Вы находитесь на странице: 1из 5

Pengaruh Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya) terhadap Gambaran

Histopatologi Lambung

Study Experimental Pada Tikus Sprague Dawley yang diinduksi Etanol 80%

BAB I

Pendahuluan

1.1.Latar Belakang

Daun papaya atau Carica Papaya Leaf menurut sebuah penelitian memiliki

kandungan phenolic yang tinggi dibandingkan bagian lain dari pohon papaya

seperti buah dan getahnya ( Maisaroh et all, 2014). Dimana senyawa phenolic

di dalam tumbuhan memiliki aktifitas antioxidant yang tinggi (kahkonen et all,

2001). Berdasarkan informasi dari masyarakat, daun papaya telah digunakan

sebagai obat penyakit lambung serta gaguan pencernaan, ini diduga karena

kandungan flafonoid dan phenol yang dapat meningkatkan sekresi

prostaglandin di dalam lambung, serta mencegah pembentukan radikal bebas

dan meminimalisir luka akibat reaksi oksidasi (Indrawati, 2008). Hal ini

didukung dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa Daun papaya

memiliki aktifitas protektif terhadap ulkus gaster pada mencit yang diinduksi

oleh etanol 80% pada tingkat makroskopis, namun dalam hal ini belum ada

bukti di tingkat mikroskopis bahwa daun papaya efektif dalam mencegah

terjadinya ulkus gaster (Indran, 2008) .

Suatu laporan epidemiology menunjukkan bahwa prevalensi terjadinya

ulkus peptikum menurun secara umum, namun kejadian rawat inap dan

kematian yang disebabkan oleh ulkus gaster atau ulkus duodenum tetap tinggi
pada lanjut usia (lebih dari 65 tahun). Dua factor utama yang menjelasskan

tingginya angka kematian ulkus peptikum pada lanjut usia adalah tingginya

prefalensi infeksi H.Pylori dan penggunaan NSAID atau aspirin (asam

asetilsalisilat) yang tinggi, dimana pasien dengan ulkus peptikum positif

terhadap H.Pylori (Pilotto et all, 2002). Sementara 25% ulkus duodenum dan

40% ulkus gaster berkaitan dengan penggunaan NSAID (Pilotto et all, 2000).

Saat ulkus peptikum tidak ditangani dengan baik, akan muncul beberapa

komplikasi seperti perdarahan, perforasi, penetrasi dan obstruksi, 15% dari

penderita ulcer pernah mengalami perdarahan yang dapat mengancam jiwa.

Dimana ulkus yang disebabkan oleh NSAID lebih mudah mengalami

perdarahan dibandingkan ulkus yang disebabkan oleh H.Pylori, lansia adalah

factor resiko tertinggi terjadinya perdarahan ditambah dengan kondisi serius

lainya seperti penyakit kardiovaskuler. Perdarahan pada Saluran pencernaan

terjadi saat ulkus pada gaster sampai pada pembuluh darah. Ketika hal ini

terjadi, tinja mungkin akan berwarna hitam dan lengket. Pada keadaan seperti

ini harus dianggap sebagai keadaan darurat karena dapat mengancam jiwa.

Perdarahan pada pencernaan bagian atas umumnya memerlukan biaya yang

sangat mahal, dan mengancam nyawa sehingga harus dikelola dengan tepat

untuk mencegah hasil yang merugikan. Di Amerika Serikat, angka rawat inap

untuk penderita perdarahan pada saluran pencernaanl bagian atas pada setiap

tahunya mencapai 165/100.000 – lebih dari 300.000 rawat inap per tahun dan

memberikan beban pembayaran sejumlah 2.5 milyar USD. Perdarahan pada

saluran cerna bagian atas menyebabkan 4000 kematian per tahun di UK

(Bertleff et all, 2010 & Sorensen et all, 2000).


Analisis biokimia mengindikasikan bahwa induksi alkohol secara akut akan

menyebabkan kerusakn yang terlihat dalam perubahan indeks oksidatif darah

dan ekstrak daun papaya memberikan perlindungan dengan menurunkan kadar

lipid peroxidase dalam plasma dan meningkatkan aktifitas erythrocyte glutation

peroksidase. Kemungkinan hal ini lah yang menyebabkan daun papaya dapat

digunakan sebagai terapi yang potensial bagi ulkus gaster dan stress oxidative.

Dalam sebuah penelitian mengenai penggunaan ekstrak daun papaya pada ulkus

gaster yang menilai indeks ulkus dengan menggunakan dosis tunggal ekstrak

daun papaya (500 mg/KgBB) di dapatkan hasil yang signifikan terkait dengan

ekstrak daun papaya sebagai protector. Hasilnya indeks ulkus menurun secara

signifikan (p<0.005) pada tikus yang diberikan preperlakuan ekstrak daun

papaya (Indran, 2008). Pada penelitian lain digunakan dosis yang berbeda yaitu

10 mg/KgBB, 30 mg/KgBB, 100mg/KgBB dan dilaporkan dapat menurunkan

indeks ulkus secara signifikan pada tikus yang diberikan ekstrak daun papaya

dibandingkan dengan kelompok control (Suharti, 2009).

Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian pengaruh pemberian

ekstrak daun papaya (Carica Papaya) terhadap gambaran histopatologi lambung

padda Tikus Sprague Dawley yang diinduksi Etanol 80%.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut, “Adakah pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya (Carica

Papaya) terhadap histopatologi lambung pada tikus Sprague Dawley yang

diinduksi Etanol 80%?”.


1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui efek protektif pemberian ekstrak daun pepaya

(Carica Papaya) terhadap histopatologi lambung pada tikus

Sprague Dawley yang diinduksi Etanol 80%?

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1.Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya (Carica

Papaya) pada dosis 100mg/KgBB dan 500mg/KgBB terhadap

gambaran histopatologi lambung pada tikus Sprague Dawley

yang diinduksi etanol 80%.

1.3.2.2. Mengetahui perbedaan pemberian ekstrak daun pepaya (Carica

Papaya) pada dosis 100mg/KgBB dan 500mg/KgBB terhadap

gambaran histopatologi lambung pada tikus Sprague Dawley

yang diinduksi etanol 80%.

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat teoritis

Memberikan informasi tambahan bagi penelitian selanjutnya

mengenai daun pepaya (Carica Papaya L leaf) terhadap gambaran

histopatologi lambung.

1.4.2. Manfaat Praktis

Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa

pemberian daun pepaya (Carica Papaya L Leaf) dapat digunakan

untuk mencegah terjadinya ulkus pada lambung.

Вам также может понравиться