a ae
KOMPLIKASI ORBITA PADA RINOSINUSITIS
Abdul Qadar Punagi
Departemen limu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
ABSTRAK
Rinosiausitis merupakan inflamasi yang terjadi pada mukosa sinus paranasal, Di USA kasus
rinosinusitis terjadi pada 14,7% populasi dengan 250.000 kasus yang hares diterapi dengan
pembedahan. Etologi dari rinosinusitis adalah alergi, infeksi ata kelainan anatorni. Terdapat dua rut
‘ulama penyebaran infksi pada rinosinusitis yaitu penyebaran langsung dan rute hematogen, Infckst
rinosinusitis ke orbita disebabkan oleh penyebaran dari sinus yang terinfeksi atau dapat juga karena
ppenetras| orbits selama pembedahan. Hal ini disebabkan knrena orbits berbstacan dengan
beberapa sinus yaitu sinus frontal, ethmoid dan maksila. Penyebaran infeksi ini juga berhubungan
dengan ketebalan dinding. sinus yang melapisi orbita, Penyebaran infcksi orbita diklasifikasikan ke
dalam 5 kelompok yaitu selulitis preseptal, selulitia orbita, Abses subpsrinst, abses orhita dan
Kavernosus sinus trombosis. Penatalaksansan rinosinusitis dengan komplikasi orbita adalah
penatalaksannun dengan medikamentosa berups antiblotik dan dekongestan, apabila tidak ada
perbaikan klimis maka dapat dilakuknn pembedahan,
Kata Kanei : Komplikasi orbita, Rinosinusitis
ABSTRACT:
Rhinasinusitis is an inflammation that occurs in the mucosa of the paranasal simeses, The USA
rhinesinusitis cases occurred in 14.734 of the population with 250,000 cases that should be seared
with surgery. Etiology af rhinoxinusitis is an allergy, infaction or anatomical abnormalities. There are
fro mai routes, namely the spread of infection in rhinosimsitis direct spread aid hematagenous
‘route. Rhinasimesitis infection to the orbit caused by the spread of the infected simet oF H way be due
4 the penematian of the orbit during surgery. This is because the orbital region is bordered bye
several sinus namely frontal sinus, eshmoid and meccillary. The spread of infection is also axsociatecd
vith sinus wall lining thickness orbit. The spread of the infection orbiia will be claxsified ix five
groups are seiutinis preseptal, selulitis orbita, abses swhperiost, and wombosis aber orbita
‘Eavermonus simuses. Management of rhinosimasitis with orbital complications fs in the form of medical
management with antibiotics and decongestants If ma improvement in clinical iriais we can be
surgically
Keywords : Orbital complications, RhinasimusitisKomplikasi orbita pada Rinosinusitis
NDAHULUAN
Rinosinusitis merupakan semua inflamasi yang terjadi pada mukosa sinus
anasal. Johnson dan Ferguson menyatakan bahwa mukosa yang menutupi sinus
anasal merupakan lanjutan dari mukosa kavum nasi, sehingga bila terjadi inflamasi
rongga hidung maka akan berkaitan dengan inflamasi pada sinus paranasal.
Sshingga penyebutan rhinosinusitis pada inflamasi di mukosa sinus paranasal
enggap lebih cocok daripada sinusitis. Ditambahkan pula bahwa sinusilis tidak dapat
erkembang tanpa diawali dengan suatu rhinitis, Gejala sinusitis saja tanpa rhinitis
ing ditemukan, dua gejala utama dari sinusitis, yakni obstruksi nasi dan gangguan
zinage, berkaitan erat dengan gejala rhinitis, Fe Jr presen
‘Sebanyak 16% dari seluruh pasien yang datang ke pelayanan kesehatan setiap
‘Shunnya adalah pasien dengan infeksi saluran nafas bagian atas. Dan rhinosinusitis,
Menempatl proporsi tertinggi, dengan urutan ke 5 diagnosis tersering dalam
Pengaunaan antibiotik. Di USA kasus rhinosinusitis tefadi pada 14,7% populasi
@engan 250.000 kasus yang harus diterapi dengan pembedahan. (Peres rots)
ETIOLOGI
Etiologi dari rhinosinusitis "=" 5,
Alergi Seasonal
Kelainan Kompleks osteomeatal
Deviasi septum
Hipertron konka
Idiopatik
NARES, okupasional, hormonal, obat
obatan, iritan, makanan, emosi, atrofi
Shisasinusitis dengan Komplikasl Orbita 4TOFISIOLOG! RHINOSINUSITIS:
Agar sinus paranasal dapat berfungsi efektif, ostium sinus harus paten,
mekanisme mucociliary clearance juga harus adekuat, dan konsistensi sekret harus
normal. Sejumlah faktor dapat memberi efek yang kurang baik terhadap sistem ini dan
dapat menyebabkan penebalan lapisan mukosa, disfungsi epitel, obstruksi dari ostium,
dan retensi sekret yang akhimya menjadi suatu rhinosinusitis.7% *""*P")
Obstruksi karena kelainan anatomi dan dapatan merupakan faktor utama dari
terjadinya rhinosinusitis. Obstruksi kompleks ostiomeatal dapat ditimbulkan oleh faktor
lokal, regional maupun sistemik. Secara lokal, obstruksi dapat terjadi karena kelainan
anatomi, seperti deviasi septum, polip, atresia koana, dan konka bullosa. Inflamasi
karena infeksi virus, alergi maupun non alergi atau benda asing dapat menyebabkan
edema, Sumbatan dari ostium sinus naturalis dapat menyebabkan kerusakan mukosa
dan disfungs! silia, Hal ini dapat mengakibatkan stasis mukosa, invasi bakteri dari
traktus respiratori atas dan selanjutnya terjadi infeksi.““#" Arr
Jika terjadi perubahan viskositas dari mukus, karena perubahan komposisi dari
sekret, dapat mengakibatkan penebalan lapisan gel yang dapat menghalangi aliran ke
‘ostium sinus, sehingga terjadi retensi mukus. Sebaliknya, reduks! pada jumlah sekret
atau kekurangan kelembaban pada permukaan mukesa, akan menyebabkan
terhambatnya gerakan cilia, ‘Fl + Prbsttitze: FA)
Sistem mukosiliar terdiri dari epite! beriapis atau epitel kolumner berlapis semu,
dengan sel goblet yang menghasilkan mukus. Drainage sinus paranasal bergantung
pada efektifitas dari mekanisme mucociliary clearance. Ostium tidak terletak di bagian
terbawah dari sinus, sehingga drainage yang adekuat tidak dapat timbul hanya karena
gaya gravitasi. Mucocilfar clearance terjadi karena arah dan kecepatan gerakan cilia
terhadap epitel. Pada sinus maxilla dan frontal, gerakan ini terjadi dengan pola spiral
dan sirkuler, sementara di sphenoid dan sel ethmoid bergerak langsung ke ostium.
Aliran mukosiliar sekitar 0,8 cm/min, sementara mucostasis kurang dari 0,3
cem/min {Pet Oxram 5)
Agar sistem transport mukosiliar berjalan optimal dipertukan ventilasi normal,
humidifikasi, metabolism, tekanan osmotik dan pH yang maksimal sehingga dapat
bertahan dari stimulus yang iritan. Faktor umum yang juga mempengaruhi fungsi silia
termasuk dehidrasi yang berkepanjangan, obat-obatan seperi : atropin dan
Bhinosinusitis dengan Komplikasi Orbit 2