Вы находитесь на странице: 1из 69

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM PERPETAN

OLEH :

ANDI MUHAMMAD TAWAQQAL


F1B2 14 095

KENDARI
2015

1
HALAMAN PENGESAHAN

Menerangkan bahwa mahasiswa :

Nama : Andi Muhammad Tawaqqal

Stambuk : F1B2 14 095

Telah menyelesaikan laporan mata kuliah Perpetaan dan sebagai pengganti

ujian semester (US) semester ganjil (III), tahun akademik 2014/2015.

Demikian keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kendari, 24 Desember 2015

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah

Erwin Ansari, S.Si, M.Eng

2
RIWAYAT HIDUP

Andi Muhammad Tawaqqal, lahir di Kendari


Tanggal 15 Oktober 1996, putra dari Abdul Rivai
Alwi dan Andi Besse anak ke-tiga dari empat
bersaudara, anak pertama bernama Andi Abdilla
ke-dua Andi Rafika dan yang ke-empat Andi
Azhari, tinggal di BTN Unhalu blok R No 12 kota
Kendari.

Masuk dan Menyelesaikan pendidikan SD di SDN


13 Poasia Pada tahun 2002 dan Lulus 2008, SMP di SMPN 10 Kendari Pada
Tahun 2008 dan lulus 2011, dan SMA di SMAS Kartika VII-2 Kendari pada
Tahun 2011 dan lulus 2014. Saat ini melanjutkan pendidikan di salah satu
perguruan tinggi terbaik di Indonesia Universitas Halu Oleo melalui jalur
SBMPTN Jurusan Teknik Pertambangan, saat ini sebagai wakil ketua
himpunan (Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan), cita cita ingin
menjadi mentri energi dan sumberdaya mineral.

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga laporan ini dapat dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan pada masalah yang berhubungan dengan Pertambangan. Harapan
saya semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Laporan ini masih jauh dari kata
kesempurnaan, Oleh kerena itu dibutuhkan kepada para pembaca untuk
memberikan kritik maupun masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan laporan ini.

Kendari, Desember 2015

Penyusun

4
DAFTAR ISI

Halaman sampul………………………………………………….……………………….……... 1

Halaman Pengesahan............................................................................................................2

Daftar Riwayat Hidup………………………………..……….…………………….…………. 3

Kata Pengantar………………………………………..……….…………………….…………… 4

Daftar Isi…………………………………………………..…….……………………….…………… 5

Acara I Georeferensing.........................................................................................................6
BAB I Pendahuluan…………………………….………………………….……..……... 7
I.1. Landasan Teori………………….………………………………..…....... 8
I. 2. Tujuan……………………………….………………………………………. 10
I. 3 Alat dan Bahan…..……………..………………………………………… 10
1.4. Prosedur Kerja ………………………………………………………….. 11

BAB II Hasil dan Pembahasan …………………………………………………….. 20


II. 1. Hasil..……………………………………………………………………. …20
II.2 Pembahasan……………………………………………………….......… 20

BAB III Penutup………………………………………………………………………….. 22


III. 1. Kesimpulan ……………………………………………………………..22

III. 2. Saran ………………..……………………………………………………..22

Acara II Digitasi………………………………………………………………………………...... 23

BAB I Pendahuluan …………….…………………………………....……………......... 24

I.1. Landasan Teori ……...……………………………………………...… .....24

I. 2. Tujuan …………………..………………………………………………...... .27

I. 3 Alat dan Bahan…..……………..………………………………………… 27

I. 4 Prosedur Kerja ………...……………………………………………….. ..28

BAB II Hasil dan Pembahasan ……………………………………………………… 40

II.1. Hasil…………………………...……………………………………………… 40

5
II. 2. Pembahasan ………………...………………………………………….... 40

BAB III Penutup…………………...............……………………………………….....….. 42


III. 1. Kesimpulan ……………………………………………………………....42

III. 2. Saran ………………..……………………………………………………....42

Acara III Lay out………………………………………………………………………………….....43

BAB I Pendahuluan…………………………………………………………………..….. 43

I. 1. Landasan Teori…………………………………………………………… 43

I. 2. Tujuan……………………………………………………………………...… 47
1.3. Alat dan Bahan……………………………………………………………. 47
1.4. Prosedur kerja………………………………………………………...….. 48
BAB II Hasil dan Pembahasan……………………………………………………..... 66
II.1. Hasil………………………………………………………………………..…. 66
II.2. Pembahasan ………………………………………………………………. 66
BAB III Penutup…………………………………………………………………………… 68
III.1. Kesimpulan……………………………………………………………….. 68
III.2. Saran……………………………………………………………………….... 68
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………...… 69
Peta.................................................................................................................................................70

6
ACARA I
GEOREFERENSING

7
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Landasan Teori

Sitem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System


(GIS) adalah suatu system informasi yang dirancang untuk bekerja dengan
data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata
lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus
untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan
dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000).
Konsep dasar SIG sistem yang dirancang untuk bekerja dengan
data yang tereferensi secara spesial atau kordinat-koordinat geografi. SIG
memiliki kemampuan untuk mengolah data dan melakukan operasi-operasi
tertentu dengan menampilkan dan menganalisan data. Aplikasi SIG saat ini
tumbuh tidak hanya secara jumlah aplikasi namun juga bertambah dari jenis
keragaman. Pengembangan aplikasi SIG kedepannya mengarah kepada
aplikasi berbasis web yang dikunal dengan SIG (Suseno Adam Dkk, 2012).
Georeferensi merupakan Langkah awal yang harus dilakukan pada
data-data mentah, sebelum diproses lebih lanjut dengan GIS. Setiap data GIS
harus dalam status tergeoreferensi, yakni sudah berada pada posisi yang
tepat dipermukaan bumi, sesuai dengan sistem koordinat yang digunakan.
Salah satu contoh data yang perlu digeoreferensi adalah peta dasar untuk
digitasi yang biasanya masih dalam format raster (jpg, tiff, png, dsb)
(Nurfadilla, 2012).

8
Georeferencing yaitu proses scaling, berputar, menerjemahkan
gambar agar sesuai dengan ukuran tertentu dan posisi. Para georeferensi
jangka panjang akan menjadi asing bagi pengguna GIS, meskipun fungsi ini
sangat berguna untuk pekerjaan mereka. Kata awalnya digunakan untuk
menggambarkan proses dari referensi gambar peta ke lokasi geografis grafis.
Untuk sesuatu georeferensi berarti untuk mendefinisikan keberadaannya di
ruang fisik, Artinya, mendirikan perusahaan lokasi dalam hal proyeksi peta
atau sistem koordinat. Istilah ini digunakan baik ketika menetapkan
hubungan antara raster atau vektor gambar dan koordinat tetapi juga ketika
menentukan lokasi spasial fitur geografis lainnya. Contohnya termasuk
menetapkan posisi yang benar dari sebuah foto udara dalam peta atau
menemukan koordinat geografi suatu nama tempat atau jalan alamat
(Galuh Subroto, 2011).
Georeferencing sangat penting untuk membuat foto udara dan citra
satelit, biasanya gambar raster, berguna untuk pemetaan seperti
menjelaskan bagaimana data lain, seperti di atas GPS poin, berhubungan
dengan pencitraan. Sangat mungkin informasi penting yang terdapat dalam
data atau gambar yang dihasilkan pada suatu titik waktu yang berbeda. Ini
mungkin yang diinginkan baik untuk menggabungkan atau membandingkan
data ini dengan yang saat ini tersedia. Yang terakhir ini dapat digunakan
untuk menganalisis perubahan dalam fitur yang diteliti selama jangka waktu
tertentu (Rinaldi Potabuga, 2010)
Proses georeferensi hanya melibatkan memilih piksel pada gambar
raster dan menentukan apa koordinat yang diwakilinya untuk menggambar
vektor. Bila Anda telah memilih 3 piksel dan mereka ditetapkan vektor
koordinat WinTopo Pro dapat menghitung pemetaan yang tepat untuk setiap
pixel dalam gambar, dan ketika Anda memuat gambar DXF ke dalam CAD
atau GIS atau sistem CNC secara otomatis akan berlokasi di posisi yang benar.
Ada berbagai SIG utilitas yang tersedia yang dapat mengubah data gambar
untuk beberapa kerangka pengendalian geografis, seperti ArcMap 10.2 , PCI

9
Geomatica, atau Erdas Bayangkan . Satu dapat georeferensi satu set titik,
garis, poligon, gambar, atau 3D struktur.Perangkat GPS akan merekam
lintang dan bujur koordinat untuk titik tertentu bunga, efektif Georeferencing
titik ini. Dengan kata lain, harus ada hanya satu lokasi yang georeferensi
bertindak sebagaiacuan. Gambar dapat dikodekan menggunakan khusus file
format GIS atau disertai dengan file dunia. Untuk georeferensi gambar, orang
perlu pertama yang mendirikan titik kontrol, input diketahui koordinat
geografis titik kontrol ini, memilih parameter sistem koordinat dan proyeksi
dan meminimalkan residu. Residual adalah selisih antara koordinat titik
kontrol dan koordinat diprediksi oleh model geografis dibuat menggunakan
titikkontrol (Anonim, 2011).

I.2 Tujuan

Adapun tujuan yang dapat dicapai dari praktikum georefencing ini


adalah sebagai berikut:

1. Praktikan dapat mengetahui pengertian dari georefencing


2. Praktikan dapat mengetahui langkah-langkah Georeferencing.

I.3 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat
dilihat pada tabel 1.1:

Tabel 1.1 Alat dan Beserta Kegunaannya

NO ALAT DAN BAHAN KEGUNAAN

1. Laptop Sebagai Media dalam Pengolahan Data.

2. Flashdisk Mengcopy, Memindahkan File/Data.

3. Peta Sebagai Bahan Dasar dalam Pengolahan SIG.

4. Software Sebagai Aplikasi untuk Pengolahan data,

10
menyimpan, editing dan layout.

I.4 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang dapat dilakukan pada praktikum ini


adalah sebagai berikut:

1. Buka Apliaksi ArcGis.

11
3. Setelah ArcGis terbuka hal pertama yang harus di lakukan ubah
koordinat sistem menjadi Decimal Degrees.

12

13
4. Tambah peta yang akan di register klik Add data kemudian pilih peta

(Lembar Tinanggea).

14
5. Register peta dengan menentukan titik koordinat pertemuan antara garis
lintang dan garis bujur pada setiap sudut gambar. zoom in peta pada
pojok kiri atas peta → klik add control poin→klik kiri lalu klik kanan di
tempat yang sama → klik input X and Y atau DMS → masukkan angka
atau titik koordinat yang terdapat pada peta.

15
16
17
6. Ulangi langka 4 pada pojok kanan atas → pojok kanan bawah → pojok kiri
bawah pada peta.

7. Simpan data yang telah di register dengan format “.tiff” dengan klik
georeferensing → klik rectify → klik folder → klik new folder dengan
nama register yang untuk membedakan file yang telah di regiter → ubah
menjadi “tiff” → klik save. Data yang telah diregisterter simpan pada
folder tersebut.

18
8. Update Georeferencing yang telah di save.

19
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
II.1 Hasil

II.2 Pembahasan
Sistem Informasi Geografi (SIG) ada berbagai macam, ada yang
mengatakan bahwa SIG adalah salah satu sistem informasi yang dirancang
untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat
geografi atau dengan kata lain ‘’SIG’’ adalah suatu sistem basis data dengan
kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi secara
keruangan atau spasial, bersamaan dengan seperangkat operasi kerja. Selain
itu SIG juga dapat digunakan untuk memadukan antara data grafis (spasial)
dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi

20
(georeference), juga dapat menggabungkan, mengatur dan melakukan
analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang
berhubungan dengan geografi.

Georeferencing merupakan proses penyelarasan data spasial


(lapisan yang berbentuk file seperti poligon, titik, dll) ke file gambar seperti
peta historis, citra satelit, atau foto udara dimana dokumen tersebut
menjelaskan langkah-langkah dasar untuk melakukan georeferencing suatu
gambar menggunakan ArcGIS.

Georeferensing dengan memasukkan titik koordinat untuk


mengubah file gambar dari bentuk jpg kebentuk tiff untuk meletakkan
kambar peta pada koordinat yang semestinya.

21
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai


berikut:

1. Georeferencing merupakan proses input titik koordinat pada data spasial


ke salah satu system koordiant yang tersedia. Terdiridari 3 proses yaitu:
a. Menampilkan data dengan cara mengklik add data
b. Menginput data koordinat pada pertemuantitik X dan Y
c. Menyimpan hasil referencing dengan cara menglik register, klik
rectify, laluklik save data dengan format tiff di folder yang diinginkan.

Praktikum dilakukan untuk a Georeferensing dengan memasukkan


titik koordinat untuk mengubah file gambar dari bentuk jpg kebentuk tiff
untuk meletakkan kambar peta pada koordinat yang semestinya.

2. Georeferensing dengan memasukkan titik koordinat untuk mengubah


file gambar dari bentuk jpg kebentuk tiff untuk meletakkan kambar peta
pada koordinat yang semestinya.

3.2. Saran

Saran yang dapat saya sampaikan praktikum sebaiknya tidak


menggabung satu angkatan akar berjalan lebih kondusif.

22
ACARA II
DIGITASI

23
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Landasan teori

Sitem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System


(GIS) adalah suatu system informasi yang dirancang untuk bekerja dengan
data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata
lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus
untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan
dengan seperangkat operasi kerja (Barusdan Wiradisastra, 2000).
Digitasi adalah proses mengkonversi fitur pada peta spasial ke
dalam format digital. Ada dua teknik mendigit data yang lazim digunakan
yakni menggunakan alat bantu yang disebut digitizer, dan mendigit langsung
pada layar komputer dengan bantuan mouse yang dikenal dengan istilah
digitasi onscreen. Sumber data peta untuk digitasi dibagi menjadi beberapa
bagian, antara lain sebagai berikut :
a. DataImage Raster
b. Data Tabular
c. Data hasilpengukuran lapangan.
d. Decimal Degree(DD)
e. DegreeMinute Second(DMS)
Syarat-syarat memilih data Image
Raster:
a. Memiliki Koordinat Acuan yang Jelas dan akurat
b. Memiliki Skala
c. MemililikiBagian danBatas (Boundary)jelas
d. Arah UtarayangJelas.

Ada dua macam jenis digitasi:


a. Digitasi dengan meja digit(digitizer)
b. Digitasi on screen.

24
Masing-masing kegiatan digitasi tersebut adalah tidak lain untuk
menghasilkan data digital. Proses digitasi dilakukan dengan meng “klik”
lajur dan jalur garis, batas tepi dari objek yang ada. Seperti jalan, sungai,
batas bidangtanah, bangunan, dll. Proses ini biasanya dilakukan sesuai
dengan kebutuhan data yang akan dihasilkan. Apabila kita hanya ingin
membuat peta jaringan jalan maka kita cukup melakukan pendigitan pada
objek jalan. Sedangakan objek lain dapat diabaikan. Sehingga hasilnya
berupa peta garis berupa jalan ( Jonathan, 2010).
Digitasi peta, bertujuan untuk mengubah data raster ke dalam
bentuk data vektor, sesuai dengan pengelompokan yang dibuat berdasarkan
obyek yang sama, misalnya untuk jalan, rumah, tanah kering, vegetasi dan
lain sebagainya. Digitasi peta yang dilakukan pada penelitian ini
menggunakan teknik on screen digitasi pada layar computer (
Yarizka 2009).
Dalam digitasi penggunaan metode digitasi tergantung dari data
masukan. Jika ketersediaan alat untuk merubah data manual menjadi data
gambar digital (bukan peta raster) tidak ada, maka digitasi manual dengan
mejadi gitizer yang dilakukan. Sedangkan jika kita memiliki alat scanner
maka kita dapat melakukan kegitan digitasi on screen. Perbedaan digitasi
dengan meja digitizer dengan on screen adalah pada digitasi dengan meja
digitizer memerlukan meja khusus yang terhubung ke komputer, sedangkan
jika digitasi on screen dibutuhkan alat lain yaitu scanner untuk merubah
data manual (gambar) menjadi data gambar digital. Digitasi garis dilakukan
untuk menampilkan data yang terdiri dari fitur yang terlalu sempit untuk
digambarkan sebagai area atau poligon ( Trisasongko2012 ).
Fitur garis pada peta dengan skala yang besar biasa digunakan untuk
menggambarkan jalan tol, jalan setapak, dan rel, sedangkan fitur garis pada
peta dengan skala yang lebih kecil digunkan untuk menunjukkan
kenampakan sungai, batas-batas selat, dan lain-lain. Digitasi sungai tidak
dapat ditampilkan dalam fitur garis pada peta dengan skala yang besar, sebab

25
pada peta skala besar, kenampakan sungai pada peta memiliki
luasan sehingga harus dinyatakan dengan fitur poligon (Nursidik2014).
Bagian - bagian pemetaan digital Pemetaan digital terrdiri dari
perangkat keras, perangkat lunak, tenaga kerja dan perangkat intelegensia.
1. Perangkat keras
Sistem masukan terdiri dari :
 Data tekstual (atribut) dapat ditinjau dari data hidrologi,
geologi teknik,tata guna lahan dll. Data grafis atau peta terdiri dari peta-peta
topografi dan peta tematik.
Sistem pemprosesan dan penyimpanan :
 Pemrosesan data tekstual yaitu dapat terdiriberdiri sendiri
tanpa dihubungkan dengan informasi geografis tetapi dapat juga bergantung
pada informasi grafis.
 Pemrosesan ata grafis meliputi manipulasi penyajian grafis,
pembuatan peta-peta tematik, penggabungan informasi grafis, koordiant
penyajian dan atributnya, overlay atau penumpukam tema tertentu,
pembuatan legenda, pembuatan garis kontur untuk tema tertentu dan lain
sebaginya.
System keluaran.
 Keluar adalah proses akhir daripemprosesan, data yang
dihasilkan dapat berupa tabel-tabel, laporan, grafik atau peta.
2. Perangkat lunak Perangkat lunak yaitu alat atau media yang
digunakan untuk konversi, penggambaran, penyimpanan pemanggilan,
pemanipulasian, dan anaalisis data untuk melengkapi serta penyajian
informsi.
3. Tenaga kerja Tenga, kerja yang dilibatkan dalam proses
pemetaan digital biasanya relative sedikit dan dapat terdiri dari opersai
produksi data yang akan dikerjakan oleh pekerja.
4. Perangkat intelegensi Perangkat intelegensia melibatkan orang
orang yang ahli da;am bidangnya masing-masing, seperti ahli

26
komputer, geodesi dan pakar pemograman yang dapat
mempercepat proses pekerjaan digitasi (Nurlailah, 2012).

I.2. Tujuan

Adapun tujuan yang dapat dicapai dari praktikum ini adalah


sebagai berikut:

1. Praktikan dapat mengetahui pengertian dari digitasi


2. Praktikan dapat mengetahui proses digitasi

Tabel 1.1 Alat dan Beserta Kegunaannya

NO ALAT DAN BAHAN KEGUNAAN

1. Laptop Sebagai Media dalam Pengolahan Data.

2. Flashdisk Mengcopy, Memindahkan File/Data.

3. Peta Sebagai Bahan Dasar dalam Pengolahan SIG.

4. Software Sebagai Aplikasi untuk Pengolahan data,


menyimpan, editing dan layout.

27
I.3. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang dapat dilakukan pada praktikum ini


adalah sebagai berikut:

1. Buka Apliaksi ArcGis.

28
2. Tambah peta Tinanggea.tiff

3. Klik icon “catalog’” kemudian klik folder D:\TAQWA\semester


3\Tenggara Sulawesi\Register , kemudian klik new → klik new folder
dengan nama Shp → klik kembali New → klik shapefile.

29
4. Ubah nama shapefile tersebut sesuai nama area yang akan di digitasi
seperti tumbuhan dengan berbagai macam jenis (perkebunan, sawah,
perumahan dan lainnya), dengan feature type polygon (area) lalu
masukkan system coordinat dengan cara pilih “edit” di kotak dialog,
kemudian pilih “geographic coordinate system” lalu pilih world, dan
WGS84 dan klik OK, maka “shp” dan proses digitasi bisa dimulai.

30
31
5. Untuk memulai proses digitasi, Start Editing klik create fitures → klik
shp → klik polygon, maka proses digitasi bisa dilakukan.

32
6. Membuat sketsa dengan cara mengklik area yang akan di digitasi area,
setelah selesai klik dua kali pada kemudian klik save editor.

33
34
7. Untuk membuat peta yang telah didigitasi bersatu dengan digitasi lain,
maka klik kanan di shp → “open attribute table”, maka akan muncul
table kemudian blok digitasi yang akan disatukan → klik editor →
merge.

35
8. Setelah mendigitasi seluruh tumbuhan selanjutnya mendigitasi jalan
dan sunga dalam shp yang berbeda dengan membuat shp dalam bentuk
polyline, mendigitasi bangunan shp dalam bentuk poin, dan mendigitasi
perairan dan pemukiman dalam shp yang berbeda dalm bentuk
polygon. Lakukan digitasi seperti pada digitasi tumbuhan.

9. Setelah setelah mendigitasi untuk memisahkan jenis digitasi satu


dengan digitasi lain klik kanan shp → properties → symbology →

36
categories → ubah value field dari id ke gedung → add all values → ok.
Lakukan hal yang sama pada shp-shp lainnya.

37
10. Untuk mengubah tampilan pada peta klik simbol atau warna pada shp.
Pilih simbol atu warna yang di senangi.

38
39
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
II.1. Hasil

II.2. Pembahasan

Sistem Informasi Geografi (SIG) ada berbagai macam, ada yang


mengatakan bahwa SIG adalah salah satu sistem informasi yang dirancang
untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat
geografi atau dengan kata lain ‘’SIG’’ adalah suatu sistem basis data dengan
kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi secara
keruangan atau spasial, bersamaan dengan seperangkat operasi kerja. Selain
itu SIG juga dapat digunakan untuk memadukan antara data grafis (spasial)
dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi
(georeference), juga dapat menggabungkan, mengatur dan melakukan
analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat

40
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang
berhubungan dengan geografi.

Digitasi adalah proses mengkonversi fitur pada peta spasial ke dalam


format digital. Ada dua teknik mendigit data yang lazim digunakan yakni
menggunakan alat bantu yang disebut digitizer, dan mendigit langsung pada
layar komputer dengan bantuan mouse yang dikenal dengan istilah digitasi
onscreen.

41
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai


berikut:

Digitasi adalah proses mengkonversi fitur pada peta spasial ke dalam


format digital. Ada dua teknik mendigit data yang lazim digunakan yakni
menggunakan alat bantu yang disebut digitizer, dan mendigit langsung pada
layar komputer dengan bantuan mouse yang dikenal dengan istilah digitasi
onscreen.

3.2. Saran

Saran yang dapat saya sampaikan praktikum sebaiknya tidak


menggabung satu angkatan akar berjalan lebih kondusif.

42
ACARA III
LAYOUT

43
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Landasan Teori


Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System
(GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan
data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata
lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus
untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan
dengan seperangkat operasi kerja. Disamping itu, SIG juga dapat
menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang
akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam
pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.
Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem
manual (analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer).
Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem
Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta,
lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan
statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi
dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem
Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem
pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra
satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat
berupa peta dasar terdigitasi (Nurshanti, 1995).

Layout peta merupakan pekerjaan terakhir setelah input data,


editing data, analisis data, penambahan label, dan pengaturan legenda daftar
isi telah dilakukan. Melalui fasilitas layout dapat membuat dan mengatur data
mana saja yang akan digunakan sebagai output dari proses atau analisis gis
yang digunakan serta bagaimana data tersebut akan ditampilkan. Layout ini
akan bermanfaat untuk memperjelas peta dan memperindah secara
tampilan, selain itu tujuan yang lebih penting mengenai layout peta adalah

44
sebagai atribut pelengkap yang mampu menjelaskan isi peta, yang
merupakan informasi-informasi penting. Tanpa adanya layout, sebuah peta
tidak akan berarti apa-apa, dan hanya bermakna sebagai gambar biasa.
Pentingnya layout ini pada sebuah peta, sehingga perlu dilakukan pelatihan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mendesain
layout yang baik. Melalui praktikum ini praktikan diharapkan akan
mempunyai pengetahuan mengenai layout dan dapat mengaplikasikannya
untuk keperluan lain (Budiyanto, Eko, 2002).
Sebuah layout dapat bekerja dan mencapai tujuannya bila pesan
yang akan disampaikan dapat segera ditangkap dan dipahamin oleh
pengguna dengan suatu cara tertentu. Selanjutnya, sebuah layout harus
ditata dan dipetakan secara baik supaya pengguna dapat berpindah dari satu
bagian ke bagian yang lain dengan mudah dan cepat. Akhirnya, sebuah layout
harus menarik untuk mendapatkan perhatian yang cukup dari
penggunanya (Faculty Petra, 2011)
Layout di gunakan untuk mengintegrasikan dokumen (view,
table, chart) dengan menggunakan elemen-elemen grafik yang lain di dalam
suatu windows tunggal guna membuat peta yang akan di cetak dengan layout
dapat di lakukan proses penataan peta serta merancang letak properti peta
seperti judul, lagenda, orientasi unsur-unsur peta (Erna, Novasing, 2012).
Membuat suatu layout harus menyeimbangkan komposisi, irama,
wide space dan yang lebih penting yaitu mengatur grid. Dalam melayout,
terdapat kesalahan yang sering dilakukan tanpa sengaja atau sengaja.
1. Terlalu banyak jenis font.
2. Terlalu banyak efek.
3. Terlalu banyak hiasan
4. Terlalu padat.
5. Terlalu banyak warna.
Segala hal yang terlalu itu tidak baik. Jadi gunakan elemen-
elemen desain sesuai dengan kebutuhan supaya nanti jatuhnya gak alay, gak

45
bias, gak ribet dan maksud yang mau disampaikan itu bisa mengena. (Novifa
Iruzzuhria, 2013).

I.2. TUJUAN

Adapun tujuan yang dapat dicapai dari praktikum ini adalah sebagai
berikut:

1. Praktikan dapat menegtahui pengertian layout.


2. Praktikan dapat mengetahui komponen – komponen yang ada di
dalam layout peta.

I.3 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Alat Beserta Kegunaannya :


NO ALAT KEGUNAAN

1. Laptop Sebagai Media dalam Pengolahan Data.

3. Peta Sebagai Bahan Dasar dalam Pengolahan SIG.

4. Software Sebagai Aplikasi untuk Pengolahan data,


menyimpan, editing dan layout.

46
I.4. Prosedur Kerja

Adapun langkah-langkah dalam melakukan proses Layout adalah


sebagai berikut:
1. Buka Apliaksi ArcGis.

2. Tambah peta yang telah di register dan digitasi.

47
3. Untuk memulai Layout klik View pada menu bar → layout view dan
non-aktifkan peta Tinanggea.

48
4. Atur tampilan peta dan ukuran kertas klik file pada menu bar → page
and print sateup kemudian ubah ukuran kertas dan tampilan peta
menjadi landscape, kemudian ok.

49
50
5. pilihan klik Rectangle pada tool draw kemudian rectangle peta.

51
6. Masukkan unsur-unsur peta dengan cara klik insert pada menu bar →
text, north arrow, scale text, scale bar, legenda.

52
7. Input grids koordinat dengan cara klik kanan gambar → properties →
grids → new grid → ikuti petunjuknya hingga selesai → klik apply lalu
klik ok.

53
54
8. Input peta inset klik insert pada menu bar → klik kanan pada new data
frame → add data yang telah di register.

55
56
9. Aktifkan grids koordinat pada peta inset klik kanan pada peta →
prtoperties → extent indicator → pindahkan layer dari other data
frames ke show extent indicator for these data frames → grids → new
grids → ikuti petunjuk hingga selesai → ok peta akan aktif grids
koordinat dan di beri tanda merah pada peta yang di layout.

57
58
59
10. Input sumber peta klik insert pada menu bar → text.

60
11. Input penerbit klik insert pada menu bar → picture.

61
62
12. Langka terakhir export map klik file pada menu bar → export map
dalam format JPEG

63
64
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

II.1.Hasil

II.2 Pembahasan
Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System
(GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan
data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata
lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus
untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan
dengan seperangkat operasi kerja. Disamping itu, SIG juga dapat
menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang
akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam
pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.

Layout peta merupakan kegiatan terakhir dalam membuat peta


adapun prosesnya dengan memasukkan unsur peta seperti gird koordinat,

65
skala bar atau skala teks, symbol arah utara, legenda, sumber dan penerbit
dan unsur-unsur peta yang lain.

66
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1. Layout peta merupakan tahap pengerjaan akhir setelah input data,
editing, penambahan label atau judul peta, dan pengaturan legenda
pada peta.
2. Komponen–komponen yang harus ada di dalam layout peta merupakan
unsur-unsur peta seperti judul peta, skala peta,simbol arah utara,
koordinat/grid, legenda peta, tahun pembuatan, penerbit peta, dan
index peta.

III.2 SARAN

Adapun saran pada praktikum kali ini agar praktikum dilaksanakan


tepat waktu agar praktikum berjalan lebih efesien.

67
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, Eko. 2002. Sistem Informasi Geografis. Pustaka Buana : Surabaya.

Ekadinata, 2013Kelebihan dan kekurangan layout.ITB: Bandung.

Erna, Novasing. 2012. Layout Design I.Jurusan TMIP FTIP Unpad. Bandung

Novifa Iruzzuhria, 2013. konsep-konsep layout. Pustaka Pelajar: Yogyakarta

Nurshanti, 1995. Konsep-konsep Dasar sistem Informasi Geografis.


Informatika. Bandung.

Www.risalgunawan.blogspot.com/laporanarcgis/2015=1

Anonim, 2011 http://translate.google.co.id/translate=id&sl=en&u=http://w


ww.gsd.harvard.edu/gis/manual/georeferencing/index.Htm&ei=qo
zTN2CkoqavgOqj6X4D. Di akses pada tang gal 6 November
2015 pukul 22.00 WITA.

Galuh Subroto, 2011 http://serambikesehatan.blogspot.co.id /2011/07/lapo


ran-prak tikum-tent ang – georeferencing.html.Di akses pada
tanggal 8 November 2015 pukul 15.00 WITA

Nurfadilla, 2012 http://documents.tips/documents/laporan-praktikum-arc-


gisdocx.html. Diak ses 8 November 2015 Pukul 15.00 WITA.

NurpilihanBafdal, KharistyaAmaru, dan Boy Macklin Pareira P. 2011


.BukuAjar SistemInformasiGeografis.Bandung :Jurusan TMIP FTIP
Unpad.

Rinaldi Potabuga . 2010 .AutomasiData_1Georeferencing. Intan Pariwara.


Klaten

Risal Gunawa.blogspot.com/laporan-gis-pertambangan.Diaksespadatanggal 5
Desember 2015

68
69

Вам также может понравиться