Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
dengan bentuk asalnya, sebagai akibat dari masuk dan atau dimasukkannya suatu
zat atau benda asing ke dalam tatanan lingkungan itu (Palar, 1994).
di negara maju maupun negara yang sedang berkembang, begitu pula akibat buruk
kelompok logam berat yang tidak mempunyai fungsi biologik sama sekali. Logam
pada makhluk hidup, yaitu timbal (Pb), merkuri (Hg), arsen (As), cadmium (Cd)
Toksisitas logam pada manusia kebanyakan terjadi karena logam berat non
dijumpai pada orang, tetapi hanya terbatas pada logam tertentu saja, misalnya Cu,
merupakan golongan logam berat yang pada tingkat tertentu dapat menganggu
1
kesehatan manusia dan dapat memberikan efek racun terhadap banyak fungsi
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat dan
ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia
organik dan anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, adanya limbah
yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah
(Anonim, 2006).
Pencemar-pencemar yang ada dalam air sungai cepat atau lambat akan
mengendap pada dasar sungai dan menjadi sedimen. Dengan kondisi tersebut
pencemaran pada sungai Porong yang berada di kawasan tersebut. Pabrik kertas
menghasilkan limbah cair yang mengandung logam berat jenis Hg dan Cu.
Limbah cair tersebut berupa bubur kertas encer yang apabila dibuang
air limbah pabrik kertas seperti sulfite, fenol, klorin, metal merkaptan sangat
2
kebutuhan oksigen untuk menguraikan limbah pabrik kertas akan menurunkan
kadar oksigen terlarut (DO) dalam air dan dapat menyebakan kondisi anoksik di
perairan, sehingga tidak dapat dihuni lagi oleh biota alami. Sebagian besar limbah
1. Apa yang membuat sungai porong tercemar limbah cair Pabrik Kertas
Indonesia (PAKERIN)?
sungai porong?
3. Efek apa yang ditimbulkan dari pencemaan limbah cair Pabrik Kertas
Indonesia (PAKERIN)?
3.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui zat apa saja yang membuat sungai porong tercemar
3
3. Untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari pencemaan limbah cair
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Awal Juli lalu banyak ikan di Kali Porong yang munggut dan mati. Diduga
kuat, ikan-ikan tersebut mabuk akibat tercemar oleh limbah industri kertas PT
“Dari hasil investigasi anggota Garda Lingkungan Jatim, pencemaran Kali Porong
beberapa waktu lalu, diduga salah satunya akibat pembuangan limbah Pakerin.
Namun hingga kini kepastian hal tersebut masih belum bisa ditentukan,” kata
menanyakan informasi pada beberapa warga sekitar pabrik. Dijelakan sekitar lima
orang di lokasi berbeda menyebutkan hal yang sama yakni pelaku pencemaran
Guna memastikan hal tersebut, pihaknya bersama Tim Patroli Air Terpadu
bermuara di Kali Porong. Dari hasil pantauan di lokasi, Rabu (15/7) dini hari,
limbah yang diambil sampel untuk diujikan di lab berwarna abu-abu pekat dengan
Limbah tersebut mengalir cukup deras dari saluran avour yang bersumber
dari saluran IPAL Pakerin. Saat sampel diambil, cuaca cukup cerah dan dari
pantauan di loaksi, di sekitar saluran tersebut hanya terdapat areal sawah kering
5
Sumber : http://kominfo.jatimprov.go.id
source ) di Kali Sadar dan Kali Porong yang ada di Wilayah Kabupaten
6
melakukan pelanggaran lingkungan. “Untuk PT Pakerin yang membuang limbah
cairnya melalui saluran irigasi ke Kali Porong, kami menemukan banyak saluran
ungkap Prigi.
Dugaan itu menguat setelah pihaknya melihat adanya limbah cair yang
keluar berwarna putih kental dan menimbulkan busa. Pabrik ini kata dia, telah
Indonesia Mojokerto. “Ada temuan saluran siluman, IPAL yang tak beroperasi
karena ada kerusakan aerator dan adanya sludge yang terbuang yang diduga
http://koran-sindo.com)
Polusi dalam air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal
bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat dalam
bentuk murni, tetapi bukan berarti semua air sudah terpolusi ( Fardiaz, 1992 ).
Air yang sudah terpolusi tidak selalu merupakan air murni, tetapi adalah
air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi
batas yang ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal 5
tersebut tidak dapat digunakan secara normal disebut polusi ( Fardiaz, 1992).
energi dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh
7
kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi berkurang atau tidak dapat
Polutan air dapat dibedakan menjadi dua yaitu buangan degradable dan
atau dapat dapat dihilangkan dari perairan dengan proses biologis alamiah,
sedangkan buangan non degradable adalah buangan yang tidak dapat dihilangkan
domestik dan nutrien tanaman, sedangkan yang termasuk golongan kedua adalah
mengendap jika air didiamkan tidak terganggu selama beberapa waktu. Padatan
ukuran relatif besar dan berat sehingga dapat mengendap dengan sendirinya.
Sedimen yang terdapat di dalam air biasanya terbentuk sebagai akibat dari erosi
dan merupakan padatan yang umum terdapat di dalam air permukaan. Padatan
Sungai adalah jalur aliran air di atas permukaan bumi yang di samping
mengalirkan air juga mengangkut sedimen terkandung dalam air sungai tersebut.
Jadi sedimen terbawa hanyut oleh aliran air, yang dapat dibedakan sebagai
endapan dasar (bed load-muatan dasar) dan muatan melayang (suspended load).
Muatan dasar bergerak dalam aliran air sungai dengan cara bergulir, meluncur dan
8
dari butiran halus yang ukurannya lebih kecil dari 0,1 µm dan senantiasa
Limbah cair industri adalah limbah cair yang sebagian besar terdiri dari
2001).
berbeda dari air limbah domestik. Kadar zat organik yang tinggi dapat mudah
pemotongan hewan atau pabrik susu atau tidak secara langsung atau mudah terurai
1984).
Limbah cair dari kegiatan industri yang berupa bahan organik dan bahan
anorganik seringkali dapat larut di dalam air, sehingga air tidak bening, tetapi
menjadi keruh. Warna air pada dasarnya dibedakan menjadi warna sejati (true
color) yang disebabkan oleh bahan-bahan terlarut, dan warna semu (apparent
color), yang selain disebabkan oleh adanya bahan-bahan terlarut juga karena
Timbulnya bau pada air lingkungan merupakan indikasi kuat bahwa air
telah tercemar. Bau yang keluar dari dalam air dapat langsung berasal dari hasil
limbah industri atau dari hasil degradasi oleh mikroba yang hidup dalam air.
9
Mikroba yang hidup dalam air akan mengubah bahan buangan organik terutama
gugus protein secara degradasi menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau,
seperti limbah industri makanan. Air yang berbau sulfit dapat disebabkan oleh
(Sunu, 2001).
Bau yang tidak normal pada air pada umumnya mempunyai rasa yang
tidak normal pula. Pelarutan ion-ion logam akan menimbulkan rasa pada air, rasa
pada air umumnya terjadi karena perubahan pH (Sunu, 2001). Air normal yang
dapat digunakan pada umumnya tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
Jika air mempunyai rasa (kecuali air laut yang asin) maka berarti terjadi pelarutan
Air yang normal biasanya tidak mempunyai rasa. Timbulnya rasa yang
menyimpang biasanya disebabkan oleh adanya polusi, dan rasa yang menyimpang
tersebut biasanya dihubungkan dengan baunya karena pengujian terhadap rasa air
jarang dilakukan. Air yang mempunyai bau yang tidak normal juga dianggap
Istilah limbah industri umumnya terbatas pada limbah cair yang karena
alasan warna, isinya yang padat, kandungan organik atau anorganik, konsentrasi
proses industri, maka limbah cair merupakan penyebab utama pencemaran sungai
(Mahida, 1986).
10
yang menggunakan unsur-unsur logam seperti Arsen (As), Kadmium (Cd),
Timbal (Pb), Kromium (Cr), Kalsium (Ca), Nikel (Ni), Magnesium (Mg), Air
Raksa (Hg), dan lain-lain. Industri yang mengeluarkan limbah anorganik seperti
industri elektroplating, industri kimia, industri kertas dan lain-lain. Bila limbah
jumlah ion logam di dalam air. Ion logam yang berasal dari logam berat bila
limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat,
konsentrasinya dan jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
memenuhi salah satu atau lebih ciri-ciri berikut: mudah terbakar, mudah meledak;
pencemaran suatu lingkungan. Maka untuk mengatasinya harus ada suatu tolok
ukur yang dapat dipakai bersama untuk menilai bahwa lingkungan tersebut telah
mengalami kerusakan atau tercemar, yaitu baku mutu lingkungan yang bertujuan
1995).
Sumber utama limbah B3 pada pabrik kertas adalah limbah cair yang
mengandung logam berat jenis Hg dan Cu. Limbah cair tersebut berupa bubur
11
kertas encer. Bahan kimia dalam air limbah pabrik kertas seperti sulfite, fenol,
pabrik kertas akan menurunkan kadar oksigen terlarut (DO) dalam air dan dapat
menyebakan kondisi anoksik di perairan, sehingga tidak dapat dihuni lagi oleh
biota alami.
Industri kertas menggunakan air dalam jumlah yang sangat besar, sehingga
mengurangi jumlah air yang diperlukan makhluk perairan sungai dan mengubah
suhu air. Limbah pabrik kertas dapat menyebabkan kelainan reproduktif pada
dan membunuh tumbuhan air di tepi sungai karena tumbuhan tersebut tertutupi
oleh lapisan bubur kertas. Limbah sludge tersebut mestinya tidak dibuang ke
sungai bersama air limbah tetapi diendapkan dan dikeringkan untuk kemudian
dibuang secara sanitary land fill atau dibakar agar tidak mencemari tanah, air dan
udara.
Sludge pabrik kertas sebenarnya dapat di tangani dengan cara air limbah
dibuang secara sanitary land fill atau dibakar agar tidak mencamari tanah, air dan
udara. Ada juga Limbah pabrik kertas dapat didaur ulang menjadi karton yang
memiliki nilai jual tinggi.Karton hasil pengolahan limbah pabrik kertas ini disebut
12
kertas pemulung diproses menjadi bubur kertas. Kemudian dicetak menjadi
lembaran dengan ukuran 66 x 78 cm. Setelah itu, dijemur di bawah terik matahari
dengan berat 25 kg. Hal ini tentu saja terasa lebih bernilai ekonomis serta dapat
dalam lingkungan
a. Padatan tersuspensi yang terdiri dari partikel kayu, serat, pigmen, debu
dan sejenisnya
alkohol, terpentin, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang
c. Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna
kertas
e. Limbah panas
13
f. Mikroorganisme seperti golongan bakteri coliform
2. Partikulat:
3. Gas:
a. Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang
dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan proses
c. Kiln
4. Solid Wastes:
prey dari ikan serta kerusakan genetik dan reaksi sistem kekebalan tubuh pada
Klorin akan bereaksi dengan senyawa organik dalam kayu membentuk senyawa
toksik seperti dioksin. Dioksin ditemukan dalam proses pembuatan kertas, air
14
limbah (efluen), bahkan di dalam produk kertas yang dihasilkan.
Program minimisasi limbah yang efektif akan mengurangi biaya produksi dan
masyarakat.
termasuk dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), sehingga
dengan mudah mereka melepaskannya ke air tanpa pengolahan. Ini antara lain
2006).
hidup layak dan berketeraturan dengan baik, telah merangsang manusia untuk
lingkungan dari bentuk asal kebentuk baru yang cenderung lebih buruk. Suatu
tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak disebabkan banyak
hal, antara lain: pencemaran dari hasil penggunaan dan kebutuhan bahan kimia
15
Salah satu jenis pencemaran yang disebabkan oleh limbah domestik adalah
proses yang erat hubungannya dengan penggunaan logam tersebut oleh manusia,
(Darmono, 1995).
oleh air maupun udara. Apabila air telah tercemar oleh komponen-komponen
(Sunu, 2001).
Logam berat biasanya ditemukan sangat sedikit sekali dalam air secara
alamiah, yaitu kurang dari 1µg/l. Bila terjadi erosi alamiah, konsentrasi logam
terutama adalah Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Arsenik (As), Kadmium (Cd),
16
Banyak logam berat baik yang bersifat toksik maupun esensial terlarut
dalam air dan mencemari air tawar maupun air laut. Sumber pencemaran ini
banyak berasal dari pertambangan, peleburan logam, dan jenis industri lainnya,
dan dapat juga berasal dari lahan pertanian yang menggunakan pupuk atau
Logam bersifat toksik karena terikat secara spesifik pada ligan struktur
biologi. Sebagian besar logam menduduki ikatan tersebut dalam beberapa jenis
sistem enzim dalam tubuh sehingga tidak aktif (penyebab utama toksisitas).
(Darmono, 2001).
a. Tembaga (Cu)
logam ini berbentuk kristal dengan warna kemerahan. Dalam tabel periodik unsur-
unsur kimia, tembaga menempati posisi dengan nomor atom (NA) 29 dan
mempunyai bobot atau berat atom (BA) 63,546. Unsur tembaga di alam, dapat
ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam
bentuk persenyawaan atau sebagai senyawa padat dalam bentuk mineral (Palar,
1994).
mempunyai bilangan valensi +1 dan +2. Berdasarkan pada bilangan valensi yang
dibawannya, logam Cu dinamakan juga Cuppro untuk yang bervalensi +1, cuppry
untuk yang bervalensi +2. Kedua jenis 15 ion Cu tersebut dapat membentuk
17
kompleksion-kompleksion yang sangat stabil (Palar, 1994). Secara Fisika, logam
Karena itu, logam Cu banyak digunakan dalam bidang elektronika (Palar, 1994).
lainnya seperti Hg, Cd dan Cr. Logam berat Cu digolongkan ke dalam logam berat
berat beracun, unsur logam ini sangat dibutuhkan tubuh meski dalam jumlah yang
2). Keracunan Cu
oleh debu atau uap logam Cu adalah terjadinya gangguan pada jalur pernafasan
sebelah atas, contohnya terjadi kerusakan atropik pada selaput lendir yang
berhubungan dengan hidung. Kerusakan itu merupakan akibat dari gabungan sifat
iritatif yang dimiliki oleh debu atau uap Cu tersebut (Palar, 1994).
mengakibatkan keracunan secara akut dan kronis. Keracunan akut dan kronis ini
terjadinya ditentukan oleh besarnya dosis yang masuk dan kemampuan organisme
terdapat dalam lambung. Pada saat proses penyerapan bahan makanan yang telah
diolah pada lambung oleh darah, Cu yang ada turut terserap oleh darah (Palar,
1994).
18
Dalam darah, Cu terdapat dalam dua bentuk ionisasi, yaitu Cu+ dan Cu++.
Apabila jumlah Cu dalam kedua bentuk itu terserap berada dalam jumlah normal
(berada pada titik keseimbangan dengan kebutuhan tubuh), maka sekitar 93% dari
b. Merkuri (Hg)
Merkuri (Hg) adalah salah satu trace element yang mempunyai sifat cair
pada temperatur ruang dengan spesifik gravity dan daya hantar listrik yang tinggi.
merupakan cairan yang berwarna putih keperakan dengan titik beku – 38,87oC
dan titik didih 356,90oC serta berat jenis 13.55 gr/cm3dan berat atom 200,6
merkuri (CH3-Hg) yang memiliki sifat racun dan daya ikat yang kuat disamping
kelarutannya yang tinggi terutama dalam tubuh hewan air. Hal tersebut
dapat mencapai level yang berbahaya baik bagi kehidupan hewan air maupun
kesehatan manusia, yang makan hasil tangkap hewan-hewan air tersebut. Sanusi
19
merkuri (up take rate) oleh organisme air lebih cepat dibandingkan dengan proses
ekresi.
pencemar paling berbahaya. Disamping itu, ternyata produksinya cukup besar dan
logam berat yang juga merupakan unsur-unsur langka (seng, timah, kadnium,
merkuri, arsen, nikel, vanadium dan berilium) merupakan masalah yang serius
lainnya misalnya melalui rantai makanan atau food chain (Budiono, 2003).
2) Keracunan Hg
teluk Minamata, dan pada tahun 1967 terjadi pencemaran Hg di sungai Agano di
Niigata. Pada saat terjadi epidemi, kadar Hg pada ikan di teluk Minamata sebesar
11 µg/kg berat basah dan di sungai Agano sebesar 10 µg/kg berat basah. Di Irak
gandum yang disemprot dengan alkil merkuri yang menyebabkan 500 orang
20
Gambar 4 Kontribusi Logam Berat Timah Hitam (Pb), Merkuri (Hg) Dan
Kadnium (Cd), Arsenic (As), Dan Cromium (Cr) Pada Intake Manusia
panjangnya periode laten dari mulai terpapar sampai timbulnya gejala dan tidak
jelasnya bentuk gejala yang timbul, yang mirip dengan kelainan psikiatrik.
keracunan Hg, untuk memudahkan diagnosis para klinisi (Vroom dan Greer, 1972
21
koknitif, kelainan bicara, pendengaran, kemunduran penglihatan dan kelainan
Deteksi Hg pada urine, darah, kuku dan rambut. Keracunan Hg yang sering
Hatter’s Disease yang merupakan suatu outbreak keracunan Hg yang diderita oleh
Penyakit lain yang disebabkan oleh keracunan Hg adalah Pink Disease yang
22
BAB 3
KESIMPULAN
1. Sumber utama limbah B3 pada pabrik kertas adalah limbah cair yang
mengandung logam berat jenis Hg dan Cu. Limbah cair tersebut berupa
bubur kertas encer. Bahan kimia dalam air limbah pabrik kertas seperti
23
DAFTAR PUSTAKA
24
Arisandi, P., Dampak Pencemaran Pantai Timur Surabaya, (online),
(http://www.ecoton or.id/tulisan lengkap.php.?id=1305, diakses 26 januari
2007) Brotowidjono. M., 1991, Metode Penelitian dan Penulisan Karangan
Ilmiah, 11, liberty, yogyakarta,
cit Maruli, A., 2006, Analisis Pb dan Cd dalam Lipstik Menggunakan Metode
Spektrofotometri Serapan Atom, Skripsi, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta.
Connell. D. W., dan Miller. G.J.,1995, Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran,
345, diterjemahkan Oleh Koestoer. Y., UI Press, Jakarta
Darmono, 1995, Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup, 8-9, 18, 51, 56,
59, 64, 95, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Darmono, 2001, Lingkungan Hidup dan Pencemaran, 28, 33, 74, 87-88, 90, 101,
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Darsono, 1992, Pengantar Ilmu Lingkungan, 62-63, Penerbitan Universitras Atma
Jaya Yogyakarta, Yogyakarta
Desember 2007].
Djajadiningrat, dan Amir, 1989, Penilaian Secara Cepat Sumber-Sumber
Pencemaran Air, Tanah dan Udara, 19, Gadjah Mada University Press,
yogyakarta
Frank C, 1995, Toksikologi Dasar, Edisi kedua , Universitas Indonesia Press,
Jakarta
Hadi, A., 2005, Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan, 96,
Gramedia, Jakarta.
Hanwar, D., 2006, Diktat Kuliah Analisis Obat dan Makanan, Fakultas Farmasi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. 38 Keputusan Menteri
Negara KLH Nomor KEP-03/MENKLH/II/1991, 1991, Baku Mutu
Limbah Cair, Jakarta.
Khopkar, S. M.,1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, 275, 277, 281,
diterjemahkan oleh A. Saptorahardjo, cetakan I, UI Press, Jakarta
Mulja, M., dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, 107-108, 111-114,
Airlangga University Press, Surabaya.
25
Mutchler. E., 1999, Dinamika Obat Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi, 738,
740-741, diterjemahkan oleh Widianto. M.B., dan Ranti.A. S., Penerbit
ITB, Bandung.
Palar, H., 1994, Pencemaran dan Toksikologi Logam, 116-132, PT. Rineka Cipta,
Jakarta. Slamet, 2005, Awas Bahaya Logam Berat, (online),
(http://www.indomedia.com/bpost/022005/9/ragam/art-1.htm, diakses 4
november 2006)
Sugiharto, 1987, Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah, 52, Universitas Indonesia
Press, Jakarta. Sunardi, 2004, Cara Alternatif Untuk Mengolah Limbah
Padat /Tailing Yang Mengandung Mercury Dan Arsen, (online)
(http://www.menlh.go.id/terbaru/artikel.php?article_id=1083, diakses
tanggal 9 April 2006)
Soeparman, dan Suparmin, 2002, Pembuangan Tinja dan Limbah Cair, 2, 4,
Penerbit Buku Kedokteran EGC Soemirat. J, 2003, Toksikologi
Lingkungan, 3, Gadjah Mada University Press, yogyakarta.
Sunu, P., 2001, Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 4001, 11, 12,
110, 169, Grasindo, Jakarta.
Supriharyono, 2002, Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah
Pesisir Tropis, 156, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta .
Suriawiria. U., 1996, Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat, 56-57,
Penerbit Alumni , Bandung.
Vogel, 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro,
235, 289, Edisi kelima, diterjemahkan Setiono., L dan Pudhaatmaka,
Kalman Media Pustaka, Jakarta.
26