Вы находитесь на странице: 1из 28

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Sambutan Kepala Desa
Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
A.
Letak Geografis Desa
B.
Letak Geografi dan Monografi Desa
C.
Kondisi
Sosial Ekonomi
D.
Kondisi Sosial
Budaya
E.
Kondisi
Sosial Keagamaan
F.
Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Sosial Desa

BAB II PELAKSANAAN KKN POSDAYA


BERBASIS
MASJID
A.
Profil Masjid Desa dan Potensi Pemberdayaan Masyarakat
B.
Strategi
Pembentukan Posdaya Berbasis Masjid
C.
Progranm Kegiatan
1.
Bidang Keagamaan
2.
Bidang Pendidikan
3.
Bidang Wirausaha
4.
Bidang Lingkungan
5.
Bidang Kesehatan

BAB
III PELAKSANAAN PROGRAM DAN
PROBLEMATIKA YANG DIHADAPI
A.
Pelaksaan Program
1. Bidang Keagamaan
2. Bidang Pendidikan
3. Bidang Wirausaha
4. Bidang Lingkungan
5. Bidang
Kesehatan
B.
Problematika dan
Problem Solving
C.
Faktor Penghambat
dan Pendukung

BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
C.
Kata Penutup
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Letak Geografis Desa
Desa Sampang sebagai wilayah pengabdian KKN
merupakan salah satu dari 17
desa yang berada di wilayah Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak. Desa
Sampang memiliki batas-batas sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Desa Kedunguter
dan Desa Klitih (Kec. Karangtengah)
b. Sebelah Selatan : Desa Tangkis (Kec.
Guntur)
c. Sebelah Barat : Desa Temuroso (Kec.
Guntur)
d. Sebelah Timur : Desa Pilang sari (Kec.
Sayung)
B.
Kondisi Geografi dan Monografi Desa
1. Geografi Desa
1) Jumlah Penduduk
a) Jumlah Penduduk
Desa Sampang sampai dengan
akhir bulan Juli
2012 adalah 3206 Jiwa terdiri dari:

Laki-laki : 1591
Jiwa

Perempuan : 1615 Jiwa

Penduduk Miskin :
1116 Jiwa
b) Jumlah Kepala Keluarga :
910 KK
c) Jumlah KK
Miskin : 299 KK
d) Jumlah
Penduduk:

Usia 0 – 14 :
1443 Jiwa

Usia 15 – 49 :
1382 Jiwa

Usia 50 Tahun keatas :
435 Jiwa
2) Mata Pencaharian
Penduduk
No. Jenis Mata Jumlah
Pencaharian

1. Petani 873

2. Buruh Tani 48

3. Buruh Bangunan 86

4. PNS/ TNI/ ABRI 41

5. Pedagang 164

6. Lain-lain 46

Jumlah 1258

3) Pendidikan
Masyarakat
a) Tingkat Pendidikan :
No. Tingkat Jumlah
Pendidikan

1. Tidak Tamat SD 127

2. Tamat SD/ 1045


Sederajat
3. Tamat SMP/ 450
Sederajat

4. Tamat SMA/ 268


Sederajat

5. DI/ D2/ D3 25
(Diploma)

6. S1/ S2 15

Jumlah 1930

b) Fasilitas Pendidikan yang ada:


No. Fasilitas Jumlah
Pendidikan

1. TPQ/ TPA 1

2. TK/ RA 2

3. SD/ MI 3

4. SMP/ MTs –

5. SMA/ MA –

6. Perguruan –
Tinggi

Jumlah 6

4) Kesehatan
Masyarakat
Fasilitas
Kesehatan yang ada didesa Sampang :
a) Posyandu :1
b) Puskesmas :1
5) Agama
a) Islam : 99,9%
b) Nasrani : 0,1%
2. Monografi
Desa
1) Luas Wilayah
a) Pemukiman :
75,200 ha
b) Sawah :
302,080 ha
c) Ladang/ Tegalan : 35,133 ha
d) Lain-lain : 16,837 ha
2) Pembagian Wilayah Pendusunan
Jumlah
Dusun sebanyak 5 Dusun yaitu :
a) Dusun Banget
b) Dusun Sampang
c) Dusun Delik/ Kuwon
d) Dusun Ngrapah
e) Dusun Panaran
3) Kondisi Jalan
a) Jalan Tanah :
1200 meter
b) Jalan Keras :

c) Jalan Beton :
2480 meter
d) Jalan Aspal :

4) Lokasi Desa
a) Jarak Desa ke Kecamatan :
6 km
b) Waktu Tempuh Ke Kecamatan : 30 menit
c) Waktu tempuh ke Pusat Fasilitas terdekat : 30 menit
(Pasar, Kesehatan, Pemerintah)
d) Ketersediaan Angkutan Umum :
Ojek
C.
Kondisi Sosial Ekonomi
Seperti
yang terlihat dalam demografi di atas, bahwa kebanyakan masyarakat Desa Sampang
menyandarkan kehidupannya pada
pertanian. Di samping itu
jumlah pedagang dan buruh bangunan juga terhitung cukup besar. Tingginya
masyarakat yang berwiraswasta pada umumnya didasarkan atas banyaknya
masyarakat
Desa Sampang, terutama
mereka yang berada pada usia kerja untuk mengadukan nasibnya di perantauan.
Memang
tidak ada data yang tersedia di pemerintahan Desa Sampang yang menunjukan secara
kuantitatif
berapa jumlah masyarakat Desa Sampang
yang bekerja di luar desa. Tetapi dapat dijelaskan di sini, bahwa kebanyakan
dari pemuda Desa Sampang tidak
sedikit yang mencoba untuk mencari “modal” (begitu masyarakat sini
mengistilahkannya)
ke luar negeri.
Beberapa
negara yang menjadi tujuan masyarakat Desa Sampang untuk bekerja antara lain,
Arab
Saudi, Korea, Hongkong, Taiwan dan sebagainya. Hasil yang diperoleh dari tempat
bekerja itulah yang biasanya dijadikan modal untuk meneruskan hidupnya di desa.
Sekembalinya mereka dari luar negeri, ladang pekerjaan yang biasa digarap
antara lain, pertanian atau wiraswasta (berdagang dsb).
Secara
rinci memang tidak ada catatan yang didapat oleh kami untuk menunjukan tingkat
kehidupan sosial ekonomi. Tetapi paling tidak, bisa kami tambahkan, bahwa
mencari pekerjaan di perantauan seakan telah menjadi rukun untuk memperbaiki
taraf perekonomian masyarakat.
D.
Kondisi
Sosial Budaya
Kebudayaan
masyarakat Desa Sampang
memang tidak dapat dilihat secara kasat mata. Hal ini dikarenakan tidak ada
sesuatu hal yang spesifik tentang apa yang menjadi ciri khas dari masyarakat
setempat. Tetapi sepanjang pengamatan kami, dan informasi yang didapat dari
beberapa tokoh masyarakat setempat, masih ada beberapa kesenian yang tetap
lestari dan secara berkesinambungan menjadi bagian dari tradisi masyarakat
setempat.
Di
Dusun Sampang misalnya.
Setiap bulan Muharram ada budaya sedekah bumi
yang rutin dilaksanakan setiap tahun. Sementara, seni terbangan tradisional hampir
dimiliki dan dipraktekan oleh masyarakat di berbagai dusun. Selain itu, budaya kerja
bakti (gugur gunung)
selalu di laksanakan apabila ada warga yang membangun rumah, merenofasi
masjid, mushola dll.
Ini
menunjukan bahwa secara perlahan nilai-nilai tradisi itu mulai dibumbui oleh
semangat keberagamaan. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat bisa menerima
simbol-simbol keagamaan itu secara utuh.
Karena mereka merasa tidak ada tradisi yang hilang dalam kehidupannya. Dan di
saat yang sama mereka juga merasakan percikan semangat beragama yang tinggi.
E.
Kondisi Sosial Keagamaan
Seperti
yang tertera dalam demografi penduduk, bahwa hampir 99,9% penduduk Desa
Sampang beragama Islam. Di samping itu ada
juga penduduk non muslim yang bertempat tinggal di Desa Sampang. Adanya varian
masyarakat yang
beragama, tentu saja merupakan tuntutan bagi masyarakat setempat untuk
menciptakan kerukunan di antara mereka dalam membina kehidupan keberagamaan.
Dan sejauh pengamatan kami, tidak pernah ada satu gesekan yang dilatarbelakangi
oleh kepentingan agama. Ini menunjukan bahwa sampai batas-batas tertentu,
masyarakat Desa Sampang
telah berusaha untuk menciptakan kerukunan tersebut.
Kehidupan keberagamaan
yang sejauh ini kami amati dan rasakan, memang cukup memiliki warna tersendiri. Di
Desa
Sampang terdapat 25 mushola dan 3 masjid. Banyak
sekali agenda pertemuan biasa yang didesain dan diselingi dengan kegiatan
keberagamaan.
Pertemuan ini misalnya
kumpulan rutinan anak-anak irmas yang dilaksanakan setiap malam ahad di
masjid Baitut Taqwa, dengan rangkaian acara;
pembacaan Asmaul husna, tahlilan,
sambutan-sambutan dari pengurus IRMAS, dan pembahasan program kerja IRMAS
selanjutnya.
Setiap hari ba’da dzuhur di Desa Sampang ada pengajian ibu – ibu di
mushola, pelaksanaannya setiap hari yang tempatnya dari satu mushola ke mushola
yang lain yang diikuti ibu – ibu setempat. Acara di dalam pengajian tersebut antara
lain
Dziba’an dan tahlil. Selain itu ada pengajian ibu – ibu ahad pagi dan pengajian
selapanan setiap 36 hari sekali.
Kegiatan keagamaan untuk bapak – bapak di Desa Sampang dilaksanakan
seminggu sekali pada hari kamis malam jum’at jenis acaranya yasinan tahlil dan
dziba’an. Dan pengajian semaan Qur’an serta ngirim doa para arwah.
Dalam acara apapun yang berbau kemasyarakatan mereka tidak melupakan untuk
tetap membaca Yasin dan Tahlil, sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada Allah
atas nikmat yang diberikan kepada mereka. Sebenarnya bau religius masyarakat
Sampang
sudah tercium sejak awal, saat kami pertama kali menginjakkan kaki di rumah
yang ditempati untuk melaksanakan rapat RT tersebut. Masyarakat yang datang ke
sana
semuanya memakai kopiah atau peci tanpa terkecuali.
Dari yang muda hingga yang
tua, semuanya memakai kopiah. Meskipun kopiah bukanlah parameter untuk
mengukur
keimanan seseorang, tetapi paling tidak hal tersebut sudah menjadi pertanda,
bahwa masyarakat di dusun setempat menghargai betul simbol-simbol keagamaan,
termasuk
diantaranya peci atau kopiah. Apalagi saat kami mengikuti rangkaian demi
rangkaian acara dalam rapat tersebut. Semakin kuatlah anggapan saya bahwa
masyarakat tersebut memang sangat religius. Mereka yang diberi tugas memimpin
tahlil dan Yasin, sangat piawai melafalkan doa dengan makhraj dan tajwid yang
betul-betul fasih.
F.
Lembaga Pemerintahan dan Lembaga
Sosial Desa
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Perda
Kabupaten Demak No 4 s/d 15 tahun 2000, bahwa Pemerintahan Desa adalah
kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh BPD dan pemerintah desa.
Desa Sampang sudah bisa membentuk Badan Perwakilan
Desa (BPD) Desa Sampang yang diketuai oleh Bpk Yahya, dengan jumlah
anggota 6 orang dan seorang sekretaris BPD. Nama dan jabatan
perangkat Desa yang ada:
1.
Hadi
Siswanto Jabatan Kepala Desa
2.
H. Syahri Jabatan Sekretaris
Desa
3.
Sunhuda Jabatan Bekel I
4.
HA Mu’in Jabatan Kaur Umum
5.
Lukito Jabatan Kaur Pemerintahan
6.
Daryamin Jabatan Kaur Pembagunan
7.
Mastur Jabatan Kaur Kesra
8.
Sukarjo Jabatan Kaur Keuangan
9.
Mofid Jabatan Modin I
10.
Suratno Jabatan Kebayan I
11.
Muh Sobirin Jabatan Kebayan II
12.
Salimin Jabatan Ulu-ulu
13.
Maskurin Jabatan Bekel II
14.
Agus Susilo Jabatan Kepetengan
15.
Syaerozi Jabatan Modin II
BAB
II
PELAKSANAAN KKN POSDAYA BERBASIS MASJID
A. Profil
Masjid Desa dan Potensi Pemberdayaan Masyarakat
Masjid yang berada di desa Sampang tepatnya ada tiga,
yang terletak di dukuh Sampang, dukuh Ngrapah, dukuh Panaran. Dalam hal ini
potensi yang layak
untuk diberdayakan adalah masjid dukuh Sampang mengingat masjid ini dalam tahap
pembangunan secara fisik dan tahap perintisan aktivitas sosial-keagamaan yang
tertinggal daripada masjid di dukuh lain. Sumber daya manusia sebagai pengurus
masjid desa Sampang juga berpotensi untuk diberdayakan sebagai ujung tombak
daripada eksistensi masjid di mana sementara ini SDM masih kurang, baik dalam
tataran remaja maupun tingkat sesepuh atau tokoh agama.
B. Strategi
Pembentukan Posdaya Berbasis Masjid
Pertama
yang dilakukan dalam
tema Posdaya Berbasis Masjid adalah dengan membentuk dan memberdayakan Ikatan
Remaja Masjid (IRMAS) dengan pengurus dan anggota berasal dari remaja tingkat
pendidikan Menengah Atas, Menengah Pertama, hingga Sekolah Dasar. Kedua,
pemberian Al-Qur’an seoptimal mungkin yang dalam hal ini Tim KKN Posko 20
memberikan sebanyak 209 Al-Qur’an berasal dari donasi Badan Wakaf Al-Qur’an,
Rubawi Foundation, dan PT Toha Putra. Dengan adanya bantuan Al-Qur’an sebanyak
209 di setiap masjid dan mushola di Desa Sampang diharapkan masjid dan mushola
dapat aktif dalam aktivitas mengaji Al-Qur’an sehingga membuat masjid dan
mushola menjadi pusat daripada aktivitas keagamaan. Ketiga, mengisi ceramah
di masjid dan mushola setempat setiap hari Minggu dan Kamis dengan tujuan
sebagai tauladan bagi masyarakat untuk aktif mengadakan pengajian di masjid dan
mushola. Keempat, memberikan papan waktu salat sebagai bentuk perhatian
Tim KKN Posko 20 agar waktu salat senantiasa menjadi pedoman bagi waktu salat
di masjid. Selain itu, pemberian jam dinding dirasa perlu untuk masjid
mengingat belum ada jam dinding di masjid sehingga keberadaan peranti fisik
berupa jam dinding dan papan waktu salat menjadi penyemarak bagi eksistensi
masjid yang utuh sehingga berimbas pada kemajuan aktivitas sosial dan keagamaan
di masjid. Kelima, memberikan donasi kepada pembangunan masjid sebanyak Rp
500.000 (lima ratus ribu rupiah) mengingat masjid dalam tahap pembangunan
sehingga sedikit banyaknya Tim KKN Posko 20 berupaya membantu terwujudnya
upaya
pembangunan masjid Desa Sampang.
C. Program Kegiatan
a. Bidang Keagamaan

Rapat
konsolidasi rutin dengan Ikatan Remaja Masjid

Tahlil
dan yasin rutin setiap kamis secara bergiliran di rumah warga desa Sampang

Mengisi
ceramah rutin setiap hari Kamis di Mushola dukuh Delik dan setiap hari Senin di
Masjid Dk Sampang

Mengikuti
pengajian rutin dengan berpartisipasi dalam hal Rebana

Mengikuti
dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan rutin yang diadakan
warga desa Sampang

Mengajar
ngaji di TPQ Tarbiyatul Wildan

Tasyakuran
bersama Remaja Ikatan Masjid

Pembagian
Al-qur’an sebanyak 209 ke masjid, mushola, TPQ, dan Madin

Pengajian
acara perpisahan KKN
b. Bidang Pendidikan

Berpartisipasi
aktif mengajar di SD N 1 Sampang, SD N 2
Sampang, MI Sampang, dan Madrasah Diniyah (MADIN)

Mengadakan
Bimbingan Belajar (BIMBEL) Setiap hari Senin-Rabu kluter sore (pk 16.00 WIB dan
pk. 19.30 WIB)

Mengadakan
Lomba cerdas cermat, pidato, adzan, kaligrafi, MTQ, fashion show tingkat Desa
Sampang

Memberikan
donasi berupa 38 buku pengetahuan dan keterampilan untuk SD N 1 Sampang.
Pemilihan ini sebagai wujud kepedulian Tim KKN Posko 20 mengingat minimnya
buku
yang dipajang di perpustakaan SD N 1 Sampang sehingga dipilih untuk mendapatkan
bantuan.
c. Bidang Wirausaha

Workshop
praktis pembuatan parsel pernikahan

Pelatihan
membuat sirup jambu air khas Demak

Pelatihan
membuat selai jambu air khas Demak

Workshop
menulis “Write-preneurship”
d. Bidang Lingkungan

Normalisasi
sungai sepanjang desa Sampang

Papanisasi
larangan membuang sampah di sungai di tiga titik

Kerja
bakti bersih-bersih desa

Partisipasi
gotong-royong pembangunan masjid
e. Bidang Kesehatan


Pemberian
Makanan Tambahan Anak secara rutin setiap hari Selasa di Posyandu Desa Sampang

Jalan
sehat bersama anak dan masyarakat

Sosialisasi
pemberian ASI sebagai pemberian makanan terbaik bagi anak di Posyandu Balai
Desa

Senam
sehat bersama anak dan remaja
BAB
III
PELAKSANAAN
PROGRAM DAN PROBLEMATIKA YANG
DIHADAPI
A. Pelaksanaan Program
Dengan
memperhatikan kondisi serta sarana dan prasarana pendukung, maka dari sekian
banyak program kerja yang telah disusun oleh tim sebagian besar dapat
dilaksanakan dengan baik kendati masih jauh dari sempurna. Berikut laporan
lengkap tentang pelaksanaan program kerja tim KKN IAIN Walisongo Semarang
posko
20 di Desa Sampang Kec. Karangtengah Kab. Demak:
1.
Program Sektoral Fisik
a.
Bersih-bersih Mushala
Pembersihan
Mushala biasanya dilakukan oleh seluruh warga desa. Namun melihat kondisi
lapangan yang mana banyak warga desa yang sibuk dengan pekerjaan mereka, maka
kegiatan inipun telah lama vakum. Hal ini terlihat dari fisik mushala yang
berantakan dan penuh debu. Oleh karena itu program bersih-bersih mushala
menjadi sangat krusial untuk dilakukan oleh tim KKN Posko 20 IAIN Walisongo
Semarang. Selama masa KKN program pembersihan mushala telah beberapa kali
dilakukan secara bersama.
b.
Pengadaan jam dinding dan jadwal waktu shalat di masjid Baitut Taqwa
Pengadaan
jam dinding di peruntukkan atau di tempatkan di balai desa Sampang guna
menunjang aktivitas keseharian perangkat desa yang di harapkan tepat waktu
dalam segala aktivitasnya. Kemudian jadwal waktu sholat yang di tempatkan di
masjid Baitut Taqwa guna mempermudah mu’adhin
di masjid tersebut ketika akan mengumandangkan adzan dan selain itu juga
mempermudah para jamaah dalam mengetahui waktu sholat fardhu tepat pada
waktunya.
c.
Pengadaan Al-Qur’an, Juz
‘Amma dan Tuntunan Shalat
Pengadaan Al-Qur’an, Juz ‘Amma dan tuntunan Sholat di tujukan bagi anak-anak
madin dan
santriwan-santriwati TPQ agar mempermudah dalam mengkaji Al-qur’an dan agama
Islam secara benar dan fasih sesuai dengan ajaran Rosulullah.
d.
Papanisasi larangan membuang sampah
Hal ini bertujuan untuk memberikan
peringatan kepada warga Sampang yang menjadi aliran salah satu sungai besar di
Demak agar senantiasa menjaga sungai agar tidak terjadi banjir sebab kebanyakan
warga membuang sampah di sekitar sungai.
2.
Program Sektoral Non Fisik
a.
Bidang Umum
1)
Festival Anak Shaleh (FAS)
Festival Anak Shaleh (FAS) merupakan
program kerja yang dilaksanakan satu kali selama masa KKN. Festival Anak Shaleh
ini bertujuan untuk menggali bakat yang dimiliki oleh siswa SD dan MI Sampang
serta sebagai penyaringan peserta untuk mengikuti kegiatan Festival Anak Shaleh
(FAS) di Kecamatan. Dalam kegiatan ini diadakan berbagai macam lomba,
diantaranya lomba cerdas cermat, lomba adzan, lomba MTQ, lomba kaligrafi, lomba
pidato, dan fashion show.
2)
Jalan Sehat
Jalan Sehat merupakan program kerja
yang bertujuan untuk kebersamaan dan keakraban dengan masyarakat desa Sampang.
Jalan Sehat ini diikuti oleh seluruh Tim KKN, IRMAS, dan siswa/i SD N I
Sampang, SD N 2 Sampang, dan MI Sampang dengan berkeliling desa Sampang dan
disediakan hadiah dan door Prise bagi peserta.
3)
Senam di Kecamatan
Senam adalah program kerja kecamatan
yang bertujuan untuk menyegarkan jiwa dan tubuh. Kegiatan ini dilaksanakan
setiap jum’at pagi di kantor kecamatan Karangtengah dengan diikuti oleh camat,
pegawai dan staff kantor kecamatan serta seluruh tim KKN IAIN Walisongo
se-kecamatan Karangtengah. Dalam kegiatan ini, tim KKN hanya mengikuti dan
mensukseskan program di Kecamatan.
4)
Rapat KORCAM ( Kordinator kecamatan) di Kecamatan
Rapat KORCAM merupakan rapat yang
diadakan oleh kepengurusan Tim KKN ditingkat kecamatan. Rapat ini biasanya
diadakan 2 kali dalam seminggu yang bertempat di desa sekitar Karangtengah
maupun di kecamatan Karangtengah. Tujuan diadakannya rapat KORCAM ini untuk
mengkoordinasi segala kegiatan yang diadakan oleh tim KKN IAIN Walisongo
Semarang di tingkat kecamatan.
5)
Makrab
Tim KKN posko 20 mengadakan makrab
atau biasa disebut dengan malam keakraban dalam 2 acara, yaitu makrab bersama
anak-anak IRMAS desa Sampang dan makrab internal tim KKN posko 20. Makrab
yang
pertama dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2013 bersama anak-anak IRMAS desa
Sampang. Dalam acara ini diadakan pelatihan Writepreneurship
di masjid Baitut Taqwa desa Sampang,
setelah pelatihan selesai dilanjutkan dengan acara shering bersama di posko KKN
desa Sampang. Makrab kedua dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2013 yang bertempat
di posko KKN. Dalam acara ini diadakan bakar-bakar jagung dan ketela oleh
seluruh anggota Tim KKN posko 20. Acara makrab ini dilakukan dengan tujuan
untuk membina keakraban, shering keluh kesah dan kebersamaan diantara anggota
tim KKN dengan Irmas maupun dengan sesama anggota tim KKN posko 20.
b.
Bidang Khusus
1)
Bidang Keagamaan
a)
Dziba’, Yasinan, Tahlilan Rutin
Kegiatan ini merupakan kegiatan
rutinan yang dilakukan oleh warga desa Sampang baik Ibu-ibu maupun Bapak-bapak.
yang merupakan kegiatan pengajian Ibu-ibu desa Sampang yaitu Dziba’an.
Pengajian dziba’an ini biasa
dilakukan oleh Ibu-ibu warga Sampang setiap ba’da
dhuhur sekitar pukul 12.30 WIB. Pengajian ini bertempat di mushala-mushala
setiap dusun yang ada di desa Sampang, tin KKN posko 20 mengikuti
pengajian dziba’an ini ada di tiga tempat yakni,
di mushala Darrussalam setiap hari
sabtu, di mushala dusun Banget setiap hari senin, dan di mushala Baitussalam di
dusun sampang. Sedangkan
kegiatan Yasinan dan Tahlilan dilakukan oleh Bapak-bapak desa Sampang, yang
kegiatannya dilaksanakan setiap malam jum’at yang bertempat di rumah-rumah
warga secara bergiliran.
b)
Ceramah Pengajian Ahad Pagi
Pengajian ahad pagi merupakan
pengajian yang diadakan oleh warga desa Sampang yang dilaksanakan setiap hari
ahad pagi mulai pukul 08.00 sampai 12.00 WIB yang diikuti oleh seluruh warga
desa Sampang. Melihat dari antusias warga desa sampang dalam mengikuti
pengajian ini, tim KKN posko 20 kemudian tergugah untuk berpartisipasi dengan
mengisi ceramah dalam pengajian tersebut secara bergiliran.
c)
Selapanan
Selapanan merupakan kegiatan pengajian
yang diadakan oleh Ibu-ibu warga desa Sampang setiap 36 hari sekali. pengajian
ini dilaksanakan dari pukul 08.00 – 16.00 WIB, dengan perincian acara sebagai
berikut, pukul 08.00 – 12.00 WIB semaan Al-qur’an, mulai pukul 13.30 – 16.00
WIB pembacaan dziba’, tahlil, dan ceramah
dari ustadz setempat.
d)
Murotalan sebelum Maghrib
Murotalan merupakan kegiatan tadarusan
membaca surat Al-Waqiah yang dilakukan oleh tim KKN posko 20 dengan warga
setempat, sebagai pengantar menjelang shalat maghrib.
e)
Penyuluhan Keagamaan dengan IRMAS
Penyuluhan Keagamaan dilakukan oleh
tim KKN posko 20 kepada anggota IRMAS disela-sela setiap pertemuan dengan
IRMAS
di masjid Baitut Taqwa desa Sampang.
Penyuluhan ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan seputar keagamaan yang
dialami dalam kehidupan sehari-hari agar dalam menjalankan kegiatan keagamaan
tidak ada keraguan.
f)
Pertemuan dengan IRMAS
Pertemuan ini merupakan kumpulan
rutinan anak-anak irmas yang dilaksanakan setiap malam ahad di masjid Baitut
Taqwa, dengan rangkaian acara;
pembacaan Asmaul husna, tahlilan,
sambutan-sambutan dari pengurus IRMAS, dan pembahasan program kerja IRMAS
selanjutnya.
2)
Bidang Pendidikan
a)
Bimbingan Belajar (BIMBEL)
Bimbingan belajar merupakan program
kerja di bidang pendidikan yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan belajar
yang dialami oleh siswa/i desa Sampang. Bimbingan belajar ini dilaksanakan
setiap hari senin, selasa, dan rabu di serambi mushola Baitussalam. Dalam sehari,
kegiatan ini dibagi dalam dua waktu,
yaitu sore (16.00 – 17.00 WIB) untuk siswa kelas 1, 2, 3, dan SMP, dan malam
(19.30-20.30 WIB) untuk siswa kelas 4, 5, dan 6.
b)
Mengajar di MI, Madin, dan TPQ
Mengajar di Madin, MI dan TPQ
merupakan kegiatan yang bertujuan untuk berpartisipasi aktif di bidang
pendidikan masyarakat desa Sampang. Dalam kegiatan ini, tim KKN hanya mengikuti
dan masih dipandu oleh tokoh agama dan masyarakat. Pengajaran di MI
dilaksanakan setiap hari senin, selasa, dan rabu dan untuk pengajaran di TPQ
dilaksanakan setiap hari setelah maghrib.
c)
Pelatihan Karate
Pelatihan Karate merupakan program
kerja yang bertujuan untuk mengasah bakat dan minat siswa/i desa Sampang.
Latihan ini dilaksanakan setiap minggu pagi di halaman SD N1 Sampang dengan
pelatih dari tim KKN sendiri.
3)
Bidang Wirausaha / Keterampilan
a)
Pembuatan Parsel
Pelatihan pembuatan parsel bertempat
di balaidesa Sampang pada hari sabtu tanggal 18 Mei 2013 pukul 08.00-12.00 WIB
yang di ikuti oleh 25 peserta dari golongan remaja dan ibu rumah tanga.
pelatian tersebut memiliki tujuan agar masyarakat sampang pada umumnya dan ibu
rumah tangga dan remaja putri pada khususnya dapat mengembangkan kreativitas
yang kemudian nantinya lebih berkembang menjadi usaha yang dapat menghasilkan
pemasukan sendiri.
b)
Pelatihan Writepreneurship
Pelatihan ini di laksanakan pada malam
ahad tanggal 18 mei 2013 pukul 19.00-21.00 WIB yang bertempat di masjid dengan
dihadiri 30 peserta anggota IRMAS. tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mengasah
bakat dan kreatifitas para pemuda desa sampang dalam menuangkan bakat menulis
yang kritis, luwes, indah, dan aktual
c)
Pelatihan Pembuatan Sirup dan Selai
Pelatihan pembuatan makanan dalam
bentuk sirup dan selai ini bertempat di mushola Baitussalam dan di ikuti oleh ibu-ibu
pengajian dan remaja putri.
kegiatan tersebut di laksanakan pada hari kamis tanggal 23 Mei 2013 pukul 15.00
WIB. kegiatan ini di maksudkan agar masyarakat tahu nilai nutrisi pada makanan
yang di konsumsi. yang mengedepankan nutrisi dan gizi dari pada nilai
ekonomisnya.
4)
Bidang Lingkungan
a)
Mengikuti Pengecoran di Masjid Baitut Taqwa
Kegiatan
ini merupakan ujud dari pertipasi tim KKN dalam membantu pembangunan masjid.
Tim KKN bersama dengan warga melakukan pengecoran bersama.
b)
Normalisasi sungai dan perduli Lingkungan
Kegiatan
ini di laksanakan setelah jalan sehat pada hari sabtu tanggal 25 Mei 2013 pukul
10.30 – 11.15 WIB yang bertujuan untuk keperdulian terhadap lingkungan dan
kesadaran utuk mencegah terjadinya banjir karena penyumbatan sampah dengan
mengambil dan membersihkan sampah di sungai dan tepian sungai.
5)
Bidang Kesehatan
a)
Posyandu
Kegiatan
posyandu telah rutin di lakukan setiap minggu sekali dengan bergiliran ke
masing-masing dusun. Dalam kegiatan posyandu tim KKN hanya membantu dalam
menimbang dan membantu menyediakan Pemberian makanan tambahan (PMT) untuk
para
balita yang datang dalam kegiatan posyandu pada saat itu.
b)
Penyuluhan Keamanan Pangan
Dalam
pennyuluhan keamanan ini tim KKN menghimbau warga desa sampang khususnya
Ibu-
ibu untuk lebih memilah-milah keamanan pangan yang akan dikonsumsi anan-anak
mereka. Karena di desa Sampang masih banyak di temukan makanan yang
mengandung
pemanis dan pengawet sintetis yang dijual disekitar sekolah dan tempat umum.
Sebagian
warga juga masih menggunakan garam krasak ketimbang garam halus yang lebih
banyak mengandung yodium. Karena hanya memikirkan rasa tanpa memikirkan
manfaatnya.

B. Problematika dan Problem Solving


1. Bidang Sektoral
Fisik
Sebagai perguruan tinggi yang berbasis
pada agama, program yang diagendakan oleh tim KKN IAIN Walisongo dalam bidang
fisik tentu saja adalah agenda yang sejalur dengan visi dan misi dalam bidang
keagamaan. Pada dasarnya problem yang dihadapi oleh tim KKN Desa Sampang
adalah
kendala yang bersifat teknis seperti masalah dana. Lazimnya, setiap tim KKN
memiliki peluang untuk mencari dana dari masyarakat setempat untuk memenuhi
agenda atau program kerja. Tetapi hal itu tidak dilakukan mengingat kondisi
perekonomian masyarakat yang tidak merata dan untuk menghindari asumsi yang
diberikan oleh masyarakat kepada tim KKN. Hal ini ditambah dengan dukungan yang
sangat sedikit dari instansi atau lembaga pemerintahan. Ini tentu sangat
dimaklumi mengingat pelaksanaan KKN dilaksanakan saat awal tahun anggaran. Dan
biasanya pada bulan-bulan tersebut semua instansi tutup buku dan baru persiapan
untuk membuka anggaran baru.
2. Bidang Sektoral
Non Fisik
Dalam Bidang sektoral non fisik,
kegiatan hambatan yang ditemukan adalah
aktivitas dari penduduk Desa Sampang yang padat sehingga tidak mampu
secara optimal dalam mengikuti acara atau kegiatan yang di adaka oleh tim KKN.
Hanya acara dalam waktu tertentu saja yang dapat di hadiri oleh sebagian banyak
warga sampan. Khususnya kegiatan yang di lakukan pada waktu sore hari.
Pendek kata, hambatan yang dirasakan
untuk merealisasikan kegiatan yang bersifat sektoral non fisik adalah
ketidakmampuan untuk membuat generalisasi kegiatan bagi semua dusun.
3. Bidang Lintas
Sektoral Fisik
Dalam bidang lintas sektoral fisik,
sebenarnya persoalan tidak terlalu banyak dijumpai. Karena sejak awal, kami
berusaha untuk tidak memberi janji kepada masyarakat untuk membangun atau
mendirikan sesuatu untuk masyarakat setempat. Karenanya, dalam praktek, kami
lebih banyak untuk berpartisipasi aktif dengan menjadikan warga sebagai orang
yang mengambil inisiatif untuk mengadakan kegiatan. Dengan demikian, peran tim
KKN justru sebenarnya lebih ringan.
Namun, ada beberapa catatan kecil yang
dapat kami berikan terkait dengan kesulitan atau hambatan yang kami jumpai
dalam realisasi program lintas sektoral fisik. Yang paling kentara adalah
persoalan letak geografis desa yang dipisahkan oleh sawah. Perlu diketahui
bahwa Desa Sampang memiliki lima dusun yang terpisahkan oleh sawah dan antara
dusun satu dengan yang lain terpisah jauh dengan keadaan jalan yang sedikit
kurang baik. Kondisi inilah yang membuat pembangunan di bidang fisik agak
kurang merata.
4. Lintas Sektoral
Non Fisik
Dalam Bidang lintas sektoral non fisik
hambatan relatif cukup bisa diatasi. Yang paling kentara, mungkin kendala
geografis yang menyebabkan mobilisasi tim KKN agak terhambat
C. Faktor Penghambat dan Pendukung
1.
Faktor Penghambat
a.
Faktor Penghambat
Banyak hal yang menjadi penghambat pelaksanaan
KKN ini. Kami mengidentifikasi beberapa permasalahan yang kami anggap sebagai
factor penghambat lancarnya realisasi program kerja KKN. Pertama, Faktor
Geografis desa. Seperti yang sudah disinggung di atas, Desa Sampang memiliki
empat dusun yang dipisahkan oleh Sawah, kondisi jalan yang sedikit kurang baik
diantara dua dusun dengan dusun lainnya. Hal ini menyebabkan kendala dalam
pemerataan agenda kerja. Meski tim KKN di Desa Sampang sudah dipisah dan
ditempatkan di masing-masing lokasi yang terpisahkan tersebut, tetapi hal
tersebut tetap saja menyisakan problem. Dalam konteks internal tim, hal tersebut
menyebabkan tersendatnya
komunikasi.
Kedua,
efek dari point pertama itu juga berpengaruh pada proses pemerataan agenda
kerja. Dusun Ngrapah yang berada di ujung Timur sebelah selatan Desa Sampang,
hanya beberapa kali saja kami dapat mengikuti kegiatan di dusun tersebut.
Ketiga, kantor pemerintahan desa yang kurang
memadai. Perlu diketahui, kantor pemerintahan Desa Sampang hingga saat ini
masih dalam renovasi. Kondisi tersebut menyebabkan proses komunikasi antara tim
KKN dengan perangkat desa sedikit terhambat. Apalagi kegiatan perangkat di Desa
Sampang tidak terkonsentrasi di kantor. Hanya ada pertemuan rutin setiap hari
rabu yang dilaksanakan oleh perangkat desa.
Keempat, posko yang terpisah ini, meski di
satu sisi membuat tim lebih bisa memahami medan, tetapi hal ini berpengaruh
terhadap kinerja dan proses komunikasi.
Kelima, minimnya alat transportasi yang
dimiliki oleh tim KKN. Meski faktor ini tidak terlalu signifikan, tetapi
kadang-kadang hal tersebut menyebabkan mobilitas tim menjadi berkurang. Dan
banyak sekali agenda atau kegiatan yang terlantar hanya karena persoalan
minimnya kendaraan.
2.
Faktor Pendukung
Meskipun ada beberapa kendala dan
hambatan, bukan berarti tidak ada faktor pendukung. Justru banyak terdapat
faktor pendukung sehingga program kami sebagian besar dapat terealisasi.
Beberapa faktor pendukung yang kami catat diantaranya :
a.
Meratanya kemampuan dalam tim. Dalam kondisi demikian,
tim merasa siap untuk menghadapai tuntutan masyarakat meski pada prakteknya
tuntutan tersebut jarang ditemui. Tetapi paling tidak beragamnya kemampuan yang
dimiliki oleh anggota tim bisa menjadi faktor pendukung jika suatu saat
masyarakat meminta anggota tim KKN untuk melaksanakan atau mengerjakan
sesuatu.
b.
Fasilitas administratif yang relatif memadai. Perangkat
tulis menulis seperti halnya laptop, printer dan lainnya tentu sangat membantu
dalam kelancaran proses administrasi. Ini ditunjang dengan adanya alat
transportasi yang memadai.
c.
Perangkat pemerintah yang kooperatif dari mulai pak
kades, sekdes hingga pak kadus ataupun kamituo. Tentu saja karakter ini yang
sangat membantu kelancaran baik dalam kegiatan yang bersifat instruktif maupun
yang bersifat koordinatif. Apalagi mereka tak segan-segan untuk mengorbankan
fasilitas yang merka miliki untuk kelancaran kinerja tim KKN.
d.
Elemen masyarakat yang kooperatif. Termasuk diantaranya
tokoh masyarakat, pemuda dan anak-anak. Hal tersebut dibuktikan dengan
partisipasi aktif mereka saat tim KKN mengadakan kegiatan. Ini menunjukkan
bahwa mereka cukup apresiasif dengan kehadiran tim KKN.
e.
Apresiasi masyarakat yang tinggi terhadap
kegiatan-kegiatan keagamaan. Ragam kegiatan yang melibatkan banyak pihak
terutama bersifat keagamaan nyaris tak pernah sepi dari peminat. Tahlilan,
yasinan hingga pengajian akbar selalu diikuti oleh warga Desa Sampang begitu
pula kegiatan TPQ.
f. Kesadaran
masyarakat yang telah memahami bahwa kehadiran tim KKN bukanlah semata-mata
untuk membangun fasilitas tertentu. Ini yang membuat tim tidak pernah merasa
terbebani untuk menyediakan atau membangun sesuatu. Keterlibatan tim KKN dalam
setiap kegiatan keagamaan sudah dirasakan cukup oleh masyarakat sebagai bagian
dari adanya KKN.

BAB IV
KESIMPULAN,
SARAN, DAN PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kami sadari bahwa
serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Tim KKN IAIN Walisongo Posko
20 Desa Sampang Kecamatan Karang Tengah
Kabupaten Demak belum dapat memberikan kontribusi secara optimal kepada
masyarakat. Itu semua dikarenakan adanya keterbatasan internal maupun eksternal
yang belum dapat kita atasi.
Meskipun
demikian, bukan berarti bahwa tim KKN kali ini telah gagal melaksanakan
tugasnya. Tapi setidaknya kami telah mencoba memberikan yang terbaik, dan
mengambil pelajaran dari masyarakat yang sudah terlebih dahulu merasakan dan
mencicipi pahit dan manisnya kehidupan nyata.
Dari uraian yang telah dipaparkan
diatas mengenai kegiatan KKN, maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan
kesimpulan dari laporan ini, antara lain :

KKN merupakan
salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang masih dibutuhkan
masyarakat. Hal ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang melaksanakannya
sebagai modal awal untuk terjun di masyarakat dan manfaatnya pun bisa langsung
dirasakan oleh masyarakat.

Pemahaman yang
komprehensif terhadap karakter, budaya dan kondisi sosial masyarakat tempat
lokasi KKN mutlak dibutuhkan, sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat
proses adaptasi dan sosialisasi.

Penempatan lokasi
KKN di desa akan sangat dihargai, lebih-lebih dari institusi yang berdasarkan
keislaman mengingat pendekatan keagamaan akan mudah dalam menyesuaikan diri
sesuai dengan kondisi masyarakat setempat.

Kekompakan dan
kebersamaan antara sesama anggota Tim KKN itu sendiri sebelum melaksanakan
program yang dicanangkan merupakan kunci kesuksesan dan kelancaran program
KKN.. Kekompakan ini tidak akan terwujud bila masih ada sikap egois, mau menang
sendiri, dan merasa paling benar. Harus ada sikap mengalah dan cerdik dalam
mengelola perasaan.

Komunikasi yang
baik antara Tim KKN dengan pemerintah desa, remaja & pemuda desa dan
segenap warga Desa Sampang juga menjadi faktor terpenting dalam kelancaran dan
keberhasilan pelaksanaan program. Komunikasi yang terjalin dapat mempermudah
koordinasi sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Program kerja
yang efektif untuk dilakukan Tim KKN adalah program yang langsung bersentuhan
dengan masyarakat dan sesuai dengan kondisi yang ada, sehingga pada akhirnya
nanti masyarakat akan dapat merasakan hasil dari program tersebut.
B.
Saran
Kami sadar, bahwa
pada KKN kali ini masih banyak terdapat kekurangan yang diperlukan adanya
langkan untuk penyempurnaan. Maka dari itu demi kebaikan bersama, perlu kiranya
kami menyampaikan saran-saran konstruktif.
1.
Sebaiknya KKN
dilaksanakan dengan persiapan yang cukup matang dan jeda waktu yang cukup
antara pembekalan dan pemberangkatan. Hal ini akan memberikan kesempatan
kepada
para peserta KKN untuk lebih mempersiapkan diri dengan segala hal yang
diperlukan.
2.
Sebelum
pelaksanaan KKN, hendaknya mahasiswa mempersiapkan diri semaksimal mungkin
baik
pengetahuan dan keterampilan serta mental. Yang paling penting adalah
pengetahuan agama praktis, terutama bagaimana menempatkan diri sesuai dengan
kondisi di mana ia tinggal.
3.
Sebaiknya PPM
mengadakan training bagaimana menjalin komunikasi efektif dengan berbagai pihak
asing. Bagaimana mengelola jaringan dengan masyarakat, pengusaha, birokrat,
politis, dan seterusnya. Yang paling penting adalah pembekalan mengenai
penggalangan dana.
4.
Selayaknya Tim
KKN tidak bersifat elitis. Pelibatan elemen desa baik tokoh masyarakat, tokoh agama,
perangkat desa, serta tokoh pemuda hendaknya harus diperhatikan sehingga akan
tercipta suasana yang harmonis. Berbaur dengan masyarakat dalam setiap kegiatan
dan acara
serta memposisikan diri sebagai manusia yang sedang belajar dan menempatkan
masyarakat sebagai guru justru akan menjadikan KKN lebih diterima dan disayangi
oleh masyarakat.
5.
Mencoba memenuhi
keinginan masyarakat serta mau menerima kritik dan saran dari masyarakat. Ini
akan memudahkan tim KKN untuk berbaur dan memahami karakter masyarakat..
6.
Senantiasa
mentaati norma-norma yang ada di masyarakat baik yang tertulis maupun tidak
tertulis.
C.
Penutup
Demikian laporan
kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) angkatan ke-60 tahun 2013 yang telah
dilaksanakan di Desa Sampang Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak yang
dimulai tanggal 16 April s/d 30 Mei 2013. Tentunya
kami dalam membuat laporan ini, masih ada kekurangan dan kesalahan. Untuk itu,
kami mohon maaf. Kami berharap saran dan kritik konstruktif demi kesempurnaan
laporan ini.

Вам также может понравиться