Вы находитесь на странице: 1из 76

SANITASI MTS NURIS ANTIROGO

(Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Higiene Sanitasi


Makanan, Minuman dan Tempat-Tempat Umum)

NAMA KELOMPOK:

1. Naddratul Huda (162110101248)


2. Septi Dwi H (162110101249)
3. Dina K (162110101250)
4. Mega Ayu P (162110101251)
5. Septian Yessie W (162110101252)

Kelas Alih Jenis

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER

2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Sanitasi MTS Nuris Antirogo untuk memenuhi tugas mata kuliah
Higiene Sanitasi Makanan, Minuman dan Tempat-Tempat Umum.
Dalam penulisan makalah ini, telah banyak mendapat bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan makalah ini. Untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Irma Prasetyowati S.K.M.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Jember
2. Prehatin Trirahayu N.,S.KM.,M.Kes sebagai dosen pengampu mata kuliah
3. Teman-teman seperjuangan yang menempuh mata kuliah Higiene Sanitasi
Makanan, Minuman dan Tempat-Tempat Umum
4. Semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam menyusun makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.

Jember, November 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 7
2.1 Pengertian Sanitasi ........................................................................................ 7
2.2 Sanitasi Tempat-Tempat Umum ................................................................... 8
2.3 Pengertian Sekolah ........................................................................................ 9
2.4 PHBS di Sekolah ........................................................................................... 9
2.5 Sanitasi Sekolah .......................................................................................... 11
2.6 Standar dan Syarat Sekolah Sehat ............................................................... 12
2.7 Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Sekolah ...................................... 16
2. 8 Manfaat Sanitasi Bagi Sekolah................................................................... 16
2.9 Syarat Kantin Sekolah ................................................................................. 17
2.10 Penyakit Umum di Sekolah ....................................................................... 20
2.11 Peraturan Terkait Sanitasi Sekolah............................................................ 22
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 29
3.1 Pemilihan Sampel Sekolah .......................................................................... 29
3.2 Lembar Observasi ........................................................................................ 29
3.3 Wawancara .................................................................................................. 29
3.4 Pelaksana ..................................................................................................... 29
3.5 Instrumen Penilaian ..................................................................................... 30
3.6 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 31
BAB 4. PEMBAHASAN ...................................................................................... 32
4.1 Lokasi Sekolah ............................................................................................ 32
4.2 Konstruksi Bangunan .................................................................................. 32
4.3 Ruang Bangunan ......................................................................................... 33

ii
4.4 Kualitas Udara Ruang ................................................................................. 35
4.5 Kebisingan ................................................................................................... 35
4.6 Pencahayaan ................................................................................................ 35
4.7 Ventilasi....................................................................................................... 35
4.8 Fasilitas Sanitasi Sekolah ............................................................................ 35
4.9 Sarana Olahraga dan Sarana Ibadah ............................................................ 36
4.10 Halaman ..................................................................................................... 37
4.11 Bebas Jentik Nyamuk ................................................................................ 37
4.12 Pemeliharaan Ruang Bangunan ................................................................. 37
4.13 Bebas Asap Rokok .................................................................................... 37
4.14 Kebijakan Kepala Sekolah ........................................................................ 38
4.15 Pengetahuan dan Tindakan ........................................................................ 38
4.16 Pelaksanaan UKS ...................................................................................... 38
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 40
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 40
5.2 Saran ............................................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 41

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya tujuan Pembangunan Nasional yang dijabarkan dalam
GBHN adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan merata baik
material maupun spiritual yang terpadu dan berkesinambungan disegala bidang
yang menyangkut kesejahteraan masyarakat banyak.
Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009 pasal 3 tentang kesehatan bahwa
pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggitingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Pengelolaan lingkungan merupakan suatu hal yang harus dilaksanakan
agar dapat hidup sehat. Kondisi lingkungan yang sehat dapat mendukung tumbuh
kembangnya perilaku hidup sehat dan dapat mempengaruhi kesehatan jasmani
maupun rohani serta terhindar dari pengaruh negatif yang dapat merusak
kesehatan. Selain itu, proses belajar mengajar akan terganggu bila berada pada
lingkungan yang tidak sehat, sebaliknya di lingkungan yang bersih dan nyaman
akan menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar.
Kesehatan lingkungan sekolah bertujuan untuk meningkatkan,
mewujudkan derajat kesehatan dan pengembangan siswa secara optimal. Dengan
demikian, untuk mencapai kesehatan siswa secara optimal dapat dilakukan
melalui program UKS, diantaranya: 1) Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat
(health school living), 2) Pendidikan kesehatan (health education), 3) Usaha
pemeliharaan kesehatan di sekolah (health service in school). Program ini harus
dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan dengan tujuan untuk
meningkatkan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat dan bersih.
Kebersihan lingkungan merupakan salah satu faktor utama dalam
mewujudkan hidup sehat. Kesehatan tidak terlepas dari keadaan lingkungan,
seseorang tidak akan nyaman bila berada pada lingkungan yang kotor, yang dapat
menularkan penyakit.

4
5

Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan bahwa “kesehatan


sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta
didik dalam lingkungan hidup sehat, sehingga peserta didik dapat belajar tumbuh
dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas” (Depkes RI, 1992 : 5).
Pembinaan lingkungan sekolah yang sehat merupakan penggabungan
antara upaya pendidikan dan upaya kesehatan yang terdiri dari lingkungan fisik
dan mental (psikis). Lingkungan fisik sekolah terdiri dari sekolah dan
lingkungannya, sedangkan lingkungan mental (psikis) menyangkut kesadaran
untuk membiasakan hidup sehat dan bersih serta menjaga kebersihan lingkungan
sekolah.
Untuk membiasakan hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu penyediaan air bersih, harus ada, tempat
pembuangan sampah dan pengelolaannya serta tersedianya pembuangan kotoran
manusia atau WC di lingkungan sekolah yang memadai, dan ini semua merupakan
sanitasi lingkungan khususnya lingkungan sekolah.
Dalam skala yang lebih kecil, sanitasi lingkungan sekolah cenderung
dilupakan kondisi kebersihannya. Padahal kondisi sanitasi yang buruk dapat
berpengaruh besar terhadap tingkat kesehatan peserta didik sekolah yang
bersangkutan.
Sekolah merupakan perpanjangan tangan keluarga, artinya, sekolah
merupakan tempat lanjutan untuk meletakkan dasar perilaku bagi anak, termasuk
perilaku kesehatan. Peran guru dalam promosi kesehatan di sekolah sangat
penting, karena guru pada umumnya lebih dipatuhi oleh anak-anak daripada orang
tuanya. Sekolah dan lingkungan sekolah yang sehat sangat kondusif untuk
berperilaku sehat bagi anak-anak (Notoatmodjo, 2010:38).
Salah satu komponen untuk mewujudkan fungsi sekolah adalah komponen
sanitasi sekolah. Karena sanitasi sekolah merupakan penentu kesehatan
lingkungan sekolah, sekaligus sebagai salah satu parameter untuk menentukan
kesehatan warga sekolah. Untuk itu, perlu dilakukan observasi terkait sanitasi di
6

sekolah baik SD, SMP maupun SMA utamanya observasi lingkungan sekolah di
daerah Jember.

1.2 Rumusan Masalah


- Apa yang dimaksud dengan sanitasi?
- Apa yang dimaksud dengan sanitasi tempat-tempat umum?
- Apa yang dimaksud dengan sekolah?
- Bagaimana PHBS di sekolah?
- Bagaimana sanitasi sekolah?
- Bagaimana standar dan syarat sekolah sehat?
- Apa saja faktor yang mempengaruhi lingkungan sekolah?
- Apa saja manfaat sanitasi bagi sekolah?
- Apa saja syarat kantin sekolah?
- Apa saja penyakit umum di sekolah?
- Bagaimana peraturan terkait sanitasi sekolah?

1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui sanitasi
- Untuk mengetahui sanitasi tempat-tempat umum
- Untuk mengetahui pengeertian sekolah
- Untuk mengetahui PHBS di sekolah
- Untuk mengetahui sanitasi sekolah
- Untuk mengetahui standar dan syarat sekolah sehat
- Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi lingkungan sekolah
- Untuk mengetahui manfaat sanitasi bagi sekolah
- Untuk mengetahui syarat kantin sekolah
- Untuk mengetahui penyakit umum di sekolah
- Untuk mengetahui peraturan terkait sanitasi sekolah
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sanitasi


Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan lingkungan dari subjeknya, misalnya menyediakan air bersih untuk
Universitas Sumatera Utarakeperluan mencuci tangan, menyediakan tempat
sampah agar tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004)
Sanitasi dalam bahasa Inggris berasal dari kata sanitation yang diartikan
sebagai penjagaan kesehatan.( Echols dan Shadily ,2003). Ehler dan Steel
mengemukakan bahwa sanitasi adalah usaha-usaha pengawasan yang ditujukan
terhadap faktor lingkungan yang dapat menjadi mata rantai penularan penyakit.
Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu usaha
yang mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada
manusia terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak
perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.
Sedangkan menurut Notoadmojo, sanitasi itu sendiri merupakan perilaku
disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia
bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya
dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia,
sedangkan untuk pengertian dari sanitasi lingkungan, sanitasi lingkungan adalah
status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan
kotoran, penyedian air bersih dan sebagainya. (Notoatmojo S, 1993).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
:965/MENKES/SK/XI/1992, pengertian sanitasi adalah segala upaya yang
dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan
kesehatan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), Sanitasi yaitu usaha
untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik dibidang ksehatan,
terutama kesehatan masayarakat. Sehingga sanitasi lingkungan berarti cara
menyehatkan lingkungan hidup terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan
udara.

7
8

Menurut Soemirat (2004) mengungkapkan bahwa sanitasi adalah usaha


kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai
faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan manusia.

2.2 Sanitasi Tempat-Tempat Umum


Hygiene dan sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik,
biologis, sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana
lingkungan yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang
merugikan diperbaiki atau dihilangkan (Entjang, 2000). Sanitasi tempat-tempat
umum merupakan usaha untuk mengawasi kegiatan yang berlangsung di tempat-
tenpat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya
suatu penyakit, sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat
dicegah. Sarana dan bangunan umum dinyatakan memenuhi syarat kesehatan
lingkungan apabila memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan dapat
mencegah penularan penyakit antar pengguna, penghuni dan masyarakat
sekitarnya, selain itu harus memenuhi persyaratan dalam pencegahan terjadinya
kecalakaan. Penyelenggaraan sarana dan bangunan umum berada di luar
kewenangan Departemen kesehatan, namun sarana dan bangunan umum tersebut
harus memenuhi persyaratan kesehatan. Hal ini telah diatur pada UU No. 32 tahun
2009 tentang kesehatan.
9

2.3 Pengertian Sekolah


Sekolah adalah sistem interaksi sosial suatu organisasi keseluruhan terdiri
atas interaksi pribadi terkait bersama dalam suatu hubungan organik (Wayne
dalam buku Soebagio Atmodiwiro, 2000:37). Sedangkan berdasarkan undang-
undang no 2 tahun 1989 sekolah adalah satuan pendidikan yang berjenjang dan
berkesinambungan untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Menurut
Daryanto (1997:544), sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar serta
tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah adalah suatu institusi yang
sengaja dihidupkan untuk mempertinggi derajat bangsa dalam segala aspek
melalui pendidikan, untuk mencapai keadaan kesehatan yang optimal pada
masyarakat sekolah (siswa, guru, karyawan). Dari beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa sekolah adalah suatu lembaga atau organisasi yang diberi
wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran.

2.4 PHBS di Sekolah


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support)
dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya untuk
membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, dalam
tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka
menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan (Notoadmodjo, 2007).
Penerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring
munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 – 12
tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. PHBS di sekolah
merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya,
10

serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Penerapan PHBS ini
dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Manfaat PHBS di sekolah di antaranya :
a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru,
dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan
dan ancaman penyakit.
b. Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada
prestasi belajar peserta didik.
c. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga
mampu menarik minat orang tua (masyarakat).
d. Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan.
e. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain
Syarat-Syarat PHBS di Sekolah yaitu :
a. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun.
b. Jajan di kantin sekolah yang sehat.
c. Membuang sampah pada tempatnya.
d. Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah.
e. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
f. Tidak merokok di sekolah.
g. Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin.
h. Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah
i. Menggosok gigi 2 kali sehari
Langkah-Langkah Pembinaan PHBS di Sekolah
a. Analisis Situasi
b. Pembentukan kelompok kerja
c. Pembuatan Kebijakan PHBS di sekolah
d. Penyiapan Infrastruktur
e. Sosialisasi Penerapan PHBS di sekolah
f. Penerapan PHBS di Sekolah
g. Pemantauan dan evaluasi
11

Dukungan dan Peran untuk membina PHBS di Sekolah


Adanya kebijakan dan dukungan dari pengambil keputusan seperti Bupati,
Kepala Dinas pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, DPRD, lintas sektor sangat
penting untuk pembinaan PHBS disekolah demi terwujudnya sekolah sehat.
Disamping itu, peran dari berbagai pihak terkait (Tim Pembina dan pelaksana
UKS) juga penting, sedangkan masyarakat sekolah hanya berpartisipasi dalam
perilaku hidup bersih dan sehat baik di sekolah maupun di masyarakat.

2.5 Sanitasi Sekolah


Higiene dan sanitasi sekolah adalah perilaku hidup bersih dan sehat di
sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan guna
terwujudnya lingkungan sekolah yang sehat yang bersih dan nyaman dan terbebas
dari ancaman penyakit.
Kebijakan dalam penyelenggaraan sanitasi dan higiene sekolah sejalan
dengan kebijakan program Lingkungan Sehat, Kepmenkes Nomor
1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
lingkungan di sekolah, kebijakan Nasional Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan (AMPL) berbasis masyarakat dan Kepmenkes Nomor
582/Menkes/SK/IX/2009 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM).
Higiene dan sanitasi sekolah pelaksanaannya dimotori oleh Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS). Tujuan UKS adalah untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat dan derajat kesehatan peserta didik maupun warga belajar serta
menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia yang seutuhnya.
Pembinaan dan pengembangan UKS dilaksanakan melalui tiga program
pokok yang meliputi:
a. Pendidikan Kesehatan
b. Pelayanan Kesehatan
12

c. Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat.

2.6 Standar dan Syarat Sekolah Sehat


Sehat menurut UU No.3/1961 adalah suatu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual, emosional yang optimal dari seseorang dan
perkembangan itu berjalan dengan selaras dengan keadaan orang lain.
Sekolah sehat adalah sekolah yang bersih indah dan aman bersih berarti
tidak ada sampah indah berarti sekolah tertata rapi serasa dan sejuk aman berarti
tidak ada gangguan.
Lingkungan sekolah adalah salah satu kesatuan lingkungan fisik, mental
dan sosial dari sekolah yang memenuhi syarat-syarat kesehatan sehingga dapat
mendukung proses belajar mengajar dengan baik dan menunjang proses
pertumbuhan dan perkembangan murid secara optimal. Faktor lingkungan sekolah
dapat mempengaruhi proses belajar mengajar, juga kesehatan warga sekolah.
Kondisi dari komponen lingkungan sekolah tertentu dapat menyebabkan
timbulnya masalah kesehatan.
Faktor resiko lingkungan sekolah tersebut antara lain kondisi atap,
dinding, lantai, dan aspek lainnya sebagai berikut :
a. Kondisi atap dan talang : Atap dan talang yang tidak memenuhi syarat
kesehatan dapat menjadi tempat perindukan nyamuk dan tikus. Kondisi ini
mendukung terjadinya penyebaran dan penularan penyakit demam
berdarah dan leptospirosis.
b. Kondisi dinding : Dinding yang tidak bersih dan berdebu selain
mengurangi estetika juga berpotensi merangsang timbulnya gangguan
pernafasan seperti asthma atau penyakit saluran pernafasan.
c. Kondisi lantai : Dinding yang tidak rata, licin dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan, sedangkan lantai yang kotor dapat mengurangi
kenyamanan dan estetika. Lantai yang tidak kedap air dapat menyebabkan
kelembaban. Kondisi ini mengakibatkan dapat berkembang biaknya
bakteri dan jamur yang dapat meningkatkan resiko penularan penyakit
seperti TBC, ISPA dan lainnya.
13

d. Kondisi tangga :Tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan seperti


kemiringan, lebar anak tangga, pegangan tangga berpotensi menimbulkan
kecelakaan bagi peserta didik. Tangga yang memenuhi syarat adalah lebar
injakan > 30 cm, tinggi anak tangga maksimal 20 cm, lebar tangga > 150
cm serta mempunyai pegangan tangan.
e. Pencahayaan :Pencahayaan alami di ruangan yang tidak memenuhi syarat
kesehatan mendukung berkembang biaknya organisme seperti bakteri dan
jamur. Kondisi ini berpotensi menimbulkan gangguan terhadap kesehatan.
Selain itu pencahayaan yang kurang menyebabkan ruang menjadi gelap
sehingga disenangi oleh nyamuk untuk beristirahat (rasting habit).
f. Ventilasi : Ventilasi di ruangan yang tidak memenuhi persyaratan
kesehatan menyebabkan proses pertukaran udara tidak lancar, sehingga
menjadi pengap dan lembab, Kondisi ini mengakibatkan berkembang
biaknya bakteri, virus dan jamur yang berpotensi menimbulkan gangguan
penyakit seperti TBC, ISPA, cacar dan lainnya.
g. Kepadatan Kelas :Perbandingan jumlah peserta didik dengan luas ruang
kelas yang tidak memenuhi syarat kesehatan menyebabkan menurunnya
prosentase ketersediaan oksigen yang dibutuhkan oleh peserta didik. Hal
ini akan menimbulkan rasa kantuk, menurunkan konsentrasi belajar dan
resiko penularan penyakit. Perbandingan ideal adalah 1 orang menempati
luas ruangan 1,75 M2.
h. Jarak Papan tulis : Jarak papan tulis dengan murid terdepan < 2,5 meter
akan mengakibatkan debu kapur atau spidol beterbangan dan terhirup
ketika menghapus papan tulis, sehingga untuk jangka waktu lama akan
berpengaruh terhadap fungsi paru-paru. Bila jarak papan tulis dengan
murid paling belakang > 9 meter akan menyebabkan gangguan konsentrasi
belajar.
i. Ketersediaan tempat cuci tangan : Tangan yang kotor berpotensi
menularkan penyakit. Kebiasaan cuci tangan dengan sabun mampu
menurunkan kejadian penyakit diare 30%. Tersedianya tempat cuci tangan
yang dilengkapi dengan sabun bertujuan untuk menjaga diri dan melatih
14

kebiasaan cuci tangan dengan sabun sebelum makan atau sesudah buang
air besar merupakan salah satu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Berdasarkan ketentuan Departemen Kesehatan maka setiap 2 (dua) ruang
kelas harus terdapat satu wastafel yang terletak di luar ruangan.
j. Kebisingan : Kebisingan adalah suara yang tidak disukai, bisa berasal dari
luar sekolah maupun dari dalam lingkungan sekolah itu sendiri, suara
bising dapat menimbulkan gangguan komunikasi sehingga mengurangi
konsentrasi belajar dan dapat menimbulkan stress.
k. Air bersih : Ketersediaan air bersih baik secara kualitas maupun kuantitas
muklak diperlukan untuk menjaga hygiene dan sanitasi perorangan
maupun lingkungan. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air
antara lain diare, kholera, hepatitis, penyakit kulit, mata dan lainnya.
Idealnya ketersediaan air adalah 15 liter/orang/hari.
l. Toilet (kamar mandi, WC dan urinoir). Kamar mandi : Bak penampungan
air dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, demikian juga
kamar mandi yang pencahayaannya kurang memenuhi syarat kesehatan
akan menjadi tempat bersarang dan beristirahatnya nyamuk. WC dan
urinoir : Tinja dan urine merupakan sumber penularan penyakit perut
(diare, cacingan, hepatitis ). Penyakit ini ditularkan melalui air, tangan,
makanan dan lalat. Untuk perlu diperhatikan ketersediaan WC dalam hal
jumlahnya. Perbandingannya adalah : 1 WC untuk 25 siswi dan 1 WC
untuk 40 siswa.
m. Pengelolaan sampah : Penanganan sampah yang tidak memenuhi syarat
kesehatan dapat menjadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit
seperti lalat, tikus, kecoak. Selain itu dapat juga menyebabkan pencemaran
tanah dan menimbulkan gangguan kenyamanan dan estetika. Untuk itu
disetiap ruang kelas harus terdapat 1 buah tempat sampah dan di sekolah
tersebut harus tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS).
n. Sarana pembuangan air limbah : Sarana pembuangan air limbah yang tidak
memenuhi syarat kesehatan ataupun tidak dipelihara akan menimbulkan
bau, mengganggu estetika dan menjadi tempat perindukan dan
15

bersarangnya tikus. Kondisi ini berpotensi menyebabkan dan menularkan


penyakit seperti leptospirosis dan filariasis (kaki gajah).
o. Pengendalian vector : Termasuk dalam pengertian vektor ini, terutama
adalah tikus dan nyamuk. Tikus: tikus merupakan vektor penyakit pes,
leptospirosis, selain sebagai vektor penyakit, tikus juga dapat merusak
bangunan dan instalasi listrik. Hal ini meningkatkan resiko penularan
penyakit dan juga menimbulkan terjadinya arus pendek pada aliran
listrik. Nyamuk: nyamuk merupakan vektor penyakit, jenis nyamuk
tertentu menularkan jenis penyakit yang berbeda. Nyamuk Aedes Aegypti
dapat menyebabkan demam berdarah. Anak-anak usia sekolah merupakan
kelompok resiko tinggi terjangkit penyakit demam berdarah. Nyamuk
demam berdarah senang berkembang biak pada tempat-tempat
penampungan air maupun non penampungan air. Beberapa tempat
perindukan yang harus diwaspadai antara lain bak air, saluran air, talang,
barang-barang bekas dan lainnya.
p. Kantin/warung sekolah : Kantin/warung sekolah sangat dibutuhkan oleh
peserta didik untuk tempat memenuhi kebutuhan makanan jajanan pada
saat istirahat. Makanan jajanan yang disajikan tersebut harus memenuhi
syarat kesehatan, karena pengelolaan makanan jajanan yang tidak
memenuhi syarat akan menimbulkan penyakit bawaan makanan dan
berpengaruh terhadap kesehatan sehingga akan mempengaruhi proses
belajar mengajar.
q. Kondisi halaman sekolah : Halaman sekolah pada musim kemarau akan
berdebu, sehingga menyebabkan penyakit ISPA dan pada musim hujan
akan menimbulkan becek sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan.
Halaman sekolah Salah satu pembinaan dan pengembangan sekolah sehat
adalah melalui pembinaan dan penilaian pada keadaan lingkungan fisik
sekolah, peserta didik dan tenaga pendidikan, serta pada berbagai kegiatan,
manajemen/organisasi serta pengaruh timbal balik antara sekolah dan
masyarakat sekitarnya dalam rangka mencapai tujuan pendidikan secara
optimal.
16

2.7 Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Sekolah


a. Persediaan air bersih yang terdiri dari air ledeng dan bukan air ledeng
b. Fasilitas cuci tangan yaitu disediakan kran-kran atau tempat air untuk cuci
tangan
c. WC yang memenuhi syarat kesehatan
d. Tempat pembuangan sampah yang mudah dijangkau dan memenuhi syarat
kesehatan.
e. Saluran pembuangan air limbah (air bekas) yang lancar (tidak tersumbat).
f. Program sanitasi makanan sekolah, misalnya warung sekolah juga harus
memenuhi syarat kesehatan.
g. Bangunan sekolah dan letaknya (Azwar, 1995).

2. 8 Manfaat Sanitasi Bagi Sekolah


a. Kebersihan lingkungan mendorong semangat belajar siswa
Dalam setiap aspek dan perilaku siswa tentunya tampak dari kebiasaan nya
setiap hari.
Demikianlah dengan lingkungan kelas bahkan lingkungan sekolah sekalip
un. Bila lingkungan sekolah maupun lingkungan kelas termasuk ruangan
kelas bersih dan ditata sebaik baiknya, maka motivasi belajar yang
timbulpun akan mengajak sahabat-sahabat untuk semangat dalam
mengikuti pembelajaran.
b. Kebersihan lingkungan menjadi keunggulan sekolah
Kita tahu, bahwa kebersihan lingkungan sekolah juga berdampak dan
berpengaruh besar bagi siswa terlebih lagi bagi sekolah itu sendiri. Karena
semua orang pasti menyelidiki situasi maupun keadaan sekolah sebelum
menjadi siswa di sekolah tersebut. Jadi untuk menjaga nama baik sekolah
serta keamanan di sekolah
c. Perilaku sebagai cermin sekolah
Dalam aspek perilaku suatu individu mempengaruhi karakter masa
depannya. Dengan demikian, sekolah dinilai oleh masyarakat setempat
17

dengan melihat berbagai macam karakteristik seseorang siswa maupun


sekelompok orang siswa.
d. Kebersihan dapat memperlancar otak manusia
Perlu kita ketahui bahwa lingkungan bersih atau tidaknya berdampak besar
bagi otak manusia. Karena oksigen berupa O2 yang dihirup melalui paru-
paru sebagian besar berfungsi untuk memperlancar peredaran darah
melalui saraf otak manusia. Hal ini yang selalu dikhawatirkan oleh
manusia. Sehingga mereka dapat menjaga kebersihan lingkungan
disekitarnya.

2.9 Syarat Kantin Sekolah


Menurut Kepala Bidang SD dan PLB, Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta, Dr Kanti Herawati, menjelaskan kantin sehat sesuai dengan peraturan
BPOM, pertama adalah makanan tidak mengandung cemaran mikroba karena
dapat menyebabkan infeksi dan keracunan pada manusia. Kedua, jangan beli
makanan dan minuman yang warnanya terlalu mencolok atau cerah. Ketiga,
jangan beli makanan yang keras atau gosong karena dapat menyebabkan kanker
dan kerusakan ginjal. Keempat, ajarkan kepada siswa untuk cek label kemasan
sebelum membeli. Kelima, selayaknya kantin sekolah mempunya tempat cuci
tangan.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan menyebutkan
bahwa Penyelenggaraan Pangan adalah perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan dalam penyediaan, keterjangkauan, pemenuhan konsumsi pangan dan
gizi, serta keamanan pangan dengan melibatkan peran serta masyarakat yang
terkoordinasi dan terpadu. Dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Ketahanan Pangan disebutkan ada 4 (empat) jenis pelayanan dasar bidang
ketahanan pangan yaitu (1) bidang ketersediaan dan cadangan pangan (2) bidang
distribusi dan akses pangan (3) bidang penganekaragaman dan keamanan pangan
dan (4) bidang penanganan kerawanan pangan.
Melalui dana APBD Kabupaten Tahun 2014, Kantor Ketahanan Pangan
mengalokasikan kegiatan Fasilitasi Kantin Sehat Sekolah sebagai salah satu
18

bentuk implementasi penerapan SPM Bidang Ketahanan Pangan jenis pelayanan


dasar bidang penganekaragaman dan keamanan pangan. Keamanan pangan
diselenggarakan untuk menjaga pangan tetap aman, higienis, bermutu, bergizi dan
tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat. Keamanan
pangan dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan cemaran biologis, kimia dan
benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan
manusia. Sehingga pengawasan terhadap hygiene sanitasi kantin sehat sekolah
yaitu:
1) Lokasi dan Bangunan
- Lokasi tidak berhadapan langsung dengan toilet/WC dan terlindung dan
cukup jauh dari sumber pencemaran/tempat pembuangan sampah;
- Bangunan secara umum kuat dan bersih;
- Lantai kedap air, rata, tidak licin,mudah dibersihkan;
- Dinding yang terkena percikan air dilapisi bahan kedap air dan mudah
dibersihkan;
- Ada ventilasi
- Atap tidak bocor dan bebas sarang laba – laba
- Ruangan bebas dari lalat, kecoa dan tikus
2) Bahan Makanan
- Bebas pestisida
- Bebas Bahan Kimia Berbahaya (borax, rodhamin B, dll)
- Tidak busuk
- Bersih bebas dari kerikil. Pasir, debu
- Berasal dari sumber yang baik
3) Makanan Jadi
- Tidak berbahan berbahaya, beracun (pestisida, logam berat, formalin,
boraks, rhodamin, methyl yellow);
- Bahan tambahan makanan kadarnya memenuhi persyaratan;
- Untuk makanan mudah rusak, angka kuman E Colli 0;
- Tidak berlendir, tidak berjamur, tidak kedaluarsa.
4) Penyimpanan Bahan Makanan
19

- Penempatan bahan makanan terpisah dengan makanan jadi;


- Di tempat penyimpanan tidak boleh ada bahan pestisida;
- Tersedia kulkas untuk menyimpan makanan;
- Bebas dari serangga penganggu dan tikus
5) Tempat Pengolahan Makanan
- Tertata rapi dan bersih;
- Tidak berhubungan dengan toilet /WC;
- Peralatan dan meja dapur mudah dibersihkan;
- Tersedia sarana/alat yang berfungsi sebagai jalan keluar asap;
- Ruang dapur bebas serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya;
- Pencahayaan cukup untuk melakukan kegiatan;
- Lantai kedap air, rata, tidak licin, tidak retak dan mudah dibersihkan
- Tersedia sarana atau tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun;
- Tersedia tempat pencucian peralatan;
- Tersedia tempat sampah kedap air, tidak berkarat, bertutup dan mudah
dibersihkan
6) Peralatan Pengolah Pangan
- Alat pengolahan makanan harus bersih, tidak retak, tidak luntur, tidak
berkarat;
- Menggunakan lap/serbet bersih, tidak kotor ;
- Peralatan disimpan dalam rak penyimpanan;
- Talenan tidak boleh dari kayu
7) Penyajian/Penjualan Makanan
- Wadah penyajian harus tertutup, tidak berkarat, bersih;
- Waktu penyajian tidak boleh lebih 6 jam;
- Tiap jenis makanan disajikan dalam wadah yang terpisah;
- Etalase mudah dibersihkan, tidak berkarat, tidak terbuat dari bahan
yang mengandung bahan berbahaya/beracun
8) Fasilitas Sanitasi
- Air bersih (tersedia dalam jumlah yang cukup, kualitas memenuhi
syarat, tempat penampungan harus tutup);
20

- Air Limbah (saluran kedap air, tertutup dan mengalir lancar, air limbah
dari dapur dilengkapi prangkap lemak)
- Sampah (tersedia di tempat sampah kedap air, tidak berkarat, tertutup
dan mudah dibersihkan; sampah harus dibuang maksimal 24 jam;
sampah basah dan sampah kering dipisah, tempat sampah basah dilapisi
dengan kantong plastik)
- Tempat cuci tangan (tersedia tempat cuci tangan, sabu dan alat
pengering tangan, air untuk cuci tangan harus mengalir)
- Tempat cuci peralatan (dapat berupa bak/ember, tersedia air bersih
cukup dan mengalir, dilengkapi dengan sabun/deterjen, disekitar tempat
cuci alat tidak ada air tergenang
9) Penjamah Makanan
- Tidak menderita penyakit menular;
- Menutup luka;
- Memakai celemek dan tutup kepala;
- Mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan;
- Menjamah makanan dengan alat;
- Tidak merokok, menggaruk anggota badan;
- Tidak batuk/bersin di hadapan makanan

2.10 Penyakit Umum di Sekolah


Permasalahan sanitasi dan air bersih di wilayah Indonesia Timur masih
sangat mengkhawatirkan. Pasalnya sanitasi di daerah tersebut masih dianggap
sangat minim, apalagi di lingkungan sekolah. Tak ayal sanitasi yang buruk banyak
menyebabkan berbagai macam penyakit, yang mengancam tubuh kita.
Masalah sanitasi dan air bersih selalu berkaitan dengan beberapa penyakit,
misalnya diare, gangguan pencernaan atau Infeksi Saluran Pernapasan Atas
(ISPA). Permasalahan sanitasi ini bisa juga terjadi di lingkungan sekolah,
sehingga murid-murid bisa saja berisiko terkena penyakit akibat sanitasi yang
kurang baik.
21

Masih sering dijumapai kondisi toilet sekolah yang gelap dan bau di
tempat menimba ilmu terutama pada sekolah. Masyarakat yang dapat menikmati
akses sanitasi sehat dan tolet hygiene. Hal ini artinya masih banyaj masyarakat
yang tidak mempunyai akses sanitasi sehat dan toilet hygiene. Padahal, toilet yang
tidak hygiene merupakan sumber kontaminasi berbahaya untuk sejumlah kuman
penyebab penyakit sepeti diare, typus, dan muntaber.
Penyakit yang sering terjadi dalam sekolah:
a. Sakit perut /diare karena makanan yang terkontaminasi dengan bakteri
E.Coli yang dibawa oleh lalat yang hinggap pada tinja, karena buang air
besar (BAB) tidak di jamban, air minum yang mengandung E. Coli yang
tidak direbus sampai mendidih, tangan yang terkontaminasi dengan bakteri
E.coli (sesudah BAB tidak mencuci tangan dengan sabun), makanan yang
dihinggapi lalat pembawa bakteri E.Coli kemudian dimakan oleh manusia.
b. Hepatitis A karena makan yang tidak bersih, air bersih yang kurang
tersedia, lingkungan yang kotor
c. Cacingan karena Telur cacing dapat masuk kedalam mulut melalui
makanan yang tercemar atau tangan yang tercemar dengan telur cacing.
d. Tifus karena makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi bakteri
Salmonella. Seseorang yang terkena penyakit tifus ini dapat menularkan
penyakit tersebut apabila si penderita menyajikan makanan atau juga
memegang barang-barang yang biasanya digunakan oleh si penderita
untuk makan tanpa mencuci tangannya hingga bersih terlebih dahulu.
Penularan penyakit tifus juga bisa disebabkan dari air yang diminum atau
air yang diapakai untuk membersihkan peralatan makananya seperti
dengan piring, gelas atau sebagainya dan bisa saja setelah mencuci sayur
dan buah-buahan yang sudah tercemar oleh bakteri tersebut.
22

2.11 Peraturan Terkait Sanitasi Sekolah


Faktor lingkungan sekolah dapat mempengaruhi proses belajar mengajar,
juga kesehatan warga sekolah. Kondisi dari komponen lingkungan sekolah
tertentu dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan. Oleh karena itu untuk
menghindari adanya gangguan kesehatan diperlukan beberapa syarat sanitasi
sekolah menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1429 tahun 2006
tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Dilingkungan Sekolah,
diantaranya
1. Lokasi
a. Lokasi bangunan sekolah harus berada di dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
b. Tidak terletak pada daerah rawan bencana, bekas tempat
pembuangan akhir (TPA) sampah dan bekas lokasi pertambangan
c. Jauh dari gangguan atau jaringan listrik tegangan tinggi dengan
radius minimal 0,5 km
2. Konstruksi Bangunan
a. Atap dan Talang
1) Atap harus kuat, tidak bocor dan tidak menjadi tempat
perindukan tikus
2) Kemiringan atap harus cukup sehingga tidak mudah bocor dan
tidak memungkinkan terjadinya genangan air pada atap dan
langit-langit
3) Atap mempunyai ketinggian lebih dari 10 meter harus
dilengkapi dengan penangkal petir
4) Talang tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan
nyamuk
b. Langit-langit
1) Langit-langit harus kuat, berwarna terang dan mudah
dibersihkan
2) Kerangka langit-langit yang terbat dari kayu harus anti rayap
23

3) Langit-langit yang terbuat dari anyaman bambu tidak boleh


dicat dengan larutan kapur tohor
4) Langit-langit tingginya minimal 3 meter dari permukaan
lantai, khusus untuk SMP ke atas tinggi langit-langit 3,25
meter
c. Dinding
1) Permukaan dinding harus bersih, tidak lembab dan berwarna
terang
2) Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus
terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air
3) Dinding terbuat dari tembok yang tidak mudah retak
4) Dinding yang terbuat dari kayu atau anyaman bambu harus
rapat dan tidak boleh dicat dengan larutan kapur tohor
5) Warna dinding ruang belajar berwarna lembut dan terang
d. Lantai
1) Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air,
permukaan rata, tidak retak, tidak licin dan mudah dibersihkan
2) Pertemuan dinding dengan lantai harus berbentuk
konus/lengkung agar mudah dibersihkan
3) Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai
kemiringan yang cukup kearah saluran pembuangan air
limbah
4) Warna lantai harus berwarna terang
e. Tangga
1) Setiap bangunan bertingkat harus mempunyai tangga yang
juga berfungsi sebagai tangga penyelamat
2) Lebar anak tangga minimal 30 cm
3) Tinggi anak tangga maksimal 20 cm
4) Pegangan tangan di tangga harus ada untuk keamanan
5) Lebar tangga/luas tangga ≥ 150 cm
24

f. Pintu
Terdiri dari dua daun pintu dengan arah ke luar dan mempunyai
ukuran sesuai ketentuan yang berlaku. Antara dua kelas harus ada
pintu yang berdekatan dengan pintu keluar untuk memungkinkan
cepat keluarnya siswa yang duduk paling belakang.
g. Jendela
Dapat dibuka dan ditutup dengan arah bukaan ke luar. Untuk
ruang tertentu seperti : ruang laboratorium, ruang komputer, ruang
media, ruang perpustakaan diberi besi pengaman
h. Pembuangan Air Hujan
Diresapkan ke dalam tanah atau disalurkan ke saluran
umum/sungai terdekat
3. Ruang Bangunan
Setiap sekolah harus memiliki beberapa ruang kelas, ruang
bimbingan dan konseling. Ruang UKS, Ruang laboratorium,
Kantin/warung sekola, toilet, ruang ibadah dan gudang
a. Ruang Kelas
1) Kepadatan ruang kelas minimal 1,75 m2/murid
2) Jarak papan tulis dengan meja siswa paling depan minimal
2,5 m dengan jarak papan tulis dan meja siswa paling
belakang maksimal 9 m
3) Lantai di depan papan tulis ditinggikan 40 cm dari lantai
sekitarnya
4) Tersedia tempat cuci dengan air bersih yang mengalir di
depan ruang kelas, minimal 1 tempat cuci tangan untuk 2
kelas
5) Tingkat kebisingan tidak melebihi 35-45 dB
b. Ruang Bimbingan dan Konseling (untuk SMP dan SMA/SMK)
Ruang bimbingan dan konseling harus terpisah dengan ruang
lainnya
25

c. Ruang UKS
Ruang UKS dilengkapi dengan tempat cuci tangan dengan air
bersih yang mengalir dengan luas minimal 27 m2
d. Ruang Laboratorium
1) Tersedia tempat cuci peralatan laboratorium yang dilengkapi
dengan air bersih yang mengalir
2) Untuk laboratorium kimia harus dilengkapi lemari asam dan
shower/pancuran air dengan kualitas dan kuantitas air yang
cukup
3) Kepadatan ruang laboratorium minimal 4 m2/murid
e. Kantin/Warung Sekolah
1) Tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum dengan
air yang mengalir
2) Tersedia tempat cuci tangan bagi pengunjung
kantin/warung sekolah
3) Tersedia tempat untuk penyimpanan bahan makanan
4) Tersedia tempat untuk penyimpanan makanan jadi/siap saji
yang tertutup
5) Tersedia tempat untuk menyimpan peralatan makan dan
minum
6) Lokasi kantin/warung sekolah minimal berjarak 20 m
dengan TPS (tempat pengumpulan sampah sementara)
4. Kualitas Udara Ruang
a. Udara ruang sekolah tidak berbau (terutama gas H2S dan NH3)
b. Konsentrasi debu tersuspensi maksimum 150 mikrogram/m3
dengan rata-rata pengukuran selama 8 jam dan tidak
mengandung debu berserat
c. Penetapan sekolah sebagai kawasan bebas rokok
5. Pencahayaan
a. Pencahayaan di setiap ruang disesuaikan dengan peruntukannya
b. Pencahyaan di setiap ruang tidak silau
26

6. Ventilasi
a. Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara segar di
dalam ruang sekolah dengan baik
b. Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin penggantian udara
dengan baik, ruang sekolah harus dilengkapi dengan ventilasi
mekanis
c. Ventilasi pada ruang sekolah sesuai peruntukannya
7. Kebisingan
Kebisingan di sekolah tidak boleh lebih dari 45 dB
8. Fasilitas Sanitasi Sekolah
a. Air Bersih
1) Tersedia air bersih 15 liter per orang per hari
2) Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan yang sesuai
dengan Kepmenkes RI nomor 416 tahun 1990 tentang
syarat-syarat dan pengawasan kualitas air
3) Jarak sumur/saran air bersih dengan sumber pencemaran
(sarana pembuangan air limbah, septic tank, tempat
pembuangan sampah akhir, dll) minimal 10 m
b. Toilet (kamar mandi, wc, dan urinoir)
1) Letak toilet harus terpisah dari ruang kelas, ruang UKS,
ruang guru, perpustakaan, ruang bimbingan dan konseling
2) Tersedia toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan
3) Proporsi jumlah wc/urinoir adalah 1 wc/urinoir untuk 40
siswa dan 1 wc untuk 25 orang siswi
4) Toilet harus dalam keadaan bersih
5) Lantai toilet tidak ada genangan air
6) Tersedia lubang penghawaan yang langsung berhubungan
dengan udara luar
7) Bak penampung air harus tidak menjadi tempat perindukan
nyamuk
27

c. Sarana Pembuangan Air Limbah


1) Tersedia saluran pembuangan air limbah yang terpisah
dengan saluran pembuangan air hujan
2) Saluran pembuangan air limbah harus terbuat dari bahan
kedap air dan tertutup
3) Keberadaan SPAL tidak mencemari lingkungan
4) Tersedia saluran pembuangan air limbah yang memenuhi
syarat kesehatan kedap air, tertutup dan airnya dapat
mengalir dengan lancar
5) Air limbah dibuang melalui tangki septic dan kemudian
diresapkan ke dalam tanah
6) Pembuangan air limbah dan laboratorium, dapur, dan wc
harus memenuhi syarat kedap air, tertutup dan diberi bak
control pada jarak tertentu supaya mudah dibersihkan bila
terjadi penyumbatan sehingga dapat mengalir dengan lancar.
d. Sarana Pembuangan Sampah
1) Di setiap ruangan harus tersedia tempat sampah yang
dilengkapi dengan tutup
2) Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara (TPS) dari
seluruh ruangan untuk memudahkan pengangkutan atau
pemusnahan sampah
3) Peletakan tempat pembuangan/pengumpulan sampah
sementara dengan ruang kelas berjarak minimal 10 m
9. Sarana Olah Raga dan Sarana Ibadah
a. Tersedia akses dengan tempat olahraga
b. Tersedia akses dengan tempat ibadah
10. Halaman
a. Lahan sekolah harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi
dengan pagar yang kuat dan aman
28

b. Halaman sekolah harus selalu dalam keadaan bersih, tidak becek


dan tidak menjadi tempat bersarang dan berkembangbiaknya
serangga, binatang pengerat dan binatang pengganggu lainnya
c. Tersedia akses tempat parkir kendaraan
d. Ada tempat untuk upacara
e. Tersedia lahan untuk apotik hidup
f. Tersedia saluran penuntasan air hujan yang diresapkan ke dalam
tanah atau dialirkan ke saluran umum
11. Bebas Jentik Nyamuk
a. Lingkungan sekolah harus bebas jentik nyamuk
b. Kepadatan jentik nyamuk Aedes aegypti yang diamati melalui
indeks container di dalam lingkungan sekolah harus nol
c. Di setiap ruangan pada siang hari, harus terlihat terang untuk
menghindari ruangan sebagai tempat peristirahatan nyamuk.
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pemilihan Sampel Sekolah


Pemilihan sampel sekolah di lakukan di MTS Nuris Antirogo Sumbersari
Jember, dengan tujuan untuk mengetahui gambaran sanitasi pada sekolah dengan
jenjang pendidikan sekolah menengah pertama.

3.2 Lembar Observasi


Penyusunan lembar observasi yang dipergunakan berdasarkan Kepmenkes
No. 1429 th 2006 Tentang Pedoman Penyelanggaraan Kesehatan Lingkungan di
lingkungan Sekolah yang meliputi : aspek lokasi, aspek kontruksi bangunan
seperti atap, langit-langit, dinding, lantai, tangga, pintu, jendela maupun
pembuangan air hujan, aspek ruang banguan seperti ruang kelas, ruang UKS,
warung sekolah, aspek kualitas udara ruang, pencahayaan, ventilasi, kebisingan,
aspek fasilitas sanitasi sekolah meliputi air bersi, toilet (kamar mandi, wc, dan
urinoir), sarana pembuangan air limbah, sarana pembuangan sampah, sarana olah
raga, sarana ibadah, halaman dan terbebas dari jentik nyamuk.

3.3 Wawancara
Metode observasi langsung dan wawancara digunakan dalam observasi ini.
Karena metode wawancara digunakan untuk melengkapi data yang sulit diamati
sesaat pada waktu itu juga. Sehingga, jenis data yang kami peroleh merupakan
data primer.
Narasumber wawancara untuk MTS Nuris Antirogo Sumbersari Jember
adalah ibu Lidya selaku wakil kepala sekolah, petugas kebersihan dan siswi MTS
Nuris Antirogo Sumbersari Jember.

3.4 Pelaksana
Pelaksana observasi di MTS Nuris Antirogo Sumbersari Jember dilakukan
pada hari Sabtu, 19 November 2016 pukul 14.00 WIB JL. Pangandaran
48 Antirogo Sumbersari Jember; Kabupaten Jember 68125.

29
30

3.5 Instrumen Penilaian


Instrumen penilaian yang digunakan adalah lembar checklist observasi.
Lembar observasi dibuat berdasarkan Keputusan Menteri Republik Indonesia No.
1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Lingkungan
Sekolah. Adapun langkah-langkah untuk membuat instrumen tersebut adalah:
a. Menelaah pedoman Kepmen No. 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Lingkungan Sekolah.
b. Membuat instrumen berdasarkan komponen-komponen di peraturan
tersebut.
c. Membuat pembobotan tiap komponen. Adapun bobot (dalam %)
ditentukan berdasarkan prioritas yang disepakati tim penilai. Dalam
instrumen yang telah kami buat terdapat 17 komponen. Adapun
komponen dan pembootanya terlampir.
d. Membuat kriteria penilaian. Adapun kriteria yang telah kami buat
antara lain:
Sangat baik : nilai > 8
Baik : nilai 7-7,9
Cukup : nilai 6-6,9
Buruk : nilai 5 -5,9
Sangat buruk : nilai < 5
1) Penilaian dirumuskan dengan cara: Nilai = Skor x Bobot
Dimana: Skor: tertera pada setiap pilihan jawaban Bobot:
Presentase yang ditetapkan peneliti
2) Untuk melakukan penilaian, observer memberi angka pada
kolom skor sesuai dengan yang tertera pada setiap pilihan
jawaban dan sesuai dengan keadaan lingkungan sekolah.
3) Setelah penilaian selesai, selanjutnya dilakukan
penghitungan nilai.
4) Untuk membantu dan memperkuat hasil pengamatan
observer juga melakukan wawancara dengan guru, siswa dan
tukang kebun.
31

3.6 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian yang dilakukan yakni :
a. Membuat lembar checklist instrumen berdasarkan referensi yang ada
(dalam hal ini Keputusan Menteri Republik Indonesia No.
1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Lingkungan Sekolah)
b. Melakukan pengamatan pada objek observasi, yaitu di Sekolah yang jadi
tempat penelitian.
c. Pembagian komponen untuk penilaian di lingkungan sekolah.
d. Setiap anggota kelompok (dalam hal ini observer) melakukan pengamatan
sesuai komponen.
e. Tiap-tiap observer mengamati kondisi lingkungan berdaraskan komponen
yang diamati dengan melakukan pengukuran dengan alat (hanya
menggunakan meteran) dan mendokumentasikan gambar dengan kamera
digital.
f. Hasil observasi yang telah dituliskan dalam lembar observasi kemudian
dikalkulasi dengan cara mengalikan skor sesuai pengamatan dengan bobot
per komponen. Kemudian hasil pengalian tiap komponen (17 komponen)
dijumlah. Maka akan didapat nilai akhir dari penilaian instrumen.
g. Hasil kalkulasi dan analisis kemudian disusun dalam sebuah laporan hasil
observasi dan dipresentasikan.
BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Lokasi Sekolah


Lokasi sekolah MTS Nuris Antirogo, Sumbersari, Jember tidak terletak di
daerah rawan bencana seperti tanah longsor dan banjir dan dekat dengan jalan
raya.

4.2 Konstruksi Bangunan


a. Atap dan Talang
Atap dan talang MTS Nuris Antirogo, Sumbersari, Jember
kondisinya kuat, tidak bocor, kemiringan cukup dan tidak
memungkinkan terjadinya genangan air, tidak menjadi tempat
perindukan tikus dan nyamuk.
b. Langit-Langit
Kondisi langit-langit pada MTS Nuris Antirogo, Sumbersari,
Jember tergolong kuat, langit-langit mudah dibersihkan dan berwarna
terang serta tinggi langit-langit mempunyai ketinggian 3,5 meter.
c. Dinding
Dinding MTS Nuris Antirogo, Sumbersari, Jember sebagian besar
bersih dan sebagian besar ada coretan tulisan tangan, ada yang
berlumut dan berwarna terang.
d. Lantai
Lantai MTS Nuris Antirogo, Sumbersari, Jember memiliki lantai
rata, mudah dibersihkan dan berwarna terang serta licin apabila terkena
air hujan.
e. Tangga
Tangga MTS Nuris terdapat pegangan tangan dengan lebar >150
cm, lebar anak tangga >30 cm dan tingginya <20 cm. Pada pegangan
tangga sebagian berkarat dan lantai tangga licin.

32
33

f. Pintu
Pintu MTS Nuris Antirogo, Sumbersari, Jember dalam kondisi
kuat, dapat mencegah masuknya serangga, tikus, dan binatang
penganggu lainnya dan terdapat satu daun pintu dengan arah bukaan
ke luar.
g. Jendela
Jendela MTS Nuris Antirogo, Sumbersari, Jember dapat dibuka
dengan arah buka keluar udara dan cahaya bisa masuk.
h. Pembuangan Air Hujan
Pembuangan air hujan MTS Nuris Antirogo, Sumbersari, Jember
kondisinya sudah memenuhi persyaratan yang ada di Kepmenkes RI
No 1429 Tahun 2006 yaitu memenuhi dan kondisi pipa saluran baik.

4.3 Ruang Bangunan


a. Ruang Kelas
Ruang kelas tidak terjadi kepadatan ruang kelas dengan jumlah
siswa dalam ruangan ±30 siswa. Jarak papan tulis dengan meja paling
depan 2,4 meter dan jarak papan tulis dengan meja paling belakang 7
meter. Tidak tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih di depan
ruang kelas. Pencahayaan ruang kelas tidak silau dan tidak gelap
terdapat ventilasi 20% dari luas lantai.
b. Ruang Guru
Ruang guru di MTS Nuris Antirogo, Sumbersari, Jember dihuni
sebanyak 49 orang guru. Setiap guru memiliki tempat meja pribadi di
ruang guru tanpa ada sekat antar tempat meja guru yang lain. Hanya
beberapa guru yang memiliki sekat. Letak jendela dan ventilasi diruang
guru untuk masuknya pencahayaan udara sudah maksimal, sehingga
bisa mengenai guru-guru yang letaknya dibelakang. Akan tetapi
penataan barang-barang tidak rapi.
34

c. Ruang BK
Ruang BK di MTS Nuris Antirogo, Sumbersari, Jember terpisah
dari ruang lainnya. Pencahayaan pada ruang BK berasal dari sumber
alami yang berasal dari pintu yang dibuka lebar dan jendela. Akan
tetapi pencahayaan hanya mengenai bagian depan saja.
d. Ruang UKS
Kondisi ruang UKS MTS Nuris Antirogo, Sumbersari, Jember
memenuhi persyaratan yang ada di Kepmenkes RI No 1429 Tahun
2006. Terdiri dari tempat tidur, cuci tangan, obat-obatan, data
pasien,dll.
e. Ruang Laboratorium
Ruang Laboratorium di MTS Nuris Antirogo, Sumbersari, Jember
di dalam ruang laboratorium terdapat tempat mencuci tangan dengan
air yang mengalir. Pencahayaan di ruang laboratorium terang tidak
silau dan tidak gelap. Terdapat peralatan laboratorium seperti anatomi
manusia. Sedangkan laboratorium komputer pencahayaan terang, tidak
terdapat tempat cuci tangan dan terdapat AC serta komputer.
f. Ruang Perpustakaan
Ruang perpustakaan di MTS Nuris Antirogo, Sumbersari, Jember
dengan pencahayaan tidak silau dan tidak gelap. Penataan ruang dan
buku-buku terlihat sudah rapi serta meja dan kursi juga rapi.
Pencahayaan di perpustakaan terang, tidak silau dan tidak gelap.
g. Kantin Sekolah
Kondisi kantin di MTS Nuris Antirogo, Sumbersari, Jember
terdapat tempat mencuci peralatan makan dan minum, tempat mencuci
tangan bagi penjual, tempat penyimpanan bahan makan, tempat
menyimpan peralatan makan dan minum. Penyimpanan makanan jadi
dengan keadaan tertutup. Makanan jajanan dijual dalam keadaan
terbungkus dan/atau tertutup, jajanan dalam kemasan dijual dalam
keadaan tidak kadaluwarsa. Dilakukan pencucian peralatan yang sudah
dipakai setelah kotor dengan air yang mengalir dan menggunakan
35

sabun. Para penjual makanan dikantinpun mencuci tangan sebelum


memasak dan dari toilet dengan menggunakan air bersih yang mengalir
dan sabun.

4.4 Kualitas Udara Ruang


Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1429 tahun 2006 tentang
penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah bahwa ruang sekolah tidak boleh
berbau, dan termasuk pada kawasan bebas rokok. Di MTS Nuris Antirogo,
Sumbersari, Jember sesuai dengan kepmenkes.

4.5 Kebisingan
Kebisingan di MTS Nuris Antirogo, Sumbersari, Jember tidak terdapat
kebisingan yang berlebih meskipun dekat dengan jalan raya tetapi kebisingan
kendaraan tidak mempengaruhi aktivitas di sekolah tersebut.

4.6 Pencahayaan
Pencahayaan di setiap ruang di MTS Nuris Antirogo, Sumbersari, Jember
tidak silau dan terang.

4.7 Ventilasi
Ventilasi di MTS Nuris Antirogo, Sumbersari, Jember secara keseluruhan
tergolong baik. Ventilasi yang ada merupakan ventilasi silang alami yaitu jendela
dengan arah bukaan ke luar dan proporsi jendela yang telah sesuai dengan luas
lantai yaitu lebih dari 20% memungkinkan pertukaran aliran udara dengan baik.
Ventilasi yang ada di masing-masing sekolah telah memenuhi syarat ventilasi
seperti yang telah ditetapkan KepMenkes no 1429 tahun 2006.

4.8 Fasilitas Sanitasi Sekolah


a. Air Bersih
Tersedia air bersih di MTS Nuris Antirogo, Sumbersari, Jember
dan memiliki air yang berkualitas baik sesuai dengan Kepmenkes no.
416 tahun 2006 yaitu air tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
36

b. Toilet
Letak toilet siswa di MTS Nuris Antirogo, Sumbersari, Jember
tidak berdekatan dengan kantin dan terpisah antara laki-laki dan
perempuan. Jumlah toilet yaitu 50 untuk 3000 siswa untuk 1 sekolah.
Akan tetapi untuk MTS saja hanya 12 toilet untuk 673 siswa.
Sedangkan toilet yang tersedia untuk guru ada 1.
c. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Keberadaan SPAL di MTS Nuris Antirogo, Sumbersari, Jember ini
merupakan SPAL jenis tertutup dan kedap air sehingga SPAL dari
masing-masing sekolah tergolong baik dan tidak mencemari
lingkungan, selain itu saluran pembuangan air limbah pada masing-
masing sekolah dapat mengalir dengan lancar. Keluanya air dari SPAL
pada masing-masing sekolah untuk selanjutnya dialirkan melalui pipa
besi menuju ke tangki septic dan direspkan ke dalam tanah. Sehingga
SPAL tersebut memenuhi syarat yang ditetapkan Permenkes 1429
tahun 2006.
d. Sarana Pembuangan Sampah
Sarana pembuangan sampah di MTS Nuris Antirogo, Sumbersari,
Jember terdapat tempat sampah pada setiap di luar ruangan hanya saja
tempat sampah di sekolah bukan merupakan tempat sampah yang
dilengkapi dengan penutup. Selain itu telah tersedia Tempat
Penampungan Sampah Sementara (TPS) berjarak lebih dari 10 meter
dari ruang kelas. Pengangkutan sampah dilakukan selama 1 kali sehari
yaitu pada pagi hari. Mekanisme pengelolaan sampah di sekolah yaitu
sebagian ditimbun dan sebagian di angkut.

4.9 Sarana Olahraga dan Sarana Ibadah


Tersedia akses sarana olahraga di MTS Nuris Antirogo Sumbersari Jember,
selain itu sarana olah raga di sekolah juga masuk ke dalam kategori bersih.
Terdapat sarana ibadah berupa Masjid pada sekolah yang bersih.
37

4.10 Halaman
Pada halaman MTS Nuris Antirogo Sumbersari Jember digabung dengan
sarana olahraga, dan tempat upacara serta tempat parkir bagi guru dan tamu.
Halaman yang tersedia cukup luas, halaman sekolah tidak menjadi tempat
perindukan vektor dan rodent, terdapat tempat parkir kendaraan, tempat upacara
dan lahan untuk apotek hidup pada sekolah. Selain itu, terdapat saluran air hujan
yang disalurkan ke aliran umum atau tanah.
Hanya saja, kekurangannya terletak pada adanya potensi untuk terjadi
genangan air pada saat hujan di halaman sekolah, yaitu pada halaman sekolah
yang tidak berpaving. Namun kondisi pada halaman sekolah yang berpaving juga
terdapat potensi untuk terjadi genangan juga, dikarenakan banyaknya lubang pada
halaman tersebut.

4.11 Bebas Jentik Nyamuk


Lingkungan MTS Nuris Antirogo Sumbersari Jember, tergolong
lingkungan yang belum bebas dari jentik karena pada saat peneliti melakukan
observasi, dijumpai jentik di wastafel-wastafel yang tidak berfungsi, namun masih
belum dapat diketahui jenis jentik yang ditemukan. Jentik tidak ditemukan di
saluran pembuangan air limbah, halaman sekolah, saluran air hujan maupun
tempat lainnya.

4.12 Pemeliharaan Ruang Bangunan


Frekuensi pembersihan ruang dan halaman sekolah pada masing –masing
sekolah dilakukan setiap hari dan 3 kali dalam sehari, pelaksanaan pembersihan
debu menggunakan kain pel, selain itu pada saat membersihkan lantai
menggunakan larutan desinfektan dan dilakukan pembaharuan cat dinding jika cat
pudar pada masing-masing sekolah.

4.13 Bebas Asap Rokok


MTS Nuris Antirogo Sumbersari Jember merupakan sekolah kawasan
bebas asap rokok maka dapat dikatakan bahwa ketiga sekolah tersebut, telah
38

memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1429
tahun 2006. Sehingga peneliti memberikan nilai 1 terkait komponen tersebut

4.14 Kebijakan Kepala Sekolah


- Melakukan kerja bakti setiap 1 minggu sekali pada hari minggu
- Melakukan bersih-bersih setiap pergantian jam yaitu pada pukul 06.45
WIB-07.00 WIB, 12.15 WIB-13.00 WIB, 16.00 WIB-17.00 WIB. Di pel
setiap hari setelah subuh.
- Semua santri wajib bersih-bersih karena semua siswa wajib pondok
- Cara pengelolaan kebersihan yaitu ada satu kelas libur khusus untuk
ngepel seluruh sekolah, dalam kelas 1 mingggu 1 kali teras/luar ruangan
tiap hari di pel tetapi untuk ruangan dalam 1 minggu 1 kali di pel.
- Pengelolaan sampah dilakukan 2x sehari yaitu pagi dan sore
- SPAL dibersihkan jika sudah berbau akibat sampah
- Adanya tukang khusus air sebanyak 2 orang dan tukang listrik sebanyak 1
orang

4.15 Pengetahuan dan Tindakan


Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan disimpulkan bahwa sebagian
siswa mengerti mengenai perilaku hidup bersih sehat. Akan tetapi pada
pelaksanaannya banyak siswa yang tidak menerapkan perilaku hidup bersih sehat
terutama dalam mencuci tangan.

4.16 Pelaksanaan UKS


Berdasarkan hasil wawancara bahwa di MTS ini sudah pernah dilakukan
penyuluhan kesehatan tentang cara menjaga kebersihan diri dan penyakit yang
dapat dicegah dengan mencuci tangan. Penyuluhan dilakukan tiap tahun dari
puskesmas sumbersari, kepolisian mengenai narkoba dan status gizi dari fakultas
kesehatan masyarakat peminatan gizi.
Penyakit yang sering diderita oleh siswa di sekolah ini yaitu diare, gejala
hepatitis, panas, scabies, herpes. Untuk penyakit seperti hepatitis biasanya
39

langsung dipulangkan dan dirujuk. Dalam pelaksanaan UKS ini sudah ada dokter
yang ikut dalam menangani yaitu dari dr RS. Soebandi.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Rata-rata kondisi sanitasi MTS Nuris Antirogo, Sumbersari, Jember ini
dapat dikategorikan sebagai sekolah yang cukup baik dalam hal pemenuhan syarat
sanitasi sekolah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1429
tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di
lingkungan Sekolah.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil observasi ini, adalah:
a. Perlu adanya tempat cuci tangan di kelas yang berfungsi, sabun dan lap
bersih
b. Perlu adanya tempat sampah organik dan anorganik agar memudahkan
dalam pengolahan sampah pada tiap sekolah dan perlu dilakukan
pengelolaan sampah dengan bekerjasama dengan Dinas Kebersihan
Kabupaten Jember agar pengolahan sampah di sekolah tidak di olah
dengan cara dibakar.
c. Perlu adanya penutup tempat sampah bagi tempat sampah yang belum
diberi penutup.

40
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Dina. -. Studi Tentang Sanitasi Lingkungan Sekolah Dasar Negeri Di


Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=182131&val=6306&titl
e=STUDI%20TENTANG%20SANITASI%20LINGKUNGAN%20SEKOL
AH%20DASAR%20NEGERI%20DI%20KECAMATAN%20SUNGAI%2
0BEREMAS%20KABUPATEN%20PASAMAN%20BARAT. [Di akses
pada 25 November 2016].
Anwar. 1997. Sanitasi Makanan Dan Minuman Pada Institusi Pendidikan Tenaga
Sanitasi, Pusat Pendidikan Tenaga Sanitasi,Pusat pendidikan Tenaga
Kesehatan Depkes RI. Jakarta: Depkes.
Echols dan Shadily. 2003. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Notoatmojo S. 1993. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Soemirat. 2004. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: UGM..
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27601/4/Chapter%20II.pdf
http://kkp.wonogirikab.go.id/uploads/materi/JUKNISKANTINSEHAT.pdf

41
LAMPIRAN INSTRUMEN
Nilai
No Komponen Item yang dinilai Kategori Skor
MTS
1. Tidak terletak 2
Terletak dekat daerah rawan
Tidak terletak pada
bencana banjir dengan 1
daerah rawan radius < 30 m 2
bencana banjir Terletak di daerah rawan
0
bencana banjir
Lokasi Tidak terletak, tidak bau
Tidak terletak di 2
(Bobot= 5 %) sampah
bekas tempat Tidak terletak, masih bau
1 2
sampah
pembuangan akhir
(TPA) sampah Terletak
0

Tidak terletak di Tidak terletak 2


bekas lokasi Terletak < 30 m 1 2
Pertambangan Terletak 0
Jumlah skor x bobot dalam persen 0,3 %
2 Kuat, tidak bocor,
2. kemiringan tidak
2
memungkinkan terjadinya
genangan air
Kuat, tidak bocor,
Atap 2
kemiringan
1
memungkinkan terjadinya
genangan air
Tidak kuat, bocor,
0
kemiringan
Langit-langit kuat, mudah
Konstruksi dibersihkan, ketinggian > 3
2
meter dari permukaan
Bangunan
lantai
(Bobot= 8 %) Tidak kuat, mudah di,
ketinggian < 3 meter dari
Langit-langit 1 2
permukaan
Lantai
Tidak kuat, sulit
dibersihkan, ketinggian < 3
0
meter dari permukaan
lantai
Dinding bersih, kedap air,
Dinding 2
berwarna terang
2
Dinding bersih, tidak kedap 1
air, berwarna terang

Dinding kotor, tidak kedap


0
air, berwarna gelap

Lantai rata, mudah


dibersihkan, berwarna
terang, pertemuan antar
2
lantai dan
dindingnya lengkung 2

Lantai Lantai rata, mudah di


bersihkan, berwarna terang,
pertemuan antar lantai dan 1

dindingnya tidak lengkung

Lantai tidak rata, sulit di


bersihkan, berwarna gelap,
pertemuan antar lantai 0
dan dindingnya tidak
lengkung

Tangga ada pegangan


tangan, lebar tangga > 150
cm, lebar anak tangga > 30 2
cm dan
tingginya < 20 cm
Tangga Tangga tidak ada pegangan
2
tangan, lebar tangga > dari
150 cm, lebar anak tangga
1
>
30 cm dan tingginya < 20
cm
Tangga tidak ada pegangan
tangan, lebar tangga < 150
cm, lebar anak tangga < 30 0

cm dan tingginya > 20 cm

Kuat, dapat mencegah


masuknya serangga, tikus,
dan hewan lainnya, dan 2
Terdiri dari 2 pintu, arah
buka ke luar
Tidak kuat, dapat untuk
Pintu masuk hewan, dan Terdiri 2
1
dari 2 pintu, arah buka ke
luar
Tidak kuat, dapat untuk
masuknya hewan dan Tidak
0
terdiri dari 2 pintu, arah
buka ke dalam
Ada berfungsi, buka ke luar
2
udara dan cahaya
Jendela dengan fungsi Ada, berfungsi, buka ke
1 2
sirkulasi dalam
Ada, tidak berfungsi, buka
0
ke dalam
Memenuhi dan kondisi pipa
3
saluran baik
Memenuhi dan kondisi pipa
2
saluran kurang baik
Menggunakan saluran air

Pembuangan air hujan hujan langsung ke tanah

dengan menggunakan (tanpa sistem terpisah atau 1


3
sistem terpisah atau gabungan), kondisi saluran
baik
Gabungan
Menggunakan saluran air
hujan langsungke tanah
(tanpa sistem terpisah atau 0

gabungan), kondisi saluran


kurang baik

Jumlah skor x bobot dalam persen 1,36%


3. Ruang Bangunan Ruang kelas Kepadatan > 1,75
(Bobot= 10 %) m2/murid, ketinggian lantai
dari papan tulis 40 cm dari
lantai
sekitarnya, jarak papan
tulis dengan meja paling 2
depan > 2,5 m dan dengan
meja
paling belakang < 9m

Kepadatan > 1,75


m2/murid, ketinggian lantai
dari papan tulis < 40 cm
dari lantai sekitarnya, jarak
papan tulis dengan meja 2
paling depan > 2,5 m dan 1
dengan meja
paling belakang < 9m

Kepadatan > 1,75


m2/murid, ketinggian lantai
dari papan tulis < 40 cm
dari lantai
sekitarnya, jarak papan 0
tulis dengan meja paling
depan < dari 2,5 m dan
dengan
meja paling belakang > 9 m
Ruang kelas Ada tempat cuci tangan,
berfungsi, digunakan untuk
2 kelas 2

Ada tempat cuci tangan, 0


tidak berfungsi, digunakan 1
untuk 2 kelas
Tidak ada tempat cuci
tangan 0
Ruang BK Ada, terpisah dari ruang
2
lainnya
Ada, bergabung dengan 2
1
ruang lainnya
Tidak ada 0
Ruang UKS Ada tempat cuci tangan,
2
berfungsi, luas >27 m2
Ada tempat cuci tangan,
tidak berfungsi, luas >27 1 2
m2
Tidak ada tempat cuci
0
tangan, luas < 27 m2
Ruang laboratorium Ada tempat cuci peralatan,
berfungsi baik, dilengkapi
lemari asam dan pancuran 2
air,
kepadatan < 4 m2/murid
Ada tempat cuci peralatan,
kurang berfungsi,
dilengkapi lemari asam dan 1 2
pancuran air, kepadatan > 4
m2/murid
Tidak ada tempat cuci
peralatan, tidak dilengkapi
lemari asam dan pancuran 0
air,
kepadatan > 4m2/murid
Kantin Tersedia tempat cuci
peralatan dan tersedia
tempat cuci tangan, ada
2
tempat
penyimpanan peralatan dan
bahan makanan, jarak
kantin dengan TPS > 20 m
Tersedia tempat cuci
2
peralatan dan tidak tersedia
tempat cuci tangan, ada
tempat penyimpanan
1
peralatan dan bahan
makanan (saji/non saji),
jarak kantin
dengan TPS < 20 m
Tidak tersedia tempat cuci
tangan dan peralatan, tidak
ada tempat penyimpanan
0
peralatan dan bahan
makanan (saji/non saji),
jarak kantin dengan TPS <
20 m
Jumlah skor x bobot dalam persen 1%
4. Kualitas Udara Udara Ruang sekolah berbau tidak
sedap, sekolah tidak
Ruang 0
termasuk pada kawasan
(Bobot= 7 %) bebas rokok
Ruang sekolah tidak
tercium bau tidak sedap,
1
sekolah tidak termasuk
pada kawasan bebas rokok 1
Ruang sekolah tidak
tercium bau tidak sedap,
sekolah termasuk pada 2
kawasan
bebas rokok
Jumlah skor x bobot dalam persen 0,07%
5. Kebisingan Kebisingan di Bising
lingkungan sekolah 1
(bobot= 3 %)
Tidak bising 0
0

Jumlah skor x bobot dalam persen 0%

6. Pencahayaan Pencahayaan (jika Terang


pintu dan jendela 1
(Bobot= 3 %)
ditutup dan lampu
Gelap 1
dimatikan)
0

Jumlah skor x bobot dalam persen 0,03%


7. Ventilasi Ventilasi sebagai Ada, berfungsi 2
sirkulasi udara Ada, kurang berfungsi 1 2
(Bobot= 3 %)
Tidak berfungsi 0
Jumlah skor x bobot dalam persen 0,06%
8. Fasilitas Sanitasi A. Air bersih
Sekolah
1. Air bersih 15 Tersedia
(Bobot= 12 %) liter/orang/hari 1
1
Tidak tersedia 0
2. Kualitas air bersih Memenuhi
0
sesuai dengan
Kepmenkes No. 416 Tidak memnuhi
Tahun 1990 0
1

3. Jarak sumber air > 10 m 1


(sumur atau tandon) < 10 m

dengan sumber
pencemaran (sarana
pembuangan air
limbah, septic tank, 1
0
TPA, dll)

B. Toilet

1. Letak tolet harus Terpisah 1


terpisah dari ruang
kelas, ruang UKS, Tidak terpisah
ruang guru,
perpustakaan, ruang 1
BK 0

2. Tersedianya toliet Tersedia


1
yang terpisah
Tidak tersedia
antara laki-laki dan
perempuan 1
0

3. Proporsi jumlah Memenuhi 2


WC adalah 1 WC Memenuhi salah satu saja
1
untuk 40 siswa dan 1 2
Tidak memenuhi
WC
0
untuk 25 siswi
4. Keadaan toilet Bersih 1
Tidak bersih 1
0
5. Lantai toilet Ada genangan air 0 1
Tidak ada genangan air 1
6. Ventilasi dengan Langsung berhubungan 1
udara luar 1
Tidak langsung
0
berhubungan
7. Bak penampungan Tidak ada jentik nyamuk 2
air Ada jentik nyamuk, sedikit 1
2
Ada jentik nyamuk, banyak
0

C. Sarana
Pembuangan Air
Limbah

1. Saluran Tersedia dan terpisah 2


pembuangan air Tersedia tidak terpisah
1
limbah yang terpisah
dengan saluran Tidak tersedia
2
pembuangan air
hujan 0

2. Saluran Kedap air dan tertutup 3


pembuangan air
limbah Kedap air tidak tertutup 2
Tidak kedap air dan
2
tertutup
1

3. Keberadaan SPAL Mencemari lingkungan 0


Tidak mencemari 1
1
lingkungan
4. Saluran Mengalir dengan lancar 0
pembuangan air
Tidak mengalir dengan 0
limbah
1
lancer
5. Air limbah Memenuhi
dibuang melalui
1 1
tangki septik dan
kemudian Tidak memenuhi
diresapkan kedalam
air 0

6. Pembuangan air Memenuhi


limbah dari
1
laboratorium, dapur
dan WC harus
Tidak memenuhi
memenuhi syarat
kesehatan kedap
air, tertutup, dan 1
diberi bak kontrol
pada jarak tertentu 0

D. Sarana
Pembuangan Sampah

1. Tersedia tempat Tersedia bertutup 2


sampah yang Tersedia tidak tertutup
1
dilengkapi dengan
Tidak tersedia 1
tutup
0

2. Tempat Tersedia 1
pengumpulan sampah Tidak tersedia
sementara (TPS) dari 1
0
semua ruangan

3. Jarak peletakan > 10 m


1
tempat pembuangan
sampah sementara < 10 m
1
0
Jumlah skor x bobot dalam persen 2,52%

9. Sarana Olahraga Tersedia, bersih


2
dan Sarana A. Keberadaan
Tersedia, tidak bersih 2
tempat olahraga 1
Ibadah
Tidak tersedia 0
(Bobot= 3 %)
Tersedia, bersih 2
B. Keberadaan
Tersediah, tidak bersih 1 2
tempat ibadah
Tidak tersedia
0

Jumlah skor x bobot dalam persen 0,12%


10. Halaman A.Lahan Sekolah
(Bobot= 6 %)
1.Mempunyai batas Tersedia 1
yang jelas Tidak tersedia 1
0
2.Pagar kuat dan Tersedia 1
aman Tidak tersedia 0
0

B.Keadaan Halaman
Sekolah
1. Kebersihan Bersih
1
Tidak bersih 1
0

2.Kebecekan Tidak becek 1


(genangan air) Becek

0
0

3.Menjadi tempat Tidak


berkembang biaknya 1
serangga dan hewan 1
Ya
Pengerat 0

C.Tempat Parkir Tersedia 1 1


Kendaraan Tidak tersedia
0

D. Tempat Upacara Tersedia


1
1
Tidak tersedia 0
E.Lahan Apotek Tersedia 1
1
Hidup Tidak Tersedia 0
F.Saluran Air Hujan Tersedia
1
yang Disalurkan Ke
Tidak Tersedia
Aliran Umum Atau 1
0
Tanah

Jumlah skor x bobot dalam persen 0,42%

11. Bebas Jentik A. Lingkungan


Nyamuk Sekolah Bebas Jentik
dan Nyamuk Nyamuk
(Bobot= 5 %) 1. Halaman sekolah Ada 0
1
Tidak Ada 1
2. Saluran Ada 1
pembuangan air Tidak Ada 0
0
limbah
3. Saluran air hujan Ada 1
0
Tidak Ada 0
B. Keberadaan
Nyamuk
1. Ruang kelas Ada 0
0
Tidak Ada 1
2. Taman/kebun Ada 0
0
Tidak Ada 1
3. Ruang guru Ada 0
0
Tidak Ada 1
4. Tempat ibadah Ada 0
1
Tidak Ada 1

Jumlah skor x bobot dalam persen 0,1%

12. Pemeliharaan A.Frekuensi > 1x/hari 1


1
Ruang pembersihan ruang < 1x/hari 0
Bangunan dan halaman sekolah
(Bobot= 4 %) B.Pelaksanaan Ya 1
pembersihan debu Tidak
menggunakan kain
1
pel 0

C.Penggunaan Ya 1
larutan disinfektan Tidak
1
untuk membersihkan 0
lantai
D. Pembaharuan cat Dilakukan 1
dinding bila cat pudar Tidak dilakukan 0
0

Jumlah skor x bobot dalam persen 0,12%

13. Pencahayaan Intenitas Memenuhi


(Bobot= 3 %) pencahayaan untuk
1
ruang
kelas, laboratorium
dan Tidak memenuhi 1
perpustakaan cukup
dan merata 0

(dengan lampu)

Jumlah skor x bobot dalam persen 0,06%

14. Ventilasi A.Ventilasi silang Memenuhi 1


(Bobot= 4 %) yang cukup udara Tidak memenuhi 1
0
segar
B.Keberadaan Tersedia, dapat dibuka dan
2
jendela yang dapat ditutup
dibuka dan ditutup Tersedia, tidak dapat
2
pada ruangan ber-AC 1
dibuka dan ditutup
Tidak tersedia
0
C.Perawatan filter Dicuci > 3 bulan sekali 1 1
AC Dicuci < 3 bulan sekali 2
Tidak dicuci 0

Jumlah skor x bobot dalam persen 0,16%

15. Fasilitas Sanitasi A. Toilet


umum
1. Keadaan toilet Bersih dan tidak berbau 3
(Bobot= 12 %)
Bersih dan berbau 2
3
Kotor dan tidak berbau 1
Kotor dan berbau 0
2. Keberadaan slogan Tersedia
atau peringatan 1
tentang kebersihan
Tidak tersedia 1

3. Frekuensi > 1x/minggu


pengurasan bak 1
0
penampungan air
< 1x/minggu 0
4. Penggunaan Menggunakan
1
disinfektan untuk 1
Tidak menggunkan
membersihkan toilet 0
5. Ketersediaan sabun Tersedia 1
0
cuci tangan Tidak tersedia 0
B. Sarana
Pembuangan Air
Limbah
1.Frekuensi > 1x/minggu 1
pembersihan pada < 1x/minggu
1
saluran pembuangan 0
air limbah
2. Menjadi tempat Ya
0
perindukan nyamuk
Tidak 1
1
C. Sarana
Pembuangan Sampah
1.Frekuensi 1x/hari 0
pengumpulan sampah > 1x/hari 0
1
ke TPS
2. Frekuensi < 3 hari 1
pembuangan sampah > 3 hari
1
yang sudah 0
dikumpulkan
3. Alternatif lain < 3 hari
1
pembuangan
> 3 hari
sampah selain ke
1
TPA (dikubur dan
0
dibakar)

Jumlah skor x bobot dalam persen 1,08%

16. Kantin A.Keadaan Makanan


(Bobot= 7 %) yang Dijual
1. Kemasan Terbungkus 1
0
Tidak terbungkus 0
2. Kadaluarsa Kadaluarsa 0
1
Tidak kadaluarsa 1
3. Makanan basah Tertutup, menggunakan
2
capit
Tertutup, tidak
1 2
menggunakan capit
Terbuka, tidak
0
menggunakan capit
B.Tempat
Penyimpanan
Makanan
1. Terlindung dari Terlidung 1
0
debu Tidak terlindung 0
2. Keberadaan bahan Ada 0
1
kimia dan berbahaya Tidak ada 1
3. Keberadaan Ada, banyak 2
serangga dan hewan Ada, sedikit 1
2
lain Tidak ada 0

D. Peralatan
1. Dicuci dengan air Ya
1
mengalir 1
Tidak 0
2. Dicuci dengan Ya 1
sabun Tidak 1
0

Jumlah skor x bobot dalam persen 0,56%


17. Bebas Asap Sekolah bebas asap Ya
1
Rokok rokok
Tidak 1
(Bobot= 5 %) 0

Jumlah skor x bobot dalam persen 0,05%


TOTAL 8,01%

Sistim Penilaian:

Nilai = Skor x Bobot

Ket:
Skor : tertera pada setiap pilihan jawaban
Bobot : Presentase yang ditetapkan peneliti

Cara penilaian:
1. Setiap komponen diberi bobot yang telah disepakati kelompok
2. Setiap kategori diberi skor sesuai pilihan
3. Total skor dalam satu komponen dikali dengan bobot dalam persen
4. Akan diperoleh nilai tiap komponen yang kemdian ditotal
5. Total nilai tiap komponen itulah merupakan penilaian akhir dari instrumen
sanitasi sekolah.

Kriteria :
 Sangat baik : nilai > 8
 Baik : nilai 7-7,9
 Cukup : nilai 6-6,9
 Buruk : nilai 5 -5,9
 Sangat buruk : nilai < 5
LEMBAR WAWANCARA DENGAN PETUGAS KEBERSIHAN
DAN KETUA BAGIAN SARANA PRASARANA DI SEKOLAH

KETERANGAN PENGUMPUL DATA


1 Nama Pengumpul Data Kelompok 5
2 Tanggal Pengumpulan Data 19 November 2016

PEMELIHARAAN RUANG BANGUNAN


1. Apakah ada kebijakan dari sekolah ini dalam kebersihan lingkungan? Ada
2. Berapa kali dalam sehari dilakukan pembersihan semua ruang di sekolah? 4
kali
3. Alat apa yang digunakan untuk membersihkan ruangan? Sapu, cikrak, pel
4. Apakah menggunakan larutan desinfektan dalam membersihkan lantai? Ya,
wipol, super pel

FASILITAS SANITASI SEKOLAH


a. Toilet (50 untuk 3000 siswa)
1. Berapa kali dilakukan pengurasan bak penampung air dalam seminggu?
Setiap hari
2. Bagaimana jika bak air tidak akan digunakan dalam jangka waktu yang
lama?
3. Apakah menggunakan desinfektan untuk membersihkan lantai dan closet?
wipol
b. Sarana Pembuangan Air Limbah
Jika ada SPAL, berapa kali dilakukan pembersihan saluran dalam seminggu?
Waktu- waktu tertentu (tidak selalu)
c. Sarana Pembuangan Sampah
1. Pengumpulan sampah dari seluruh ruang apakah dilakukan setiap hari?
Ya, 2 kali
2. Bagaimana pengolahan sampah yang telah terkumpul tersebut? Dipendam
KANTIN/WARUNG SEKOLAH
1. Kapan dilakukan pencucian peralatan yang sudah dipakai? Setelah dipakai
langsung dicuci
2. Bagaimana cara pencucian peralatan yang sudah dipakai? Di cuci dengan
sabun colek
3. Apakah anda mempunyai kebiasaan mencuci tangan sebelum memasak dan
dari toilet? ya
4. Sarana apa yang digunakan untuk mencuci tangan? Air mengalir, sabun dan
lap
KUESIONER
SISWA MTS NURIS KECAMATAN SUMBERSARI DESA ANTIROGO
KABUPATEN JEMBER

Nomor Responden:
I. Identitas Responden :
a. Nama : Siswa N
b. Umur : 15 th
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Kelas : IX
e. Apakah pernah mendapatkan penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat?
 Pernah
 Tidak Pernah √
f. Jika pernah, kapan terakhir Anda mendapatkan penyuluhan tersebut?
 Dalam bulan ini
 1-6 bulan yang lalu
 > 6 bulan yang lalu √

II. Pengetahuan
Petunjuk : Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang menurut adik-adik paling benar
tentang pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan memberikan tanda
(X).
Untuk pertanyaan nomor 1-6 jawaban boleh lebih dari satu.
1. Menurut adik-adik apa yang harus kita lakukan sebelum makan?
 Mencuci tangan
 Mencuci tangan menggunakan air bersih
 Mencuci tangan menggunakan sabun
 Mencuci tangan menggunakan air yang mengalir √
2. Bagaimana mencuci tangan yang benar?
 Menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun √
 Menggosok telapak tangan serta punggung tangan
 Membersihkan sela-sela jari serta kuku jari tangan
 Mengeringkan tangan dengan lap/tisu yang bersih
3. Menurut adik-adik mengapa kita tidak boleh membuang sampah sembarangan?
 Agar lingkungan sekolah bersih dan rapi
 Agar tidak terdapat sarang nyamuk di sekolah
 Sampah yang bertebaran mengganggu mata
 Dapat mengakibatkan banjir √
Jawaban lainnya:…………………………………………………………
4. Menurut adik-adik apa yang dimaksud dengan sampah?
 Segala sesuatu yang berasal dari aktifitas manusia √
 Segala sesuatu yang tidak digunakan lagi
Jawaban lainnya:……………………………………………………….
5. Menurut adik-adik apa pengertian dari jajanan sehat?
 Jajanan yang diolah dengan bersih, aman dan sehat
 Jajanan yang bergizi
 Jajanan yang tidak mengandung pewarna berbahaya √
 Jajanan yang dijual didalam sekolah
Jawaban lainnya:………………………………………………………..
6. Menurut adik-adik mengapa perlu membeli jajanan yang sehat?
 Jajanan yang tidak sehat menyebabkan penyakit
 Jajanan sehat tidak akan menyebabkan penyakit √
 Jajanan sehat lebih bersih dan bergizi
Jawaban lainnya:……………………………………………………….
7. Menurut adik-adik apa yang dapat menyebabkan sekolah menjadi sarang
nyamuk?
 Sampah plastik yang dibuang sembarangan
 Banyaknya genangan air disekolah √
 Sampah yang dibiarkan menumpuk didalam kelas
Jawaban lainnya:……………………………………………………..
8. Apa yang harus dilakukan agar sekolah tidak terdapat sarang nyamuk?
 Membuang sampah pada tempatnya
 Membersihkan kelas setiap hari
 Tidak menyimpan sampah di laci meja
 Tidak membuang sampah di selokan/parit √
Jawaban lainnya:…………………………………………………..
9. Dimana seharusnya membuang sampah?
a. Dimana saja
b. Selokan
c. Tempat sampah √
Jawaban lainnya:…………………………………………………….
10. Kapan sebaiknya mencuci tangan?
a. Sebelum dan sesudah makan
b. Setelah bermain
c. Semua benar √
Jawaban lainnya:……………………………………………………..

III. Tindakan
Pilih salah satu jawaban yang menurut adik-adik paling benar.
1. Apakah adik-adik mencuci tangan sebelum makan?
a. Selalu √ b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
2. Apakah adik-adik mencuci tangan setelah bermain?
a. Selalu √ b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
3. Apakah adik-adik mencuci tangan menggunakan air bersih yang mengalir?
a. Selalu b. kadang-kadang √ c. Tidak pernah
4. Apakah adik-adik mencuci tangan menggunakan sabun?
a. Selalu b. Kadang-kadang √ c. Tidak pernah
5. Apakah adik-adik mengikuti jadwal piket membersihkan kelas?
a. Selalu √ b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah
6. Apakah adik membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia di sekolah?
a. Selalu √ b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah
7. Apakah adik-adik mempergunakan jamban sekolah untuk buang air besar dan
kecil?
a. Selalu b. Kadang-kadang √ c. Tidak Pernah
8. Apakah adik- adik menyiram jamban dengan air bersih setiap selesai
menggunakannya?
a. Selalu √ b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah
9. Apakah adik-adik memilih jajanan yang sehat ketika istirahat?
a. Selalu b. Kadang-kadang √ c. Tidak Pernah
10. Apakah adik-adik membawa bekal makanan dari rumah ke sekolah?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah √
11. Apakah adik-adik membawa minuman dari rumah ke sekolah?
a. Selalu b. Kadang-kadang √ c. Tidak Pernah
KUESIONER
SISWA MTS NURIS KECAMATAN SUMBERSARI DESA ANTIROGO
KABUPATEN JEMBER

Nomor Responden:
I. Identitas Responden :
a. Nama : siswa Q
b. Umur : 15 th
c. Jenis Kelamin : perempuan
d. Kelas : IX
e. Apakah pernah mendapatkan penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat?
 Pernah √
 Tidak Pernah
f. Jika pernah, kapan terakhir Anda mendapatkan penyuluhan tersebut?
 Dalam bulan ini
 1-6 bulan yang lalu
 > 6 bulan yang lalu √

II. Pengetahuan
Petunjuk : Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang menurut adik-adik paling benar
tentang pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan memberikan tanda
(X).
Untuk pertanyaan nomor 1-6 jawaban boleh lebih dari satu.
1. Menurut adik-adik apa yang harus kita lakukan sebelum makan?
 Mencuci tangan
 Mencuci tangan menggunakan air bersih
 Mencuci tangan menggunakan sabun √
 Mencuci tangan menggunakan air yang mengalir
2. Bagaimana mencuci tangan yang benar?
 Menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun √
 Menggosok telapak tangan serta punggung tangan
 Membersihkan sela-sela jari serta kuku jari tangan
 Mengeringkan tangan dengan lap/tisu yang bersih
3. Menurut adik-adik mengapa kita tidak boleh membuang sampah sembarangan?
 Agar lingkungan sekolah bersih dan rapi √
 Agar tidak terdapat sarang nyamuk di sekolah √
 Sampah yang bertebaran mengganggu mata √
 Dapat mengakibatkan banjir √
Jawaban lainnya:…………………………………………………………
4. Menurut adik-adik apa yang dimaksud dengan sampah?
 Segala sesuatu yang berasal dari aktifitas manusia √
 Segala sesuatu yang tidak digunakan lagi
Jawaban lainnya:……………………………………………………….
5. Menurut adik-adik apa pengertian dari jajanan sehat?
 Jajanan yang diolah dengan bersih, aman dan sehat √
 Jajanan yang bergizi √
 Jajanan yang tidak mengandung pewarna berbahaya √
 Jajanan yang dijual didalam sekolah
Jawaban lainnya:………………………………………………………..
6. Menurut adik-adik mengapa perlu membeli jajanan yang sehat?
 Jajanan yang tidak sehat menyebabkan penyakit
 Jajanan sehat tidak akan menyebabkan penyakit √
 Jajanan sehat lebih bersih dan bergizi
Jawaban lainnya:……………………………………………………….
7. Menurut adik-adik apa yang dapat menyebabkan sekolah menjadi sarang
nyamuk?
 Sampah plastik yang dibuang sembarangan
 Banyaknya genangan air disekolah √
 Sampah yang dibiarkan menumpuk didalam kelas
Jawaban lainnya:……………………………………………………..
8. Apa yang harus dilakukan agar sekolah tidak terdapat sarang nyamuk?
 Membuang sampah pada tempatnya √
 Membersihkan kelas setiap hari
 Tidak menyimpan sampah di laci meja
 Tidak membuang sampah di selokan/parit
Jawaban lainnya:…………………………………………………..
9. Dimana seharusnya membuang sampah?
a. Dimana saja
b. Selokan
c. Tempat sampah √
Jawaban lainnya:…………………………………………………….
10. Kapan sebaiknya mencuci tangan?
a. Sebelum dan sesudah makan
b. Setelah bermain
c. Semua benar √
Jawaban lainnya:……………………………………………………..

III. Tindakan
Pilih salah satu jawaban yang menurut adik-adik paling benar.
1. Apakah adik-adik mencuci tangan sebelum makan?
a. Selalu b. Kadang-kadang √ c. Tidak pernah
2. Apakah adik-adik mencuci tangan setelah bermain?
a. Selalu b. Kadang-kadang √ c. Tidak pernah
3. Apakah adik-adik mencuci tangan menggunakan air bersih yang mengalir?
a. Selalu b. kadang-kadang √ c. Tidak pernah
4. Apakah adik-adik mencuci tangan menggunakan sabun?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah √
5. Apakah adik-adik mengikuti jadwal piket membersihkan kelas?
a. Selalu √ b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah
6. Apakah adik membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia di sekolah?
a. Selalu √ b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah
7. Apakah adik-adik mempergunakan jamban sekolah untuk buang air besar dan
kecil?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah √
8. Apakah adik- adik menyiram jamban dengan air bersih setiap selesai
menggunakannya?
a. Selalu √ b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah
9. Apakah adik-adik memilih jajanan yang sehat ketika istirahat?
a. Selalu b. Kadang-kadang √ c. Tidak Pernah
10. Apakah adik-adik membawa bekal makanan dari rumah ke sekolah?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah √
11. Apakah adik-adik membawa minuman dari rumah ke sekolah?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah √
KUESIONER
Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Petunjuk: Berilah tanda ( √ ) pada jawaban yang dianggap paling tepat.


Tidak
No. Pertanyaan Ya Tidak
tahu
Pernahkah guru atau tenaga kesehatan puskesmas
1. memberikan pelajaran tentang pendidikan √
kesehatan pada murid.
Pernahkah guru/tenaga kesehatan memberi
penyuluhan tentang memelihara kesehatan diri
2. √
dengan cara mencuci tangan yang baik pada murid
di sekolah.
Pernahkah guru mengajarkan pelajaran UKS
3. √
tentang kebiasaan hidup sehat di sekolah.
Pernahkah guru/tenaga kesehatan memberikan
4. informasi tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat √
kepada murid di sekolah.
Pernahkah guru/tenaga kesehatan memberi
5. √
penjelasan tentang pemberantasan sarang nyamuk.
Pernahkah guru/tenaga kesehatan memberi
6. penyuluhan kesehatan tentang manfaat sarapan pagi √
untuk kesehatan agar terhindar dari penyakit .
Pernahkah disampaikan pendidikan kesehatan
tentang cara menjaga kebersihan diri dan penyakit
7. √
yang dapat dicegah dengan mencuci tangan yang
baik.

Apakah guru/petugas kesehatan memberikan


8. pelajaran cara menata pekarangan sekolah dan cara √
menanam apotik hidup
Apakah sumber air bersih tersedia disekolah
9. sehingga murid tidak mengalami kesulitan dalam √
melakukan kebersihan di lingkungan sekolah

10. Apakah murid memiliki jadwal kebersihan kelas √

Apakah ada di sekolah tersedia tempat pembuangan


11. √
sampah ditiap ruang kelas
Pernakah guru mengajarkan cara menjaga
12. √
lingkungan yang baik di sekolah dan di rumah

Apakah pernah murid dan guru melakukan kegiatan


13. gotong royong untuk menjaga kebersihan √
lingkungan sekolah
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Kegiatan bersih-bersih 1 minggu sekali dengan guru

Ruang UKS dan obat-obatan yang digunakan

Bersih-bersih halaman

Ruang TU dan Kepala Sekolah


Musholla

Halaman Asrama Pria

Rak Sepatu

Tandon Air

Kamar Mandi Guru

Halaman depan

Tempat Wudhu Tempat Penampungan Sampah


Kantin Sekolah

Talang Air

Pintu Ruang TU & Dosen

Lapangan Sekolah
Wastafel Sekolah Penampungan Air Limbah

Gerobak Pengangkut Sampah

Tempat Sampah Depan Kelas

Laboratorium Komputer
Tampak Depan Ruang Kelas

Ruang Kelas Atas

Ruang Kelas Bawah

Ruang Kelas

Laboratorium

Tangga
Sumur

Wastafel yang dimatikan


salurannya

Kamar Mandi Siswa

Saluran Pembuangan Air Hujan


Ruang BK

Wawancara dengan siswa putri

Вам также может понравиться