Вы находитесь на странице: 1из 4

“PATRIOTISME HARI INI”

“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10
pemuda,niscaya akan kuguncang dunia.”-Ir. Soekarno

Kutipan tersebut bukan hanya kutipan belaka namun dapat dijadikan sebagai pedoman untuk terus
memunculkan sikap nasionalisme dan patriotisme di kalangan masyarakat saat ini, para pemuda
khususnya. Patriotisme sendiri dapat digunakan identitas bagi siapa saja yang dengan berani,
pantang menyerah, serta rela berkorban demi bangsa dan negara.

Patriotisme yang muncul pada zaman dahulu digunakan sebagai senjata untuk menyatukan bangsa
demi mencapai tujuan nasional bangsa ini. Mereka-mereka para pendahulu yang dengan semangat
nasionalis dan patriotismenya mampu melahirkan dan mencetuskan sebuah jati diri bangsa yang
sesungguhnya. Patriotisme tidak hanya ditunjukkan dengan cara fisik namun juga dengan
intelektual yang mampu mendukung kekuatan fisik demi mewujudkan bangsa dan negara yang
merdeka sepenuhnya tanpa pengaruh asing. Sikap patriotisme seolah menjadi sebuah kunci untuk
meninggalkan sifat-sifat kedaerahan yang dulu masih sering muncul.

Dewasa ini sikap patriotisme diwujudkan dengan berbagai hal. Tidak hanya dengan menggunakan
cara fisik namun juga dengan orasi dan tindakan yang memang diperlukan. Meski banyak kaum
muda saat ini yang sering menggunakan kata patriotisme namun sebenarnya tidak pernah mengerti
apa itu patriotisme. Hanya sebuah kata yang sering muncul dalam buku sejarah yang tidak perlu
diungkit lagi. Namun sejatinya dengan sikap patriotisme itulah bangsa ini dapat sampai di titik yang
sekarang. Jika pada zaman dahulu para pemuda serta rakyat menunjukkan sikap nasionalisme dan
patriotismenya melalui medan perang dan kongres-kongres. Maka pemuda saat ini lebih sering
berkoar melalui media sosial namun hanya sedikit dari mereka yang benar-benar menghargai jasa
pahlawan dahulu. Padahal dengan sikap patriotisme maka apapun yang kita inginkan bagi kebaikan
bangsa ini dapat terwujud. Untuk memunculkan sikap patriotisme dimulai dari pembelajaran di
sekolah , upacara bendera dan pengetahuan umum melauli media massa. Namun nyatanya sebagian
besar rakyat terutama pemuda lebih senang menyaksikan show televisi dibandingkan menyaksikan
guru menerangkan di depan kelas. Lebih mementingkan update media sosial dibandingkan update
mengenai apa yang terjadi pada negara ini. Lebih percaya brodcasting hoax dibandingkan membaca
dari berbagai sumber yang valid Bagaimana mereka menciptakan patriotisme dalam diri mereka
jika mereka sendiri tidak mengenal apa itu patriotisme?
Memang kata yang sederhana namun dengan memiliki sikap seperti itu dapat memberi dampak
yang besar bagi siapa saja yang memang memiliki jiwa patriotisme sejati.
Lihat saja Ir.Soekarno, Bung Tomo,Jenderal Soedirman , dan Ki Hajar Dewantara dengan
tertanamnya sikap patriotisme dalam diri mereka maka mereka mampu berpikir kritis dan rasional
sehingga mampu memberikan jalan keluar bagi terwujudnya cita-cita bangsa ini. Seharusnya
generasi pemuda saat ini malu terhadap mereka yang jauh lebih hebat dibanding kita saat ini.
Seharusnya kita merasa berhutang budi terhadap apa yang telah mereka lakukan, namun apa yang
kita lakukan saat ini? Berkoar-koar di media sosial merasa paling hebat dan paling berpengaruh
padahal pengaruh yang diberikan tidak begitu berarti , misalnya mendapat ribuan likes di postingan
instagram dan memiliki banyak followers sudah menjadikan kita besar kepala.
Padahal jika dipikir hal tersebut belum memiliki dampak apa-apa terhadap kewajiban kita sebagai
warga negara.

Beruntunglah kita yang sudah hidup di zaman yang modern dimana informasi dapat dengan mudah
didapat dan kebutuhan dapat dengan mudah dijangkau. Tidak seperti para pahlawan dahulu yang
serba kekurangan. Namun masih bisa berprestasi dan memberi dampak yang amat besar terhadap
sejarah bangsa ini. Namun apa yang kita lakukan saat ini? Apakah kita hanya menikmati hal-hal
yang sudah dicapai ini dengan tidak menghargai mereka? Tentu saja kita harus menjaganya agar
kenikmatan dan kemerdekaan yang telah didapat tidak hilang dan direbut bangsa lain. Memang
tidak semua para pemuda memiliki sifat yang acuh-tak acuh- namun sebagian besar memang
berprilaku seperti itu.

Disamping itu patriotisme pada hari ini dapat diwujudkan dengan memulai hal -hal kecil , seperti
menghargai jasa pahlawan dan tidak mengejek nama mereka, mengikuti upacara bendera dan
peringatan hari besar lainnya dengan khidmat, dan mengikuti ajang perlombaan yang mampu
mengharumkan nama bangsa ini.

Lihatlah mereka -pemuda-pemuda-di luar sana yang dengan berjuang dengan gigih sekuat tenaga,
berlatih siang sampai malam untuk memenangkan sebuah pertandingan di kancah internasional.
Yang pada akhirnya dengan bangganya mereka menyanyikan lagu kebangsaan negara ini
“Indonesia Raya” di mata dunia dan para bendera “merah putih” berkibar paling tinggi di antara
bendera negara lainnya, serta seluruh manusia di luar sana berdiri menghormati bangsa ini selama
lagu berkumandang. Bukankah hal itu memberikan sensasi tersendiri bagi setiap orang yang mampu
memberikan sesuatu yang berharga bagi bangsa ini?.
Lihatlah mereka -pemuda-pemuda-di luar sana yang dengan rajin dan tekunnya belajar mampu
menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa kita mampu memenangkan olimpiade dan menciptakan
penemuan baru yang berarti bagi dunia. Semua hal itu merupakan bentuk sikap patriotisme yang
dapat dilakukan oleh setiap orang dengan sungguh-sungguh.

Bukan hanya rakyat biasa yang berkoar-koar menyalahkan pemerintah dan selalu menuntut
pemerintah agar memajukan bangsa ini. Bagaimana mungkin kita menginginkan sesuatu namun
hanya bertumpu pada seseorang tanpa berusaha sendiri?. Tidak perlu bangga jika kita hanya bisa
melihat tanpa mampu melakukan perubahan.

Memang tidak menuntut untuk berlumuran darah atau jatuh bangun di medan perang , namun
cobalah sedikit saja renungkan sejauh mana kita telah berbuat untuk keamajuan bangsa ini. Cobalah
renungkan bagaimana mereka -para pemuda zaman penjajahan- mampu berpikir dengan luas dan
terbuka dengan media yang sangat minim. Biarkanlah titik paling dalam di hatimu tersentuh dan
dengan bangga mampu berkata “Ya Aku Indonesia. Aku cinta tanah airku ini dan biarlah selamanya
akan begitu. Tak kan kubiarkan bangsa ini terinjak -injak oleh kaki-kaki kotor mereka yang
berusaha untuk merebutnya dariku. Biarlah patriotisme dalam diriku tumbuh dan nasionalisme
mengalir dalam diriku. Agar mereka tidak pernah berani bahkan memikirkannya pun tak sanggup
untuk merebut dan mempermainkan bangsaku ini. Warisan dari mereka yang telah berjuang seluruh
jiwa dan raga demi bangsaku ini. 72 tahun bangsa ini merdeka dan aku akan berbuat sesuatu yang
membanggakan bagi bangsaku.”
Nama : Anisa Nurrismawati
TTL : Jakarta, 16 Desember1998
Agama : Islam
Pendidikan : Pendidikan Biologi Universitas Negeri Jakarta 2017
line : anisanurrisma
instagram : @anisan16
Whatsapp : 089680982285

Вам также может понравиться