Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Definisi
B. Anatomi fisiologi sistem respirasi
1. Anatomi
Organ pernapasan berguna bagi transportasi gas-gas dimana organorgan
pernapasan tersebut dibedakan menjadi bagian dimana udara mengalir yaitu
rongga hidung, pharynx, larynx, trachea, dan bagian paru-paru yang berfungsi
melakukan pertukaran gas-gas antara udara dan darah.
Pleura dibagi menjadi dua pleura visceral (selaput dada pembungkus) yaitu
selaput paru yang langsung membungkus paru. Pleura parietal yaitu selaput yang
melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua pleura ini terdapat rongga
(cavum) yang disebut cavum pleura. Pada keadaan normal, cavum pleura ini
vakum (hampa udara) sehingga paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat
sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaannya (pleura),
menghindarkan gesekan antara paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan
bernafas. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir,
sehingga mencegah kolaps paru kalau terserang penyakit, pleura mengalami
peradangan, atau udara atau cairan masuk ke dalam rongga pleura, menyebabkan
paru tertekan atau kolaps. (Pearce, 2006)
2. Fisiologi
a. Pernapasan Paru ( pernapasan pulmoner )
Fungsi paru adalah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida pada
pernapasan melalui paru / pernafasan eksternal, oksigen di pungut melalui
hidung dan mulut, pada waktu bernafas oksigen masuk melalui trachea dan
pipa bronchial ke alveoli, dan dapat erat hubungan dengan darah di dalam
kapiler pulmonaris.
Hanya satu lapisan membran yaitu membran alveoli kapiler,
memisahkan oksigen dari darah, darah menembus darah ini dan di pungut oleh
hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini di pompa di
dalam arteri kesemua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru pada tekanan
oksigen mmHg dan pada tingkatan Hb 95% jenuh oksigen.
Di dalam paru, karbondioksida salah satu buangan metabolisme
menembus membran kapiler dan kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui
pipa bronchial dan trachea di lepaskan keluar melalui hidung dan mulut.
Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner pernafasan
eksterna :
1) Ventilasi pulmoner, gerakan pernafasan yang menukar udara dalam alveoli
dengan udara luar.
2) Arus darah melalui paru, darah mengandung oksigen masuk keseluruh
tubuh, karbondioksida dari seluruh tubuh masuk paru.
3) Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlahnya yang
bisa dicapai untuk semua bagian.
4) Difusi gas yang menembus membran alveoli dan kapiler karbondioksida
lebih mudah berdifusi dari pada oksigen.
b. Pernapasan Jaringan ( pernapasan interna )
Darah yang telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen
(oksihemoglobin) mengitari seluruh tubuh dan mencapai kapiler, dimana
darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari
hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung dan darah menerima
sebagai gantinya hasil buangan oksidasi yaitu karbondioksida. Perubahan-
perubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam alveoli, yang
disebabkan pernapasan eksterna dan pernapasan interna atau penapasan
jaringan.
Udara (atmosfer) yang dihirup:
Nitrogen : 79 %
Oksigen : 20 %
Karbondioksida : 0-0,4 %
Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfer.
Udara yang dihembuskan:
Nitrogen : 79 %
Oksigen : 16 %
Karbon dioksida : 4-0,4 %
Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu yang
sama dengan badan (20 persen panas badan hilang untuk pemanasan udara
yang dikeluarkan).
c. Daya muat paru
Besarnya daya muat udara dalam paru 4500 ml - 5000 ml (4,5 - 5 liter).
Udara diproses dalam paru (inspirasi dan ekspirasi) hanya 10 % ± 500 ml
disebut juga udara pasang surut (tidal air) yaitu yang dihirup dan yang
dihembuskan pada pernafasan biasa. Pada seorang laki-laki normal (4 - 5 liter)
dan pada seorang perempuan (3 - 4 liter). Kapasitas (h) berkurang pada
penyakit paru-paru, pada penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-
paru) dan pada kelemahan otot pernapasan.
d. Pengendalian pernapasan
Mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh dua faktor utama
yaitu kimiawi dan pengendalian saraf. Adanya faktor tertentu, merangsang
pusat pernapasan yang terletak di dalam medulla oblongata, kalau dirangsang
mengeluarkan inpuls yang di salurkan melalui saraf spiralis ke otot pernapasan
(otot diafragma atau interkostalis).
1) Pengendalian oleh saraf
Pusat pernapasan adalah suatu pusat otomatik dalam medulla
oblongata mengeluarkan impuls eferen ke otot pernapasan, melalui radik
saraf servikalis diantarkan ke diafragma oleh saraf frenikus. Impuls ini
menimbulkan kontraksi ritmik pada otot diafragma dan interkostalis yang
kecepatannya kira-kira 15 kali setiap menit.
2) Pengendalian secara kimia
Pengendalian dan pengaturan secara kimia meliputi : frekuensi
kecepatan dan dalamnya gerakan pernafasan, pusat pernafasan dalam
sumsum sangat peka sehingga kadar alkali harus tetap dipertahankan,
karbondioksida adalah preduksi asam dan metabolisme dan bahan kimia
yang asam ini merangsang pusat pernafasan untuk mengirim keluar impuls
saraf yang bekerja atas otot pernafasan.
e. Kecepatan pernapasan
Kecepatan pernapasan secara normal, ekspirasi akan menyusul inspirasi
dan kemudian istirahat, pada bayi ada kalanya terbalik, inspirasi-istirahat-
ekspirasi, disebut juga pernafasan terbalik. Kecepatan normal setiap menit
berdasarkan umur :
Bayi baru lahir : 30-40 x/menit
12 bulan : 30 x/menit
2-5 tahun : 24 x/menit
Orang dewasa : 10-20 x/menit
Inspirasi atau menarik nafas adalah proses aktif yang diselenggarakan
oleh kerja otot. Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai
bawah, yaitu vertikal. Kenaikan igaiga dan sternum, yang ditimbulkan oleh
kontraksi otot interkostalis, meluaskan rongga dada ke kedua sisi dari
belakang ke depan. Paru yang bersifat elastis mengembang untuk mengisi
ruang yang membesar itu dan udara ditarik masuk ke dalam saluran udara, otot
interkostal eksterna diberi peran sebagai otot tambahan hanya bila inspirasi
menjadi gerak sadar.
Pada ekspirasi, udara dipaksa oleh pengendoran otot dan karena paru
kempes kembali, disebabkan sifat elastis paru itu gerakan ini adalah proses
pasif. Ketika pernafasan sangat kuat, gerakan dada bertambah, otot leher dan
bahu membantu menarik iga-iga dan sternum ke atas. Otot sebelah belakang
dan abdomen juga dibawa bergerak dan alas nasi (cuping atau sayap hidung)
dapat kembang kempis.
f. Kebutuhan tubuh akan oksigen
Dalam banyak keadaan, termasuk yang telah disebut oksigen dapat diatur
menurut keperluan orang tergantung pada oksigen untuk hidupnya, kalau tidak
mendapatkannya selama kurang lebih 4 menit dapat mengakibatkan kerusakan
pada otak yang tidak dapat di perbaiki dan biasanya pasien meninggal.
Keadaan genting timbul bila misalnya seorang anak menutupi kepala dan
mukanya dengan kantong plastik menjadi lemas. Tetapi hanya penyediaan
oksigen berkurang, maka pasien menjadi kacau pikiran, ia menderita anoxia
serebralis.
Hal ini terjadi pada orang yang bekerja dalam ruangan sempit tertutup
seperti dalam ruang kapal, di dalam tank atau ruang ketel uap, oksigen yang
ada mereka habiskan dan kalau mereka tidak diberi oksigen untuk bernapas
atau tidak dipindahkan ke udara yang normal, maka mereka akan meninggal
karena anoxemia atau disingkat anoxia. Istilah lain adalah hipoxemia atau
hipoxia. Bila oksigen di dalam darah tidak mencukupi maka warna merahnya
hilang dan berubah menjadi kebiru-biruan, bibir, telinga, lengan dan kaki
pasien menjadi kebiru-biruan dan ia disebut menderita sianosis (Pearce, 2006).
C. Eiologi
Bronchitis biasanya lebih sering disebabkan oleh virus seperti rhinovirus,
Respiratory Syncitial Virus (RSV), virus influenza, virus par influenza, dan
Coxsackie virus. Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronchus yang disebabkan
oleh berbagai macam mikroorganisme baik virus, bakteri, maupun parasit. Sedangkan
pada bronchitis kronik dan batuk berulang adalah sebagai berikut :
1. Spesifik
a. Asma
b. Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya sinobronchitis).
c. Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus, infeksi mycoplasma,
chlamydia, pertusis, tuberkulosis, fungi/jamur.
d. Penyakit paru yang telah ada misalnya bronchiectasis.
e. Sindrom aspirasi.
f. Penekanan pada saluran napas
g. Benda asing
h. Kelainan jantung bawaan
i. Kelainan sillia primer
j. Defisiensi imunologis
k. Kekurangan anfa-1-antitripsin
l. Fibrosis kistik
m. Psikis
2. Non spesifik
a. Asap rokok
b. Polusi udara
(Muttaqin, 2008)
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi pada bronchus,
peningkatan produksi sputum, pembentukan edema.
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi dalam alveoli
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas pembawa
oksigen darah, gangguan penerimaan oksigen.
4. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan sesak napas dan batuk serta
stimulus lingkungan
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk aktivitas
dan keletihan
6. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anorexia sekunder akibat dyspnea, kelemahan efek samping obat,
produksi sputum, mual/muntah
G. Askep Kasus