Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Definisi
Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piameter
(lapisan dalam selaput otak) dan arakhnoid serta dalam derajat yang lebih ringan
mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang superfisial (Munttaqin, 2008).
Meningitis bakterialis adalah suatu infeksi purulen lapisan otak yang pada orang
dewasa biasanya hanya terbatas di dalam ruang subaraknoid, namun pada bayi cenderung
meluas sampai ke rongga subdural sebagai suatu efusi atau empiema subdural
(leptomeningitis), atau bahkan ke dalam otak (meninoensefalitis) (Satyanegara, 2010
dikutip Nurarif, 2015).
B. Etiologi
1. Pada orang dewasa, bakteri penyebab tersering adalah Diplococcus pneumonia dan
Neisseria meningitidis, Staphylococcus, dan gram negatif.
2. Pada anak-anak bakteri tersering adalah Haemophylus influenza, Neisseria
meningitidis dan Diplococcus pneumoniae (Satyanegara, 2010 dikutip Nurarif, 2015).
C. Manifestasi Klinis
Terdapat beberapa manifestasi klinis yang biasanya muncul yaitu sebagai berikut
(Betz. C. S. 2012 dikutip Nurarif, 2015)
1. Neonatus
Manifestasi klinis pada neonatus di antaranya menolak untuk makan, refleks hisap
berkurang, muntah, diare, tonus otot melemah, menangis lemah.
2. Anak-anak dan remaja
Manifestasi klinis pada anak-anak dan remaja berupa demam tinggi, sakit kepala,
muntah, perubahan sensori, kejang, photophobia, delirium, halusinasi, mania, stupor,
koma, kaku kuduk, tanda kernig dan brudzinski positif (tanda Brudzinski I positif (+)
bila pada pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada leher), dan tanda Brudzinski II
positif (+) bila pada pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada sendi panggul dan
lutut kontralateral, dan ptechial (menunjukan infeksi meningococcal).
3. Ciri khas pada meningitis adalah penderita yang tampak sakit berat, demam akut yang
tinggi, kesadaran yang menurun (lethargi atau gaduh gelisah), nyeri kapala, muntah
dan kaku kuduk (Satyanegara, 2010 dikutip Nurarif, 2015)
D. Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada
cairan otak, yaitu meningitis serosa dan purulenta (Suriadi, dkk., 2006 dikutip Wong,
2008)
1. Meningitis serosa
Meningitis serosa adalah radang selaput otak pada araknoid dan piameter yang
disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium
tuberculosis dan lainnya (lues virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia)
2. Meningitis purulenta
Meningitis purulenta adalah radang bernanah pada arakhnoid dan piameter
meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain: Diplococcus pneumoniae,
Neisseria meningitidis, streptococcus haemolyticus, staphylococcus aureus,
haemophylus influenzae, escherichia coli, klebsiella pneumoniae, peudomonas
aeruginosa.
E. Pemeriksaaan Penunjang
Menurut Suriardi dan Yuliani (2010, dikutip Mansjoer, 2010), terdapat beberapa
pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan.
1. Lumbal punction dan kultur CSS: jumlah leukosit (CBC) meningkat, kadar glukosa
darah menurun, protein meningkat, tekanan cairan meningkat, asam laktat meningkat,
glukosa serum meningkat, dan identifikasi organisme penyebab.
2. Kultur darah: menetapkan organisme penyebab.
3. Kultur urin: menetapkan organisme penyebab.
4. Kultur nasofaring: menetapkan organisme penyebab.
5. Elektrolit serum: meningkat jika anak dehidrasi; Na+ naik dan K+ turun.
6. Osmolaritas urin: meningkat dengan sekresi ADH
7. MRI: CT-scan/angiografi.
F. Penatalaksanaan Medis
Menurut suriardi dan Yuliani (2010) terdapat beberapa penatalaksanaan pada
penderita meningitis.
1. Obat anti inflamasi
a. Meningitis tuberkulosa
- Isoniazid 10-20 mg/kg/24 jam oral, 2 kali sehari maksimal 500 gr selama 1 ½
tahun.
- Rifampisin 10-15 mg/kg/24 jam oral, 1 kali sehari maksimal 1 tahun.
- Streptomisin sulfat 20-40 mg/kg/ 24 jam sampai 1 minggu, 1-2 kali sehari
selama 3 bulan.
b. Meningitis bakterial, umur < 2 bulan
- Sefalosporin generasi ke-3
- Ampisilin 150-200 mg (400gr)/kg/24 jam IV, 4-6 kali sehari.
2. Pengobatan simtomatis
a. Diazepam IV 0.2-0.5 mg/kg/dosis, atau rectal 0.4-0.6/mg/kg/dosis kemudian
dilanjutkan dengan Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari.
b. Turunkan demam dengan parasetamol atau salisilat 10mg/kg/dosis serta kompres.
3. Pengobatan suportif
a. Cairan intravena
b. Pemberian O2
G. Masalah Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola napas
2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
3. Hipertermia
4. Kekurangan volume cairan
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
6. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
7. Nyeri akut
8. Hambatan mobilitas fisik
9. Resiko cidera
10. Resiko infeksi
No Dignosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Nutrition Monitoring
Betz, CL & Sowden, LA. 2012. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Mansjoer. (2010). Kapita selekta kedokteran. Edisi III. Jakarta: FKUI: EGC
Munttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta: Salemba Medika.
Nurarif & Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
NANDA (NIC-NOC). Jogjakarta: Mediaction.
Suriadi dan Yuliani, R. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak, edisi 1 Jakarta: CV Sagung Seto
Wong, L dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik (Edisi 6). Jakarta: EGC
.