Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TUGAS AKHIR
AHMAD SAFII
080404018
DISETUJUI OLEH:
DOSEN PEMBIMBING
FAKULTAS TEKNIK
2012
Suplai air bersih pada area kota Lubuk Pakam dikelola seluruhnya oleh pihak
PDAM Tirtanadi Cabang Deli Serdang, PDAM Tirtanadi Cabang Deli Serdang
berdiri pada Agustus 1999. Jaringan pemipaan distribusinya sendiri masih
mengandalkan jaringan pemipaan yang lama dan hanya dilakukan penggantian
terhadap beberapa jaringan pipa yang telah rusak. Air bersih yang didistribusikan ke
rumah penduduk diberikan berdasarkan jumlah pelanggan suatu wilayah tersebut.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisa jaringan sistem penyediaan air bersih pada
area kota Lubuk Pakam yang ada dengan cara pemodelan menggunakan software
ALEID X 2004.
Tahapan-tahapan dalam penyelesaian tugas akhir ini yaitu terlebih dahulu
mengumpulkan data yang dibutuhkan baik primer dan sekunder. Kemudian
menghitung banyaknya penduduk yang ada di area pemukiman tersebut.. Tahapan
berikutnya adalah menghitung kebutuhan air pada tiap titik layanan pada area
pemukiman dan menghitung kebutuhan air pelanggan perjam. Dari data yang ada
dan dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, kemudian dilakukan pemodelan dan
analisa dengan menggunakan software ALEID X 2004. Setelah itu hasil analisa
ALEID tersebut di evaluasi dengan metode Hardy Cross dengan mengambil sampel
loop dalam jaringan pemipaan.
Berdasarkan hasil perhitungan didapat bahwa total pemakaian air sebesar
208299 m3/bulan, produksi air yang dikeluarkan adalah 264251 m3/bulan dan total
pemakaian air tiap pelanggan adalah 0.045 m3/jam/pelanggan. Besarnya kebutuhan
pada saat jam puncak terjadi pada pukul 07.00, kebutuhan air tertinggi sebesar
588,70 m3/jam berdasarkan pola penggunaan air selama 24 jam pada pemodelan
menggunakan software ALEID X 2004. Pipa yang dipakai adalah jenis pipa PVC
dengan diameter pipa utama 6’’, 8’’, 10’’ dan 12’’ (inchi).
Dari penelitian ini disimpulkan bahwa hasil analisa menggunakan software
ALEID X 2004 sudah dapat mewakili perhitungan secara manual. Hal ini
disimpulkan setelah dilakukan evaluasi hasil analisa ALEID X 2004 dengan
menggunakan EPANET dan metode Hardy Cross pada contoh loop di wilayah 2 dan
wilayah 5 pada daerah distribusi yang dianggap dapat mewakili kondisi perhitungan
seluruh loop yang ada. Headloss yang terjadi pada jaringan pipa cukup besar yaitu
48,04 m, kecepatan maksimum pada pipa sebesar 2,31 m/s dan debit maksimum
sebesar 0,164 m3/s. Head pompa setelah dilakukan evaluasi terhadap diameter pipa
juga dapat diturunkan 55 meter menjadi 53,25 meter. Dengan adanya penggunaan
meteran air pada area Lubuk Pakam semakin meningkatkan kesadaran konsumen
dalam hal penghematan penggunaan air bersih.
Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari
bimbingan, dukungan dan bantuan dari semua pihak. Penulis hanya dapat
mengucapkan terima kasih atas segala jerih payah, motivasi dan doa yang diberikan
1. Ayahanda Jumari, Ibunda Legiatik, Adinda Suci lestari dan Fitri yang selalu
2. Bapak Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia, MSc, selaku Dosen Pembimbing I dan
sebagai orang tua bagi penulis yang telah berkenan meluangkan waktu,
3. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, selaku Ketua Departemen Teknik
5. Bapak Ir. Boas Hutagalung, MSc, Bapak Ivan Indrawan, ST,MT, Bapak Zaid
ini.
Kak Dina.
7. Bapak Nasib selaku pementor sekaligus guru privat penulis, yang telah
stambuk ’06, ’07 (Kak Afni, Kak Irin, Bg Andi, Bg Dhany, Bg Saki, Bg
9. Para asisten Lab. Hidrolika (Bg Fauzi, Bg Maulana, Kak Vina, Imam, Aris,
Sidik, Ica, Eci, Ratih, Ade, Ayu, Dini, Roby, Gali,Fadhlan, Dedi, Arifin, Al,
Muazzi, dll).
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua,
dan atas dukungan yang telah diberikan penulis ucapkan terima kasih.
Medan,
AHMAD SAFI’I
ABSTRAK...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................viii
DAFTAR TABEL......................................................................................................xi
DAFTAR SIMBOL.................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
2.1 Umum...........................................................................................................10
5.4.3 Pipa..........................................................................................................95
5.4.4 Katup.......................................................................................................96
5.4.5 Pompa......................................................................................................97
5.4.6 Reservoir..................................................................................................98
Gambar 2.1 Kaitan Hubungan Antara Unsur-Unsur Fungsional Dari Suatu Sistem
Penyediaan Air Kota.............................................................................21
Gambar 5.3 Skema Jaringan Pipa Utama Dalam Bentuk ALEID X 2004...............87
Tabel 2.3 Rata-Rata Kebutuhan Air Per Orang Per Hari (soufyan moh.
Noerbambang & takeo morimura, 2005)..................................................26
Tabel 4.1 Pembagian Wilayah Distribusi PDAM Tirtanadi Cabang Deli Serdang...66
Tabel 4.3 Luas Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Per
Km2 di Kecamatan Lubuk Pakam.............................................................72
Tabel 4.4 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan
Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang...................................................72
Tabel 4.5 Mata Pencaharian Penduduk di Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli
Serdang.....................................................................................................73
Tabel 4.6 Skala Industri Penduduk di Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli
Serdang.....................................................................................................74
Tabel 4.7 Tenaga Kerja Skala Industri di Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli
Serdang.....................................................................................................75
Tabel 4.8 Sarana Jalan di Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang.......76
Tabel 4.9 Jenis Kendaraan Angkutan di Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli
Serdang.....................................................................................................77
Tabel 4.10 Bangunan Rumah Penduduk Menurut Tipe dan Jenis Perumahan di
Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang...............................78
Tabel 5.1 Pembagian Wilayah dan Jumlah Pelanggan PDAM Tirtanadi Cabang Deli
Serdang.....................................................................................................79
Tabel 5.9 Hasil Debit Yang Mengalir Pada Pipa (Hardy Cross)............................111
Tabel 5.10 Hasil Debit Yang Mengalir Pada Pipa (Hardy Cross)..........................114
Tabel 5.12 Selisih Antara ALEID X 2004 Dan Hardy Cross. ...............................116
pipa)
f = Faktor Gesekan
P2 − P1
= perbedaan head tekanan (m)
γ
Suplai air bersih pada area kota Lubuk Pakam dikelola seluruhnya oleh pihak
PDAM Tirtanadi Cabang Deli Serdang, PDAM Tirtanadi Cabang Deli Serdang
berdiri pada Agustus 1999. Jaringan pemipaan distribusinya sendiri masih
mengandalkan jaringan pemipaan yang lama dan hanya dilakukan penggantian
terhadap beberapa jaringan pipa yang telah rusak. Air bersih yang didistribusikan ke
rumah penduduk diberikan berdasarkan jumlah pelanggan suatu wilayah tersebut.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisa jaringan sistem penyediaan air bersih pada
area kota Lubuk Pakam yang ada dengan cara pemodelan menggunakan software
ALEID X 2004.
Tahapan-tahapan dalam penyelesaian tugas akhir ini yaitu terlebih dahulu
mengumpulkan data yang dibutuhkan baik primer dan sekunder. Kemudian
menghitung banyaknya penduduk yang ada di area pemukiman tersebut.. Tahapan
berikutnya adalah menghitung kebutuhan air pada tiap titik layanan pada area
pemukiman dan menghitung kebutuhan air pelanggan perjam. Dari data yang ada
dan dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, kemudian dilakukan pemodelan dan
analisa dengan menggunakan software ALEID X 2004. Setelah itu hasil analisa
ALEID tersebut di evaluasi dengan metode Hardy Cross dengan mengambil sampel
loop dalam jaringan pemipaan.
Berdasarkan hasil perhitungan didapat bahwa total pemakaian air sebesar
208299 m3/bulan, produksi air yang dikeluarkan adalah 264251 m3/bulan dan total
pemakaian air tiap pelanggan adalah 0.045 m3/jam/pelanggan. Besarnya kebutuhan
pada saat jam puncak terjadi pada pukul 07.00, kebutuhan air tertinggi sebesar
588,70 m3/jam berdasarkan pola penggunaan air selama 24 jam pada pemodelan
menggunakan software ALEID X 2004. Pipa yang dipakai adalah jenis pipa PVC
dengan diameter pipa utama 6’’, 8’’, 10’’ dan 12’’ (inchi).
Dari penelitian ini disimpulkan bahwa hasil analisa menggunakan software
ALEID X 2004 sudah dapat mewakili perhitungan secara manual. Hal ini
disimpulkan setelah dilakukan evaluasi hasil analisa ALEID X 2004 dengan
menggunakan EPANET dan metode Hardy Cross pada contoh loop di wilayah 2 dan
wilayah 5 pada daerah distribusi yang dianggap dapat mewakili kondisi perhitungan
seluruh loop yang ada. Headloss yang terjadi pada jaringan pipa cukup besar yaitu
48,04 m, kecepatan maksimum pada pipa sebesar 2,31 m/s dan debit maksimum
sebesar 0,164 m3/s. Head pompa setelah dilakukan evaluasi terhadap diameter pipa
juga dapat diturunkan 55 meter menjadi 53,25 meter. Dengan adanya penggunaan
meteran air pada area Lubuk Pakam semakin meningkatkan kesadaran konsumen
dalam hal penghematan penggunaan air bersih.
PENDAHULUAN
yang tersusun atas sistem pipa, pompa, reservoir dan perlengkapan lainnya. Sistem
penyediaan air bersih yang kompleks sering sekali bermasalah dalam distribusi debit
dan tekanan yang berkaitan dengan kriteria hidrolis yang harus terpenuhi dalam
Sistem penyediaan air bersih di Kota Lubuk Pakam di kelolah oleh PDAM
Tirtanadi cabang Deli Serdang. Air diproses di WTP dan didistribusikan kepada
pengukuran terhadap penggunaan air pada tiap-tiap rumah di seluruh area perumahan
tersebut, sehingga dapat ditentukan kebutuhan air pada tiap-tiap titik layanan di area
tersebut.
hal yang penting, dan kita sebagai manusia tidak lepas dari kebutuhan akan air bersih
maka diperlukan evaluasi terhadap jaringan sistem penyediaan air bersih yang ada di
Kota Lubuk Pakam, terutama sistem jaringan pipa distribusinya. Hal ini dilakukan
dasar yang terkait dengan hidrolika ini adalah persamaan kontinuitas, kekekalan
dapat diselesaikan dengan manual, namun untuk jaringan yang kompleks perangkat
sistem jaringan pemiipaan distribusi air bersih. Program ALEID X 2004 digunakan
karena mempunyai hasil visualisasi yang lebih baik dari program EPANET yang
biasa digunakan, selain itu juga penulis ingin memperkenalkan suatu software baru
Untuk mendapatkan hasil yang akurat dan dapat diterima untuk perhitungan-
perhitungan hidrolika tertutup pada pipa, penulis akan membandingkan hasil ALEID
X 2004 ini dengan EPANET sebagai perwakilan dari suatu software dan perhitungan
Tujuan dari penulisan ini adalah mengevaluasi jaringan sistem penyediaan air
bersih di PDAM Kota Lubuk Pakam. Parameter utama yang perlu dievaluasi adalah
wawasan akan jaringan pipa air bersih bagi mahasiswa teknik sipil dan pembaca.
Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak PDAM Kota
Lubuk Pakam dalam hal pengelolaan air bersih yang lebih baik.
yang sebenarnya maka perlu dibuat batasan masalah. Adapun permasalahan yang
1. Jaringan pipa yang dianalisa adalah jaringan pipa utama atau primer.
kembali dengan EPANET dan metode Hardy Cross (pada contoh jaringan
yang mewakili).
headloss.
Metodologi yang digunakan untuk mengolah data dalam penulisan ini adalah
pengolahan data lapangan dari lokasi yang ditinjau. Penelitian dilakukan sesuai
1. Studi Literatur
air bersih di PDAM Kota Lubuk Pakam. Hal ini akan memudahkan untuk
dan pemipaan.
A. Data Primer
B. Data Sekunder
dari pihak kedua, data ini biasanya sudah dalam keadaan diolah.
jam puncak, panjang pipa, diameter pipa dan skema jaringan pipa.
3. Pengolahan Data
Weibach adalah
......................................................1.1
berupa:
Data ini berguna untuk mengetahui berapa jumlah air bersih yang
Data ini berguna untuk mengetahui jumlah air bersih yang dibutuhkan
Data arah dan kecepatan aliran ini berguna untuk perencanaan ulang
pipa.
d. Analisa jaringan
lapangan.
1. Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas latar belakang masalah, maksud dan tujuan
2. Tinjauan Pustaka
Pada bab ini akan diuraikan berbagai literature yang berkaitan dengan
pemipaan, pompa serta rumus-rumus yang berkaitan dengan judul tugas akhir
ini.
3. Metodologi Penelitian
Bab ini akan menguraikan apa dan bagaimana metode yang akan digunakan
umum dari lokasi penelitian yang meliputi batas dan letak administratif,
Bab ini akan memaparkan hasil penelitian dan analisa tentang hasil
lokasi penelitian.
Pada bab ini akan ditampilkan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan
penulis di dalam Tugas Akhir ini, serta saran-saran yang diharapkan dapat
menjadi poin tambahan bagi proses pengelolahan air bersih yang lebih baik.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
digunakan sebagai air minum, memasak makanan, mencuci, mandi dan kakus.
mencapai 39% atau 33 juta penduduk, dan di pedesaan baru menjangkau 8% atau 9
juta penduduk, sehingga keseluruhan baru mencapai 47% atau 42 juta penduduk
Indonesia. Keadaan ini berarti menggambarkan bahwa pelayanan air bersih belum
dirasakan merata dan dinikmati oleh sebagian besar masyarakat. Sebagian besar
masyarakat masih menggunakan air sungai, danau, sumber-sumber air, atau hanya
Untuk di daerah perkotaan, pada umumnya sumber air bakunya dari sungai,
yang makin hari tercemar oleh ulah masyarakat sendiri dengan membuang sampah
sembarangan dan juga dari banyak barang bekas rumah tangga, pabrik dan lainnya.
Selain itu juga dihadapkan kepada perubahan lingkungan yang dilakukan oleh
manusia, di antaranya rawa, kolam, danau dan sungai yang diurug, serta penggunaan
daerah resapan air untuk bangunan dan juga banyak kawasan tadah hujan berupa
hutan terganggu.
bersih yang meningkat karena penggunaan dan pertumbuhan penduduk, perlu ada
upaya yang menyeluruh. Air bersih secara umum diartikan sebagai air yang layak
untuk dijadikan air baku bagi air minum. Dengan kelayakan ini terkandung pula
Sebagai air yang layak untuk diminum, tidak diartikan bahwa air bersih itu
dapat diminum langsung, artinya masih perlu dimasak atau direbus hingga mendidih.
Sebagai air yang layak dipergunakan untuk pemenuhan kebutuhan hal tersebut di
atas, diperlukan upaya penyediaan air bersih. Penyediaan air bersih hendaknya
pemasok air bersih, oleh karena itu perlu dan harus diupayakan menjaga keberadaan
kesehatan dan kuantitas penting bagi pencukupan jumlah pasokan air bersih.
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan
menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih
adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun
persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi
kualitas fisik, kimia, biologi, dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak
1. Persyaratan fisik
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa.
Selain itu juga suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang
lebih 250 C, dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan
2. Persyaratan kimiawi
yang melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah : pH,
total solid, zat organik, CO2 agresif, kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe),
mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida (Cl), nitrit, flourida (F),
serta logam.
3. Persyaratan bakteriologis
Air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik yang
4. Persyaratan radioaktifitas
banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk yang
akan dilayani. Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari standar debit air bersih
yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air bersih. Kebutuhan
Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi
debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan.
Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih harus tersedia 24 jam per hari, atau
setiap saat diperlukan, kebutuhan air tersedia. Akan tetapi kondisi ideal tersebut
hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah di Indonesia, sehingga untuk
air yaitu minimal selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas kehidupan,
Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari dua aspek. Pertama adalah
dan pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan pada
tertentu. Kecepatan dalam pipa tidak boleh melebihi 0,6–1,2 m/dt. Ukuran pipa harus
tidak melebihi dimensi yang diperlukan dan juga tekanan dalam sistem harus
tercukupi. Dengan analisis jaringan pipa distribusi, dapat ditentukan dimensi atau
ukuran pipa yang diperlukan sesuai dengan tekanan minimum yang diperbolehkan
Konsumen memerlukan sambungan air dengan tekanan yang cukup, dalam arti
dapat dilayani dengan jumlah air yang diinginkan setiap saat. Untuk menjaga tekanan
akhir pipa di seluruh daerah layanan, pada titik awal distribusi diperlukan tekanan
yang lebih tinggi untuk mengatasi kehilangan tekanan karena gesekan, yang
tergantung kecepatan aliran, jenis pipa, diameter pipa, dan jarak jalur pipa tersebut.
Dalam pendistribusian air, untuk dapat menjangkau seluruh area pelayanan dan
untuk memaksimalkan tingkat pelayanan maka hal wajib untuk diperhatikan adalah
sisa tekanan air. Sisa tekanan air tersebut paling rendah adalah 5 mka (meter kolom
air) atau 0,5 atm (satu atm = 10 m), dan paling tinggi adalah 22 mka (setara dengan
gedung 6 lantai).
Menurut standar dari DPU, air yang dialirkan ke konsumen melalui pipa
transmisi dan pipa distribusi, dirancang untuk dapat melayani konsumen hingga yang
terjauh, dengan tekanan air minimum sebesar 10 mka atau 1atm. Angka tekanan ini
harus dijaga, idealnya merata pada setiap pipa distribusi. Jika tekanan terlalu tinggi
faucet, lavatory, dll). Tekanan juga dijaga agar tidak terlalu rendah, karena jika
tekanan terlalu rendah maka akan menyebabkan terjadinya kontaminasi air selama
Sumber air baku bagi suatu penyediaan air bersih sangat penting, karena
selain kuantitas harus mencukupi juga dari segi kualitas akan berpengaruh terhadap
proses pengolahan. Disamping itu letak sumber air dapat mempengaruhi bentuk
1. Air Hujan
Air hujan adalah uap air yang sudah mengalami kondensasi, kemudian jatuh ke
bumi berbentuk air. Air hujan juga merupakan sumber air baku untuk keperluan
rumah tangga, pertanian, dan lain-lain. Air hujan dapat diperoleh dengan cara
penampungan, air hujan dari atap rumah dialirkan ke tempat penampungan yang
2. Air permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada
misalnya: oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, limbah industri kota dan
sebagainya.
a) Air rawa/danau
Kebanyakan dari air rawa ini berwarna, hal ini disebabkan oleh
b) Air sungai
3. Air tanah
Air tanah merupakan air hujan atau air permukaan yang meresap kedalam tanah
dan bergabung dalam pori-pori tanah yang terdapat pada lapisan tanah yang biasanya
disebut aquifer. Air tanah dapat dibagi dalam beberapa jenis yaitu:
Terjadi karena adanya daya proses peresapan air dari permukaan tanah.
air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-
Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam
tidak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor
• Mata Air
Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata
air yang berasal dari air tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim
yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke
seluruh daerah pelayanan. Sistem ini meliputi unsur sistem pemipaan dan
Sistem distribusi air minum terdiri atas pemipaan, katup-katup, dan pompa
yang membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menuju pemukiman,
perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air. Juga termasuk dalam sistem ini
adalah fasilitas penampung air yang telah diolah (reservoir distribusi), yang
digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi, meter air untuk
tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi (kontinuitas
pelayanan), serta menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi
pengolahan. Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air
bersih kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan
faktor kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor
yang didambakan oleh para pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu. Suplai air
Continuous system
Dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus menerus
selama 24 jam. Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap saat dapat
memperoleh air bersih dari jaringan pipa distribusi di posisi pipa manapun. Sedang
kerugiannya pemakaian air akan cenderung akan lebih boros dan bila terjadi sedikit
kebocoran saja, maka jumlah air yang hilang akan sangat besar jumlahnya.
Intermitten system
Dalam sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam pada
sore hari. Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat mendapatkan air
dan perlu menyediakan tempat penyimpanan air dan bila terjadi kebocoran maka air
untuk fire fighter (pemadam kebakaran) akan sulit didapat. Dimensi pipa yang
digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air untuk 24 jam hanya disuplai dalam
beberapa jam saja. Sedang keuntungannya adalah pemborosan air dapat dihindari dan
juga sistem ini cocok untuk daerah dengan sumber air yang terbatas.
Air merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup
umumnya dan manusia khususnya. Air sebagai pemenuh kebutuhan untuk berbagai
dan tekanan yang cukup memerlukan sistem pemipaan yang baik, reservoir, pompa
dan dan peralatan yang lain. Di dalam sistem transmisi ada beberapa cara pengaliran
• Sistem saluran terbuka, sistem ini hanya memperhatikan ketinggian tanah dan
amat sensitif terhadap faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kualitas air
yang dialirkan.
• Sistem saluran tertutup, sistem ini mampu membawa air dengan kapasitas
debitnya.
• Sistem pipa, pada sistem ini aliran tidak tergantung pada profil tanah.
Kualitas air tidak mudah dipengaruhi oleh faktor luar, selain itu operasi dan
Dilihat dari sudut bentuk dan tekniknya, sistem penyediaan air minum dapat
terbatas.
Sistem pada metode ini ditujukan untuk suatu komunitas besar atau
kota. Sistem penyediaan yang digunakan pada tugas akhir ini adalah sistem
1. Sumber-sumber penyediaan
2. Sarana-sarana penampungan
4. Sarana-sarana pengolahan
6. Sarana-sarana distribusi
Penampungan
Penyaluran
Pengolahan
Penyaluran dan
Pengolahan
Distribusi
Gambar 2.1 Kaitan Hubungan Antara Unsur-unsur Fungsional Dari Suatu Sistem
Penyediaan Air Kota.
Masalah utama
Unsur fungsional dalam perencanaan Uraian
sarana
(utama / sekunder)
Sumber-sumber air permukaan
Sumber penyediaan Jumlah / mutu bagi penyediaan, misalnya
sungai, danau dan waduk atau
sumber air tanah
Sumber : Ray K. Linsey and Joseph B. Franzini, 1985. Teknik Sumber Daya Air Jilid
I . Erlangga. Jakarta.
kebutuhan dan pemakaian air. Kebutuhan air dipengaruhi oleh besarnya populasi
penduduk, tingkat ekonomi dan faktor-faktor lainnya. Oleh karena itu, data mengenai
Kebutuhan air bersih berbeda antara kota yang satu dengan kota yang
1. Iklim
Kebutuhan air untuk mandi, menyiram taman, pengaturan udara dan sebagainya
akan lebih besar pada iklim yang hangat dan kering daripada di iklim yang
lembab. Pada iklim yang sangat dingin, air mungkin diboroskan di keran-keran
Pemakaian air dipengaruhi oleh status ekonomi dari para langganan. Pemakaian
Bila harga air mahal, orang akan lebih menahan diri dalam pemakaian air dan
lebih murah. Para langganan yang jatah air diukur dengan meteran akan
6. Ukuran Kota
kota kecil. Secara umum, perbedaan itu diakibatakan oleh lebih besarnya
perkiraan kebutuhan air untuk berbagai macam tujuan ditambah perkiraan kehilangan
air. Adapun kebutuhan air untuk berbagai macam tujuan pada umumnya dapat dibagi
dalam :
a. Kebutuhan domestik
- sambungan rumah
- Fasilitas perdagangan/industri
a. Kehilangan air akibat faktor teknis, misalnya kebocoran dari pipa distribusi
b. Kehilangan air akibat faktor non teknis, antara lain sambungan tidak terdaftar.
Menurut Kindler and Russel (1984), kebutuhan air untuk tempat tinggal
apartemen dan sebagainya untuk minum, mandi, penyiraman taman, saniter dan
menurut Linsey and Franzini (1986), untuk keperluan rumah tangga berkisar antara
40-80 GPCD (gallon per kapita per hari) atau 150-300 LPCD (liter per kapita per
hari) dan umumnya berkisar antara 65 GPCD (gallon per kapita per hari) atau 250
LPCD (liter per kapita per hari), sedangkan menurut Kindler and Russel (1984),
Kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air bersih selain untuk keperluan
rumah tangga dan sambungan kran umum, seperti penyediaan air bersih untuk
Tabel 2.3. Rata-rata Kebutuhan Air Per Orang Per Hari (Soufyan Moh.
Noerbambang & Takeo Morimura, 2005)
Jangka Perbanding
Pemakaian
waktu an luas
air rata
Jenis Gedung pemakaian lantai Keterangan
No. rata per
air rata rata efektif/total
hari (liter)
sehari (jam) (%)
Perumahan
1 250 8-10 42-45 Setiap penghuni
mewah
(setiap tempat
tidur pasien)
Pasien luar : 500
Rumah sakit ltr
5 1000 8-10 50-55
Staf/pegawai :120
ltr
Kelg.pasien : 160
ltr
Toko serba
ada
11 3 7 55-60 -
departement
store
Per orang, setiap
Buruh pria:
giliran (kalau kerja
12 Pabrik/industri 60, wanita: 8 -
lebih dari 8
100
jam/hari)
Setiap penumpang
Stasiun/termin
13 3 15 - (yang tiba maupun
al
berangkat
30 5 Untuk penghuni
14 Restoran -
160 ltr
Untuk penghuni:
160 ltr,
pelayan: 100 ltr
Restoran 70% dari jumlahl
15 15 7 -
umum tamu perlu 15
ltr/org untuk
kakus, cuci tangan
dsb.
Kalau digunakan
siang dan malam,
pemakaian air
dihitung per
Gedung
16 30 5 53-55 penonton, jam
pertunjukan
pemakaian air
dalam tabel adalah
untuk satu kali
pertunjukan
Gedung
17 10 7 - -
bioskop
Pedangan besar:
30 liter/tamu, 10
Toko pengecer 40 6 - liter/staff atau, 5
18
liter per hari setiap
m2 luas lantai
Perkumpulan
23 30 - - Setiap tamu
social
Setiap tempat
24 Kelab malam 120-350 - -
duduk
Gedung
25 150-200 - - Setiap tamu
perkumpulan
Menurut Linsey and Franzini (1986), kehilangan dan kebocoran air adalah
air yang bocor dari sistem yang bersangkutan, kesalahan meteran, sambungan-
sambungan yang tidak sah dan lain-lain hal yang tidak dihitung. Kategori kehilangan
dan pemborosan ini sering dihitung kira-kira sebesar 20 gpcd (75/kapita per hari),
tetapi jika konstruksinya tepat dan pemeliharaannya cermat, hal itu dapat diturunkan
Kebutuhan air tidak selalu sama untuk setiap saat tetapi akan berfluktuasi.
Fluktuasi yang terjadi tergantung pada suatu aktivitas penggunaan air dalam
keseharian oleh masyarakat. Pada umumnya kebutuhan air dibagi dalam tiga
kelompok :
1. Kebutuhan rerata
perhitungan besarnya kebutuhan air baku, karena hal ini menyangkut kebutuhan pada
harian maksimum dan jam puncak dihitung berdasarkan kebutuhan dasar dan nilai
Untuk aliran fluida dalam pipa khususnya untuk air terdapat kondisi yang
harus diperhatikan dan menjadi prinsip utama, kondisi fluida tersebut adalah fluida
merupakan fluida inkompresibel, fluida dalam keadaan steady dan seragam. Menurut
di mana: Q adalah laju aliran (m3/s), A adalah luas penampang aliran (m2), dan V
Menurut Larry (2004), untuk aliran steady dan seragam seperti yang
tergambar pada gambar 2.2 dalam pipa dengan diameter pipa konstan pada waktu
V1 × A1 = V2 × A2
di mana: V1 adalah kecepatan awal di dalam pipa (m/s), A1 adalah luas penampang
saluran pada awal pipa (m2), V2 adalah kecepatan akhir di dalam pipa (m/s),
Gambar 2.2 menjelaskan bahwa aliran yang terjadi pada suatu sistem adalah
seragam, dimana energi pada setiap titik adalah sama, besarnya kecepatan
berbanding terbalik dengan luas penampang pipa. Semakin besar luas penampang
Jika dua buah pipa atau lebih dihubungkan secara seri maka semua pipa akan
dialiri oleh aliran yang sama. Total kerugian head pada seluruh sistem adalah jumlah
kerugian pada setiap pipa dan perlengkapan pipa yang menurut White (1986), dapat
Q0 = Q1 = Q2 = Q3 = tetap (2.2)
di mana: Q0 adalah debit awal pada pipa (m3/s), V1 adalah kecepatan awal di dalam
pipa (m/s), A1 adalah luas penampang saluran pada awal pipa (m2), V2
menggunakan pipa ekuivalen, yaitu dengan menggantikan pipa seri dengan diameter
yang berbeda-beda dengan satu pipa ekuivalen tunggal. Dalam hal ini, pipa tunggal
tersebut memiliki kerugian head yang sama dengan system yang akan digantikannya
= arah aliran
Pada gambar 2.4, jika dua buah pipa atau lebih dihubungkan secara paralel,
total laju aliran sama dengan jumlah laju aliran yang melalui setiap cabang dan rugi
head pada sebuah cabang sama dengan pada yang lain, dimana menurut White
Q0 = A1 ⋅ V1 + A2⋅ ⋅ V2 + A3 ⋅ V3 (2.6)
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa persentase aliran yang melalui
setiap cabang adalah sama tanpa memperhitungkan kerugian head pada cabang
tersebut.
Rugi head pada setiap cabang boleh dianggap sepenuhnya terjadi akibat
gesekan atau akibat katup dan perlengkapan pipa, diekspresikan menurut panjang
pipa atau koefisien losses kali head kecepatan dalam pipa yang menurut White
(1986), dapat dirumuskan dalam persamaan 2.7 dan 2.8 berikut ini:
L1 v2 L v 2 L v 2
f1 + ΣK L1 1 = f 2 2 + ΣK L 2 2 = f 3 3 + ΣK L 3 3 = ..... (2.8)
d1 2g d2 2 g d3 2g
f1 L1
+ ΣkL1 (2.9)
v2 d1
=
v1 f 2 L2
+ ΣkL2
d2
Sistem jaringan pipa merupakan komponen utama dari sistem distribusi air
Dewasa ini, sistem jaringan pipa air minum yang ada di kota-kota besar
- kebocoran
kemampuan ketersediaan air dan kemampuan sistem jaringan air minum tersebut.
menggunakan persamaan Hazen Williams atau rumus gesekan lainnya yang sesuai.
Perhitungan distribusi aliran pada suatu jaringan biasanya rumit karena harus
yang iteratif. Kesulitan lainnya adalah kenyataan bahwa kebanyakan jaringan, arah
aliran pipa tidak diketahui sehingga losses antara dua titik menjadi sukar untuk
ditentukan. Dalam perancangan sebuah jaringan, aliran dan tekanan diberbagai titik
Sebuah jaringan yang terdiri dari sejumlah pipa mungkin membentuk sebuah
loop, dimana pipa yang sama dipakai oleh dua loop yang berbeda, seperti terlihat
pada gambar 2.5. Ada dua syarat yang harus diperhatikan agar aliran dalam jaringan
1. Aliran netto ke sebuah titik harus sama dengan nol. Ini berarti bahwa laju aliran
ke sebuah titik pertemuan harus dengan laju aliran dari titik pertemuan yang
sama.
2. Headlosses netto diseputar sebuah loop harus sama dengan nol. Jika sebuah
meliputi penentuan aliran pada setiap sehingga kontinuitas pada setiap pertemuan
terpenuhi (syarat 1). Selanjutnya Headlosses dari setiap loop dihitung dan jika tidak
sama dengan nol maka aliran yang telah ditetapkan harus dikoreksi kembali dengan
ALEID X 2004 adalah salah satu software distribusi dari Belanda yang
perkembangan waktu dari profil hidrolis dan perlakuan kualitas air bersih dalam
suatu jaringan pipa distribusi, yang didalamnya terdiri dari titik/node/junction pipa,
pompa, valve (asesoris) dan reservoir baik ground reservoar maupun reservoir
menara. Output yang dihasilkan dari program ALEID X 2004 ini antara lain debit
yang mengalir dalam pipa, tekanan air dari masing masing titik/node/junction yang
dapat dipakai sebagai analisa dalam menentukan operasi instalasi, pompa dan
reservoir serta besarnya konsentrasi unsur kimia yang terkandung dalam air bersih
yang didistribusikan dan dapat digunakan sebagai simulasi penentuan lokasi sumber
pergerakan air serta degradasi unsur kimia yang terkandung dalam air di pipa
distribusi air bersih, yang dapat digunakan untuk analisa berbagai macam sistem
distribusi, detail desain, model kalibrasi hidrolis. Analisa sisa khlor dan beberapa
unsur lainnya.
sebagai berikut :
1. Gambarkan jaringan sistem distribusi yang akan dianalisa, atau import data
node, seperti nama node, nama node dimasukkan sesuai keinginan kita, untuk
N115 yang berarti node ke 115, setelah itu masukkan elevasi node, elevasi
node dihitung dari muka air laut dengan satuan meter, dan yang terakhir
Komponen-komponen fisik
1. Sambungan (junction)
dan dimana air memasuki atau meninggalkan jaringan. Input dasar yang
• Kebutuhan air
simulasi adalah :
jaringan
jaringan
Pada gambar 2.8 dapat dilihat tampilan dari input data pada software
ALEID X 2004.
Pada gambar 2.9, data yang dimasukkan berupa nama node, elevasi
2. Reservoir
danau, sungai, akuifer air tanah, dan koneksi dari sistem lain. Reservoir juga
elevasi permukaan air jika bukan reservoir bertekanan) dan inisial kualitas air
untuk analisa kualitas air. Karena sebuah reservoir adalah sebagai poin
pembatas dalam jaringan, tekanan dan kualitas airnya tidak dapat dipengaruhi
Pada gambar 2.10 terlihat bahwa data yang dimasukkan berupa nama
reservoir, elevasi reservoir dihitung dari muka air laut (meter) dan koordinat
maka pilih reservoir, kemudian pilih fixed head untuk type reservoir dan
3. Pipes
Pipes atau pipa adalah link yang digunakan untuk mengalirkan air dari
suatu node ke node yang lainnya pada suatu sistem jaringan pemipaan. Aleid
akan mengasumsikan bahwa pipa akan selalu terisi penuh. Arah aliran adalah
dari titik yang memiliki head hidrolik lebih besar menuju titik yang lebih
kecil head hidroliknya. Input data utama yang perlu diisikan, adalah :
pipa berupa nama pipa, panjang pipa (m), diameter pipa (mm), dan kekasaran
dinding pipa (mm). Kehilangan tekanan (headloss) akibat gesekan air dengan
Persamaan ini dapat diterapkan untuk air dengan aliran turbulen. Secara
teoritis, persamaan Darcy Weisbach adalah yang terbaik. Persamaan ini dapat
diterapkan untuk cairan lain, selain air. Persamaan Chezzy dan Manning
Persamaan Chezzy-Manning
4,66n 2 LQ 2
HL = (Pers 2.10)
D 533
Persamaan Darcy-Weisbach
Lv 2
Hf = f (Pers 2.11)
d 2g
Persamaan Hazen-Williams
4,727 LQ 1,852
HL = (Pers 2.12)
C 1,852 D 4,871
Minor Head Losses, disebut juga local losses, atau dalam ALEID X
2004 sebagai loss coefficient, disebabkan oleh kehilangan tekanan pada pipa
fitting lainnya. ALEID X 2004 akan menghitung minor losses dengan cara
menambahkan data koefisien minor losses pada pipa. Minor losses sebanding
4. Pumps
Pumps atau Pompa adalah link yang memberi tenaga ke fluida untuk
menaikkan head hidrolisnya. Input parameternya adalah node awal dan akhir,
dan kurva pompa (kombinasi dari head dan aliran dimana pompa harus
head. Aliran melalui pompa adalah langsung dan ALEID tidak akan
yang dimasukkan berupa nama pompa, titik awal dan akhir pompa, dan
nomor pompa.
tentukan tinggi tekanan pompa (m) dan debit yang mengalir pada pompa
Debit aliran pompa dan posisi serta bentuk dari pompa dapat diubah
pada kurva pompa, Seperti halnya pipa, pompa dapat diatur hidup dan mati
dalam pengaturan waktu atau dalam kondisi yang pasti muncul dalam
dalam pola waktu atau relatif terhadap pengaturan kecepatan. Aliran melalui
5. Valves
Valve adalah link yang membatasi pressure atau flow pada nilai
1) Start dan End node, untuk menentukan orientasi arah aliran air dalam
pipa.
2) Diameter valve
3) Tipe valve
4) Setting valve
berupa nama valve, diameter valve (mm), panjang valve (m), kekasaran
dinding valve (mm) dan keterangan buka tutup valve. Input lainnya adalah
loss coefficient. Output link valve adalah flow rate, velocity, length, wall
tertentu dalam suatu jaringan pipa. ALEID mengatur PRV dan PSV pada tiga
tertutup. PBV menentukan pressure loss tertentu yang melalui valve. Aliran
yang melalui valve bisa dua arah. PBV dapat digunakan untuk simulasi
membatasi flow yang lewat pada link. ALEID X 2004 akan memberikan
warning message apabila flow yang terjadi tidak dapat dipertahankan tanpa
valve dengan koefisien headloss yang terjadi dapat diperoleh dari produsen
headloss yang terjadi tidak mengikuti formula standar. Biasa digunakan untuk
Shut off valve atau gate valve dan non-return valve atau check valve
property dari pipa. Untuk gate valve dapat diatur dengan menentukan loss
coefficient-nya.
Komponen-komponen non-fisik
1) Pattern
Pattern adalah gabungan dari beberapa pola faktor pengali yang dapat
berubah terhadap waktu. Demand tiap node, head reservoir dan jadwal operasi
pompa dapat memiliki time pattern yang diatur khusus untuk masing-masing
komponen fisik. Interval waktu pada pattern merupakan variabel utama yang
dapat diset pada time option dalam project. Misalnya, demand pada sebuah node
rata-rata 6 m3/hari, asumsikan interval time pattern diset 1 jam, dan faktor
Period 1 2 3 4 5 6
Period 7 8 9 10 11 12 13
2) Curve
menjelaskan tentang hubungan antara dua besaran. Dua atau lebih obyek dapat
1. Pump Curve
3) Control
link tertentu sebagai fungsi dari waktu, level air pada tangki atau tekanan pada
Model simulasi hidrolik ALEID akan menghitung head pada junction dan
flow dalam link pada level reservoir, tangki dan water demand yang telah ditentukan
selama periode waktu tertentu. Setiap waktunya level air dalam reservoir dan water
demand diperbaharui sesuai dengan adanya time patern. Head dan flow pada setiap
waktu merupakan hasil perhitungan dari persamaan aliran untuk setiap junction.
iterasi.
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang digunakan untuk mengolah data dalam penulisan ini adalah
pengolahan data lapangan dari tiap lokasi yang ditinjau. Metode yang dilakukan pada
studi ini terlebih dahulu melakukan tinjauan lokasi di kota Lubuk Pakam, kemudian
Mulai
Pengumpulan Data
sebuah penelitian, data-data yang terkait dengan kondisi lokasi studi sangat
mendukung penyelesaian studi ini. Oleh karena itu, langkah awal yang dilakukan
1. Data Primer
Secara umum pengertian data primer adalah data yang diperoleh dari sumber
pertama/sumber data atau dengan kata lain data yang dikumpulkan peneliti
secara langsung melalui obyek penelitian dan data ini biasanya belum diolah
seperti tinjauan ke sumber air yaitu sumur bor. Disini peneliti melihat
keadaan sumur bor pada waktu beroperasi dalam mengalirkan air bersih ke
PDAM Tirtanadi Cabang Deli Serdang mengenai pompa dan skema jaringan
pemipaan.
2. Data sekunder
Secara umum pengertian data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak
kedua, data ini biasanya sudah dalam keadaan diolah. Dari PDAM Tirtanadi
masuk, pemakaian air pada jam puncak (peak hour), panjang pipa, diameter
diperoleh seperti:
pelanggan.
2. Menghitung jumlah kebutuhan air bersih pelanggan dalam satuan per liter per
atau majemuk dari perilaku hidrolis dan kualitas air pada jaringan pipa
bertekanan. Dengan analisis simulasi yaitu melacak aliran air (flow) pada
pada pipa serta konsentrasi bahan kimia dalam sistem distribusi penyediaan
Tidak ok
Program (Running)
Proses
Pada gambar 3.1, apabila hasil running tidak ok maka proses pengerjaan
kembali ke proses edit sifat objek yang menyusun sistem distribusi tersebut. Setelah
analisa data dengan menggunakan software ALEID X 2004 selesai, maka dilakukan
evaluasi hasil analisa software tersebut dengan menggunakan EPANET dan metode
Hardy Cross. Adapun tahapan pengerjaan dari metode Hardy-Cross sendiri adalah
sebagai berikut:
setiap pipa sehingga total aliran ke setiap titik pertemuan mempunyai jumlah
aljabar nol. Ini harus ditunjukkan dari diagram jaringan pipa yang bersangkutan.
2. Buat sebuah tabel untuk menganalisa setiap loop tertutup dalam jaringan yang
semi-independent.
3. Hitung head losses pada setiap pipa dengan menggunakan persamaan Hazen –
Williams.
4. Untuk tiap loop, anggap bahwa laju aliran Q0 dan head losses (hf) positif untuk
aliran yang searah jarum jam dan negatif untuk aliran yang berlawanan arah
jarum jam.
hf
6. Hitung total headloss per satuan laju aliran untuk tiap pipa. Tentukan jumlah
Q0
h
besaran Σ f
Q0
7. Dari definisi tentang head losses dan arah aliran, setiap suku dalam penjumlahan
Σhf
δ =−
n ⋅ Σhf
Q0
di mana: δ adalah koreksi laju aliran untuk loop, Σhf adalah jumlah aljabar
kerugian head untuk semua pipa dalam Loop dan n adalah harga yang
dikurangkan jika berlawanan arah jarum jam. Untuk pipa yang digunakan secara
bersama dengan loop lain, maka koreksi aliran untuk pipa tersebut adalah harga
9. Tuliskan aliran yang telah di koreksi pada diagram jaringan pipa seperti pada
Usaha Milik Daerah Propinsi Sumatera Utara yang telah berdiri pada zaman
Belanda. Meskipun telah melalui zaman penjajahan Belanda dan Jepang, dan
Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara No: 11 tahun 1979 yang
berpedoman kepada Undang-undang No: 5 tahun 1962 telah ditetapkan nama dan
status Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi adalah milik Pemerintah Propinsi
Sumatera Utara. Perda No: 11 tahun 1979 ini disempurnakan lagi dengan Perda
Propinsi Sumatera Utara No: 25 tahun 1985, dan selanjutnya disempurnakan dengan
Perda No: 6 tahun 1991, dilakukan perubahan Peraturan Daerah Propinsi Sumatera
Utara yang mengatur bahwa Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi selain
kemajuan, diantaranya, selain melayani kebutuhan air bersih di kota Medan dan
sebagaimana diatur dalam Perda No. 3 tahun 1999, direalisasikan pada tanggal 17
beberapa cabang PDAM Tirtanadi di daerah kabupaten, antara lain Kabupaten Deli
Serdang, Simalungun, Toba Samosir, Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, Nias dan
Tapanuli Selatan.
kabupaten Labuhan Batu dan Pemerintah kabupaten Dairi. Diharapkan kerjasama ini
akan meningkatkan mutu pelayanan air bersih di daerah tersebut. Selain memperluas
daerah pelayanan PDAM Tiratanadi, baik di kota Medan dan sekitarnya maupun di
pelayanan, terdiri dari 294,821 pelanggan di kota Medan dan sekitarnya, serta 40,518
sekitarnya, PDAM Tirtanadi sudah melayani ± 79,5% dari jumlah penduduk yang
ada.
untuk mengelola pembuangan air limbah (sewerage) di kota Medan yang pada akhir
tahun 2004 telah melayani pelanggan sebanyak 9,957 sambungan. Secara garis besar
a. Cabang Utama
e. Cabang Belawan
f. Cabang Tuasan
g. Cabang Sunggal
i. Cabang H. M. Yamin
j. Cabang Diski
k. Cabang Amplas
terdiri dari :
b. Simalungun.
c. Toba Samosir.
d. Mandailing Natal.
e. Tapanuli Tengah.
f. Nias.
g. Tapanuli Selatan.
i. Kabupaten Dairi.
secara optimal.
Governance.
PDAM Tirtanadi Cabang Deli Serdang berdiri pada Agustus 1999, sebelumnya
bernama PDAM Tirtadeli milik Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang terdiri dari
1. Lubuk Pakam
2. Tembung
3. Batang Kuis
4. Pantai Cermin
5. Tanjung Morawa
6. Hamparan Perak
7. Bangun Purba
8. Perbaungan
9. Sei Rampah
11. Dll
Setelah merger dengan PDAM Tirtanadi milik Pemerintah Propinsi Sumatera Utara
diambil beberapa daerah dari PDAM Tirtadeli menjadi milik PDAM Tirtanadi.
1. Lubuk Pakam
2. Perbaungan
3. Pantai Cermin
4. Tanjung Morawa
5. Batang Kuis
Fasilitas produksi air bersih yang ada di daerah pelayanan PDAM Tirtanadi
Cabang Deli Serdang berasal dari sungai ular dengan debit 120 liter/detik dan sumur
dan industri.
3. Tata guna lahan yang telah disetujui dan disahkan oleh pemerintah setempat.
5. Lokasi dan kapasitas reservoir distribusi yang ada dan uang direncanakan.
Tabel 4.1 Pembagian Wilayah Distribusi PDAM Tirtanadi Cabang Deli Serdang
Wilayah Alamat
1. Jl Komp.Pemda/dpn Pendopo
2. Jl Tg Garbus/dpn Mesjid
3. Jl Industri ujung
4. Jl Pendidikan
Wil 01 5. Jl Medan Dpn Terminal utara
6. Jl Medan Dpn Terminal selatan
7. Jl Medan balai benid utara
8. Jl Medan balai benid selatan
1. Jl Tg Morawa/PNS
2. Jl Sunggal/PNS
3. Jl Keramat/titi 1
4. Jl Katu/titi
Wil 02
5. Jl Tape samping titi
6. Jl Tempe dpn rumah Manik
7. Jl Sei Tuan < Martabe
1. Jl Siantar/Warung Seri
2. Jl Siantar Gg kuburan
3. Jl Pasar Melintang ujung
4. Perum. Jati Permai Blok C
Wil 03
5. Jl Kp Kristen
6. Jl Tomuan
7. Jl Bersama
1. Jl Galang titi I
2. Jl.STM dpn Kantor PDAM
3. Jl Galang dpn Kodim
4. Jl Mangga/Perum BSP
Wil 04
5. Jl Durian II BSP
6. Jl Jeruk II ujung BSP
7. Jl Manggis I
Pada tabel 4.1 terlihat bahwa pembagian wilayah dengan alamat terbanyak
terdapat pada wilaya 10 dan 11, dan yang paling sedikit adalah wilayah 8.
besar yaitu pelanggan aktif dan pelanggan pasif. Pelanggan aktif adalah pelanggan
yang secara aktif menggunakan jasa PDAM Tirtanadi dalam memenuhi kebutuhan
air bersihnya. Sedangkan pelanggan pasif adalah pelanggan yang menggunakan jasa
PDAM Tirtanadi tetapi penggunaannya tidak setiap bulan melainkan tergantung dari
kebutuhan pelanggan tersebut, bahkan pada umumnya mereka juga memiliki sumber
air lain dalam memenuhi kebutuhan air bersihnya seperti sumur dalam dan sumur
artesis. Jumlah pelanggan PDAM Tirtanadi Cabang Deli Serdang berdasarkan Data
Tekanan Air Perwilayah Cabang Deli Serdang Tahun 2011 adalah 8092 pelanggan.
40,33 km2 (4033Ha), terdiri dari 13 desa/kelurahan (7 kelurahan dan 6 desa), serta
107 dusun. Luas wilayah dan penggunaannya dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.2 Luas Wilayah (Km2) dan Penggunaan Lahan (Hektar) di Kecamatan
Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang
Luas Penggunaan (Hektar)
No Desa 2
(Km ) Darat Sawah Perkebunan Wakaf
1 L. Pakam Pekan 0.89 74 - - -
2 L. Pakam I/II 0.59 56 - - -
3 L. Pakam III 0.23 23 - - -
4 Cemara 1.01 95 5 - 1
5 Syahmad 0.62 59 2 - 1
6 Petapahan 2.57 55 200 - 2
7 Paluh Kemiri 1.87 48 138 - 0.3
8 Sekip 4.71 70 275 - 1
9 Bakaran Batu 3.65 195 195 - 1
10 Pagar Jati 2.97 169 186 - 1
11 Pasar Melintang 7.23 110 645 - 2
12 Pagar Merbau III 7.39 76 - 116 -
13 Tanjung Gabus I 6.63 623 260.12 401.38 1.50
Jumlah 40.33 1843.82 1646 517.38 25.80
Sumber: BPS Deli Serdang, 2007
darat di Desa Tanjung Gabus, Bakaran Batu dan Pagar Jati, untuk tanah sawah
Bakaran Batu dan Pagar Jati dan untuk tanah perkebunan terbesar berturut-turut di
Daerah kecamatan Lubuk Pakam beriklim sedang yang terdiri dari musim
hujan dan musim kemarau, kedua musim ini dipengaruhi oleh kedua arah angin yang
terdiri dari angin laut dan angin gunung. Curahan hujan yang menonjol terjadi pada
bulan Maret, April, Juni s/d Desember, dan musim kemarau hanya pada bulan
4.4.2 Kependudukan
Pakam adalah sebesar 92.579 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 45.668
jiwa dan perempuan sebesar 46.911 jiwa. Adapun luas desa/kelurahan, jumlah
penduduk dan kepadatan penduduk per km2 di Kecamatan Lubuk Pakam, seperti
Tabel 4.4 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan
Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang
Jumlah Jenis Kelamin Kepadatan
No Desa Luas Penduduk Penduduk
2
(Km ) (Jiwa) Laki-laki Perempuan (Jiwa)
(Jiwa) (Jiwa)
1 L.Pakam Pekan 0.89 7281 3607 3674 8180
2 L.Pakam I/II 0.56 8202 4072 4130 14646
3 L.Pakam III 0.23 5505 2745 2760 23934
4 Cemara 1.01 6693 3267 3426 6626
5 Syahmad 0.62 2830 1241 1589 4564
6 Petapahan 2.57 1719 826 893 668
7 Paluh Kemiri 1.87 1843 892 951 985
8 Sekip 4.71 12236 6191 6045 2597
9 Bakaran Batu 3.65 4931 2432 2499 1350
10 Pagar Jati 2.97 4881 2298 2583 1643
11 Pasar Melintang 7.23 3958 1628 2330 547
12 Pagar Merbau III 7.39 2599 1329 1270 352
13 Tanjung Garbus I 6.63 2746 1295 1415 414
Jumlah 40.33 65424 11829 33565 6606
Sumber: BPS Deli Serdang, 2007
terbesar berturut-turut ada di Desa Sekip, Lubuk Pakam I/II, Lubuk Pakam Pekan,
Cemara, Bakaran Batu dan Pagar Jati, untuk jumlah penduduk menurut jenis kelamin
laki-laki dan perempuan terbesar berturut-turut ada di Desa Sekip, Lubuk Pakam I/II
dan Lubuk Pakam Pekan, sedangkan tingkat kepadatan penduduk terbesar berturut-
turut ada di Desa Lubuk Pakam III, Lubuk Pakam I/II dan Lubuk Pakam Pekan.
berada pada Kecamatan Lubuk Pakam yang terbesar adalah sebagai karyawan,
diikuti oleh pekerjaan lainnya. Pekerjaan lainnya yang dimaksud disini adalah
Skala industri dibagi atas industri berskala besar, sedang, kecil dan kerajinan
yang berada di 13 Desa di Kecamatan Lubuk Pakam yang dirinci menurut Tabel
berikut:
Tabel 4.6 Skala Industri Penduduk di Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli
Serdang
Luas Jumlah Industri
No Kecamatan Wilayah
(Km2)
Besar Sedang Kecil Kerajinan
1 L.Pakam Pekan 0.89 2 3 20 10
2 L.Pakam I/II 0.56 0 1 6 11
3 L.Pakam III 0.23 0 0 1 6
4 Cemara 1.01 0 0 7 6
5 Syahmad 0.62 0 0 0 4
6 Petapahan 2.57 1 0 0 7
7 Paluh Kemiri 1.87 0 0 1 3
8 Sekip 4.71 0 3 16 20
9 Bakaran Batu 3.65 0 0 7 18
10 Pagar Jati 2.97 0 0 1 7
11 Pasar Melintang 7.23 0 0 0 6
12 Pagar Merbau III 7.39 0 0 0 3
13 Tanjung Garbus I 6.63 0 0 1 6
Jumlah 40.33 3 7 60 107
Sumber: BPS Deli Serdang, 2007
di Desa Lubuk Pakam Pekan, untuk industri skala sedang ada di Desa Sekip dan
Lubuk Pakam Pekan. Untuk industri berskala kecil ada di Desa Lubuk Pakam Pekan
dan Sekip, sedangkan industri kerajinan banyak terdapat di Desa Sekip, Bakaran
Untuk penyerapan tenaga kerja di industri berskala besar, sedang, kecil dan
Tabel 4.7 Tenaga Kerja Skala Industri di Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten
Deli Serdang
Luas Jumlah Tenaga Kerja Dalam Industri
Wilayah
No Kecamatan (Km2) Besar Sedang Kecil Kerajinan
1 L.Pakam Pekan 0.89 236 136 151 36
2 L.Pakam I/II 0.56 0 23 46 39
3 L.Pakam III 0.23 0 0 6 17
4 Cemara 1.01 0 0 51 25
5 Syahmad 0.62 0 0 0 15
6 Petapahan 2.57 134 0 0 28
7 Paluh Kemiri 1.87 0 0 14 10
8 Sekip 4.71 0 73 126 48
9 Bakaran Batu 3.65 0 0 62 56
10 Pagar Jati 2.95 0 0 5 18
11 Pasar Melintang 7.23 0 0 0 20
12 Pagar Merbau III 7.39 0 0 0 7
13 Tanjung Garbus I 6.63 0 0 11 16
Jumlah 40.33 370 232 472 353
Sumber: BPS Deli Serdang, 2007
Dari tabel 4.7 di atas dapat dijelaskan bahwa untuk jenis industri kerajinan
terbanyak menyerap tenaga kerja di Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubuk Pakam,
Sarana perhubungan dalam hal ini terdiri dari sarana jalan dan jenis
kendaraan. Sarana jalan terdiri dari jalan aspal, jalan kerikil dan jalan tanah,
sedangkan jenis kendaraan terdiri dari kendaraan mobil penumpang umum, mobil
Tabel 4.8 Sarana Jalan di Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang
Pada tabel 4.8 terlihat bahwa sarana jalan terbesar adalah jalan aspal dan jalan
tanah, dimana desa terbesar memiliki jalan aspal adalah Sekip dan Tanjung Gabus
untuk jaln aspal, sedangkan untuk jalan tanah terbesar di Desa Sekip dan Tanjung
Gabus.
Tabel 4.9 Jenis Kendaraan Angkutan di Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli
Serdang
Luas Jumlah Unit Mobil
No Desa 2
(Km ) Penumpang Bus Pribadi Gerobak
1 L.Pakam Pekan 0.89 0 128 60
2 L.Pakam I/II 0.56 0 81 54
3 L.Pakam III 0.23 14 45 7
4 Cemara 1.01 16 21 38
5 Syahmad 0.62 0 9 15
6 Petapahan 2.57 0 6 0
7 Paluh Kemiri 1.87 0 4 0
8 Sekip 4.71 0 32 20
9 Bakaran Batu 3.65 0 18 2
10 Pagar Jati 2.97 0 12 2
11 Pasar Melintang 7.23 0 6 1
12 Pagar Merbau III 7.39 0 12 1
13 Tanjung Garbus I 6.63 0 8 1
Jumlah 40.33 30 382 201
Sumber: BPS Deli Serdang, 2007
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dijelaskan bahwa untuk mobil Bus
Penumpang Umum terbanyak ada di Desa Cemara dan Lubuk Pakam III, untuk
mobil Bus Pribadi terbanyak ada di Desa Lubuk Pakam Pekan, Lubuk Pakam I/II dan
terdiri dari bangunan rumah penduduk baik yang permanen, semi permanen dan
terendah type bangunan rumah darurat yang terbuat dari kayu dan beratap daun nipah
Type perumahan pada tabel 4.10 di atas dapat dijelaskan bahwa untuk
rumah permanen ada di Desa Lubuk Pakam Pekan dan Lubuk Pakam I/II, untuk type
perumahan semi permanen terbanyak di Desa Cemara dan Lubuk Pakam Pekan, serta
untuk klassifikasi type perumahan darurat terbanyak ada di Desa Sekip dan
Syahmad.
wilayah, mulai dari wilayah 01 hingga wilayah 11. Pembagian wilayah dan jumlah
Tabel 5.1 Pembagian Wilayah dan Jumlah Pelanggan PDAM Tirtanadi Cabang
Deli Serdang
Wilayah Alamat Jumlah pelanggan
1. Jl Komp.Pemda/dpn Pendopo
2. Jl Tg Garbus/dpn Mesjid
3. Jl Industri ujung
4. Jl Pendidikan
Wil 01 5. Jl Medan Dpn Terminal utara 759
6. Jl Medan Dpn Terminal selatan
7. Jl Medan balai benid utara
8. Jl Medan balai benid selatan
1. Jl Tg Morawa/PNS
2. Jl Sunggal/PNS
3. Jl Keramat/titi 1
4. Jl Katu/titi
Wil 02 829
5. Jl Tape samping titi
6. Jl Tempe dpn rumah Manik
7. Jl Sei Tuan < Martabe
1. Jl Siantar/Warung Seri
2. Jl Siantar Gg kuburan
3. Jl Pasar Melintang ujung
Wil 03 4. Perum. Jati Permai Blok C 986
5. Jl Kp Kristen
6. Jl Tomuan
7. Jl Bersama
Berdasarkan tabel 5.1 di atas maka total jumlah pelanggan = 759 + 829 + 986 + 773
Berdasarkan tabel di atas maka total penggunaan air = 25639 + 17739 + 21426 +
m3/bulan.
= 25.741 m3/bulan/pelanggan.
= 0.0099 liter/detik/pelanggan
PAKAM, didapat bahwa air yang dikeluarkan pada tanggal 1 juni 2011 sebesar
8621766 m3 dan diakhir bulan pada tanggal 30 juni 2011 sebesar 8886017 m3, maka
Besarnya kehilangan air dapat dihitung dengan mengurangkan produksi air dengan
55925 m3/bulan.
= 21.164 %
= 0.0027 liter/detik/pelanggan
= Pemakaian + Kehilangan
= 0.0126 liter/detik/pelanggan
= 0.045 m3/jam/pelanggan
Setelah didapat pemakaian air per pelanggan maka perhitungan dapat dilanjutkan
Input data yang benar dan data yang sesuai akan memberikan laporan tentang
sistem yang berjalan. Laporan dapat diminta sesuai kebutuhan atau membuat
laporan dengan full report. Laporan full report memberikan laporan dalam bentuk
matriks kolom dan baris. Laporan ini dapat dibuka dalam aplikasi Microsoft Word.
Laporan Full Report memberikan laporan secara mendetail untuk output perhitungan
pada setiap jam pada simulasi, setiap links (pemipaan) berupa data panjang,
diameter, titik awal dan akhir pipa, arah aliran pada pipa, debit yang mengalir,
kecepatan pada pipa, kekasaran permukaan pipa, headloss, garis kemiringan energi.
Report pada setiap nodes (titik pelayanan atau sambungan) berupa data nama
titik, tekanan di atas permukaan tanah, tekanan di atas muka air laut, tinggi
permukaan tanah, koordinat titik dan total konsumsi yang dibutuhkan. Report lain
dari software ALEID X 2004 dapat juga berupa grafik dan tabel untuk data tertentu
Skema jaringan dalam Autocad membantu untuk menentukan panjang pipa, node,
Pada gambar 5.1 terlihat bahwa skema jaringan pipa masih dalam bentuk
(primer).
Gambar 5.2 menunjukkan bahwa pipa yang akan di analisa merupakan pipa
utama dengan diameter 12’’ (inchi), 10’’ (inchi), 8’’ (inchi) yang berwarna
3. Buka Program ALEID X 2004 dan gambarkan reservoir, node dan panjang
pipa. Pada gambar 5.3 dapat dilihat bahwa skema jaringan yang semula
dengan mengedit propertis pada pompa, pipa, valve dan node. Kemudian
pemipaan.
Input data disesuaikan dengan data yang ada pada peta jaringan. Input data meliputi :
1. Junctions
2. Reservoirs
3. Pipes
4. Patterns
5. Pumps
6. Curves
Setiap input data memiliki permintaan terhadap input data yang berbeda-
beda. Pada setiap titik input biasanya ada 4 hingga 6 input data yang perlu
dimasukkan, sesuai dengan tingkat ketelitian yang diinginkan. Setelah semua input
data selesai digambarkan, maka bentuk umum jaringan distribusi air di Kota Lubuk
Pakam pada software ALEID X 2004 akan dapat dilihat sebagai berikut.
Number of Juntions : 80
Number of Reservoirs :1
Number of Pipes : 88
Number of Pumps :4
Number of Valves : 17
yang harus diisikan secara mengetik langsung satu persatu. Sebenarnya, dalam input
data tergantung dari keputusan pembuat model, jumlah input data properties dapat
ditekan berupa input data properties data minimal. Akan tetapi, hasil simulasi
menjadi tidak begitu baik. Semakin banyak input data properties yang diisikan,
ULAR-LUBUK PAKAM Juni 2011, diambil data total pemakaian air selama 24 jam
selama seminggu. Dimulai dari Senin, 6 juni 2011 hingga Minggu, 12 juni 2011.
Adapun data tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3 sebagai berikut :
Hari
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
06/06/ 07/06/ 08/06/ 09/06/ 10/06/ 11/06/ 12/06/
20 11 2011 2011 2011 2011 2011 2011
Pukul Total Pemakaian Air Pada Rekening Air (m3)
07.00 8666319 8675050 8683883 8692740 8701455 8710384 8719278
08.00 8666715 8675626 8684264 8693140 8701946 8710776 8719712
09.00 8667184 8676073 8684734 8693570 8702352 8711238 8720068
10.00 8667578 8676510 8685204 8693990 8702759 8711662 8720519
11.00 8668052 8676928 8685592 8694394 8703200 8712088 8720968
12.00 8668479 8677308 8686030 8694796 8703614 8712490 8721353
13.00 8668842 8677688 8686406 8695214 8704026 8712901 8721764
14.00 8669250 8678080 8686794 8695538 8704368 8713300 8722176
15.00 8669635 8678472 8687104 8695924 8704783 8713698 8722587
16.00 8670052 8678814 8687528 8696400 8705169 8714064 8722988
17.00 8670436 8679249 8687953 8696830 8705578 8714478 8723418
18.00 8670837 8679658 8688379 8697260 8706022 8714904 8723864
19.00 8671292 8680070 8688798 8697690 8706500 8715327 8724291
20.00 8671706 8680518 8689280 8698088 8706868 8715812 8724706
21.00 8671981 8680819 8689563 8698371 8707140 8716068 8724971
22.00 8672266 8681090 8689846 8698654 8707405 8716398 8725256
23.00 8672539 8681345 8690127 8698937 8707623 8716670 8725517
24.00 8672848 8681546 8690369 8699219 8707992 8716922 8725798
01.00 8673134 8681772 8690658 8699494 8708264 8717236 8726078
02.00 8673412 8682061 8690900 8699766 8708536 8717550 8726357
03.00 8673694 8682346 8691178 8700036 8708815 8717839 8726634
04.00 8674016 8682629 8691389 8700240 8709086 8718119 8726901
05.00 8674321 8683040 8691788 8700646 8709509 8718454 8727299
06.00 8674686 8683468 8692287 8701034 8710012 8718854 8727696
07.00 8675090 8683883 8692740 8701455 8710884 8719278 8728096
Pada tabel 5.3 terlihat bahwa pemakaian air terbanyak pada hari minggu pukul
07.00 WIB. Dari data tersebut hitung selisih pemakaian perjam selama 24 jam,
kemudian dibuat dalam satu tabel. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.4
sebagai berikut :
Hari
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
06/06/ 07/06/ 08/06/ 09/06/ 10/06/ 11/06/ 12/06/
2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011
Pukul Selisih Pemakaian Air (m3)
07.00-
08.00 396 576 381 400 491 392 434
08.00-
09.00 469 447 470 430 406 462 356
09.00-
10.00 394 437 470 420 407 424 451
10.00-
11.00 474 418 388 404 441 426 449
11.00-
12.00 427 380 438 402 414 402 385
12.00-
13.00 363 380 376 418 412 411 411
13.00-
14.00 408 392 388 324 342 399 412
14.00-
15.00 385 392 310 386 415 398 411
15.00-
16.00 417 342 424 476 386 366 401
16.00-
17.00 384 435 425 430 409 414 430
17.00-
18.00 401 409 426 430 444 426 446
18.00-
19.00 455 412 419 430 478 423 427
19.00-
20.00 414 448 482 398 368 485 415
20.00-
21.00 275 301 283 283 272 256 265
21.00-
22.00 285 271 283 283 265 330 285
22.00-
23.00 273 255 281 283 218 272 261
23.00-
24.00 309 201 242 282 369 252 281
24.00-
01.00 286 226 289 275 272 314 280
01.00-
02.00 278 289 242 272 272 314 279
02.00-
03.00 282 285 278 270 279 289 277
Pada tabel 5.4 terlihat bahwa selisih pemakaian air terbesar terjadi pada selang
waktu 06.00-07.00 WIB di hari jumat. Dari tabel 5.4 ini kemudian buat perhitungan
membaginya selama tujuh hari. Setelah itu hitung faktor pengali dengan membagi
rata-rata/jam dengan rata-rata/minggu. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.5
berikut :
Dari tabel 5.5 terlihat bahwa pola konsumsi ini bervariasi terhadap pola
waktu konsumsi selama 24 jam. Untuk tiap jam factor pengalinya bervariasi
berdasarkan tingkat pemakaian airnya selama 24 jam. Dari tabel terlihat bahwa jam
Dengan cara yang sama dapat dicari faktor pengali per hari. Adapun hasil
Rata-rata/hari
Minggu ke Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
1 358 368 369 372 375 369 372
2 365 368 369 363 393 371 367
3 362 368 369 368 384 370 370
4 362 368 369 368 384 370 370
Rata-rata 362 368 369 368 384 370 370
total/hari
Rata-rata 370 370 370 370 370 370 370
total/minggu
Faktor 0,98 1,00 1,00 0,99 1,04 1,00 1,00
Pengali/hari
Pada tabel 5.6 terlihat bahwa nilai faktor pengali terbesar terdapat di hari jumat
patern mulai dari 00.00-23.00 WIB, sehingga membentuk grafik hubungan antara
Sama seperti gambar 5.4, pada gambar 5.5 dimasukkan nilai faktor
waktu.
Gambar 5.6 memperlihatkan pipa PVC 6’’ (inchi) yang digunakan dalam
penyaluran air bersih. Adapun pipa yang digunakan pada jaringan utama distribusi
air bervariasi mulai dari diameter 6’’(inchi), 8’’(inchi), 10’’(inchi) dan 12’’(inchi).
Jumlah pipa yang digunakan adalah 114 buah dengan panjang minimum adalah 8
Data pipa dapat dimasukkan dengan mengklik edit pada toolbar Aleid
kemudian pilih pipes dan klik edit. Data yang dapat dimasukkan berupa panjang
pipa, diameter pipa, dan kekasaran dinding pipa. Data-data pipa dimasukkan terus
menerus mulai pipa pertama hingga terakhir. Sebelum memulai dengan pipa
Pada gambar 5.7, gate valve mempunyai diameter 250 mm yang terletak
diawal pipa distribusi utama. Adapun katup (valve) yang digunakan pada skema
jaringan pipa berjumlah 13 buah. Data yang dimasukkan berupa nama, diameter,
panjang dan kekasaran dinding katup. Diameter minimum yang digunakan adalah 38
Penentuan diameter ini tergantung pada berapa kali katup ini diputar, misal
pipa sebelum katup berdiameter 200 mm dan katup penuh dibuka pada putaran ke
12, sedangkan kita hanya membutuhkan 6 kali putaran, maka pada keterangan data
dibuat 6/12 dari 200 mm, maka diameter katup didapat 100 mm. Untuk memasukkan
data katup klik edit pada toolbar, pilih pipes modification menu, dan klik edit untuk
Gambar 5.8 memperlihatkan empat buah pompa yang digunakan pada sistem
jaringan pipa. Data yang dimasukkan pada pompa adalah nama dan karakteristik
tersebut. Pompa tidak akan bekerja diluar kurva karakteristik tersebut. Berdasarkan
data PUMP OPERATION DATA OF WTP SEI ULAR tekanan yang dikeluarkan
Untuk memasukkan data pompa klik gambar pompa pilih edit dan masukkan data-
Pada gambar 5.9 diperlihatkan bahwa air yang akan dialirkan ditampung di
dalam reservoir. Untuk memasukkan data reservoir klik pada gambar reservoir
kemudian klik edit dan masukkan data elevasi, dan volume hingga membentuk kurva
hubungan antara elevasi dan volume. Tinggi reservoir adalah 1,8 m dan volumenya
sebesar 1860 m3. Data-data lain seperti nama dan koordinat titik reservoir juga
dimasukkan.
memasukkan nilai kebutuhan air per node, jumlah tiap node mewakili suatu wilayah
tertentu. Lubuk pakam terdiri dari sebelas wilayah dengan jumlah pelanggan yang
berbeda-beda. Misal : untuk wilayah empat pada ALEID terdapat jumlah node
sebanyak 14 buah, maka jumlah pelanggan pada wilayah empat dikali kebutuhan air
Gambar 5.10 merupakan skema wilayah 4 dalam bentuk Autocad yang akan
ALEID X 2004, dengan jumlah node adalah 14 buah dan Jumlah kebutuhan air per
node adalah 2,48 m3/jam. Adapun nilai kebutuhan wilayah-wilayah lainnya adalah
sebagai berikut:
Wilayah satu, terdiri atas 759 pelanggan, jumlah node 13, terdiri dari node
36, 75, 62, 59, 60, 58, 56, 57, 37, 38, 39, 17, 61. Jumlah kebutuhan air per
Wilayah dua, terdiri atas 829 pelanggan, jumlah node 4, terdiri dari node 40,
42, 55, 54. Jumlah kebutuhan air per node adalah 9,326 m3/jam
Wilayah tiga, terdiri atas 986 pelanggan, jumlah node 12, terdiri dari node 1,
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 16. Jumlah kebutuhan air per node adalah 3,698
m3/jam
Wilayah empat, terdiri atas 773 pelanggan, jumlah node 14, terdiri dari node
44,48, 49, 34, 35, 41, 43, 45, 50, 47, 46, 51, 52, 53. Jumlah kebutuhan air per
Wilayah lima, terdiri atas 637 pelanggan, jumlah node 12, terdiri dari node
63, 71, 72, 73, 74, 64, 65, 66, 70, 67, 68, 69. Jumlah kebutuhan air per node
Wilayah enam, terdiri atas 544 pelanggan, jumlah node 3, terdiri dari node
27, 33, 32. Jumlah kebutuhan air per node adalah 8,16 m3/jam
Wilayah tujuh, terdiri atas 417 pelanggan, jumlah node 1, terdiri dari node 26.
28, 29, 30, 31. Jumlah kebutuhan air per node adalah 6,17 m3/jam
Wilayah sembilan, terdiri atas 678 pelanggan, jumlah node 2, terdiri dari
node 18, 21. Jumlah kebutuhan air per node adalah 15,255 m3/jam
Wilayah sepuluh, terdiri atas 991 pelanggan, jumlah node 4, terdiri dari node
22, 23, 24, 25. Jumlah kebutuhan air per node adalah 11,15m3/jam
Wilayah sebelas, terdiri atas 929 pelanggan, jumlah node 6, terdiri dari node
12, 13, 14, 15, 19, 20. Jumlah kebutuhan air per node adalah 6,97 m3/jam
tekanan, kecepatan, debit rata-rata, arah aliran, panjang pipa, diameter pipa,
kekasaran dinding pipa dan garis kemiringan hidraulik. Selain itu hasil keluaran
dapat dibuat kedalam bentuk tabel dan grafik untuk masing-masing pipa dan node
diketahui skema jaringan pemipaan yang akan diteliti dalam bentuk eksisting.
Adapun hasil pemodelan skema jaringan pemipaan dalam bentuk ALEID X 2004
Pada gambar 5.12 skema jaringan tersebut terlihat bahwa pada jam puncak
tekanan untuk node 19 bernilai -0,16, yang berarti air tidak sampai pada daerah
tersebut. Karena terdapat nilai tekanan yang sangat kecil, maka akan dilakukan
evaluasi dengan mengubah skema jaringan pemipaan agar nilai tekanan mencukupi
perubahan bentuk aliran. Dilakukan beberapa percobaan agar nilai tekanan tidak
bernilai negatif, karena tekanan dengan nilai negatif tidak diijinkan dalam penyaluran
air. Nilai negatif berarti air tidak mengalir dan tidak sampai di ujung pelayanan.
Pada gambar 5.13 dapat dilihat bahwa terjadi penambahan pipa diantara node
12 dan node 19. Dengan penambahan pipa tersebut, nilai tekanan yang terjadi tidak
negatif dan air yang mengalir pada jaringan sampai di ujung pelayanan selama 24
1. Data node pada setiap waktu, seperti nama node dan kebutuhan air
2. Data pipa pada setiap waktu, seperti nama pipa, titik awal, titik akhir,
3. Nilai maksimum, minimum dan rata-rata untuk kebutuhan air, tekanan di atas
kehilangan energi dan garis kemiringan hidraulik untuk setiap node dan pipa
selama 24 jam
sebagai berikut :
1. Grafik tekanan di atas permukaan tanah untuk setiap node selama 24 jam
2. Grafik tekanan di atas permukaan laut untuk setiap node selama 24 jam
4. Grafik untuk debit, kecepatan aliran dan garis kemiringan hidraulik untuk
Hasil analisa software ALEID X 2004 dalam studi kali ini akan lebih lengkap
dijabarkan dalam hasil laporan Full Report selama 168 jam atau 7 hari waktu analisa
yang telah ditetapkan dalam perencanaan awal. Laporan Full Report ini dapat dibuka
dalam format file Microsoft Office Word. Hal ini dapat memudahkan kita dalam
lembar halaman hasil Full Report analisa software ALEID X 2004 dalam studi ini,
maka penulis hanya akan melampirkan pada halaman lampiran seluruh hasil analisa
Full Report untuk jam ke 07:00 saja, yaitu jam pada saat waktu puncak penggunaan
software ALEID X 2004 ini, dilakukan dengan menggunakan EPANET dan metode
Hardy Cross. Pada metode Hardy Cross, untuk mencari Q0 (flow aliran) dari tiap
pipa pada suatu sampel loop dilakukan suatu asumsi debit yang mengalir, kemudian
melakukan iterasi hingga nilai σ (delta) mendekati nol . Setelah didapat flow aliran
hasil perhitungan menggunakan EPANET dan metode Hardy Cross dengan hasil
analisa software ALEID X 2004, diambil sampel loop pada wilayah 2 dan 5.
dengan menggambar skema jaringan dan memasukkan jumlah kebutuhan air per
node pada suatu wilayah. Wilayah dua, terdiri atas 829 pelanggan, jumlah node 4,
dan Jumlah kebutuhan air per node adalah 9,326 m3/jam sedangkan wilayah lima,
terdiri atas 637 pelanggan, jumlah node 12, dan jumlah kebutuhan air per node
adalah 2,4 m3/jam. Perhitungan dilakukan pada saat jam puncak yaitu pada pukul
07.00 WIB. Data-data pada wilayah 2 merupakan input dalam penggunaan EPANET
bentuk EPANET dengan sebuah reservoir, sebuah pompa, empat buah node dan
Dari tabel 5.7 debit terbesar terdapat pada pipa b, dan debit yang terkecil
terdapat pada pipa c. Nilai negatif pada pipa b hanya menunjukkan arah yang
berlawanan dari loop. Arah loop adalah searah dengan arah jarum jam. Adapun data-
Pada gambar 5.15 terlihat bahwa skema jaringan wilayah 5 dalam bentuk
EPANET yang terdiri dari sebuah pompa, sebuah reservoir, delapan buah node dan
delapan buah pipa. Adapun hasil debit yang mengalir pada pipa dapat dilihat pada
tabel 5.8.
yang terkecil terdapat pada pipa i, dan nilai negatif hanya menunjukkan arah yang
Pada gambar 5.16, debit yang masuk sebesar 0,0102 m3/s dan terdapat debit
keluaran sebesar 0,00118 m3/s, 0,00418 m3/s, 0,00209 m3/s, 0,000567 m3/s, 0,00111
m3/s, dan 0,00111 m3/s. Untuk menganalisa debit yang mengalir pada pipa dilakukan
sistem asumsi debit yang mengalir. Asumsi debit ini nantinya akan di iterasi hingga
mendapatkan hasil yang sebenarnya. Hal ini ditandai dengan nilai σ mendekati nol.
; hf = KQo1,85 ; δ = -
Dari gambar 5.17 terlihat bahwa pada masing-masing pipa dilakukan asumsi
debit, untuk mendapatkan debit yang sebenarnya pada pipa tersebut dilakukan iterasi,
apabila nilai σ mendekati nol, iterasi dihentikan. Iterasi tersebut sebagai berikut:
Panjang Diameter
Pipa pipa (L) m C (D) K Nilai Qo(m3/s) hf hf/Qo
a 915 100 0,15 20102,05 + 0,00453 0,925511 204,47
b 675 100 0,15 14829,38 - 0,00453 0,682754 150,8385
c 600 100 0,15 13181,67 + 0,00173 0,102626 59,25493
d 600 100 0,15 13181,67 + 0,00341 0,359878 105,4587
∑ 0,705261 520,0211
Didapat σ = -0,000733
Maka : Q1 = Qo + σ
Tabel 5.9 Hasil Debit yang Mengalir Pada Pipa (Hardy Cross)
Berdasarkan tabel 5.9 dapat dilihat bahwa debit terbesar yang mengalir pada
pipa terdapat pada pipa a dan pipa b, sedangkan debit terkecil yang mengalir pada
Pada gambar 5.18 terlihat bahwa debit yang masuk sebesar 0,01793 m3/s, dan
beberapa debit keluaran. Debit keluaran terbesar adalah 0,0055 m3/s dan yang
; hf = KQo1,85 ; δ = -
Dari gambar 5.19 terlihat bahwa telah dilakukan asumsi debit pada masing-
masing pipa, asumsi debit terbesar terdapat pada pipa g sebesar 0,00569 m3/s dan
asumsi debit terkecil terdapat pada pipa f sebesar 0,00064 m3/s. Setelah dilakukan
asumsi debit, maka langkah selanjutnya adalah melakukan iterasi, sama seperti loop
pada wilayah 2, iterasi dihentikan apabila σ mendekati nol. Adapun iterasi yang
Panjang
pipa Diameter Qo
Pipa (L) m C (D) m K Nilai (m3/s) hf hf/Qo
Didapat σ = 0,00083
(mendekati nol, iterasi dihentikan)
Maka : Q1 = Qo + σ
Tabel 5.10 Hasil Debit yang Mengalir Pada Pipa (Hardy Cross)
dan k, dan debit terkecil terdapat pada pipa j. Nilai σ = 0,00083 dianggap mendekati
nol. Selanjutnya dilakukan beberapa perbandingan dari hasil EPANET dan Hardy
Cross dengan ALEID 2004. Adapun selisih antara ketiganya adalah sebagai berikut:
Berdasarkan tabel 5.11, selisih antara ALEID X 2004 dan EPANET cukup
dekat, selisih terbesar bernilai 0,00285 m3/s dan selisih terkecilnya bernilai 0,000048
m3/s. Untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan, maka hasil dari ALEID X
2004 dibandingkan kembali dengan metode Hardy Cross. Adapun selisih antara
ALEID X 2004 dan Hardy Cross dapat dilihat pada tabel 5.12 sebagai berikut:
Dari tabel 5.12, terlihat bahwa hasil dari ALEID X 2004 cukup memuaskan
dengan selisih terbesar hanya 0,001657 m3/s dan selisih terkecilnya mencapai
4,4117E-06. Hasil ini sangat mendekati nol, hal ini mengindikasikan bahwa hasil
EPANET dan Hardy Cross, dapat dilihat pada tabel 5.13 sebagai berikut:
Hardy Cross
Wilayah Pipa EPANET (m3/s) (m3/s) Selisih (m3/s)
a 0,00273 0,003793301 0,001063301
b 0,00367 0,003793301 0,000123301
2
c 0,00051 0,000998856 0,000488856
d 0,00162 0,002679412 0,001059412
a -0,00173 -0,00437089 0,002640886
b -0,00281 -0,00544866 0,002638664
c -0,00389 -0,00652644 0,002636441
d -0,00065 -0,00162356 0,000973559
5
e -0,00043 -0,00221533 0,00178533
f 0,00151 0,001473664 3,63363E-05
g 0,00367 0,006526441 0,002856441
h 0,00259 0,002551441 3,85586E-05
Cross hampir mendekati nol. Tetapi kita tetap merujuk kepada hasil perhitungan
ALEID X 2004, karena selisih yang dihasilkan dari beberapa perbandingan hampir
mendekati nol.
Berdasarkan tabel 5.11 dan 5.12 dapat diambil kesimpulan bahwa hasil
analisa software ALEID X 2004 sudah sangat mendekati dengan hasil perhitungan
metode Hardy Cross. Hal ini dapat dilihat dengan melihat perbedaan yang terjadi
dari hasil analisa ALEID X 2004 dengan hasil perhitungan EPANET dan metode
Hardy Cross untuk aliran di dalam jaringan pipa pada sampel loop di wilayah 2 dan
V = 2,31 m3/detik
4 × 0,164
D=
π × 2,31
Kecepatan standar didalam pipa biasanya sebesar 0.9-1.5 m/dtk dan batas
maksimumnya berkisar antara 1.5-2.0 m/dtk. Bila kecepatan aliran pipa yang
digunakan sebesar 2.0 m/detik, maka diameter pipa distribusi dapat dihitung
sebagai berikut :
4 × 0,164
D=
π ×2
V = 1,21 m3/detik
Maka,
4 × 0,059
D=
π ×1,21
4 × 0,059
D=
π ×2
V = 0,71 m3/detik
Maka,
4 × 0,022
D=
π × 0,71
Bila kecepatan aliran pipa yang digunakan sebesar 2.0 m/detik, maka
4 × 0,022
D=
π ×2
V = 1,32 m3/detik
Maka,
4 × 0,023
D=
π × 1,32
Bila kecepatan aliran pipa yang digunakan sebesar 2.0 m/detik, maka
4 × 0,022
D=
π ×2
Bila kecepatan aliran pipa yang digunakan sebesar 2.0 m/detik, maka
4 × 0,023
D=
π ×2
Dari tabel 5.14 terlihat bahwa terjadi beberapa perubahan pada diameter pipa,
adapun diameter pipa yang berubah adalah PVC Ø 8 inchi menjadi PVC Ø 6 inchi
Setelah diketahui diameter pipa yang efisien dari hasil perhitungan di atas,
maka head pompa yang efisien juga dapat diketahui setelah dilakukan perhitungan
Ø = 12 inchi = 0,305 m
L = 50 m
π × D2
A= = 0,0729 m2
4
Q 0,164
v= = = 2,2496 m/detik
A 0.0729
L × v2 0,0005
Hf =λ , dimana λ = 0,002 +
D × 2g D
0,0005
λ = 0,002 +
0,305
λ = 0,00364
50 × 1,65 2
Maka : H f = 0,00364 = 0,071 m
0,3556 × 2(9,8)
distribusi dengan ALEID X 2004, maka dapat diketahui total headlossnya adalah :
Hf total = 48,04 m
Sehingga Head Pompa setelah adanya evaluasi terhadap diameter pipa adalah
sebagai berikut :
p2 − p1 V − V1
2 2
hs = + 2 + Z 2 − Z1 + h f
γ 2g
hs = 53,248 ≈ 53,25 m
Dari tabel 5.15 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan head pompa pada
kondisi eksisting dengan hasil evaluasi sebesar 1,75 meter. Perbedaan ini dianggap
cukup besar sehingga perlu dilakukan perubahan pada diameter pipa sesuai dengan
hasil evaluasi.
6.1 Kesimpulan
2. Sebelum dilakukan evaluasi, tekanan yang terjadi pada jam puncak begitu
3. Head pompa setelah dilakukan evaluasi terhadap diameter pipa pada kondisi
distribusi dengan ALEID X 2004, maka didapatkan total head lossnya adalah
48,04 m.
7. Dengan adanya penggunaan meteran air pada area Lubuk Pakam semakin
bersih.
6.2 Saran
1. Secara umum sistem penyediaan air bersih di Kota Lubuk Pakam sudah
situasi yang lebih sesuai dengan kenyataan dan semakin mendekati kondisi
dan peluang setiap kejadian yang dimodelkan dapat terjadi secara acak dan
4. Mengingat umur dan kondisi jaringan pipa yang sudah cukup lama dan
jaringan pipa yang ada pada saat ini, penulis menyarankan perlunya
• Pipa utama jenis PVC Ø 10 inchi diganti dengan pipa PVC Ø 8 inchi.
• Pipa utama jenis PVC Ø 8 inchi diganti dengan pipa PVC Ø 6 inchi.
5. Kerugian pada jaringan pemipaan menurut penulis cukup besar dan kerugian
tersebut dianggap dapat lebih besar lagi mengingat kondisi dinding pipa yang
kemungkinan sudah mengalami pengikisan akibat umur dari jaringan pipa itu
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya. 1991. Petunjuk Teknis
Perencanaan Rancangan Teknik Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan,
Volume V. Jakarta.
Kodoatie, Robert J, 2002. Hidrolika Terapan: Aliran Pada Saluran Terbuka dan
Pipa. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Linsey Ray k, 1985. Teknik Sumber Daya Air jilid I. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Linsey Ray k, 1995. Teknik Sumber Daya Air jilid II. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Possman, Lewis A. 2000. Epanet 2.0. Users Manual. Penerbit Ekamitra Engineering.
Bandung.
Steel, Ernest W. 1960. Water Supply and Sewerage. The Mc Graw-Hill Companied,
Inc. All Rights Reserved.
Totok Sutrisno, C, dkk, 1996. Teknologi Penyediaan Air Bersih. PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
PETA LOKASI
KETERANGAN
KONDISI 1, PADA KONDISI INI TEKANAN MENURUN
DIKARENAKAN POMPA YANG BEROPERASI HANYA 1 BUAH
FOTO DOKUMENTASI
Intake
Tangki