Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Paparan Kasus
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. EH
Umur : 37 Tahun
b. Riwayat Penyakit
phase rujukan dari Rumah Sakit luar. Pasien datang dengan dua orang
pun di mulai. Sebelum itu pasien tidak ada keluhan apa-apa cuman
2. Prosedur Pemeriksaan
a. Persiapan Pasien
saja pasien puasa 6 jam sebelum pemeriksaan dan hasil ureum kreatinin,
Pada pemeriksaan ini tidak ada pemberian kontras media per oral
berikut ini :
Setelah itu pasien diminta untuk ganti baju dengan baju pasien
kV Maksimum : 140 kV
Filter Inherent : 0 mm
2) Selimut
3) Bantal
4) Injector otomatik
vena
6) NaCl 40 ml
8) Vasofix 18 G
9) Spuit 10 cc
50
10) Spuit 50 cc
14) Masker
dan NaCl untuk tes alergi pasien. Setelah itu masukkan iopamiro 100 cc
di spuit baik NaCl maupun media kontras. Posisi injektor diputar ke atas
hingga ujung dari tabung spuit injektor berada di atas. Keluarkan sedikit
media kontras agar udara di spuit dan condector tubing hilang. Posisi
injektor di putar kembali ke bawah agar posisi ujung dari tabung spuit
berada dibawah. Setting pada injector pump, volume media kontras 70/
80 dan NaCl 40/ 50 dengan flow rate yang sama yakni 4,5.
51
Gambar 15. Posisi injektor setelah memasukkan media kontras dan NaCl
(RS Pondok Indah Jakarta, 2010)
c. Teknik pemeriksaan
1) Posisi pasien
2) Prosedur pemeriksaan
longitudinal light dan horisontal light pas pada MCP tubuh pasien.
ini sama.
bagian dari liver harus tercover dari ujung atas sampai dengan
symphysis phubis.
i) Di isi star location dan end location sama dengan pre kontras
tadi yaitu sekitar arteri hepatikus pada aorta mulai dari non
napas biasa.
darah arteri sudah terisi kontras. Pada fase arteri ini diharapkan
60
kontras.
calcified plaque atau tanda-tanda lumen stenosis atau AVM, juga pada
rteri hepatica communis dan arteri hepatica dextra dan sinistra tak
tampak tanda-tanda lumen stenosis atau AVM, pada phase vena tampak
vena portae baik, tak tampak lumen stenosis, juga vena hepatic kanan
Indah Jakarta.
yaitu dari diafragma sampai dengan symphysis phubis. Semua bagian dari
abdomen harus tercover dari ujung atas sampai dengan ujung bawah.
62
Scanning diambil sedikit diatas diafragma agar bagian atas dari pada hepar
terfokus pada organ hepar dan pembuluh darahnya saja. Akan tetapi
biasanya untuk pre contras full abdomen, terus untuk phase artery mulai dari
diaphragma sampai L3/ SIAS dan phase vena full abdomen. Hal ini sesuai
“ Karena request dari dokter pengirim, biasanya untuk pre contras full
abdomen, terus untuk phase artery mulai dari diaphragma sampai L3/
SIAS dan phase vena full abdomen” (R1).
secara kontinyu dan tanpa jeda sehingga tabung lebih cepat panas. Pada
jeda antara scanning satu dengan scanning berikutnya hanya beberapa detik
saja. Yang pertama scanning pre kontras dilanjutkan dengan scanning fase
arteri lalu scanning fase vena. Keadaan ini membuat tabung lebih cepat
panas.
Pada fase arteri harus tampak arteri hepatika terisi kontras sebelum
pembuluh darah lain. Sedangkan untuk fase vena, kontras harus sudah
crista illiaca sampai dengan symphysis phubis pada pasien pre transplantasi
a. Keuntungan
(arrteri vena malformasi) pada pembuluh arteri dan vena pada organ
hepar saja.
b. Kerugian
adalah waktu pemeriksaan menjadi lebih lama. Jika dilihat dari segi alat,
pada teknik bifase pesawat CT Scan bekerja lebih banyak dari pada
”.... waktu pemeriksaan menjadi lebih lama. Jika dilihat dari segi
alat, pada teknik bifase pesawat CT Scan bekerja lebih banyak dari
pada pemeriksaan abdomen rutin sehingga mempengaruhi
panjang umur tabung.” (R1).
64
B. Pembahasan
terkait dengan permasalahan yang penulis ambil dan membaca dari beberapa
pemeriksaan secara teori Nesseth (2000), Saini S (2006) dan Zeman (1995).
ureum creatinin. Hal ini sesuai dengan prosedur tetap yang ada. Kontras
oral tidak digunakan karena untuk CT angiografi seperti ini tidak perlu di
lakukan kontras oral kecuali pada organ intra abdomen baru diberi oral
kontras.
Biasanya pada MDCT kasus hepar, pemberian media kontras non ionik
120-150 cc untuk kosentrasi 300 mgI/ml dengan flow rate 4 cc/s. Pada
sisi lain, jika kosentrasi media kontras 370 mgI/ml maka volume media
kontras yang diperlukan hanya 80-100 cc, tetapi ini perlu diimbangi
Penggunaan flow rate oleh semua radiografer sama dan tidak ada
iodium media kontras harus disesuaikan dengan flow rate dan volume
vena scanning dilakukan pada fase arteri, fase vena dan fase nefrogram.
Late Artery Phase dan Venous Phase tidak menggunakan scan delay.
Menurut responden tidak ada penggunaan scan delay karena teknik yang
mengatur monitor location dan penempatan ROI saja. Untuk phase arteri
star scan dan star injector bersamaan pada waktu enhancement maximal
pasien tarik napas keluarkan tahan, scan slesai baru napas biasa.
Sedangkan untuk phase vena tinggal di repeat series dari phase arteri.
Jakarta.
organ heparnya saja. Pada prosedur tetap yang ada tidak ada penjelasan
secara kontinyu dan tanpa jeda sehingga tabung lebih cepat panas. Pada
jeda antara scanning satu dengan scanning berikutnya hanya beberapa detik
saja. Yang pertama scanning pre kontras dilanjutkan dengan scanning fase
arteri lalu scanning fase vena. Keadaan ini membuat tabung lebih cepat
panas.
crista illiaca sampai dengan symphysis phubis pada pasien pre transplantasi
a. Keuntungan
(arrteri vena malformasi) pada pembuluh arteri dan vena pada organ
hepar saja.
liver, aorta, limpa, ginjal dan system vaskularisasi sehingga kelainan yang
b. Kerugian
adalah waktu pemeriksaan menjadi lebih lama. Jika dilihat dari segi alat,
pada teknik bifase pesawat CT Scan bekerja lebih banyak dari pada
tabung.