّ سو َل َوأ َ ِطيعُوا َّ ش أيء فِي تَنَازَ أعت ُ أم فَإ ِ أن ِم أن ُك أم أاْل َ أم ِر َوأُو ِلي
ُ الر َ ُ إِلَى فَ ُردُّوه
َّ سو ِل
َِللا َّ اَلل تُؤأ ِمنُونَ ُك أنت ُ أم إِ أن َو
ُ الر أ أ
ِ َّ ِاْل ِخ ِر َواليَ أو ِم ب
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu." (QS. An-Nisa: 59)
Etos berasal dari bahasa Yunani yang berarti sesuatu yang diyakini, cara
berbuat, sikap serta persepsi terhadap nilai bekerja. Sedangkan Etos Kerja
Muslim dapat didefinisikan sebagai cara pandang yang diyakini seorang muslim
bahwa bekerja tidak hanya bertujuan memuliakan diri, tetapi juga sebagai suatu
manifestasi dari amal sholeh dan mempunyai nilai ibadah yang luhur.
Apabila bekerja itu adalah fitrah manusia, maka jelaslah bahwa manusia
yang enggan bekerja, malas dan tidak mau mendayagunakan seluruh potensi diri
untuk menyatakan keimanan dalam bentuk amal kreatif, sesungguhnya dia itu
melawan fitrah dirinya sendiri, dan menurunkan derajat identitas dirinya sebagai
manusia.
Setiap muslim selayaknya tidak asal bekerja, mendapat gaji, atau sekedar
menjaga gengsi agar tidak dianggap sebagai pengangguran. Karena, kesadaran
bekerja secara produktif serta dilandasi semangat tauhid dan tanggung jawab
merupakan salah satu ciri yang khas dari karakter atau kepribadian seorang
muslim.
dimensi ma’rifat (aku tahu), dimensi hakikat (aku berharap), dan dimensi
syariat (aku berbuat).
ش َهادَةِ فَيُن َِبئ ُ ُك ْم ِب َما ِ سولُهُ َو ْال ُمؤْ ِمنُونَ ۖ َو َست ُ َردُّونَ إِلَ ٰى َعا ِل ِم ْالغَ ْي
َ ب َوال ُ ّللاُ َع َملَ ُك ْم َو َر َ ََوقُ ِل ا ْع َملُوا ف
َ سيَ َرى
َُك ْنت ُ ْم تَ ْع َملُون
Artinya:
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjabaran diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa manusia tak
lepas dari sebuah dosa. Dimanapun kita berada pasti kita sering melakukan dosa
setiap harinya ,entah kita sadari atau tidak.Apabila kita ingin berbuat baik kepada
orang lain.Terkadang kita salah mengerti dengan keadaan orang tersebut sehingga
terjadi salah paham diantara sesama.
3.2 Saran
Berbuat kebaikan jelas diperintahkan oleh Allah SWT. Perintah untuk berlomba-
lomba dalam berbuat kebaikan, dapat kita temukan dalam Al-Quran maupun Al-
Hadist.
DAFTAR PUSTAKA
http://anandalangkai.blogspot.co.id/2015/09/membangun-bangsa-melalui-
perilaku-taat.html
https://mubt4.blogspot.co.id/2015/09/pendidikan-agama-islam-taat-peraturan.html
http://www.bisosial.com/2012/11/pengertian-konpetisi.html