Вы находитесь на странице: 1из 8

LATAR BELAKANG

Pembangunan Industri merupakan salah satu pilar pembangunan


perekonomian nasional, yang diarahkan dengan menerapkan prinsip
prinsip pembangunan Industri yang berkelanjutan yang didasarkan pada
aspek pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. Saat ini
pembangunan Industri sedang dihadapkan pada persaingan global yang
sangat berpengaruh terhadap perkembangan Industri nasional.
Peningkatan daya saing Industri merupakan salah satu pilihan yang harus
dilakukan agar produk Industri nasional mampu bersaing di dalam negeri
maupun luar negeri
Langkah-langkah dalam rangka peningkatan daya saing dan daya
tarik investasi yakni terciptanya iklim usaha yang kondusif, efisiensi,
kepastian hukum, dan pemberian fasilitas fiskal serta kemudahan-
kemudahan lain dalam kegiatan usaha Industri, yang antara lain dengan
tersedianya lokasi Industri yang memadai yang berupa Kawasan
Industri.Pembangunan Kawasan Industri merupakan sarana untuk
mengembangkan Industri yang berwawasan lingkungan serta memberikan
kemudahan dan daya tarik bagi investasi dengan pendekatan konsep
efisiensi, tata ruang, dan lingkungan hidup.
Aspek efisiensi merupakan suatu sasaran pokok pengembangan
Kawasan Industri. Melalui pengembangan Kawasan Industri investor
pengguna kaveling Industri (user) akan mendapatkan lokasi kegiatan
Industri yang sudah tertata dengan baik, kemudahan pelayanan
administrasi, ketersediaan infrastruktur yang lengkap, keamanan dan
kepastian tempat usaha yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) kabupaten/kota. Aspek tata ruang, pembangunan
Kawasan Industri dapat mensinergikan perencanaan, prasarana dan
sarana penunjang seperti penyediaan energi listrik, telekomunikasi,
fasilitas jalan, dan lain sebagainya. Aspek lingkungan hidup, dengan
pengembangan Kawasan Industri akan mendukung peningkatan kualitas
lingkungan hidup di daerah secara menyeluruh. Kegiatan Industri pada
suatu lokasi pengelolaan, akan lebih mudah menyediakan fasilitas
pengolahan limbah dan juga pengendalian limbahnya.
Kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan
industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang
dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah
memiliki Izin Usaha Kawasan Industri. Tujuan pembangunan kawasan
industri menurut PP no 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri adalah :

a. Mengendalikan pemanfaatan ruang;

b. Meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan


lingkungan;

c. Mempercepat pertumbuhan industri di daerah;

d. Meningkatkan daya saing industri

e. Meningkatkan daya saing investasi; dan

f. Memberikan kepastian lokasi dalam perencanaan dan


pembangunan infrastruktur, yang terkoordinasi antar sektor terkait;

REGULASI MENGENAI PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN


INDUSTRI

Pengaturan penataan ruang dilakukan melalui penetapan


ketentuan peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang
termasuk pedoman bidang penataan ruang. Kemudian Pemerintah
melakukan pembinaan penataan ruang kepada pemerintah daerah
provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan masyarakat. Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, dan
rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota mencakup ruang darat, ruang
laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi.

Adapun muatan rencana tata ruang mencakup rencana struktur


ruang dan rencana pola ruang. Kemudian rencana struktur ruang meliputi
rencana sistem pusat permukiman dan rencana sistem jaringan
prasarana, sedangkan Rencana pola ruang meliputi peruntukan kawasan
lindung dan kawasan budi daya. Peruntukan kawasan lindung dan
kawasan budi daya meliputi peruntukan ruang untuk kegiatan pelestarian
lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan, dan keamanan.
Rencana tata ruang dapat ditinjau kembali. adapun peninjauan kembali
rencana tata ruang dapat menghasilkan rekomendasi berupa :

a. rencana tata ruang yang ada dapat tetap berlaku sesuai dengan
masa berlakunya
b. rencana tata ruang yang ada perlu direvisi.

Pemanfaatan ruang dilakukan melalui pelaksanaan program


pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya. Pemanfaatan ruang
mengacu pada fungsi ruang yang ditetapkan dalam rencana tata ruang
dilaksanakan dengan mengembangkan penatagunaan tanah,
penatagunaan air, penatagunaan udara, dan penatagunaan sumber daya
alam lain. Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan
peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta
pengenaan sanksi.

Untuk pengawasan penataan ruang mencakup hal hal sebagai berikut :

1. dilakukan pengawasan terhadap kinerja pengaturan, pembinaan,


dan pelaksanaan penataan ruang.
2. Pengawasan terdiri atas tindakan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan.
3. Pengawasan dilaksanakan oleh Pemerintah dan pemerintah
daerah sesuai dengan kewenangannya.
4. Pengawasan Pemerintah dan pemerintah daerah dilakukan dengan
melibatkan peran masyarakat.
5. Peran masyarakat dapat dilakukan dengan menyampaikan laporan
dan/atau pengaduan kepada Pemerintah dan pemerintah daerah.
Sumber : Undang – undang no.26 Tahun 2007

Sumber : Undang – undang no.26 Tahun 2007

Dalam pengembangan kawasan industri perlu memperhatikan


prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Kesesuaian Tata Ruang


Pemilihan, penetepan dan penggunaan lahan untuk kawasan
industri harus sesuai dan mengacu kepada letentuan yang
ditetapkan oleh Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
yang bersangkutan, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
maupun Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Kesesuaian tata
ruang merupakan landasan pokok bagi pengembangan kawasan
industri yang akan menjamin kepastian pelaksanaan
pembangunannya.
b. Ketersediaan Prasarana dan Sarana
Pengembangan suatu kawasan industri mempersyaratkan
dukungan keterserdiaan prasarana dan sarana yang memadai.
Oleh karena itu, dalam upaya mengembangkan kawasan industri
perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang terkait dengan
penyediaan prasaran dan sarana seperti :
o Tersedianya akses jalan yang memenuhi kelncaran arus
transportasi kegiatan industri
o Tersedianya sumber energi (gas, listrik) yang memenuhi
kebutuhan kegiatan industri baik dalam hal ketersediaan,
kualitas, kuantitas dan kepastian pasokan.
o Tersedianya sumber air sebagai air baku industri baik yang
bersumber dari air permukaan PDAM maupun air tanah.
o Tersedianya sistem dan jaringan telekomunikasi untuk
kebutuhan telepon dan komunikasi data
o Tersedianya fasilitas penunjang lainnnya seperti kantor
pengelola, unit pemadam kebakaran, bank, kantor pos,
poliklinik, kantin, sarana ibadah, perumahan karyawan, pos
keamanan, sarana olahraga, halte angkutan umum, dan
sarana penunjang lainnya sesuai dengan kebutuhan
kawasan tersebut.

c. Ramah lingkungan

Dalam pengembangan kawasan industro, pengelola kawasan


industri wajib melaksanakan pengendalian dan pengelolaan lingkungan
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dimana kawasan
industri wajib dilengkapi dengan dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL). AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan
penting dalam suati kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaran usaha dan/atau kegiatan. Amdal merupakan perangkat
kebijakan yang dipersiapkan untuk mengurangi dampak yang sangat
penting dan tidak sesuai dengan daya dukung lingkungan, maka
keputusan dan rencana yang bersangkutan dengan kegiatannya harus
diubah.

Fungsi AMDAL adalah untuk :

o Memberi masukan dalam pengambilan keputusan


o Memberi pedoman upaya pencegahan, pengendalian dan
pemantauan dampak lingkungan hidup
o Memberikan informasi dan data bagi perencanaan
pembangunan suatu wilayah.

AMDAL memberikan manfaat untuk :

o Mengetahui sejak awal dampak positif dan negatif akibat


suatu kegiatan
o Menjamin aspek keberlanjutan proyek pembangunan
o Menghemat penggunaan sumber daya alam
o Kemudahan dalam memperoleh kredit bank.
d. Efisiensi

Aspek efisiensi merupakan landasan pokok dalam pengembangan


kawasan industri. Bagi pengguna kavilng (user) akan mendapatkan lokasi
kegiatan industri yang sudah tertata dengan baik dimana terdapat
beberapa keuntungan seperti bantuan proses perijinan, ketersediaan
prasarana dan sarana. Sedangkan bagi pemertintah daerah akan menjadi
lebih efisien dalam perencanaan pembangunan prasaran yang
mendukung dalam pengembangan kawasan industri.

e. Keamanan dan Kenyamanan Berusaha

Situasi dan kondisi kemanan yang stabil merupakan salah satu


jaminan bagi keberlangsungan kegiatan kawasan industri. Untuk itu
diperlukan adanya jaminan keamanan dan kenyamanan berusaha dari
gangguan keamanan seperti gangguan ketertiban masyarakat
(kamtibmas), tindakan anarkis dan gangguan lainnya terhadap kegiatan
industri. Dalam menciptakan keamanan dan kenyamanan berusaha,
Pengelola Kawasan Industri dapat bekerjasama dengan Pemerintah
Daerah setempat dan/atau pihak keamanan.

LEGALITAS / PERIZINAN

Untuk melaksanakan pembangunan kawasan industri, hal yang


harus di lakukan adalah mengurus masalah perizinan. Tentunya proses ini
harus memenuhi syarat agar perizinannya berjalan dengan lancar tanpa
adanya hambatan. Perencanaan pembangunan kawasan industri harus
memiliki Izin Usaha Kawasan Industri. Untuk memenuhi hal tersebut
sebelumnya harus memiliki persetujuan prinsip. Setelah memiliki
persetujuan prinsip maka dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun pihak
pengelola harus memenuhi beberapa hal sebagai berikut :

a. Penyediaan tanah

b. Penyususan rencana tapak tanah

c. Penyusunan AMDAL, RKL dan RPL

d. Perencanaan dan pembangunan sarana dan prasarana


penunjang

e. Penyusunan Tata Tertib Kawasan Industri

f. Pemasarankaveling industri

g. Penyediaan, pengoperasian dan/atau pemeliharaan pelayanan


jasa bagi Perusahaan Industri di dalam Kawasan Industri

Untuk menyusun AMDAL, RKL dan RPL seleumnya pihak


pengelola harus mengurus Izin Lingkungan terlebih dahulu. Ketika
Izin Lingkungan telah didapat maka bisa mulai menyusun AMDAL,
RKL, RPL dan KLHS.

Вам также может понравиться