Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pendataan Sistem Informasi dan Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di


wilayah Semarang tahun 2016, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan jenis penyakit
yang menduduki peringkat pertama dari daftar 10 besar penyakit yang paling sering dialami
pasien. Berdasarkan hasil pendataan pasien di Puskesmas Bergas bulan Januari sampai Maret
2018, penyakit saluran pernafasan masih menduduki peringkat pertama. Penyakit saluran
pernafasan yang paling sering dijumpai di Puskesmas Bergas antara lain influenza, ISPA, dan
common cold.
Batuk merupakan salah satu gejala yang penting dalam penyakit saluran pernafasan
karena gejala batuk dapat membantu dokter dalam menegakkan diagnosis penyakit saluran
pernafasan. Beberapa penyakit saluran pernafasan dapat ditularkan melalui batuk. Keluhan batuk
juga merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan di masyarakat, terutama pada
fasilitas pelayanan kesehatan primer seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Berdasarkan hasil pendataan pasien di Puskesmas Bergas bulan Januari sampai Maret 2018,
sebanyak 23% pasien datang dengan keluhan batuk. Sebagian besar pasien dengan keluhan batuk
belum mengetahui etika batuk yang baik dan benar. Pasien terkadang jarang menggunakan
masker ataupun menutup dengan menggunakan tissue ketika sedang batuk. Pasien juga sering
mengarahkan batuk ke arah tenaga kesehatan ketika sedang dilakukan pemeriksaan kesehatan.
Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penularan penyakit saluran pernafasan dalam
masyarakat.
Oleh karena itu, penulis ingin membuat suatu media promosi kesehatan tentang penyakit
saluran pernafasan dan etika batuk sebagai salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit
saluran pernafasan yang dapat ditularkan melalui batuk. Masyarakat diharapkan mendapat
pengetahuan yang lebih tentang beberapa penyakit saluran pernafasan dan menerapkan prinsip
etika batuk yang baik dan benar melalui media promosi kesehatan yang efektif yang dapat
diberikan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan yang telah menjadi program rutin puskesmas.
Hal ini dapat ditunjukan dengan perubahan persepsi dan perilaku masyarakat setelah dilakukan
penyuluhan kesehatan melalui media promosi kesehatan yang efektif.
Perubahan perilaku dan persepsi dalam masyarakat dapat dilakukan dengan penyuluhan
kesehatan dengan menggunakan model Health Belief Model (HBM). Penyuluhan kesehatan
dengan menggunakan metode HBM sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor modifikasi seperti
usia, jenis kelamin, budaya, ras, faktor psikologis, sosial ekonomi, serta kelompok pendidikan
dan pengetahuan yang ada di lingkungan masyarakat. Persepsi individu terhadap penyakit
saluran pernafasan dipengaruhi oleh kegiatan penyuluhan kesehatan melalui media massa, koran,
majalah, ceramah, nasihat dari orang terdekat, adanya kartu pengingat, serta faktor penyakit yang
dialami oleh anggota keluarga. Penggunaan media dalam penyuluhan kesehatan langsung dan
melalui media massa harus mempertimbangkan usia dan minat peserta. Media yang dapat
digunakan dalam penyuluhan kesehatan dapat menggunakan media powerpoint, flip chart, media
audiovisual, koran, majalah, televisi, radio, dan media lainnya.
Pembuatan media promosi kesehatan berupa flip chart merupakan salah satu strategi
yang dapat digunakan selama penyuluhan kesehatan yang dilakukan secara langsung kepada
masyarakat. Media promosi kesehatan berupa flip chart dikemas dengan bentuk yang ringkas,
menarik, dan dilengkapi dengan gambar-gambar yang mendukung efektivitas penyampaian
informasi kesehatan. Akan tetapi, penggunaan media flip chart harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan terlatih dan dilakukan melalui penyuluhan berkelompok. Hal ini dapat diatasi dengan
membuat prosedur penggunaan flip chart dan melakukan pelatihan bersama terhadap tenaga
kesehatan tentang penggunaan flip chart. Penyuluhan berkelompok memang membutuhkan
alokasi waktu yang cukup banyak agar dapat menjangkau seluruh masyarakat. Penyuluhan
kesehatan menggunakan flip chart tentang penyakit saluran pernafasan dapat dilakukan
bersamaan dengan program penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas seperti kelas
ibu hamil, kelas balita, posyandu lansia, posbindu, serta kegiatan lainnya. Dengan adanya
pembuatan flip chart, diharapkan penyuluhan kesehatan dapat berjalan lebih efektif dan
masyarakat mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang penyakit saluran pernafasan. Evaluasi
terhadap penerapan flip chart harus dilakukan secara rutin untuk menjamin efektivitas
penggunan flip chart sebagai media promosi kesehatan, terutama dalam promosi kesehatan
tentang penyakit saluran pernafasan.
Penerapan etika batuk yang baik dan benar bukanlah hal yang mudah dilakukan.
Perubahan perilaku individu harus didahului dengan proses pembelajaran yang dialami oleh
masing-masing individu. Setiap individu mempunyai karakter yang berbeda-beda dalam memilih
jenis media pembelajaran. Media pembelajaran dapat berupa media cetak, media audio, media
visual, serta media audiovisual. Untuk meningkatkan keberhasilan penerapan etika batuk dalam
masyarakat, penulis menggunakan jenis media cetak berupa poster dan media audiovisual berupa
video edukasi tentang etika batuk yang baik dan benar. Hal ini diharapkan dapat menjangkau
seluruh masyarakat yang mempunyai karakter yang berbeda-beda dalam pemilihan media
pembelajaran.
Poster tentang etika batuk dapat ditempel pada tempat-tempat yang strategis seperti loket
pendaftaran, ruang tunggu, ruang pemeriksaan, serta ruang pertemuan. Penempelan poster di
seluruh ruang akan membuat pasien dapat melihat etika batuk yang baik dan benar setiap saat
karena poster dikemas dalam gambar yang menarik, bahasa yang ringkas, serta mudah
diterapkan. Video edukasi tentang etika batuk yang baik dan benar merupakan salah satu media
yang efektif dalam penerapan perilaku etika batuk. Video edukasi tersebut dapat ditayangkan
melalui monitor atau televise yang telah dipasang pada ruang tunggu pasien. Perilaku yang salah
dan perilaku yang benar tentang batuk diilustrasikan dalam video edukasi tersebut sehingga
pasien tidak mengulangi kesalahan dalam etika batuk dan dapat menerapkan etika batuk yang
baik dan benar.
Penggunaaan media promosi kesehatan memang harus dilakukan secara komprehensif
dan berkesinambungan. Penulis berharap dengan adanya media promosi kesehatan berupa flip
chart, poster, dan video edukasi tentang penyakit saluran pernafasan dan etika batuk yang baik
dan benar dapat membantu puskesmas dalam mengurangi risiko penularan dalam penyakit
saluran pernafasan yang diderita oleh pasien. Penggunaan media promosi tersebut dan evaluasi
kegiatan harus dapat dilakukan secara rutin untuk menjamin efektivitas penggunaan media dalam
kegiatan penyuluhan kesehatan.

Вам также может понравиться