Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pembimbing : D
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PASUNG PADA ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA” tepat pada waktunya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah kondisi dimana proses fisiologik atau mentalnya
kurang berfungsi dengan baik sehingga mengganggunya dalam fungsi seharihari.
Gangguan ini sering juga disebut sebagai gangguan psikiatri atau gangguan
mental dan dalam masyarakat umum kadang disebut sebagai gangguan saraf.
Gangguan jiwa masih menjadi masalah serius kesehatan mental di Indonesia yang
perlu mendapat perhatian lebih dari pemangku kebijakan kesehatan nasional.
Meskipun masih belum menjadi program prioritas utama kebijakan kesehatan
nasional, namun dari angka yang didapatkan dari beberapa riset nasional
menunjukkan bahwa penderita gangguan jiwa di Indonesia masih banyak dan
cenderung mengalami peningkatan dan hampir sebagian yang mengalami
ganggun jiwa di pasung(Susanto,2013).
Beberapa daerah di Indonesia, pasung masih digunakan sebagai alat untuk
menangani klien gangguan jiwa di rumah. Saat ini, masih banyak klien gangguan
jiwa yang didiskriminasikan haknya baik oleh keluarga maupun masyarakat
sekitar melalui pemasungan. Sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan
larangan "tradisi" memasung klien gangguan jiwa berat yang kerap dilakukan
penduduk yang berdomisili di pedesaan dan pedalaman terus berupaya dilakukan
antara lain dengan memberdayakan petugas kesehatan di tengahtengah
masyarakat. Indonesia, kata pasung mengacu kepada pengekangan fisik atau
pengurungan terhadap pelaku kejahatan, orang-orang dengan gangguan jiwa yang
melakukan tindak kekerasan yang dianggap berbahaya (Broch, 2001, dalam
Minas & Diatri, 2008). Pemasungan penderita gangguan jiwa adalah tindakan
masyarakat terhadap penderita gangguan jiwa (biasanya yang berat) dengan cara
dikurung, dirantai kakinya dimasukan kedalam balok kayu dan lain-lain sehingga
kebebasannya menjadi hilang. Pasung merupakan salah satu perlakuan yang
merampas kebebasan dan kesempatan mereka untuk mendapat perawatan yang
memadai 2 dan sekaligus juga mengabaikan martabat mereka sebagai manusia.
Berdasarkan data yang di peroleh WHO (World Health Organisation) bahwa 41
juta penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa. Diantaranya penyalahgunaan
obat (44,0%), keterbe-lakangan mental (34,9%), disfungsi mental (16,2%) dan
disintegrasi mental (5,8%). The Indonesian Psychiatric Epidemiologic Network
menyatakan bahwa di 11 kota di Indonesia ditemu-kan 18,5% dari penduduk
dewasa menderita gangguan jiwa (The Indone-sian Psychiatric Epidemiologic
Network dalam VideBeck, 2008). Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim
menyebutkan, di Jatim saat ini terdapat sekitar 28.000-an dengan gangguan jiwa
berat. Dari jumlah tersebut, 471 orang dipasung keluarga. Berdasarkan data yang
di peroleh peneliti jumlah pasien pasung yang memeriksakan di poli jiwa Menur
Surabaya sekitar 10 orang. Faktor keluarga melakukan pemasungan diantaranya
untuk Mencegah klien melakukan tindak kekerasan yang dianggap
membahayakan terhadap dirinya atau orang lain.Selain itu upaya untuk Mencegah
klien agar tidak kambuh (meninggalkan rumah, Perilaku kekerasan, isolasi
sosial). (Wardhani, Y.F., dkk. 2011).
Selain itu terdapat faktor kemiskinan dan rendahnya pendidikan keluarga
merupakan salah satu penyebab pasien gangguan jiwa berat hidup terpasung.
Ketidaktahuan pihak keluarga, rasa malu pihak keluarga, penyakit yang tidak
kunjung sembuh, tidak adanya biaya pengobatan, dan tindakan keluaga untuk
mengamankan lingkungan merupakan penyebab keluarga melakukan
pemasungan. Salah satu kendala ekonomi kelurga berpengaruh pada biaya
berobat yang harus di-tanggung pasien tidak hanya meliputi biaya yang langsung
berkaitan dengan pelayanan medik seperti harga obat, jasa konsultasi tetapi juga
biaya spesifik lainnya seperti biaya transportasi ke rumah sakit dan biaya
akomodasi lainnya (Djatmiko, 2007).
Penyakit penyerta yang muncul akibat pemasungan umumnya terkait
kebersihan. Hampir seluruh aktivitas orang yang dipasung, termasuk buang air, di
tempat yang sama. Pola makan pun umumnya tidak sehat sehingga 3 mengurangi
daya tahan tubuh, selain itu ada sedikit luka memar pada bagian kaki. (Yud, 2014)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Kasus
Kasus 1 Tn. Sick usia 25 tahun sejak di PHK dari pabrik tempatnya bekerja
dia menjadi suka menyendiri dan tidak mau keluar rumah. Sejak 10 hari yang
lalu ia terus berteriak-teriak, membanting semua benda yang ada di dekatnya
dan berusaha memukul orang yang sedang berada di dekatnya. Sejak kejadian
itu keluarganya mengunci Tn. Sick didalam kamar dan tidak mengijinkan
orang menjenguknya.
Penjelasan :
Pasung adalah salah satu cara yang di gunakan oleh masyarakat khususnya di
daerah pedesaan yang pengetahuannya kurang, seperti yang di gunakan oleh
keluargannya Tn.sick sekarang ini untuk menghentikan tindakan Tn.sick yang
membahayakan orang lain. Menurut kelompok kami kurang setuju sebab
asung sebenarnya bukan satusatunya cara untuk menyembuhkan atau
menghentikan tindakan pasien yang sering brontak akibat mengalami
gangguan jiwa. Justru pasung akan memperparah keadaan dan kondisi pasien.
Pasien yang mengalami gangguan jiwa dan di pasung oleh keluargannya
karena menurutnya membahayakan orang lain seperti yang di alami T.Sick
sekarang ini seharusnya dirawat di rumah sakit jiwa, dikarenakan pasien
sudah melakukan kekerasan dan membahayakan orang di sekitarnya.
Kemudian di lanjutkan dengan rawat jalan (rumah) apabila keluarga sudah
benar-benar paham tentang keadaan yang di alami Tn.sick. untuk
menghilangkan praktek pasung pada keluarga Tn.sick perlu adanya kesadaran
dari pihak keluarga yang dapat di 11 intervensi dengan melakukan terapi
keluarga. Salah satu terapinya adalah psikoedukasi keluarga (family
psicoeducation) atau pemberian informasi dan edukasi melalui komunikasi
terapiutik yang bertujuan menurunkan intensitas emosi dalam keluarga,
meningkatkan pengetahuan tentang gejala penyimpangan perilaku sehingga
keluarga dapat mengerti, memahami dan mengsupport anggota keluargannya
yang mengalami gangguan sehingga pasien dapat lebih tenang, lebih membaik
tanpa di lakukannya pemasungan. Fenomena yang terjadi saat ini, jika ada
seorang anggota keluarga yang dinyatakan sakti jiwa, maka orang sakit jiwa
tersebut diasingkan atau dipasung supaya tidak menjadi aib bagi keluarga.
Tindakan memasung ini akan berdampak buruk pada pasien, selain itu
nantinya akan sulit untuk sembuh dan dapat mengalami kekambuhan yang
sangat sering. Hal ini perlu adanya dukungan dari keluarga dalam proses
penyembuhan. Peran dan keterlibatan keluarga dalam proses penyembuhan
dan perawatan pasien gangguan jiwa sangat penting, karena peran keluarga
sangat mendukung dalam proses pemulihan penderita gangguan jiwa.
Keluarga dapat mempengaruhi nilai, kepercayaan, sikap, dan perilaku anggota
keluarga. Disamping itu, keluarga mempunyai fungsi dasar seperti memberi
kasih sayang, rasa aman, rasa memiliki, dan menyiapkan peran dewasa
individu di masyarakat. Keluarga merupakan suatu sistem, maka jika terdapat
gangguan jiwa pada salah satu anggota keluarga maka dapat menyebabkan
gangguan jiwa pada anggota keluarga.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pasung adalah suatu tindakan memasang sebuah balok kayu pada
tangan dan/atau kaki seseorang, diikat atau dirantai, diasingkan pada suatu
tempat tersendiri di dalam rumah ataupun di hutan. Pemasungan bisa diartikan
sebagai segala tindakan yang dapat mengakibatkan kehilangan kebebasan
seseorang akibat tindakan pengikatan dan pengekangan fisik walaupun telah
ada larangan terhadap pemasungan. Penyebab pasung itu adalah sangat
rendahnya sumber daya manusia yang terlatih spesialis dan non spesialis
misalnya perawat, konselor termasuk pengasuh pasien. Para sumber daya
tenaga ini minim mendapatkan informasi dan pelatihan.
4.2 Saran
ODGJ dapat dicegah dan diatasi melibatkan peran aktif semua pihak,
yaitu melatih keterampilan keluarga dalam menangani ODGJ yang mengalami
masalah penyimpangan kesehatan dengan cara membawa ke pelayanan
kesehatan dan membentuk kader dari kelompok masyarakat yang sudah
dibentuk untuk penemuan kasus kejiwaan yang ada dimasyarakat dan
masyarakat dan keluarga diharapkan keluarga dapat meningkatkan rasa
kepedulian pada ODGJ dengan pasung dalam hal pemenuhan kebutuhan
perawatan diri ODGJ. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya dukungan keluarga dan lingkungan terhadap penyembuhan pasien
ganggua jiwa, menghilangkan stigma yang negatif di masyarakat tentang
penderita gangguan jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Budaya Pasung dan Dampak Yuridis Sosiologis. Jurnal. Dikutip dari
http://ejournal.ijmsbm.org/index.php/ijms/article/download/21/21 pada tanggal 4
Agustus 2018 pukul 13.32