Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH
YONDRIZAL NURDIN
ABSTRAK
Hasil penelitian yang diperoleh dari kemajuan anak autisme yang menjalani terapi
perilaku, terapi wicara dan terapi okupasi dengan diet CFGF dan tanpa diet CFGF antara
pengukuran pertama dan kedua.secara statistik menunjukkan perbedaan yang siknifikan
(P>0,05). Tidak terdapat perbedaan yang siknifikan (P.0,05) kemajuan anak autisme
kelompok I yang menjalani terapi perilaku,terapi wicara dan terapi okupasi dengan diet
CFGF dibandingkan dengan kelompok II anak autisme yang menjalani terapi perilaku,
terapi wicara dan terapi okupasi tanpa diet CFGF. Oleh karena itu perlu dilakukan terapi
terhadap anak autisme secara terpadu dan anak autisme yang menjalani diet CFGF
diperlukan pengontrolan secara ketat.
1
I.PENDAHULUAN
2
3 3
3
3
pembentuk neurotransmitter. Di samping itu, sebagian besar anak autisme juga
mengalami reaksi alergi dan intoleransi terhadap makanan dengan kadar gizi tinggi.
Efeknya, zat-zat makanan yang seharusnya membentuk neurotransmitter untuk
menunjang kesinambungan kerja sistem saraf, justru dalam tubuh anak autisme diubah
menjadi zat lain yang bersifat meracuni saraf dan neurotoksin (Hembing, 2004). Saat ini
mulai diperkenalkan diet khusus untuk penyandang autisme yang dikenal dengan Diet
Casein Free Gluten Free (Diet CFGF) yang merupakan bagian dari intervensi biomedis
(Pratiwi dan Hadi, 2004). Intervensi biomedis menuntut anak untuk menjalani diet
tertentu dan pada umumnya anak autisme dilarang mengkonsumsi susu sapi dan makanan
yang mengandung tepung terigu (Persi, 2004).
Diet CFGF dilaksanakan pada anak autisme dengan cara mengganti semua bahan
makanan yang berasal dari susu sapi dan tepung terigu. Susu sapi mengandung protein
kasein sedangkan terigu mengandung protein gluten. Menurut Dr. Rudi Sutadi, SpA
spesialis anak dari pusat terapi Kid Autis, tubuh anak-anak autisme tidak bisa mencerna
kasein dan gluten secara sempurna, sehingga rantai protein tidak terpecah total melainkan
menjadi rantai-rantai pendek asam amino yang disebut peptida. Uraian senyawa yang
tidak sempurna masuk ke pembuluh darah dan sampai ke otak sebagai morfin.
Keberadaan morfin jelas mempengaruhi kerja otak dan pusat-pusat saraf sehingga anak
berperilaku aneh dan sulit berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan diet kasein dan
gluten dapat meminimalkan gangguan morfin dan merangsang kemampuan anak dalam
menerima terapi (Persi, 2004).
Diet CFGF adalah terapi yang dilaksanakan dari dalam tubuh dan apabila
dilaksanakan dengan terapi lain, seperti terapi perilaku, terapi wicara, dan terapi okupasi
yang bersifat fisik akan lebih baik. Setelah mengikuti dan menjalani diet CFGF banyak
anak autisme mengalami perkembangan pesat dalam kemampuan bersosialisasi dan
mengejar ketinggalan dari anak-anak lain (Danuatmaja, 2003).
Survei awal yang Peneliti lakukan di Yayasan Pengembangan Potensi Anak
(YPPA) pusat terapi autisme yang beralamat di Parak Gadang Padang, diperoleh jumlah
anak yang diterapi tahun 2006 adalah sebanyak 55 anak. Dari 55 anak yang diterapi
didapatkan 50 anak sudah menjalani terapi selama lebih kurang dua tahun, sedangkan
yang 5 anak lagi tercatat sebagai murid baru. Terapi yang diberikan disekolah tersebut
4
berupa terapi perilaku yang diterapkan dengan metoda ABA (Applied Behavioral
Analysis), terapi okupasi, dan terapi wicara. Setiap anak mempunyai buku harian yang
berisikan perkembangan dan kemajuan dari terapi mereka, serta ada juga laporan
program terapi per semester yang diisi oleh terapis terhadap kemajuan yang dicapai
masing-masing anak selama satu semester. Kemajuan yang dicapai oleh anak bersifat
individual dan setiap anak yang di terapi tidak mempunyai target waktu yang ditentukan
karena terapi dari anak autisme ini tidak mempunyai jangka waktu yang pasti dan
tergantung dari banyak hal, salah satunya adalah dengan pengaturan makan (diet) pada
anak autisme ini.
Hasil penelitian oleh Sabri, dkk (2006) menyebutkan bahwa terdapat pengaruh
pemberian terapi terhadap kemajuan anak autisme. Berdasarkan studi pendahuluan di
YPPA didapatkan bahwa dari 55 anak autisme yang diterapi di yayasan tersebut,
sebanyak 35 anak juga menjalani diet CFGF. Dari 35 anak yang menjalani diet CFGF
hanya sebagian kecil yang menjalani diet dengan ketat dan disiplin yaitu sebanyak 19
anak. Dari catatan yang ada di yayasan didapatkan anak autisme yang menjalani diet
CFGF rata-rata sudah menjalani selama lebih kurang satu tahun ini. Adanya kenyataan
bahwa anak autisme yang diterapi di yayasan tersebut ada yang menjalani terapi dengan
melaksanakan diet CFGF dan ada yang menjalani terapi tanpa melaksanakan diet CFGF,
akan tetapi evaluasi kemajuan anak antara yang melaksanakan terapi dengan diet CFGF
dan tanpa diet CFGF tidak terdokumentasi secara jelas sehingga kemajuan perkembangan
anak autisme tersebut tidak jelas terlihat.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik membandingkan kemajuan
anak autisme yang menjalani terapi dan diet CFGF dengan anak autisme yang hanya
diberikan terapi tanpa melaksanakan diet CFGF di YPPA Padang.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat perbedaan kemajuan anak autisme yang menjalani terapi perilaku
dengan dan tanpa diet CFGF di YPPA Padang ?
2. Apakah terdapat perbedaaan kemajuan anak autisme yang menjalani terapi wicara
dengan dan tanpa diet CFGF di YPPA Padang ?
3. Apakah terdapat perbedaan kemajuan anak autisme yang menjalani terapi okupasi
dengan dan tanpa diet CFGF di YPPA Padang ?
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan penatalaksanaan
terapi dengan diet CFGF dan tanpa diet CFGF terhadap kemajuan anak autisme.
1. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini:
a. Mengetahui kemajuan anak autisme yang menjalani terapi perilaku
dengan dan tanpa diet CFGF
b. Mengetahui kemajuan anak autisme yang menjalani terapi wicara
dengan dan tanpa diet CFGF
c. Mengetahui kemajuan anak autisme yang menjalani terapi okupasi
dengan dan tanpa diet CFGF
d. Mengetahui perbedaan kemajuan pada anak autisme yang menjalani
terapi dengan diet CFGF dan tanpa diet CFGF di YPPA Padang.
D. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi kepada yayasan autisme dan instansi terkait tentang
manfaat diet CFGF terhadap anak autisme.
2. Sebagai bahan masukan bagi orang tua dan masyarakat tentang manfaat diet CFGF
pada anak autisme.