Вы находитесь на странице: 1из 16

MAKALAH SISTEMATIKA TUMBUHAN I

MANFAAT TUMBUHAN LUMUT(BRYOPHYTA) DALAM


BIDANGKESEHATAN

DISUSUN OLEH:
IBNU RIYALDI (H1041151001)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017

0
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah Sistematika Tumbuhan yang
berjudul “ Maanfaat Tumbuhan Lumut ( Bryophyta ) Dalam Bidang Kesehatan”.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang
kami miliki. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada
teman-teman dan kepada pihak yang membantu sehingga terselesainya makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Sistematika Tumbuhan I yang telah membimbing kami belajar banyak hal berkaitan
tentang mata kuliah Sistematika Tumbuhan I. Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa saya berharap dan berdoa agar makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
kami sendiri selaku sebagai penyusun dan umumnya bagi para pembaca makalah ini.
Amin

Pontianak, 8 Mei 2017

penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I ............................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 4
BAB II ........................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 5
2.1 Pengertian Bryophyta ..................................................................................................... 5
2.2 Ciri-Ciri Bryophyta (Lumut) ............................................................................................. 5
BAB III ......................................................................................................................... 9
METODE PENULISAN ............................................................................................... 9
3.1 Sumber dan Jenis Data ................................................................................................... 9
3.2 Pengumpulan Data ......................................................................................................... 9
3.3 Analisis Data ................................................................................................................... 9
3.4 Penarikan Kesimpulan .................................................................................................... 9
BAB IV ....................................................................................................................... 10
PEMBAHASAN ......................................................................................................... 10
4.1 Definisi Bryophyta ......................................................................................................... 10
4.2 Manfaat Tumbuhan Lumut bagi dunia medis............................................................... 11
BAB V......................................................................................................................... 14
PENUTUP ................................................................................................................... 14
5.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 14
5.2 Saran ............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 15

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lumut adalah tumbuhan kecil yang sering kita lihat menempel di pepohonan,
bebatuan atau di atas tanah. Umumnya lumut berwarna hijau dengan bulu-bulu halus
yang terdapat disetiap bagian tumbuhnya. Sebagian orang mungkin menganggap
tumbuhan lumut sebagai tumbuhan penggangu yang tidak berguna mengingat
tumbuhnya sering di tempat-tempat yang tidak layak. Padahal sadar atau tidak
ternyata manfaat tumbuhan lumut cukup banyak baik bagi tumbuhan lain, lingkungan
di sekitarnya, bahkan untuk manusia khususnya untuk pengobatan.
Banyak sekali jenis tumbuhan lumut di dunia, terdapat sekitar 4.000 spesies
tumbuhan lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia.
Dalam ekosistem tumbuhan lumut berperan sebagai penyimpan air, dan sebagai
penyerap polutan. Disamping itu tumbuhan lumut dapat hidup di wilayah-wilayah
dimana tumbuhan lain tidak tumbuh.
Tumbuhan lumut memiliki manfaat atau peranan bagi manusia yang sangat luar
biasa. Beberapa dari jenis-jenis tumbuhan lumut memiliki manfaat dan khasiat bagi
keseharian kita baik itu segi kesehatan, ekonomi, dan berbagai kebutuhan-kebutuhan
kita. Seperti yang kita ketahui tumbuhan lumut memiliki 4000 spesies dimana 3000
spesies ada di indonesia. Dari berbagai spesies-spesies tumbuhan lumut yang
diantaranya memiliki manfaat bagi kehidupan manusia. Sedangkan dari penelitian
sejak dulu masyarakat cina telah menggunakan tumbuhan lumut sebagai bahan
pengobatan, 40 jenis lumut digunakan sebagai bahan obat-obatan. Oleh karena itu,
dengan disusunnya makalah ini dengan harapan dapat menambah informasi mengenai
manfaat tumbuhan lumut khususnya dalam bidang kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud Bryophyta (lumut)?
2. Bagaimana ciri-ciri Bryophyta (lumut)?

3
3. Bagaimana manfaat Bryophyta (lumut) pada bidang kesehatan?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dalam makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian Bryophyta (lumut).
2. Untuk mengetahui ciri-ciri Bryophyta (lumut).
3. Untuk mengetahui manfaat Bryophyta (lumut) dalam bidang kesehatan

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bryophyta


Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan
lingkungan darat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora dan
telah mendiami bumi semenjak kurang lebih 350 juta tahun yang lalu. Pada masa
sekarang ini Bryophyta dapat ditemukan disemua habitat kecuali di laut
(Tjitrosoepomo, 1989).
Lumut adalah tumbuhan kecil yang sering kita lihat menempel di pepohonan,
bebatuan atau di atas tanah. Umumnya lumut berwarna hijau dengan bulu-bulu halus
yang terdapat disetiap bagian tumbuhnya. Lumut termasuk divisi bryophyte, berasal
dari bahasa yunani yang berarti “tumbuhan lumut”, pada umumnya lumut berwarna
hijau, karena mempunyai sel – sel dengan plastid yang menghasilkan klorofil a dan b,
dengan demikian lumut bersifat autotrof. Tubuh lumut dapat dibedakan antara
sporofit dan gametofitnya (Tan, 2003).
Dalam skala evolusi lumut berada diantara ganggang hijau dan tumbuhan
berpembuluh (tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji). Persamaan antara ketiga
tumbuhan tersebut adalah ketiganya mempunyai pigmen fotosintesis berupa klorofil
A dan B, dan pati sebagai cadangan makanan utama. Perbedaan mendasar antara
ganggang dengan lumut dan tumbuhan berpembuluh telah beradaptasi dengan
lingkungan darat yang kering dengan mempunyai organ reproduksi (gametangium
dan sporangium), selalu terdiri dari banyak sel (multiselluler) dan dilindungi oleh
lapisan sel-sel mandul, zigotnya berkembang menjadi embrio dan tetap tinggal di
dalam gametangium betina. Oleh karena itu lumut dan tumbuhan berpembuluh pada
umumnya merupakan tumbuhan darat tidak seperti ganggang yang kebanyakan
aquatic (Tjitrosoepomo, 1989).

2.2 Ciri-Ciri Bryophyta (Lumut)


Ciri-ciri lumut secara umum adalah sebagai berikut :

5
1. Berwarna hijau, karena sel-selnya memiliki kloroplas (plastida).
2. Struktur tubuhnya masih sederhana, belum memiliki jaringan pengangkut.
3. Proses pengangkutan air dan zat mineral di dalam tubuh berlangsung secara
difusi dan dibantu oleh aliran sitoplasma.
4. Hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab.
5. Ukuran tinggi tubuh ± 20 cm.
6. Dinding sel tersusun atas selulose.
7. Gametangium terdiri atas anteredium dan archegoniom.
8. Daun lumut tersusun atas selapis sel berukuran kecil mengandung kloroplas
seperti jala, kecuali pada ibu tulang daunnya.
9. Hanya mengalami pertumbuhan primer dengan sebuah sel pemula berbentuk
tetrader.
10. Belum memiliki akar sejati, sehingga menyerap air dan mineral dalam tanah
menggunakan rhizoid.
11. Rhizoid terdiri atas beberapa lapis deretan sel parenkim.
12. Sporofit terdiri atas kapsul dan seta. Sporofit yang ada pada ujung gametofit
berwarna hijau dan memiliki klorofil, sehingga bisa melakukan fotosintesis
(Hasan, 2004)

Ciri – Ciri Tubuh


1. Sel – sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari
selulosa.
2. Pada semua tumbuhan yang tergolong lumut terdapat persamaan bentuk
susunan gametangiumnya (anteredium maupun arkegonium) terutama
susunan arkegoniumnya, mempunyai susunan yang khas yang sering kita
jumpai pada tumbuhan paku (pteridophyta).
3. Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susunan yang
berbeda – beda, jika batangnya dilihat secara melintang tampak bagian –
bagian sebagai berikut: Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjang
membentuk rizoid – rizoid epidermis.Lapisan kulit dalam yang tersusun atas

6
beberapa lapisan sel dinamakan korteks. Silinder pusat terdiri dari sel – sel
parenkimatik yang memanjang dan berguna untuk mengangkut air dan garam
– garam mineral (makanan). Jadi pada tumbuhan lumut belum terdapat floem
maupun xylem.
4. Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih
dari satu lapis sel. Sel–se l daun kecil , sempit panjang dan mengandung
kloroplas yang tersusun seperti jala.
5. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada
pertumbuhan membesar.
6. Rizoid tampak seperti rambut / benang – benang , berfungsi sebagai akar
untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam –garam
mineral (makanan).
7. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas:
Vaginula , kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
Seta atau tangki
Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan a
ntara seta dan kotak spora
Kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi
tudung kotak spora
Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan
spora

7
Gambar struktur tubuh Bryophyta

8
BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Sumber dan Jenis Data


Data-data yang dipergunakan dalam penyusunan karya tulis ini berasal dari
berbagai literatur kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.
Beberapa jenis referensi utama yang digunakan adalah buku pelajaran biologi, jurnal
imiah edisi cetak maupun edisi online, dan artikel ilmiah yang bersumber dari
internet. Jenis data yang diperoleh variatif, bersifat kualitatif maupun kuantitatif.

3.2 Pengumpulan Data


Metode penulisan bersifat studi pustaka. Informasi didapatkan dari berbagai
literatur dan disusun berdasarkan hasil studi dari informasi yang diperoleh. Penulisan
diupayakan saling terkait antar satu sama lain dan sesuai dengan topik yang dibahas.

3.3 Analisis Data


Data yang terkumpul diseleksi dan diurutkan sesuai dengan topik kajian.
Kemudian dilakukan penyusunan karya tulis berdasarkan data yang telah
dipersiapkan secara logis dan sistematis. Teknik analisis data bersifat deskriptif
argumentatif.

3.4 Penarikan Kesimpulan


Simpulan didapatkan setelah merujuk kembali pada rumusan masalah, tujuan
penulisan, serta pembahasan. Simpulan yang ditarik mempresentasikan pokok
bahasan karya tulis, serta didukung dengan saran praktis sebagai rekomendasi
selanjutnya.

9
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Definisi Bryophyta


Bryophyta (tumbuhan lumut) merupakan tumbuhan yang tingkat
perkembangannya lebih tinggi dari pada Thallophyta. Pada umumnya mempunyai
warna yang benar-benar hijau, karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang
mengandung klorofil a dan b. kebanyakan hidup di darat dan sel-selnya telah
mempunyai dinding yang terdiri dari selulosa. Pada Bryophyta alat-alat kelamin yang
berupa anteridium dan arkegonium, demikian pula sporangiumnya, selalu terdiri atas
banyak sel. Berlainan dengan gametangiumnya dan sporangium Thallophyta, organ-
organ itu selalu berdinding yang terdiri dari sel-sel mandul. Pada semua tumbuhan
yang tergolong dalam Bryophyta terdapat kesamaan bentuk dan susunan
gametangiumnya (baik mikrogametangium = anteridium, maupun makrogametangiu
m = arkegonium) (Gembong, 1994).
Lumut berperan penting dalam ekonomi alam. Bersama Lichenes, mereka
merupakan tumbuhan pertama diantara yang lain yang tumbuh di daerah gersang,
batuan yang terbuka oleh glasier yang bergerak mundur. Mereka tumbuh membentuk
banyak bahan tumbuhan yang terurai, humus, yang dengan cepat pada tanah yang
sesuai untuk pertumbuhan sebagai tumbuhan yang lebih kompleks pada hutan yang
sudah mantap, tekstur bunga karang bantalan lumut itu menyerap air dan salju yang
mencair dalam musim hujan dan kekeringan sungai dalam musim panas. Juga
mengurangi hilangnya tanah yang memiliki air (Kimball, 2005)
Bryophyta berkembangbiak dengan spora dan telah menunjukkan pergantian
keturunan yang nyata. Gametofit berupa tumhuhan lumutnya. Sporofit berupa
sporangium atau kapsul spora yang terdapat pada gametofit itu, jadi gametofit dan
sporofit belum terpisah. Dari spora tidak terlalu menjadi tumbuhan lumut, melainkan
protonema dulu yang kemudian baru menjadi lumut (Gembong, 1994).
Lumut hati merupakan suatu kelas kecil yang biasanya terdiri atas tumbuhan
berukuran relative kecil yang dapat melakukan fotosintesis, meskipun selalu bersifat

10
multiseluler dan tampak dengan mata bugil. Lumut hati dapat dibedakan dalam dua
bentuk utama: yang bersifat tipis, pipih, yang merayap dan cenderung membentuk
percabangan berulang hati yang sama kasar, dan yang bersifat milik kormus, terdiri
atas sumbu pokok merayap yang panjangnya dapat mencapai beberapa inci yang
mempunyai bagian-bagian rumit mirip daun (Nicholas, 1994).

4.2 Manfaat Tumbuhan Lumut bagi dunia medis


Sebagai tumbuhan tingkat rendah, lumut memiliki fungsi yang tidak kalah
penting dibanding tumbuhan lain. Beberapa jenis Bryophyta selain berfungsi sebagai
tumbuhan perintis, juga bermanfaat untuk pengobatan dan bernilai estetis sebagai
tanaman hias. Untuk mengenal manfaat tumbuhan lumut lebih jauh dapat dilihat dari
potensi yang dikandungnya, diantaranya ekstrak lumut dapat digunakan sebagai
antikanker, antibakteri, antifungi, antifidan (tidak dimakan oleh serangga), mengobati
darah tinggi, epilepsi, sebagai antiseptik, penyakit kulit, mengobati luka bakar, luka
sayatan, mengobati penyakit jantung, menumbuhkan rambut, menghilangkan racun
akibat gigitan ular, sebagai pendegradasi logam berat yang banyak terkandung dalam
tanah pertanian (Usman, 2012)
Tumbuhan lumut yang sudah dikenal manfaatnya sebagai obat-obatan terbagi
atas dua golongan yaitu lumut hati dan lumut daun. Beberapa tumbuhan lumut
tersebut antara lain:Beberapa jenis tumbuhan lumut dijadikan obat untuk mengatasi
beberapa penyakit. Jenis tumbuhan lumut yang biasanya digunakan sebagai bahan
pembuatan adalah lumut daun dan juga lumut hati. Jenis lumut ini, bisa dijadikan
obat untuk membantu kesehatan manusia seperti:
1. Sebagai bahan pembuatan obat kulit
Hal ini pertama kali di lakukan negara China, dimana pada zaman dahulu lumut
di jadikan masyarakat china untuk membuat ramuan tradisional untuk mengatasi
penyakit kulit. Yaitu lumut jenis Conocephalum conicum, juga termasuk lumut
hati.

11
2. Untuk obat hepatitis
Tidak hanya bagi mata, penyakit yang menyerang hati seperti hepatitis juga bisa
diobati dengan obat yang tebuat dari lumut jenis Marchantia polymorpha

3. Sebagai obat antiseptik


Lumut juga di gunakan sebagai zat antiseptik yang membantu membunuh kuman-
kuman. Zat antiseptik sering jumpai dalam pembuatan sabun-sabun kesehatan dan
juga obat kumur pembersih mulut. Untuk membuat zat antiseptik di butuhkan
lumut berjenis Frullania tamaricis.

4. Obat penyakit jantung


Bagi yang memiliki penyakit jantung tentu akrab dengan obat-obat untuk
mengatasi jantung. Tahukan bahwa salah satunya terbuat dari lumut. Lebih
tepatnya adalah lumut Cratoneuron yang bisa di buat menjadi obat menormalkan
detak jantung.

5. Obat pneumonia
Lumut memang berperan penting dalam dunia medis. Tidak hanya mata, kulit,
hati, hingga jantung. Lumut jenis Haplocladium catillatum, merupakan lumut
daun juga bermanfaat dalam pembuatan obat untuk penyakit pneumonia.

6. Mengobati luka bakar dan luka luar


Bagi orang china dahulu ketika mengalami hal serupa, mereka menggunakan
lumut untuk mengatasinya. Kini dunia medis menciptakannya lebih steril, sifat
antiseptik pada lumut jenis Canocphalum di gunakan untuk mengatasi obat luka
bakar dan luka luar.

7. Zat anti kanker


Sifat antibakteri pada lumut di percaya juga menjadi anti sel-sel kanker.
Pertumbuhan sel kanker di dalam tubuh bisa dicegah dengan obat yang terbuat
dari lumut.

12
8. Sebagai obat anti jamur
Jamur memang sering menyerang kulit terluar kita. Biasanya juga jamur
menyerang kulit bagian-bagian lipatan kulit seperti leher, kaki, hingga daerah
paha. Saat ini telah banyak obat jamur yang juga terbuat dari lumut.

9. Dijadikan obat bius


Obat bius sangat dibutuhkan dalam dunia medis, terutama untuk kepentingan
operasi. Obat bius yang digunakan oleh medis terbuat juga dari lumut dengan
jenis Rhodobryum giganteum.

10. Obat Hipertensi


Jenis lumut hati selain digunakan untuk obat bius juga digunakan sebagai
pembuatan obat darah tinggi. Sifat penenang pada lumut Rhodobryum
giganteum, merupakan jenis lumut daun bisa di jadikan obat untuk mengontrol
tekanan darah.

11. Mengatasi bisa ular


Lumut juga dapat menghilangkan racun yang disebabkan oleh bisa ular yang
menggigit kita. Lumut yang digunakan adalah lumut jenis Marchantia
polymorpha.

13
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengumpulan data dan analisis data dan informasi pada pembuatan
makalah ini, maka dapat disimpulkan Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Lumut adalah tumbuhan bertalus yang sudah mempunyai klorofil dan
mengalami pergiliran keturunan, yang sering kita lihat menempel di
pepohonan, bebatuan atau di atas tanah.
2. Umumnya lumut berwarna hijau dengan bulu-bulu halus yang terdapat
disetiap bagian tumbuhnya. Hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab.
Ukuran tinggi tubuh ± 20 cm. Daun lumut tersusun atas selapis sel berukuran
kecil mengandung kloroplas seperti jala, kecuali pada ibu tulang daunnya dan
sebagainya.
3. Manfaat Bryophyta (lumut) dalam bidang kesehatan antara lain lumut jenis
tertentu dapat dijadikan sebagai obat seperti obat hati, penyakit mata, dan
kulit. Dapat dijadikan antibakteri, antikanker, dan antiseptik dan lain-lain.

5.2 Saran
Sebagai seorang mahasiswa sangat penting untuk mempelajari lumut
mengingat keanekaragaman tumbuhan lumut yang terdapat di Indonesia memiliki
potensi sebagai obat-obatan karena kandungan zat aktifnya. Hal tersebut juga dapat
membuka peluang ekonomi yang besar bagi industri obat-obatan yang membutuhkan
bahan baku alami sebagai bahan dasar untuk pembuatan obat-obatan dan
keanekaragaman tumbuhan lumut itu sendiri dapat dipertahankan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Gradstein, S.R., 2003, Ecology of Bryophyta, A Handout Lecture of Regional Training


Course On Biodeversity and Conservation of Bryophytes and Lichens, Bogor,
Indonesia.

Hasan, M. dan Ariyanti, N. S. 2004, Mengenal Bryophyta (Lumut) Taman Nasional


GunungGede Pangrango Volume 1, Balai Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango, Cibodas.

Rmhbaca, 2012, http://rmhbaca.wordpress.com/2012/08/01/manfaat-lumut-sebagai-


obat/.html, di akses tanggal 7 Mei 2017.

Tan, B.C., 2003, Bryophytes (Mosses), A Handout Lecture of Regional Training


Course On Biodeversity And Conversation of Bryophytes And Lichen, Bogor,
Indonesia.

Tjitrosoepomo, G., 1989, Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press,


Yogyakarta.

Usman, Saswin, 2012, Lumut (pengertian,ciri-ciri,klasifikasi,siklus dan manfaat


lumut), http://saswinhtml.blogspot.com/2012/04/bryophyta-lumut.html, di akses
tanggal 12 November 2013.

15

Вам также может понравиться