Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/
PENDAHULUAN
Waktu itu ibarat uang, sangatlah berharga. Tapi bedanya, uang bisa saja kita
dapatkan kembali jika hilang atau mungkin kita bisa mendapatkan gantinya,
sedangkan waktu yang hilang sampai kapanpun tidak akan pernah bisa kembali.
Lalu sudah seberapa maksimalkah kita memanfaatkan waktu kita yang
berharga ini ? Kebanyakan dari kita hanya menghabiskan waktu dengan sia-sia dan
akhirnya menyesal. Sebenarnya jika kita ingin mengatur kehidupan kita, merubahnya
menjadi menyenangkan itu mudah saja, yang kita butuhkan adalah mengatur waktu
kita sebaik-baiknya. Pengaturan waktu yang efektif merupakan hal yang mendasar
untuk lingkup berbagai wilayah kehidupan.
Manajemen waktu dapat membuat kita menyelesaikan pekerjaan secara
cepat. Selain itu manajemen waktu dapat meningkatkan kualitas kehidupan baik
dalam pekerjaan maupun diluar pekerjaan
Manajemen waktu merupakan alat yang efektif untuk membantu seseorang
maupun organisasi meraih sasarannya sehingga penting untuk memahami dan
mengamalkan ilmu manajemen waktu. Bagaimanapun juga, waktu adalah karunia
Allah SWT yang bersifat tidak dapat disimpan, tidak dapat diulang, dan tidak dapat
dihentikan. Sehingga, ketika tujuh menit kita lewatkan begitu saja, tanpa ada amalan
yang terbaik yang kita lakukan, maka hilanglah sudah tujuh menit tersebut dan jadilah
kita merugi sebagaimana yang Allah SWT sampaikan dalam QS Al Ashr Ayat 1-3
berikut: (1) Demi Masa. (2) Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam
kerugian, (3) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan
nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran, dan nasihat-menasihati supaya
menetapi kesabaran.
1. Filasafat idealisme
Suatu keadaan yang amat sempurna yang menjadi pola dari segala sesuatu
yang kita dapati didunia ini, filsafat ini diterapkan dalam manajemen marxis dan
codetermination yang popular di Negara sosialis, jerman dan skandinavia.
2. Filsafat realisme
Dunia ini dan segala sesuatu yang terdapat didalamnya adalah kenyataan yang
tidak dapat dibantah, filsafat ini beriringan dengan revolusi industri inggeris yang
disusun Frederick W. taylor.
3. Filsafat neo-thomisme
Kenyataan itu rasio, keadaan, dan Tuhan sedangkan kebenaran adalah intuisi,
segala sesuatu yang masuk akal dan yang diwahyukan Tuhan banyak
dipraktikan oleh manajemen katholik yang merujuk pada bible.
Mengapa kita perlu memanajemen waktu kita sebaik mungkin ? Selain karena
waktu itu sangat berharga, ada beberapa alasan lainnya, diantaranya :
Orr dan Traccy menjelaskan efek-efek dalam manajemen waktu yakni sebagai
berikut :
1. Dapat meningkatkan keteraturan hidup, percaya diri dan disiplin.
2. Meningkatkan kualitas kehidupan diluar jam kerja.
3. Meningkatkan penghasilan pada tiap individu.
4. Meningkatkan kepuasan kerja pada individu.
5. Mengurangi kesalahan yang dibuat dalam pekerjaan.
6. Mengurangi jumlah krisis yang dihadapi individu.
7. Menurunnya tingkat stress individu.
8. Dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dan diperoleh prestasi kerja yang
baik.
9. Dapat meningkatkan kecepatan kerja.
10. Meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja.
1. Perencanaan
Proses perencanaan diperlukan untuk membuat seseorang tetap pada
pilihannya untuk menyeleksi pekerjaan yang ada dengan didorong oleh tekad
untuk mengerjakan pekerjaan sampai tuntas.
2. Menetapkan Prioritas
Menentukan prioritas berarti berusaha menentukan mana hal yang harus
didahulukan berdasarkan tingkat kepentingannya.
3. Melakukan Delegasi
Delegasi artinya menyerahkan suatu pekerjaan kepada orang lain yang dinilai
tepat dan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut sehingga waktu yang kita
miliki akan lebih efisien.
4. Disiplin Diri
Disiplin diri akan mengarahkan individu untuk mementingkan pada tugasnya
sendiri dan menghindarkan diri hari hal-hal yang dapat menghambat
penyelesaian tugas.
1. menonton televisi
2. menelepon
3. melakukan perjalanan pulang pergi
4. melamun
5. menunggu
6. melayani tamu yang tidak diundang
7. mengerjakan pekerjaan lain yang seharusnya tidak dikerjakan
2. Penting
Tipe pekerjaan dengan prioritas ini harus disikapi dengan menjadwalkan
pekerjaan dengan cermat. Jangan sampai pekerjaan penting diabaikan sehingga
pekerjaan ini menjadi pekerjaan mendesak dan penting. Sebaiknya gunakan
waktu produktif untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
Dibawah ini adalah prinsip – prinsip klasik yang dapat dijadikan dasar
untuk delegasi yang efektif :
1. Prinsip scalar.
2. Prinsip kesatuan perintah.
3. Tanggung jawab, wewenang, dan akuntabilitas.
Delegasi lebih dari sekedar memberikan orang lain tugas untuk mengerjakan
sesuatu. Dengan mengikuti cara pemilihan orang yang tepat dan teratur serta bijak,
memilih bawahan dengan keahlian yang paling cocok dengan pekerjaannya, atau
Pengertian Asertif
Secara umum, orang yang asertif dicirikan dengan sikapnya yang terbuka,
jujur, sportif, adaptif, aktif, positif, dan penuh penghargaan terhadap diri sendiri
maupun orang lain. Beberapa ciri lain, diantaranya adalah:
a. Mampu mengekspresikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan dirinya, baik
secara verbal maupun non verbal secara bebas, tanpa perasaan takut,
cemas, dan khawatir.
b. Mampu menyatakan “tidak” pada hal-hal yang memang dianggap tidak
sesuai dengan kata hati atau nuraninya.
1. Menurut Pratanti (2007) sikap atau pun perilaku agresif cenderung akan
merugikan pihak lain karena seringkali bentuknya seperti mempersalahkan,
mempermalukan, menyerang (secara verbal ataupun fisik), marah-marah,
menuntut, mengancam, sarkase (misalnya kritikan dan komentar yang tidak
enak didengar), sindiran ataupun sengaja menyebarkan gosip.
2. Menurut Lazarus (Fensterheim, l980) dalam Iriani (2009) perilaku asertif
mengandung suatu tingkah laku yang penuh ketegasan yang timbul karena
adanya kebebasan emosi dan keadaan efektif yang mendukung yang antara
lain meliputi :
a. menyatakan hak-hak pribadi.
b. berbuat sesuatu untuk mendapatkan hak tersebut
c. melakukan hal tersebut sebagai usaha untuk mencapai kebebasan emosi.
Sebaliknya orang yang kurang asertif adalah mereka yang memiliki ciri - ciri
a). terlalu mudah mengalah/ lemah, b). mudah tersinggung, cemas, c). kurang yakin
pada diri sendiri, d). sukar mengadakan komunikasi dengan orang lain
Tips untuk berperilaku asertif yang dapat digunakan adalah (Pratanti, 2007)
Tentukan sikap yang pasti, apakah anda ingin menyetujui atau tidak. Jika
kamu belum yakin dengan pilihan anda, maka anda bisa minta kesempatan berpikir
sampai mendapatkan kepastian.
1. Berikan penjelasan atas penolakan anda secara singkat, jelas, dan logis.
Penjelasan yang panjang lebar hanya akan mengundang argumentasi pihak
lain.
2. Gunakan kata-kata yang tegas, seperti secara langsung mengatakan “tidak”
untuk penolakan, dari pada “sepertinya saya kurang setuju..sepertinya saya
kurang sependapat…saya kurang bisa…..”
3. Pastikan pula, bahwa sikap tubuh anda juga mengekspresikan atau
mencerminkan “bahasa” yang sama dengan pikiran dan verbalisasi anda
…Seringkali orang tanpa sadar menolak permintaan orang lain namun dengan
sikap yang bertolak belakang, seperti tertawa-tawa dan tersenyum.
4. Gunakan kata-kata “Saya tidak akan….” atau “Saya sudah memutuskan
untuk…..” dari pada “Saya sulit….”. Karena kata-kata “saya sudah
memutuskan untuk….” lebih menunjukkan sikap tegas atas sikap yang anda
tunjukkan.
5. Jika anda berhadapan dengan seseorang yang terus menerus mendesak
anda padahal anda juga sudah berulang kali menolak, maka alternatif sikap
atau tindakan yang dapat anda lakukan : mendiamkan, mengalihkan
pembicaraan, atau bahkan menghentikan percakapan.
6. Anda tidak perlu meminta maaf atas penolakan yang anda sampaikan (karena
anda berpikir hal itu akan menyakiti atau tidak mengenakkan buat orang
lain)…Sebenarnya, akan lebih baik anda katakan dengan penuh empati
seperti : “saya mengerti bahwa berita ini tidak menyenangkan bagimu…..tapi
secara terus terang saya sudah memutuskan untuk …
7. Janganlah mudah merasa bersalah ! anda tidak bertanggung jawab atas
kehidupan orang lain…atau atas kebahagiaan orang lain.
3. Menentukan Batasan
Bertindak asertif dalam menentukan batasan berarti mengambil
tanggungjawab untuk keputusan yang diambil, bagaimana menghabiskan
sumber daya pribadi tanpa merasa marah kepada orang lain yang mengajukan
permintaan tersebut.
Ketika menghadapi sebuah permintaan, langkah pertama adalah
menentukan seberapa jauh kita mau memenuhi permintaan tersebut. Jika perlu
waktu untuk mengambil keputusan, menunda keputusan adalah tindakan yang
tepat asalkan kita kembali ke orang tersebut dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan.
4. Membuat Permintaan
Meminta sesuatu yang diinginkan dari orang lain secara langsung juga
diperlukan pada hubungan yang sehat. Jika kita berada pada posisi manajemen,
menyatakan keinginannya dengan jelas dari orang lain adalah suatu bagian
penting untuk mencapai tujuan organisasi.
Pada hubungan yang sederajat, membuat permintaan seperti meminta
pertolongan, adalah suatu bagian penting dari komunikasi yang jujur. Kita harus
percaya bahwa orang lain akan meresponnya secara asertif, termasuk berkata
"tidak". Kita tidak perlu bereaksi berlebihan ketika seseorang menolak
permintaan kita dengan cara yang asertif.
5. Berlaku Persisten
Salah satu aspek penting dalam perilaku asertif adalah persisten untuk
menjamin bahwa hak-hak anda dihargai. Sering ketika kita telah menentukan
batasan atau telah berkata "tidak", lalu orang-orang disekitar kita akan membujuk
untuk mengubah pikiran.
Jika kita mengulangi pernyataan keputusan itu dengan santai, kita telah
bertindak asertif tanpa menjadi agresif dan tanpa menyerah. Respon,
mengulangi pernyataan keputusan dengan santai, sering disebut respon "kaset
rusak" (Smith, 1975).
6. Membingkai Kembali
Menurut Kaufman, bingkai adalah jalan pintas kognitif yang digunakan
orang untuk membuat suatu informasi yang kompleks menjadi masuk akal.
Teknik pembingkaian kembali juga termasuk:
a. Fokus membangun komunikasi yang efektif untuk suatu kelompok tujuan
yang terbatas.
b. menguji validitas/keabsahan perspektif orang lain.
c. Menentukan kesamaan pandangan/tujuan. Mencari hal-hal yang sama-sama
disetujui dan fokus pada hasil yang diinginkan dengan perspektif jangka
panjang.
d. Mengenali kesempatan untuk mencari solusi-solusi yang belum
dieksplirasi/difikirkan lebih mendalam.
7. Mengabaikan Provokasi
Konflik interpersonal dapat memunculkan berbagai metode untuk
"menang" dengan cara menghina atau mengintimidasi orang lain. Misalnya,
pasien yang marah atau putusa asa mungkin menyerang dengan serangan
personal.
Farmasis yang merasa dikritik secara tidak adil mungkin merespon
dengan sikap agresif atau sarkastik. Konflik interpersonal antara profesional di
bidang kesehatan sering ditandai dengan perebutan kekuasaan dan otonomi.
Abaikan komentar yang bersifat mencela dan tetap fokus pada
penyelesaian masalah dapat menjaga konflik agar tidak meningkat kearah yang
dapat merusak hubungan.
8. Merespon Kritik
Bagi sebagian orang, kritik benar-benar dapat membuat diri hancur
karena kita biasanya memegang dua keyakinan irasional yang umumnya sebagai
berikut:
Bahwa kita harus disayangi atau diakui oleh semua orang yang kita kenal
Bahwa kita harus benar-benar kompeten melakukan segala hal tanpa
kesalahan.
Pada beberapa kasus kita mungkin ingin membalas dendam dengan
melakukan serangan balik terhadap orang yang memberikan kritik. Cara satu-
satunya meniadakan perasaan itu dan untuk memulai mengatasi kritik dengan
layak adalah dengan menantang kepercayaan irasional yang mendasarinya yang
mengakibatkan kita takut tidak diakui oleh orang lain.
Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian
atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983).
Evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau
negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya
orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya
Waktu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh
rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung.
Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian,
atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian. Jadi mengevaluasi waktu
berarti kita akan mengevaluasi hal-hal yang telah dan kelak akan dilakukan.
Berapa banyak waktu yang dimiliki siswa terbaik atau mahasiswa terbaik
dalam sehari? 24 jam. Berapa banyak waktu yang dimiliki oleh orang – orang besar,
seperti ilmuwan penemu listrik Thomas Alva Edison, dalam sehari? 24 jam. Semua
orang memiliki waktu yang sama : 24 jam sehari, 168 jam seminggu, 672 jam
sebulan, dan seterusnya.
Bila sumber daya waktu ini dianugerahkan sama persis kepada semua orang,
lantas kenapa pencapaian orang bisa begitu berbeda? Salah satu kuncinya adalah
manajemen waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Ismail Jaili dan Fadillah Ulfa. Manajemen Waktu Untuk Meraih Kebahagiaan Dunia
Dan Akhirat : Wal „Ashr Demi Masa. Jakarta: Mutiara Media. 2011.
Malayu SP Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
2005.
Marion E. Haynes. Manajemen Waktu. Jakarta. 2010.
http://anugerahdino.blogspot.com/2014/11/teknik-manajemen-waktu-
berdasarkan_27.html
https://laveniaprameswari.wordpress.com/2012/12/07/manajemen-waktu/
http://aushaf-fahri.blogspot.com/2012/09/cara-membuat-skala-prioritas.html
http://bisnisukm.com/manajemen-waktu-merupakan-awal-sebuah-keberhasilan.html
http://personalityadityabayukusuma.wordpress.com/2010/12/27/pengertian-
manajemen/
http://public.slidesharecdn.com/stylesheets/ssplayer/