Вы находитесь на странице: 1из 20

KISAH-KISAH PRIBUMI

DALAM NOVEL ANAK SEMUA BANGSA


KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER

Oleh :

HAIDIR ARIF FIRDAUS


SUKRON

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) PGRI BANGKALAN
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2018
A. Latar Belakang
Pada tahun 1596, Belanda untuk pertama kalinya mendaratkan kaki di
bumi Indonesia. Selama 350 tahun Belanda menjajah bumi Indonesia. Selama itu
juga pribumi terbelenggu, tersiksa dan terbunuh. Tidak hanya itu, hasil pertanian
pribumi dirampas, pribumi diharuskan membayar pajak, dipekerjakan paksa,
bahkan kebanyakan wanita disiksa dan di perkosa. Pribumi yang tidak menerima
ataupun melawan ketentuan dan perlakuan dari tentara Belanda tak segan untuk
dibunuh. Setelah Belanda, berganti Jepang yang menjajah bumi Indonesia.
Perlakuan tentara Jepang sama halnya dengan apa yang dilakukan tentara Belanda
terhadap pribumi. Masa itu merupakan masa yang sangat kelam bagi pribumi,
langit serasa malam gelap yang tidak berkesudahan. Akhirnya pada 17 agustus
1945 Indonesia merdeka dan terbebas dari belenggu para penjajah. Saat ini di
Indonesia masyarakat pribumi hidup berdampingan dengan etnis-etnis dari luar
Indonesia, seperti Cina, Arab, dan lain sebagainya.
Pribumi yaitu penduduk asli di suatu daerah. Pengertian asli di Indonesia
sebenarnya sedikit sulit dirumuskan, karna penduduk kepulauan Nusantara ini
semuanya juga berasal dari daratan Asia yang datang bermigrasi beberapa ribu
tahun yang lalu. Penduduk yang benar-benar asli niscaya sudah punah atau
bercampur dengan para pedatang ribuan tahun yang lalu. Dikutip dari wikipedia
pengertian Pribumi, yaitu : orang asli, warga negara asli atau penduduk asli adalah
setiap orang yang lahir di suatu tempat, wilayah atau negara, dan menetap di sana
dengan status orisinal, asli atau tulen (indigenious) sebagai kelompok etnis yang
diakui sebagai suku bangsa bukan pendatang dari negeri lainnya. Pribumi bersifat
autochton (melekat pada suatu tempat). Secara lebih khusus, istilah pribumi
ditujukan kepada setiap orang yang terlahir dengan orang tua yang juga terlahir di
suatu tempat tersebut. Sebagai pribumi yang hidup di era modert, terkadang lupa
akan sebuah perjuangan bangsa ini pada masanya saat melawan penindasan
belanda dan jepang. Seharusnya sebagai pribumi tidak boleh melupakan sejarah
bangsa ini, meski kita tahu betapa kelamnya kisah bangsa ini pada saat penjajahan
belanda.
Seperti yang dikisahkan oleh Pram dalam novel Anak semua bangsa. Bagaimana
pemerintah belanda yang sangat amat licik dan haus akan kekuasaan. Sebagai
pribumi yang mencintai tanah air. Mungkin diantara yang bisa dilakukan untuk
melakukan perlawanan adalah dengan cara melakukan seperti yang dilakukan para
sastrawan yaitu melalui tulisan, seperti halnya yang dilakukan oleh Pramodyan
anata toer dalam beberapa novelnya yang mengisahkan perjuangan pribumi.
Dalam novel ini banyak dikisahkan tentang kehidupan dan nasib-nasib
orang sekitar, dalam novel ini juga banyak menyuguhkan tentang perjuangan
pribumi dimasa penjajahan belanda dan bagaimana mereka berusaha melawan
ketertindasan tersebut. Dalam novel ini dipaparkan secara luas dan mendasar
benih-benih dan pokok soal dari kebangkitan bangsa-bangsa yang terjajah pada
awal abad ke-20.
Pramoedya merupakan salah satu sastrawan terbaik Indonesia. Bahkan
A. Teeuw (1980:242) menyebutkan bahwa Pramoedya adalah sastrawan yang
muncul sekali hanya dalam satu generasi atau malah satu abad. Nama Pramoedya
sudah banyak dibicarakan oleh khalayak luas, baik dalam negeri maupun luar
negeri. Itu semua dapat dilihat dari banyaknya penghargaan yang pernah
diraihnya. Selain itu, dapat dilihat pula dari karya-karyanya yang sudah
diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa asing. Uraian tersebut menjadi salah satu
alasan kami dalam pemilihan karya Pramoedya sebagai bahan kajian. Pada masa
Orde Baru—tepatnya 16 Agustus 1969, Pramoedya ditahan di Instalasi
Rehabilitasi Pulau Buru karena dianggap sebagai aktivis komunis. Di Pulau Buru
tersebut, Pramoedya menghasilkan beberapa karya sastra, salah satunya adalah
tetralogi Pulau Buruh yang terdiri dari empat buku, yaitu Bumi Manusia, Anak
Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca. Keempat bukutersebut telah
diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Inggris oleh Penerbit Penguins
Books, Australia pada tahun 1982. Karya Pramoedya ini telah diterjemahkan ke
dalam beberapa bahasa asing. Selain itu, Pramoedya juga pernah mendapatkan
penghargaan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Pramoedya Ananta
Toer adalah sosok penulis yang sangat piawai dalam memadu kata demi kata
dengan begitu indahnya. Sebagai seorang Maestro dunia sastra, Pak Pram mampu
menyajikan keutuhan cerita sehingga kita seolah dibawanya ke sebuah nuansa
baru, kita seakan-akan mengenali suasana di dalam cerita, meskipun
sesungguhnya kita tidak pernah merasai hidup di zaman itu. Dengan
keindahannya bercerita, Pak Pram sanggup mempermainkan emosi para pembaca
untuk hanyut ke dalam tuturan cerita yang disajikan. Selanjutnya. Pram juga
sangat berprestasi dibidang sastra salah satu bukti nyata dari prestasinya adalah
bebrbagai penghargaan yang diterimanya, yaitu diantara lain : Freedom to Write
Award dari PEN American Center, AS, 1988. Penghargaan dari The Fund for Free
Expression, New York, AS, 1989. Wertheim Award, "for his meritorious services
to the struggle for emancipation of Indonesian people", dari The Wertheim
Fondation, Leiden, Belanda, 1995. Ramon Magsaysay Award, "for Journalism,
Literature, and Creative Arts, in recognation of his illuminating with briliant
stories the historical awakening, and modern experience of Indonesian people",
dari Ramon Magsaysay Award Foundation, Manila, Filipina, 1995.
Dalam novel ini yang hendak yaitu megenai kisah-kisah pribumi. Seperti,
keadaan macam keluarga Trunodongso, keadaadan seperti ini juga masih terdapat
di sekitar kita pada masa sekarang ini. Dimana masyarakat hidup dalam tekanan
akan kebutuhan hidup dan rasa aman, yang akhirnya membatasi ruang gerak dan
kemajuan berpikir masyarakat itu sendiri. Keadaan hidup seperti keluarga
Trunodongso inilah yang coba dibela oleh Minke, dalam buku ini, melalui tulisan-
tulisannya. Sebagai seorang yang berpendidikan, ia merasa perlu untuk ikut andil
dalam permasalahan ini, sehingga praktik pemerasan oleh para kolonial -baik
totok maupun peranakan- tidak bisa menjangkau kaum pribumi lagi. Praktik
semacam inipun kiranya juga masih terus berlangsung hingga zaman milenium
ini. Tanpa pikir panjang, atas dasar kepentingan ego pribadi dan golongan, segala
cara dan alasan dibenarkan untuk mengambil segala yang bukan haknya. Lalu,
selain kisah miris petani tebu di Tulangan tadi, bagian terakhir dari buku ini yang
menurut saya juga dikemas dengan apik oleh tangan dingin Pram. Bagian yang
saya maksud adalah saat Nyai Ontosoroh bermaksud mengadakan “pesta
penyambutan” untuk kedatangan Ir. Maurits Mallema ke Wonokromo, kediaman
Nyai dan Minke. Dalam pesta penyambutan ini, Nyai menugaskan Minke untuk
mengundang si pelukis Perancis; Jean Marais beserta Maysaroh, anaknya, serta
Kommer si jurnalis berpandangan liberal dari surat kabar di Semarang. Turut pula
Darsam, penjaga keamanan di perusahaan Nyai.
“Kesulitan-kesulitan tidak selamanya bisa diselesaikan dengan parang dan
kemarahan” – Anak Semua Bangsa, hlm. 259
Yang menarik adalah, dengan berkumpulnya orang-orang ini dalam pesta
penyambutan, yang tidak lain hanyalah orang biasa jika dibandingkan dengan
pangkat Ir. Maurits Mallema, justru mampu membuat Eropa yang beradab itu mati
langkah tanpa mampu membalas kata. Dari hal ini, yang dapat saya tangkap,
menunjukkan bahwa kalaupun kita sudah tidak mempunyai apa-apa lagi untuk
melawan kecuali hanya mulut saja, maka mulut pun sudah cukup untuk dijadikan
sebagai senjata perlawanan dalam mempertahankan hak milik kita. Dan dengan
kata-kata yang lantang, alih-alih berhasil mengusir Nyai dan Minke dari
kediamannya, Ir. Maurits Mallema justru pulang dengan kepala tertunduk.

B. Rumusan masalah
1. Siapakah Pribumi Itu....?
2. Bagaimana Wujud Perjuangan Pribumi....?
3. Bagaimana Mental Pribumi Yang Terjajah....?

C. Kajian pustaka
1. Pengertian pribumi
Pribumi adalah penduduk asli tempat tersebut. Sebelum merdeka seperti
sekarang, dahulu kisah pribumi sangat mengenaskan dan penuh perjuangan. Saat
dijajah Belanda, pribumi asli Indonesia diperlakukan tidak adil. Berbeda dengan
penduduk keturunan Belanda yang lebih diistimewakan oleh pemerintah Belanda.
Indonesia memiliki penduduk asli dari berbagai etnis atau suku yang berbeda-
beda. Mulai dari etnis atau suku Jawa, Sunda, Batak, Betawi, Minangkabau, Bugis
Melayu, Banten, Banjar Dan masih banyak lagi berbagai suku lain di Indonesia.
Sejalan dengan defisnisi pribumi menurut ( ILO,2017) memiliki kriteria pertama,
masyarakat setempat yang kemudian menjadi negara independen. kedua,
merupakan penduduk asli setempat dan keturunan mereka menjadi populasi yang
mendiami negara. Ketiga, mereka pemilik wilayah geografis yang dimiliki negara
baik pada saat penaklukan maupun pada saat kemerdekaan dan pembentukan
batas negara. Keempat, masyarakatnya secara bersama-sama mempertahankan
semua institusi sosil, ekonomi, budaya, dan politik mereka sendiri. Diantara ciri
Pribumi itu ialah. Setiap etnis pribumi di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri,
mulai dari fisik atau tubuh, bahasa, tradisi, dan lain sebagainya. Pada umumnya
Pribumi di Indonesia bagaian barat dan tengah termasuk Ras Mongoloid-melayu
dengan ciri-ciri rambut hitam berombak atau lurus, warna kulit sawo matang,
hidung sedang (tidak lebar, tidak mancung), bibir sedang (tidak tipis dan tidak
tebal), tinggi badan rata-rata 150-165 cm dan bola mata yang hitam. Sedangkan
pribumi di Indonesia bagian Timur, pada umumnya termasuk Ras Melanisoid
(negara Melanisia) yang memiliki ciri-ciri, warna kulit hitam, rambut keriting,
hidung lebar, bibir tebal, badan kuat dan tegap, tinggi badan rata-rata 160-170 cm
dan memiliki bola mata yang hitam. Banyaknya perbedaan etnis pribumi di
Indonesia memang sesekali menjadi masalah atau konflik. Seperti deskriminasi
dan perselisihan antaretinis, antaragama, antarsosial masyarakat dan lain
sebagainya.
2. Perjuangan
Menurut KBBI (2008: 590) perjuangan adalah perkelahian untuk
memperebutkan sesuatu atau dapat disebut juga peperangan. Perjuangan juga
dapat disebut dengan usaha seseorang atau kelompok untuk mendapatkan
sesuatu, baik itu hak yang tidak didapatkannya karena direbut oleh
orang/kelompok lain; keingingan untuk mencapai suatu tujuan, baik yang
bersifat tendensius dan politis atau tidak. Webster (via Pruitt dan Rubin, 2009:
9) menjelaskan bahwa istilah perjuangan dapat juga disebut dengan konflik:
perkelahian atau peperangan— yaitu berupa konfrontasi fisik (serta beberapa
aspek yang terjadi di baliknya) antara beberapa pihak. Dari beberapa deskripsi
di atas, dapat disimpulkan bahwa “hal” yang ditekankan dalam perjuangan
adalah usaha: bentuk, wujud , atau cara yang dilakukan untuk mendapatkan
sesuatu. Begitu juga dalam penelitian ini, bentuk, wujud atau cara perjuangan
yang terdapat dalam novel ASB karya Pramoedya merupakan salah satu
masalah inti yang dikaji. Pelitian ini berfokus pada bagaimana bentuk, wujud,
atau cara-cara yang digunakan pribumi dalam perjuangan.
Perjuangan dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu fisik dan non-fisik.
Perjuangan fisik adalah perjuangan yang dilakukan dalam bentuk tindakan
(fisik) seperti konfrontasi fisik. Perjuangan menggunakan materi juga
dimasukkan dalam bentuk perjuangan ini karena materi dapat digolongkan
dalam benda fisik. Sedangkan perjuangan secara non-fisik adalah segala bentuk
perjuangan yang dilakukan dengan bentuk lain selain fisik, seperti perjuangan
secara lisan dan tulis.
Wujud perjuangan pribumi dalam novel ASB dapat dibagi menjadi dua,
fisik dan nonfisik. Perjuangan fisik dapat dibagi menjadi enam jenis
perjuangan, yaitu konfrontasi fisik, penyebaran penyakit, aktifitas sosial,
pemertahanan harta/jabatan, pengasingan diri, dan memata-matai lawan.
Adapun jenis-jenis perjuangan tersebut antara lain, Perjuangan berwujud fisik
dalam novel ASB terdapat enam jenis. Namun pada pembhasan kali ini akan
dipaparkan beberapa saja antara lain sebagai berikut :
2.1 Konfrontasi fisik
Perjuangan dalam bentuk fisik yang pertama adalah konfrontasi
fisik. Konfrontasi fisik merupakan perjuangan inti di dalam sebuah perjuangan
karena dari konfrontasi fisik ini lah, muncul istilah-istilah dan definisi yang
bersangkutan dengan perjuangan. Dalam novel ASB, jenis perjuangan ini dapat
dibagi menjadi tiga variasi tindakan, yaitu perusuhan, peperangan, dan
pemberontakan
2.2 Penyebaran penyakit
Memberi penyakit dapat digolongkan dalam perjuangan berbentuk fisik
karena perjuangan ini dilakukan dengantindakan. Tidakan-tindakan tersebut
terkadang lebih berbahaya dan lebih efesien dibandingkan dengan perjuangan
fisik berbentuk pemberontakan. Dikatakan lebih bahaya karena terkadang si
pelaku yang memberikan racun atau menularkan penyakit tersebut menjadi martir;
membunuh orang lain dengan cara mengorbankan diri sendiri yang berujung pada
kematian. Perjuangan dengan bentuk ini dikatakan efesien karena tidak perlu
memakan banyak korban (di pihak pejuang) untuk mencapai suatu tujuan seperti
membunuh pimpinan (kubu lawan), menghambat pergerakan lawan, dan bahkan
memusnahkan semua pihak yang ada di kubu lawan.
Jenis perjuangan selanjutnya yang terdapat dalam novel ASB
adalah
aktifitas sosial. Jenis perjuangan ini dapat dibagi menjadi tiga variasi tindakan.
Adapun ketiga tindakan tersebut antara sebagai berikut ini.
2.3 Berkelompok/berorganisasi
Perjuangan secara berkelompok adalah perjuangan yang dilakukan
ketika menghadapi suatu masalah, yang menyangkut satu kelompok atau lebih,
dan permasalahan tersebut tidak dapat dilakukan/dipecahkan sendiri karena
membutuhkan solusi atau dukungan dari kelompok. Perjuangan dengan cara
berkelompok/berorganisasi ini, berbeda dengan perjuangan berorganisasi
modern —meskipun keduanya sama-sama merupakan gerakan kolektif.
2.4 Memberi bantuan fisik
Variasi perjuangan selanjutnya adalah memberi bantuan fisik. Variasi ini
meliputi tindakan penyelamatkan, memberi perlindungan, dan memberi dukungan
moral. Membantu secara fisik difokuskan pada perjuangan yang dilakukan dengan
cara memberi bantuan secara fisik, bukan bantuan materi. Menyelamatkan dalam
yang dimaksud kali ini hanya dibatasi pada usaha penyelamatan yang dilakukan
dengan perbuatan fisik. Begitu juga memberi perlindungan dan dukungan
moral, perlindungan yang dimaksud ini adalah perlindungan secara fisik, dan
dukungan moral yang dimasukkan merupakan dukungan moral yang disertai
dengan tindakan fisik.
2.5 Memberi bantuan tempat/materi
Variasi selanjutnya adalah perjuangan fisik dengan cara memberi bantuan
materi/tempat. Variasi ini sedikit memiliki kesamaan dengan variasi sebelumnya
yaitu sama-sama memberi bantuan kepada orang lain, namun yang satu dengan
tindakan fisik dan yang selanjutnya menggunakan materi/tempat. Perjuangan
dengan cara ini bukannya tidak beresiko, selain menghabiskan materi, perjuangan
dengan cara ini juga dapat membuat pemberi bantuan dikenakan hukuman karena
pemilik tempat biasanya dituduh sebagai otak dari semua tindakan. Apalagi jika
yang dilindungi adalah seorang buronan atau pemberontak.

3. Mental pribumi yang Terjajah


Akibat penderitaan yang disebabkan oleh kolonialisasi dan imperialisme
bagi suatu bangsa, turut mempengaruhi kondisi mental bangsa yang terjajah
tersebut. Dalam roman ini terdapat bentuk-bentuk mental yang tercipta di
kalangan pribumi akibat penjajahan yang diterimanya. Mental tersebut berupa
mental rendah diri atau inferior, serta mental waspada dan mencurigai.
3.1 Mental Inferior
Mental inferior atau rendah diri merupakan mental yang dimiliki bangsa
terjajah
karena tidak memiliki rasa percaya diri terhadap dirinya sebagai bangsa yang
selalu memandang bangsa lain jauh lebih hebat dan maju. Mental tersebut
membentuk rasa takut, segan, dan sungkan bila bertemu dengan pihak yang
merepresentasikan sebagai penjajah. Mental tersebut terejawantahkan melalui
sikap selalu menurut, selalu tunduk dan takut terhadap pihak penjajah.
Seorang petani memanggul pacul kupapasi di lorong itu. Ia mengangkat caping.
Membungkuk tanpa melihat padaku. Hanya karena aku berpakaian Eropa,
berpakaian kristen. Ia sedang menuju ke jalan raya. Mungkin kuli tebu. (Toer,
2006:233).
…. Kau! Teriakku dalam hati, pura-pura saja, kau takut juga pada Belanda hitam
ini! “Man! Cepat sini!” perintahku dalam bahasa Jawa. Orang itu menggeragap.
Ketakutan nampak pada wajahnya. ….. Ia datang menunduk-nunduk padaku dan
berdiri mengapurancang. “Ndoro Tuan.” (Toer, 2006:349).
Berdasarkan dua ilustrasi tersebut dapat dilihat bagaimana sikap rendah diri
tersebut ditampilkan sebagai rasa segan dan takut untuk berhadapan dengan pihak
yang dianggap lebih berkuasa (penjajah). Padahal menurut cerita tersebut, mereka
tidak sedang berhadapan dengan ‘Belanda’ dalam arti sesungguhnya, seseoarang
yang dihadapan mereka sejatinya sesama pribumi juga yang berpakaian gaya
Eropa. Terlihat bahwa rasa takut tersebut sudah terwujud pada ketakutan pada
barang-barang yang menjadi simbol kelas dan kuasa pada saat itu, yaitu gaya
berbusana dan sepatu.
Mental inferior tersebut juga diejawantahkan dalam sikap menundukkan
kepala, tidak
berani menatap, berbicara hati-hati, dan mengapurancang. Sikap-sikap tersebut
juga menyimbolkan bahwa sebagai bangsa terjajah benar-benar sudah takluk
sepenuhnya terhadap kuasa penjajah. Selain itu, sikap tersebut juga menandakan
bahwa sebagai bangsa sudah tidak ada harganya lagi karena menaruh diri lebih
rendah dibanding kuasa bangsa lain.

3.2 Mental Mencurigai


Ia berjalan gontai di depanku. Sebentar-sebentar menengok ke belakang.
Sementara itu aku menyesal telah memperlakukannya demikian, menyesal telah
datang kemari dengan pakaian Eropa dan bersepatu—momok dan sekaligus
musuh rakyat kecil. Orang akan menganggap aku datang untuk merampas
kebebasan atau hak milik (Toer, 2006:351)

….Magda Peters: Petani Jawa takut pada semua yang bukan petani, karena dari
pengalaman berabad mereka mengerti tanpa sadarnya, semua yang berada di luar
mereka secara sendiri-sendiri atau bersama adalah perampas segala apa dari diri
mereka. (Toer, 2006:246)
Dalam kutipan tersebut menunjukkan betapa traumatisnya psikis dan mental kaum
yang terjajah akibat perlakuan penjajah yang tamak. Rasa trauma tersebut
diwujudkan dengan rasa takut dan kuatir serta selalu curiga bahwa penjajah bisa
mengambil apa yang mereka miliki kapan saja. Rasa curiga dan kuatir tersebut
tersebut berdasarkan pengalaman dan perlakuan dari penjajah yang mereka terima
selama berabad-abad. Watak kolonialisme dan imperialisme hampir selalu sama di
belahan bumi manapun, yaitu tamak dan rakus. Praktik kolonialisme bagaikan
binatang buas penghisap darah yang menhisap darah mangsanya sampai habis tiak
tersisa. Praktik tersebut sangatlah dirasakan menyiksa bagi pihak-pihak yang
menjadi korban jajahan. Oleh karena itu, wajar kiranya apabila mereka menaruh
rasa curiga terhadap pihak yang dianggap sebagai penjajah, karena hal tersebut
merupakan bentuk pertahanan awal yang bisa mereka lakukan

4 Hasil Analisis Data


4.1 Pribumi dalam novel Anak Semua Bangsa karya Pramoedya Ananta Toer
Hasil analisis data yang pertama adalah yang berhubungan dengan pribumi
yang terdapat dalam novel yang di tulis oleh Pramoedya Ananta Toer. Berikut
penjelasannya :

1. Orang tua melalui dongengan mengajarkan akan adanya dewa perkasa


benama kala-batara kala. (Hlm 1)

Berdasarkan kutipan di atas, pribumi ditunjukkan pada kata melalui


dongengan mengajarkan akan adanya dewa perkasa. kalimat, tersebut
menunjukkan ciri khas pribumi yang memelihara budaya dan keyakinannya
dengan cara mendongengkan pada anak cucunya.
Hasil analisis data yang kedua adalah yang berhubungan dengan pribumi
yang terdapat dalam novel yang di tulis oleh Pramoedya Ananta Toer. Berikut
penjelasannya :

2. Negeri Kaisar Meiji itu berseru pada perantauannya, menganjurkan:


belajar berdiri sendiri! Jangan hanya jual tenaga padasiapapun! (Hlm59)
Berdasarkan kutipan di atas, pribumi ditunjukkan pada kata berseru pada
perantaunnya. kalimat, memiliki makna sebuah seruan atau ajakan terhadap paara
perantau yang sedang berada di negeri lain agar mereka belajar untuk mandiri dan
tidak menggantungkan nasibbnya pada orang lain.

Hasil analisis data yang ketiga adalah yang berhubungan dengan pribumi
yang terdapat dalam novel yang di tulis oleh Pramoedya Ananta Toer. Berikut
penjelasannya :
3. Tubuhnya kurus dan lemah. (Hlm 27)
Berdasarkan kutipan di atas, pribumi ditunjukkan pada kata Tubuhnya
kurus dan lemah. Kalimat itu, memiliki gambaran bagaimana kondisi fisik
pribumi saat mereka dibawah kepemimpinan kolonialisme, merak tidak berdaya
akan dirinya sendiri.

Hasil analisis data yang keempat adalah yang berhubungan dengan


pribumi yang terdapat dalam novel yang di tulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :
4. Kau Pribumi terpelajar! Kalau mereka itu, Pribumi itu, tidak terpelajar,kau
harus bikin mereka jadi terpelajar. Kauharus, harus, harus, harus bicara
pada mereka, dengan bahasa yang mereka tahu.(Hlm 72)
Berdasarkan kutipan novel diatas, pribumi ditunjukkan pada kata kau pribumi
terpelajar.kalimat tersebut mengandung makna bahwasannya sebagai pribumi
yang terpelajar harusnya ikut serta untuk membuat pribumi yang lain menjadi
terpelajar juga, jangan membirakan mereka berada dalam kebodohan dan
kesengsaraan.
Hasil analisis data yang kelima adalah yang berhubungan dengan pribumi
yang terdapat dalam novel yang di tulis oleh Pramoedya Ananta Toer. Berikut
penjelasannya :
5. ...mendapat upah karena menyenangkan orang lain yang tidak punya
persangkutan dengan kata-hati sendiri, kan itu di dalam seni namanya
pelacuran?, (Hlm78)
Berdasarkan kutipan novel diatas, pribumi ditunjukkan pada kalimat,
menyenangkan
orang lain yang tidak punya persangkutan dengan kata-hati sendiri. Kalimat
tersebut memiliki makna bahwasannya dalam melakukan sesuatu seharusnya lebih
mementingkan kata hati, meski mendap bayaran yang banyak dari kompeni, jika
hati kita menolak uuntuk melakukannya lpebih baik jangan dilakukan.
Hasil analisis data yang keenam adalah yang berhubungan dengan
pribumi yang terdapat dalam novel yang di tulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :
6. Kepercayaan itu justru kekuatan yang menggerakkan kami. Kami tak
pernah dijajah oleh ras lain, kami takkan rela mendapatkan pengalaman
demikian. Sebaliknya kami pun tak ada impian untuk menjajah ras lain. Itu
kepercayaan. Orang tua-tua kami bilang: Di langit ada sorga, di bumi ada
Hanchou, dan kami menambahkan: di hati ada kepercayaan.", (Hlm89)
Berdasarkan kutipan novel diatas pribumi ditunjukkan pada kalimat,
Kepercayaan itu
justru kekuatan yang menggerakkan kami. Kalimat ini memiliki makna
bahwasannya kekuatan sejati berasal dari kepercayaan yang kita miliki, kekuatan
tampa adanya sebuah kepercaan samadengan kosong.
Hasil analisis data yang ketujuh adalah yang berhubungan dengan pribumi
yang terdapat dalam novel yang di tulis oleh Pramoedya Ananta Toer. Berikut
penjelasannya :
7. sebesar-besar ampun adalah yang diminta seorang anak dari ibunya,
sebesar-besar dosa adalah dosa anak kepada ibunya., (Hlm130)
Berdasarkan kutipan novel diatas pribumi ditunjukkan pada kalimat, sebesar-
besar dosa adalah dosa anak kepada ibunya. Kalimat tersebut memiliki makna
bahwasannya ciri dari pribumi adalah kepatuhan, ketaatan, dan saling menghargai
kalimat tersebut menunjukkan bahwasannya sebagai pribumi seharusnya memiliki
rasa hormat dan tidak melawan terhadap orang tua.
Hasil analisis data yang kedelapan adalah yang berhubungan dengan
pribumi yang terdapat dalam novel yang di tulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :
8. ...Kartini pernah mengatakan: mengarang adalah bekerja untuk keabadian?
Kalau sumbernya abadi, bisa jadi karangan itu menjadi abadi juga.
halaman 162
Berdasarkan kutipan novel diatas pribumi ditunjukkan pada sosok nama,
Kartini. Sosok yang muncul dalam novel tersebut menggambarkan seorang
pahlawan wanita pada masanya.
Hasil analisis data yang kesembilan adalah yang berhubungan dengan
pribumi yang terdapat dalam novel yang di tulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :
9. Jangan kau mudah terpesona oleh nama-nama. kan kau sendiri pernah
bercerita padaku: nenek moyang kita menggunakan nama yang hebat-
hebat, dan dengannya ingin mengesani dunia dengan kehebatannya—
kehebatan dalam kekosongan. Eropa tidak berhebat-hebat dengan nama,
dia berhebat-hebat dengan ilmu pengetahuannya. Tapi si penipu tetap
penipu, si pembohong tetap pembohong dengan ilmu dan pengetahuannya.
(Hlm77)
Berdasarkan kutipan novel tersebut pribumi ditunjukkan pada kata nenk
moyang kita
menggunakan nama-nama yang hebat. Kalimat tersebut mengandung makna
bahwa nenek moyang kita dari dulu sudah memakai nama yang hebat dengan
nama tersebut ingin menunjukkan pada dunia tentang kehebatan itu sendiri.
Hasil analisis data yang kesepuluh adalah yang berhubungan dengan
pribumi yang terdapat dalam novel yang di tulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :
10. Setidaknya aku masih dapat mengbadikan karya keindahan bangsamu
untuk tidak mudah dilupakan orang-orang. (Hlm 79)
Berdasarkan kutipan novel diatas pribumi ditunjukkan pada katakeindahan
bangsamu. Kata tersebuh memiliki makna bahwa bangsa ini memiliki karya-karya
yang indah dan sulit untuk dilupakan, maka sudah seharusnya sebagai pribumi
untuk melestarikannya.
Hasil analisis data yang kesebelas adalah yang berhubungan dengan pribumi
yang terdapat dalam novel yang di tulis oleh Pramoedya Ananta Toer. Berikut
penjelasannya :
11. Maka bocah-bocah perantauan hrus dipersiapkan untuk menerima
pendidikan modern. (Hlm 53)
Berdasarkan kutipan novel diatas pribumi ditunjukkan pada kata bocah-bocah
perantau.
Yang memiliki arti anak-anak yang merantau harus dipersiapkan untukmenerima
sebuah kemoderenan dari segi pendidikan.
4.
5. Hasil Analisi Data
5.1 Perjuangan dalam novel Anak Semua Bangsa karya Pramodeya
Ananta
Hasil analisis data yang pertama adalah yang berhubungan dengan
perjuangan yang terdapat dalam novel yang di tulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :

1. Makin mendekati Tanjung Perak, ternyata makin banyak orang menunggu


di pinggir
jalan. Di Beberapa tempat orang melempari maresosé dengan batu-batu
jalanan. Bahkan anak-anak kecil pun ikut menyatakan simpatinya dengan
menggunakan katapil dan bandul batu. Tak dapat aku menahan haruan ini.
Mereka semua diliputi perasaan keadilan—perasaan keadilan yang
tersinggung. Seakan Mevrouw Annalies sudah seorang di antara keluarga
mereka sendiri. (Hlm29)

Berdasarkan kutipan novel diatas perjuangan ditunjukkan dalam kutipan Di


Beberapa tempat orang melempari maresosé dengan batu-batu jalanan.pada
kutipan tersebut menunjukkan bahwasannya pribumi melakukan perjuangan
dengan cara melakukan perlawanan dengan cara melempari maresosé dengan
batu.

Hasil analisis data yang kedua adalah yang berhubungan dengan


perjuangan yang terdapat dalam novel yang di tulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :

2. Makin mendekati Perak, makin banyak juga orang yang menunggu. Kini
mereka bukan hanya melempari dengan batu, juga berteriak-teriak: Kapir!
Kapir! Perampas. (Hlm 29)
Berdasarkan kutipan novel tersebut perjuangan terletak pada kalimat. bukan
hanya
melempari dengan batu. Paada kutipan tersebut menunjukkn perjuangan para
pribumi tidak cukup dengn hanya melempari dengan batu, namun juga dilakukan
dengan berbagai cara.

Hasil analisis dat yang ketiga adalah yang berhubungn dengan perjuangan
yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer. Berikut
penjelasannya :

3. Memang mendebarkan, dan kami berdua tak dapat berbuat sesuatu.


Maresosé pada
berlompatan turun dari kereta. Sambil ramai meniup sempritan mereka
mulai menyerbu tukang-tukang grobak. Perkelahian terjadi sebentar.
Maresosé dengan mudah dapat menguasai keadaan. Grobak-grobak tanpa
manusia itu mereka giring meminggir, menerjang-nerjang selokan dalam.
Banyak sapi dan grobak rusak atau tersekat di dalamnya. (Hlm29)
Berdasarkan kutipan novel tersebut perjuangan terletak pada kalimat. Menyerbu.
Kata tersebut menunjukkan bagaimana perjuangan yang dilakukan pribumi pada
saat itu, perjuangan yang dilakukan bukan hanya oleh segelintir orng tapi banyak.

Hasil analisis data yang keempat adalah yang berhubungn dengan


perjuangan yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :

4. Apa kau kira orang Belanda yang membela persoalanmu yang lalu?
Berapa banyak di antara mereka rela masuk ke penjara karena
persoalanmu? Dan untuk berapa tahun? Mereka membela perkawinanmu
karena terjemahan Kommer, karena tulisan Kommer, bukan tulisaan
Belanda-Mu. (Hlm 73)
Berdasarkan kutipan novel tersebut perjuangan terletak pada kalimat.
membela. Kata
tersebut memiliki arti pembelan oleh pribumi.
Hasil analisis data yang kelima adalah yang berhubungn dengan perjuangan
yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer. Berikut
penjelasannya :

5. Pribumi Hindia, Jawa khususnya, yang terus-menerus dikalahkan di


medan-perang selama ratusan tahun, bukan saja dipaksa mengakui
keunggulan Eropa, juga dipaksa merasa rendah diri terhadapnya. Sedang
Eropa, yang melihat pribumi tidak mengidap penyakit rendah diri nampak
olehnya sebagai benteng perlawanan terhadapnya, yang juga harus
ditaklukkan. (Hlm 108)

Berdasarkan kutipan novel tersebut perjuangan terletak pada kata. medan-


perang. Kata tersebut mengandung makna peperangan yang dilakukan oleh
pribumi sebagai bentuk perlawanan mereka.

Hasil analisis data yang keenam adalah yang berhubungn dengan


perjuangan yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :

6. Kami sudah berpengalaman ratusan tahun perang, Tuan Ter Haar. Kalah,
terus kalah. (Hlm 409)

Berdasarkan kutipan novel tersebut perjuangan terletak pada kalimat,


berpengalaman ratusan tahun perang,kalimat tersebut mengandung makna
perjuangan yang sudah lama dilakukn oleh pribumi, sehinga mereka sudh
berpengalaman tentang perng.

Hasil analisis data yang ketujuh adalah yang berhubungn dengan


perjuangan yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :

7. Dalam hanya tiga hari pemberontakkan telah dapat dipadamkan. Kiai


Sukri, yang dianggap sebagai biangkeladi, telah tertangkap, digelandang
ke pabrikgula Tulangan. Tuan Besar Kuasa Administratur Tulangan gusar
karena kerusuhan sudah mengganggu pekerjaan pabrik. Ia telah
perintahkan dijatuhkan hukuman dera delapanpuluh kali pada Kiai Sukri
sebelum dihadapkan ke Pengadilan. (Hlm 341)

Berdasrkan kutipaan novel tersebut perjuangan terletak pada kalimat.


Pemberontakkan,yng memiliki arti sebuah usaha perjuangan yang berasal dri
par pribumi untuk mendpatkn kebebasan.
Hasil analisis data yang kedelapan adalah yang berhubungan dengan
perjuangan yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :

8. “Omong kosong. Seperi tak pernah kenal watak mereka. Bunuh


saja sudah.” Tidak ada darah tertumpah di rumahku.” Itu adalah
suara istri Trunodongso, “Bukan begitu mata-mata pabrik.” “Baik,
akan kusampaikan pada Kiai. Barangkali besok aku akan datang
lagi.”(Hlm 255)

. Berdasrkan kutipaan novel tersebut perjuangan terletak pada kalimat.


Bunuh saja sudah. Kalimat tersebut memiliki makna bgaimana
perjuangan pribumi dalam melakukan perlawann, merek sangat
bersungguh sungguh dalam melakuknnya.

Hasil analisis data yang kesembilan adalah yang berhubungan dengan


perjuangan yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :

9. “Jangan pikirkan, kataku. Kan aku sudah bilang, tidak semua bisa
diselesaikan dengan parang dan amarah? Kau sudah pertaruhkan
semua dengan parangmu, dengan amarahmu. Kau kalah. Maka itu
diam saja sekarang. Tunggu sampai sembuh.” Halaman 372.

Berdasrkan kutipaan novel tersebut perjuangan terletak pada kalimat


parangmu.kalimat tersebut memiliki makn senjata yang bis digunakan
unutuk berperang atau melkukan perlawanan.

Hasil analisis data yang kesepuluh adalah yang berhubungan dengan


perjuangan yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :

10. Gubermen Hindia Belanda menjadi lebih kuatir lagi kalau terpelajar
Pribumi tahu pemberontakan Filipina itu dipimpin oleh golongan
terpelajar, bukan sekedar kerusuhan petani seperti di Tulangan. Halaman
401

Berdasrkan kutipaan novel tersebut perjuangan terletak pada


kalimat. Gubermen Hindia Belanda menjadi lebih kuatir lagi kalau
terpelajar Pribumi tahu pemberontakan Filipina itu dipimpin oleh
golongan terpelajar. Perjuangan yang semkin menghawatirkn pihak
filipina jika pemberontakan itu sampai diketahui oleh pelajar pribumi,
akan terjadi kerusuhan yang sengat hebat.

Hasil analisis data yang kesebelas adalah yang berhubungan dengan


perjuangan yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :
11. Dan kalau aku toh tidak mati, memang diri ditakdirkan jadi gundik
orang terbenci dan terjijik itu. Apaboleh buat, Bapak, Ibu … (Hlm
218)

Berdasrkan kutipaan novel tersebut perjuangan terletak pada kalimat.


tidak mati. Kalimaat tersebut menunjukkn perjuangn yng dilakukan
lewat cara perjuangan dengan cara penyebaran penyakit, namun yang
menyebarkan penyakit masih selamat.

Hasil analisis data yang keduabels adalah yang berhubungan dengan


perjuangan yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :

12. Ia tahu: ia mulai terserang demam. Dalam gelap ia naik lagi ke atas
rumpunan bambu. Turun. Meninggalkan dusun yang bakal dibakar
punah oleh kompeni.(Hlm 224-225)

Berdasrkan kutipaan novel tersebut perjuangan terletak pada kalimat.


ia mulai terserang demam.kalimat tersebut memiliki makna di sudah
terserang demam setelah mendapt serangan dengan cara penyebran
penyakit.

Hasil analisis data yang ketig belas adalah yang berhubungan dengan
perjuangan yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :

13. Bebaslah semua orang dari tingkahmu, anak-anak, perempuan dan


pekerja-pekerjamu! Barangkali dunia akan jadi agak indah tanpa
kau! (Hlm 225)

Berdasrkan kutipaan novel tersebut perjuangan terletak pada kalimat.bebaslah.


kalimat tersebut menunjukkan perlawanan yang diberikan oleh pribumi untuk
membebaskan yang lain.

Hasil analisis data yang keempat belas belas adalah yang berhubungan
dengan perjuangan yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta
Toer. Berikut penjelasannya :

14. Mereka berdua dalam hari-hari belakangan tergolek di ranjang


menunggu datangnya maut.( Hlm227)

Berdasrkan kutipaan novel tersebut perjuangan terletak pada kalimat. tergolek di


ranjang menunggu datangnya maut.kalimat tersebut menunjukkan makna
bahwasannya perjuangan lewat lewat penyebaran penyakit sudah berhasil
membuat mereka tergoleh lemas tak berdayaa diranjang.
Hasil analisis data yang kelima belas adalah yang berhubungan dengan
perjuangan yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :

15. Parang dan arit yang biasa diselitkan pada dinding dapur sudah tidak
ada. Tinggal pacul-pacul masih berjajar terbalih pada belandar.(Hlm
257)

Berdasrkan kutipaan novel tersebut perjuangan terletak pada kalimat. Parang


dan arit. Kalimat tersebut bermakna sebuah senjata yang dilakukan dalam
perlawanan sat melawan para kompeni dimasanya.

Hasil analisis data yang keenam belas adalah yang berhubungan dengan
perjuangan yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :

16. Dugaanku: mereka berserikat untuk menentang pabrik. Munkin aku


keliru. Aku masih harus, tinggal barang sehari lagi di sini.(Hlm 256-257)

Berdasarkan kutipaan novel tersebut perjuangan terletak pada kalimat.


menentang pabrik. Kalimat tersebut bermkna sebuah perjungan dalam
melakukan perlawanan terhadap pabrik tersebut.

. Hasil analisis data yang ketujubelas adalah yang berhubungan dengan


perjuangan yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :

17. Ada organisasi yang jadi motor perlawanan, organisasi yang bernama
Katipunan …. Itu.” (Hlm 404).

Berdasarkan kutipaan novel tersebut perjuangan terletak pada kalimat.


motor perlawanan. Kalimat tersebut bermakna sebuah organisasi yang
mendukung tentang perjuangan mereka, sehingga perjuangan untuk
melakukan perlawanan akan semakin kuat.

Hasil analisis data yang kedelapan belas adalah yang berhubungan dengan
perjuangan yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :

18. Teman-teman kita juga sangat menyesal tak bisa berbuat sesuatu untuk
mengurangi penderitaanmu. Benar-benar kami berduka-cita bersama
denganmu, Minke.
(Hlm8-9)
Berdasarkan kutipaan novel tersebut perjuangan terletak pada kalimat.
penderitaanmu.kalimat tersebut bermakna sebuat penderitnn yang telah dialami
saat melakukan pemberontakan.

Hasil analisis data yang kesembilan belas adalah yang berhubungan dengan
perjuangan yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer.
Berikut penjelasannya :

19. Sepandai-pandai ahli yang berada dalam kekuasaan yang bodoh ikut juga
jadi bodoh., (Hlm88)

Berdasarkan kutipaan novel tersebut perjuangan terletak pada kalimat.


kekuasaan yang bodoh. Kalimt tersebut bermakna kekusaan yang bodoh
maka akn membuat siapapun yang berada dalammnya juga akan ikut jadi
bodoh

Hasil analisis data yang dupuluh adalah yang berhubungan dengan


perjuangan yang terdapat dlam novel yang ditulis oleh Pramoedya Ananta
Toer. Berikut penjelasannya :

Orang-orang Filipina lebih dahulu melakukan belot kerja daripada pekerja-


pekrja perusahaan keretaapi Nederland,” kata Ter Haar. “Tetapi dari semua itu
pemberontakannya yang lebih menarik, menggoncangkan Negara-negara
kolonial seluruh Eropa, Termasuk Nderland, Tuan. (Hlm 402)

Вам также может понравиться

  • PiES ToT Guru Kreatif
    PiES ToT Guru Kreatif
    Документ50 страниц
    PiES ToT Guru Kreatif
    JustinSyukronAlambaraCokrowinotojoyodiningrat
    Оценок пока нет
  • Soal TPS RUANGGURU
    Soal TPS RUANGGURU
    Документ2 страницы
    Soal TPS RUANGGURU
    JustinSyukronAlambaraCokrowinotojoyodiningrat
    Оценок пока нет
  • Kelas Berbicara Belajar Public Speaking Bagi Pemula #1
    Kelas Berbicara Belajar Public Speaking Bagi Pemula #1
    Документ33 страницы
    Kelas Berbicara Belajar Public Speaking Bagi Pemula #1
    JustinSyukronAlambaraCokrowinotojoyodiningrat
    100% (1)
  • Analisis Soal Biologi Versi Ruangguru
    Analisis Soal Biologi Versi Ruangguru
    Документ3 страницы
    Analisis Soal Biologi Versi Ruangguru
    JustinSyukronAlambaraCokrowinotojoyodiningrat
    Оценок пока нет
  • 496 969 1 SM
    496 969 1 SM
    Документ8 страниц
    496 969 1 SM
    JustinSyukronAlambaraCokrowinotojoyodiningrat
    Оценок пока нет
  • Soal Quiz
    Soal Quiz
    Документ2 страницы
    Soal Quiz
    JustinSyukronAlambaraCokrowinotojoyodiningrat
    Оценок пока нет
  • SUKRON (Uas Bu Maryam)
    SUKRON (Uas Bu Maryam)
    Документ7 страниц
    SUKRON (Uas Bu Maryam)
    JustinSyukronAlambaraCokrowinotojoyodiningrat
    Оценок пока нет
  • Bab 2 Teks Eksposisi
    Bab 2 Teks Eksposisi
    Документ3 страницы
    Bab 2 Teks Eksposisi
    JustinSyukronAlambaraCokrowinotojoyodiningrat
    Оценок пока нет
  • Cara Melakukan Rol Depan
    Cara Melakukan Rol Depan
    Документ4 страницы
    Cara Melakukan Rol Depan
    JustinSyukronAlambaraCokrowinotojoyodiningrat
    Оценок пока нет
  • Resume Teks Eksposisi
    Resume Teks Eksposisi
    Документ2 страницы
    Resume Teks Eksposisi
    JustinSyukronAlambaraCokrowinotojoyodiningrat
    Оценок пока нет