Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
B. Rumusan masalah
1. Siapakah Pribumi Itu....?
2. Bagaimana Wujud Perjuangan Pribumi....?
3. Bagaimana Mental Pribumi Yang Terjajah....?
C. Kajian pustaka
1. Pengertian pribumi
Pribumi adalah penduduk asli tempat tersebut. Sebelum merdeka seperti
sekarang, dahulu kisah pribumi sangat mengenaskan dan penuh perjuangan. Saat
dijajah Belanda, pribumi asli Indonesia diperlakukan tidak adil. Berbeda dengan
penduduk keturunan Belanda yang lebih diistimewakan oleh pemerintah Belanda.
Indonesia memiliki penduduk asli dari berbagai etnis atau suku yang berbeda-
beda. Mulai dari etnis atau suku Jawa, Sunda, Batak, Betawi, Minangkabau, Bugis
Melayu, Banten, Banjar Dan masih banyak lagi berbagai suku lain di Indonesia.
Sejalan dengan defisnisi pribumi menurut ( ILO,2017) memiliki kriteria pertama,
masyarakat setempat yang kemudian menjadi negara independen. kedua,
merupakan penduduk asli setempat dan keturunan mereka menjadi populasi yang
mendiami negara. Ketiga, mereka pemilik wilayah geografis yang dimiliki negara
baik pada saat penaklukan maupun pada saat kemerdekaan dan pembentukan
batas negara. Keempat, masyarakatnya secara bersama-sama mempertahankan
semua institusi sosil, ekonomi, budaya, dan politik mereka sendiri. Diantara ciri
Pribumi itu ialah. Setiap etnis pribumi di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri,
mulai dari fisik atau tubuh, bahasa, tradisi, dan lain sebagainya. Pada umumnya
Pribumi di Indonesia bagaian barat dan tengah termasuk Ras Mongoloid-melayu
dengan ciri-ciri rambut hitam berombak atau lurus, warna kulit sawo matang,
hidung sedang (tidak lebar, tidak mancung), bibir sedang (tidak tipis dan tidak
tebal), tinggi badan rata-rata 150-165 cm dan bola mata yang hitam. Sedangkan
pribumi di Indonesia bagian Timur, pada umumnya termasuk Ras Melanisoid
(negara Melanisia) yang memiliki ciri-ciri, warna kulit hitam, rambut keriting,
hidung lebar, bibir tebal, badan kuat dan tegap, tinggi badan rata-rata 160-170 cm
dan memiliki bola mata yang hitam. Banyaknya perbedaan etnis pribumi di
Indonesia memang sesekali menjadi masalah atau konflik. Seperti deskriminasi
dan perselisihan antaretinis, antaragama, antarsosial masyarakat dan lain
sebagainya.
2. Perjuangan
Menurut KBBI (2008: 590) perjuangan adalah perkelahian untuk
memperebutkan sesuatu atau dapat disebut juga peperangan. Perjuangan juga
dapat disebut dengan usaha seseorang atau kelompok untuk mendapatkan
sesuatu, baik itu hak yang tidak didapatkannya karena direbut oleh
orang/kelompok lain; keingingan untuk mencapai suatu tujuan, baik yang
bersifat tendensius dan politis atau tidak. Webster (via Pruitt dan Rubin, 2009:
9) menjelaskan bahwa istilah perjuangan dapat juga disebut dengan konflik:
perkelahian atau peperangan— yaitu berupa konfrontasi fisik (serta beberapa
aspek yang terjadi di baliknya) antara beberapa pihak. Dari beberapa deskripsi
di atas, dapat disimpulkan bahwa “hal” yang ditekankan dalam perjuangan
adalah usaha: bentuk, wujud , atau cara yang dilakukan untuk mendapatkan
sesuatu. Begitu juga dalam penelitian ini, bentuk, wujud atau cara perjuangan
yang terdapat dalam novel ASB karya Pramoedya merupakan salah satu
masalah inti yang dikaji. Pelitian ini berfokus pada bagaimana bentuk, wujud,
atau cara-cara yang digunakan pribumi dalam perjuangan.
Perjuangan dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu fisik dan non-fisik.
Perjuangan fisik adalah perjuangan yang dilakukan dalam bentuk tindakan
(fisik) seperti konfrontasi fisik. Perjuangan menggunakan materi juga
dimasukkan dalam bentuk perjuangan ini karena materi dapat digolongkan
dalam benda fisik. Sedangkan perjuangan secara non-fisik adalah segala bentuk
perjuangan yang dilakukan dengan bentuk lain selain fisik, seperti perjuangan
secara lisan dan tulis.
Wujud perjuangan pribumi dalam novel ASB dapat dibagi menjadi dua,
fisik dan nonfisik. Perjuangan fisik dapat dibagi menjadi enam jenis
perjuangan, yaitu konfrontasi fisik, penyebaran penyakit, aktifitas sosial,
pemertahanan harta/jabatan, pengasingan diri, dan memata-matai lawan.
Adapun jenis-jenis perjuangan tersebut antara lain, Perjuangan berwujud fisik
dalam novel ASB terdapat enam jenis. Namun pada pembhasan kali ini akan
dipaparkan beberapa saja antara lain sebagai berikut :
2.1 Konfrontasi fisik
Perjuangan dalam bentuk fisik yang pertama adalah konfrontasi
fisik. Konfrontasi fisik merupakan perjuangan inti di dalam sebuah perjuangan
karena dari konfrontasi fisik ini lah, muncul istilah-istilah dan definisi yang
bersangkutan dengan perjuangan. Dalam novel ASB, jenis perjuangan ini dapat
dibagi menjadi tiga variasi tindakan, yaitu perusuhan, peperangan, dan
pemberontakan
2.2 Penyebaran penyakit
Memberi penyakit dapat digolongkan dalam perjuangan berbentuk fisik
karena perjuangan ini dilakukan dengantindakan. Tidakan-tindakan tersebut
terkadang lebih berbahaya dan lebih efesien dibandingkan dengan perjuangan
fisik berbentuk pemberontakan. Dikatakan lebih bahaya karena terkadang si
pelaku yang memberikan racun atau menularkan penyakit tersebut menjadi martir;
membunuh orang lain dengan cara mengorbankan diri sendiri yang berujung pada
kematian. Perjuangan dengan bentuk ini dikatakan efesien karena tidak perlu
memakan banyak korban (di pihak pejuang) untuk mencapai suatu tujuan seperti
membunuh pimpinan (kubu lawan), menghambat pergerakan lawan, dan bahkan
memusnahkan semua pihak yang ada di kubu lawan.
Jenis perjuangan selanjutnya yang terdapat dalam novel ASB
adalah
aktifitas sosial. Jenis perjuangan ini dapat dibagi menjadi tiga variasi tindakan.
Adapun ketiga tindakan tersebut antara sebagai berikut ini.
2.3 Berkelompok/berorganisasi
Perjuangan secara berkelompok adalah perjuangan yang dilakukan
ketika menghadapi suatu masalah, yang menyangkut satu kelompok atau lebih,
dan permasalahan tersebut tidak dapat dilakukan/dipecahkan sendiri karena
membutuhkan solusi atau dukungan dari kelompok. Perjuangan dengan cara
berkelompok/berorganisasi ini, berbeda dengan perjuangan berorganisasi
modern —meskipun keduanya sama-sama merupakan gerakan kolektif.
2.4 Memberi bantuan fisik
Variasi perjuangan selanjutnya adalah memberi bantuan fisik. Variasi ini
meliputi tindakan penyelamatkan, memberi perlindungan, dan memberi dukungan
moral. Membantu secara fisik difokuskan pada perjuangan yang dilakukan dengan
cara memberi bantuan secara fisik, bukan bantuan materi. Menyelamatkan dalam
yang dimaksud kali ini hanya dibatasi pada usaha penyelamatan yang dilakukan
dengan perbuatan fisik. Begitu juga memberi perlindungan dan dukungan
moral, perlindungan yang dimaksud ini adalah perlindungan secara fisik, dan
dukungan moral yang dimasukkan merupakan dukungan moral yang disertai
dengan tindakan fisik.
2.5 Memberi bantuan tempat/materi
Variasi selanjutnya adalah perjuangan fisik dengan cara memberi bantuan
materi/tempat. Variasi ini sedikit memiliki kesamaan dengan variasi sebelumnya
yaitu sama-sama memberi bantuan kepada orang lain, namun yang satu dengan
tindakan fisik dan yang selanjutnya menggunakan materi/tempat. Perjuangan
dengan cara ini bukannya tidak beresiko, selain menghabiskan materi, perjuangan
dengan cara ini juga dapat membuat pemberi bantuan dikenakan hukuman karena
pemilik tempat biasanya dituduh sebagai otak dari semua tindakan. Apalagi jika
yang dilindungi adalah seorang buronan atau pemberontak.
….Magda Peters: Petani Jawa takut pada semua yang bukan petani, karena dari
pengalaman berabad mereka mengerti tanpa sadarnya, semua yang berada di luar
mereka secara sendiri-sendiri atau bersama adalah perampas segala apa dari diri
mereka. (Toer, 2006:246)
Dalam kutipan tersebut menunjukkan betapa traumatisnya psikis dan mental kaum
yang terjajah akibat perlakuan penjajah yang tamak. Rasa trauma tersebut
diwujudkan dengan rasa takut dan kuatir serta selalu curiga bahwa penjajah bisa
mengambil apa yang mereka miliki kapan saja. Rasa curiga dan kuatir tersebut
tersebut berdasarkan pengalaman dan perlakuan dari penjajah yang mereka terima
selama berabad-abad. Watak kolonialisme dan imperialisme hampir selalu sama di
belahan bumi manapun, yaitu tamak dan rakus. Praktik kolonialisme bagaikan
binatang buas penghisap darah yang menhisap darah mangsanya sampai habis tiak
tersisa. Praktik tersebut sangatlah dirasakan menyiksa bagi pihak-pihak yang
menjadi korban jajahan. Oleh karena itu, wajar kiranya apabila mereka menaruh
rasa curiga terhadap pihak yang dianggap sebagai penjajah, karena hal tersebut
merupakan bentuk pertahanan awal yang bisa mereka lakukan
Hasil analisis data yang ketiga adalah yang berhubungan dengan pribumi
yang terdapat dalam novel yang di tulis oleh Pramoedya Ananta Toer. Berikut
penjelasannya :
3. Tubuhnya kurus dan lemah. (Hlm 27)
Berdasarkan kutipan di atas, pribumi ditunjukkan pada kata Tubuhnya
kurus dan lemah. Kalimat itu, memiliki gambaran bagaimana kondisi fisik
pribumi saat mereka dibawah kepemimpinan kolonialisme, merak tidak berdaya
akan dirinya sendiri.
2. Makin mendekati Perak, makin banyak juga orang yang menunggu. Kini
mereka bukan hanya melempari dengan batu, juga berteriak-teriak: Kapir!
Kapir! Perampas. (Hlm 29)
Berdasarkan kutipan novel tersebut perjuangan terletak pada kalimat. bukan
hanya
melempari dengan batu. Paada kutipan tersebut menunjukkn perjuangan para
pribumi tidak cukup dengn hanya melempari dengan batu, namun juga dilakukan
dengan berbagai cara.
Hasil analisis dat yang ketiga adalah yang berhubungn dengan perjuangan
yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer. Berikut
penjelasannya :
4. Apa kau kira orang Belanda yang membela persoalanmu yang lalu?
Berapa banyak di antara mereka rela masuk ke penjara karena
persoalanmu? Dan untuk berapa tahun? Mereka membela perkawinanmu
karena terjemahan Kommer, karena tulisan Kommer, bukan tulisaan
Belanda-Mu. (Hlm 73)
Berdasarkan kutipan novel tersebut perjuangan terletak pada kalimat.
membela. Kata
tersebut memiliki arti pembelan oleh pribumi.
Hasil analisis data yang kelima adalah yang berhubungn dengan perjuangan
yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer. Berikut
penjelasannya :
6. Kami sudah berpengalaman ratusan tahun perang, Tuan Ter Haar. Kalah,
terus kalah. (Hlm 409)
9. “Jangan pikirkan, kataku. Kan aku sudah bilang, tidak semua bisa
diselesaikan dengan parang dan amarah? Kau sudah pertaruhkan
semua dengan parangmu, dengan amarahmu. Kau kalah. Maka itu
diam saja sekarang. Tunggu sampai sembuh.” Halaman 372.
10. Gubermen Hindia Belanda menjadi lebih kuatir lagi kalau terpelajar
Pribumi tahu pemberontakan Filipina itu dipimpin oleh golongan
terpelajar, bukan sekedar kerusuhan petani seperti di Tulangan. Halaman
401
12. Ia tahu: ia mulai terserang demam. Dalam gelap ia naik lagi ke atas
rumpunan bambu. Turun. Meninggalkan dusun yang bakal dibakar
punah oleh kompeni.(Hlm 224-225)
Hasil analisis data yang ketig belas adalah yang berhubungan dengan
perjuangan yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :
Hasil analisis data yang keempat belas belas adalah yang berhubungan
dengan perjuangan yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta
Toer. Berikut penjelasannya :
15. Parang dan arit yang biasa diselitkan pada dinding dapur sudah tidak
ada. Tinggal pacul-pacul masih berjajar terbalih pada belandar.(Hlm
257)
Hasil analisis data yang keenam belas adalah yang berhubungan dengan
perjuangan yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :
17. Ada organisasi yang jadi motor perlawanan, organisasi yang bernama
Katipunan …. Itu.” (Hlm 404).
Hasil analisis data yang kedelapan belas adalah yang berhubungan dengan
perjuangan yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :
18. Teman-teman kita juga sangat menyesal tak bisa berbuat sesuatu untuk
mengurangi penderitaanmu. Benar-benar kami berduka-cita bersama
denganmu, Minke.
(Hlm8-9)
Berdasarkan kutipaan novel tersebut perjuangan terletak pada kalimat.
penderitaanmu.kalimat tersebut bermakna sebuat penderitnn yang telah dialami
saat melakukan pemberontakan.
Hasil analisis data yang kesembilan belas adalah yang berhubungan dengan
perjuangan yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :
19. Sepandai-pandai ahli yang berada dalam kekuasaan yang bodoh ikut juga
jadi bodoh., (Hlm88)