Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut Keputusan dari Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Masyarakat, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Yang dimaksud dengan :
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan
oleh pemerintah-pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat.
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
Suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat dan memulihkan
kesehatan perseorangan.
Pelayanan Kesehatan
Upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat,
mencakup perencanaan, pelaksanaan ,evaluasi ,pencatatan,
pelaporan, dan dituangkan dalam satu sistem.
Tenaga Kesehatan
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memilki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Kegiatan :
1. Melakukan tindakan operatif terbatas pada kasus – kasus:
kecelakaan lalu lintas
persalinan penyulit
penyakit gawat darurat
2. Merawat sementara atau melakukan observasi diagnostik
dengan rata-rata hari perawatan 3 hari atau maksimal 7 hari
3. Melakukan pertolongan sementara untuk mempersiapkan
pengiriman penderita ke RS
4. Memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan resti
(risiko tinggi)dan persalinan dengan penyulit
5. Melakukan MOP atau MOW(MOP = Metode Operasi pada
Pria, MOW = Metode Operasi pada Wanita )
3. Azas keterpaduan
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas
harus melaksanakan azas keterpaduan. Artinya, berupaya
memadukan kegiatan tersebut bukan saja dengan program
kesehatan lain (lintas program), tetapi juga dengan program dari
sektor lain lintas sektoral).
4. Azas rujukan
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas
harus melaksanakan azas rujukan. Artinya, jika tidak mampu
menangani suatu masalah kesehatan harus merujuknya ke sarana
kesehatan yang lebih mampu. Untuk pelayanan kedokteran jalur
rujukannya adalah Rumah Sakit. Sedangkan untuk pelayanan
kesehatan masyarakat jalur rujukannya adalah pelbagai ”kantor”
kesehatan.
BAB III
GAMBARAN UMUM UPT PUSKESMAS HELVETIA
Tabel 3.4.1
Distribusi Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Helvetia
Tahun 2017
No Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Cinta Damai 8.809 9.020 17.829
2 SSC II 6.387 6.513 12.900
3 Dwikora 11.904 13.474 25.378
4 Helvetia Timur 12.335 12.778 25.113
5 Helvetia Tengah 13.554 14.313 27.867
6 Helvetia 5.803 6.046 11.849
7 Tanjung Gusta 16.081 14.563 30.644
Jumlah 74.873 76.707 151.580
Sumber : BPS Kota Medan 2017
Grafik 3.4.1
Distribusi Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Helvetia
Tahun 2017
Tabel 3.4.2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Helvetia Tahun 2017
Jumlah
No. Jenis Kelamin
Jiwa Persentase (%)
Tabel 3.4.3
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas HelvetiaTahun 2017
No Mata Pe ncaharian Jumlah Pe rse ntase (%)
Tabel 3.4.4
Distribusi Penduduk Berdasarkan Agamadi Wilayah Kerja
UPTPuskesmas Helvetia
Tahun 2017
Tabel 3.5.3.1
Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Helvetia
Tahun 2017
dengan kondisi
kurang baik
21 Kipas angin Terdapat 17 buah √
kipas angin
22 Puskesmas Keliling Terdapat 1 unit √
puskesmas keliling
19611016
11 Hotmaida, S.TrKeb IV A D-IV Kebidanan P Program lansia
198103 2 002
19620604 D IV Bidan
12 Linaria S, SST IV A P Program KIA
199303 2 003 Pendidik
19620202
13 Siti Hindun III D SPRA -
198603 2 005
19650515 P Program
14 Juliana S. SKep, Ners III D S1. Kep, Ners
199503 2 002 Imunisasi
19680812 D III
15 Dachria Salome H, AMK III D P Program DBD
199003 2 002 Keperawatan
19770215
16 dr. Cut Elmi H III-D S.1. Kedokteran -
200803 2 001
19680422 DIII
17 Magdalena S, AMK III D P Program Jiwa
199103 2003 Keperawatan
19700830
18 Delima S, SKM III D S1 Kes. Mas P Surveilence
199503 2 001
19710506
19 Maice Farida N III D Bidan ( D1 ) -
199103 2 004
19690125
20 Fajriah,Amd III D DIII Keper. Gigi -
199203 2 001
19810713
Prog Prof.
21 Verawaty, S.Si, Apt 201001 2 III D Simpus
Apoteker
020
19760814201
22 Raunia S, S.Kep, Ners III B S1 Kep, Ners -
0012015
19670629
23 Juniati BR. Tarigan III C SMAK P Program Lab
198903 2 003
19870620
24 dr. Yunita III C S1 Kedokteran Bendahara JKN
201101 2 019
19710709
25 Erliati,AmKeb III C D III Kebidanan PProgram DDTK
199303 2 002
Siti Nurjayani S, Skep, 19721003
26 III C S1 Kep, Ners Bendahara BOK
Ners 199403 2 007
19751124 Akademi Kep
27 Sry Novita, AMKG III C -
199703 2 002 Gigi
19820207
28 Bertua P, SKep, Ns III C S1 Kep, Ners P Program TB
200803 2 001
19670203
29 Marudin S III B LCPK -
198803 1 003
19730505 Pengelola
30 Cut Meutia,S.Kep,Ners III B S1 Kep,Ners
199302 2 004 Yankestrad
Lisbet Herawaty S, 19770525
31 III B S2 Kes.Mas Pet. Inventaris
SKM,M.Kes 199702 2 001
19720516
32 Netty Remiaty N. SKM III B S1 Kes. Mas Kesling
200012 2 001
19787222
33 Tetty Marlina M, SKM III B S1 Kes. Mas P Program Gizi
200604 2 005
19861220
34 Kristian L, S.Kep 201001 1 004 III B S1 Keperawatan IGD
19820823
35 Sri Kurniati, SST III B D IV Kebidanan
200604 2 004
19720120
36 Erita Melia M III B SPAG -
199403 2 005
19800603
37 Juniaty, S.Kep.Ns III B S1.Kep.Ns -
201001 2 011
19760814
38 Raunia S,S.Kep III A S1 Keperawatan P Program Kusta
201001 2 015
19800704 P Program
39 Rosny T, S.Kep, Ners III A S1 Kep, Ners
200604 2 011 Pneumonia
19780612
40 Dearma Yanti S, SKM III A S1 Kes. Mas Promkes
200502 2 002
Amelia Erawaty S, 19860102
41 III A D IV Pendidik -
Am.Keb 201001 2 018
19861222 P Program
42 Rotua Pinta Uli, Am.Keb III AD III Bidan
201001 2 020 Filariasis
Rlisnora Br. Sembiring, 19791118 DIII
43 III A SP2TP, rabies
AMK 201001 2 011 Keperawatan
19810905 DIII
44 Mahdalena, AMK II D P Program Mata
201101 2 004 Keperawatan
19780401 D III
45 Masytaria D, AMK II D P Program UKS
201001 2 012 Keperawatan
Tetty Agustinar S. 19740820 D III Analis
46 II D -
AMAF 201001 2 006 Farmasi
19871217
47 Yusrina, AM.Keb II D D III Bidan P Program KB
201003 2 001
19831027
48 Elvi Maharani II D D III Analis Kes -
201101 2 005
19800625 D III
49 Remana Pasaribu, AMK III A P Program Kesorga
200903 2 004 Keperawatan
19811124
50 Cut Nurmawan II D SMF -
200312 2 006
19860906 D III
51 Fenice S, AMK II C -
201101 2 007 Keperawatan
Sumber : TU UPT Puskesmas Helvetia 2018
Tabel 3.6.2.
Daftar Staf/Tenaga Pelaksana PNS Puskesmas Pembantu Dwikora
PENDIDIKAN
NO NAMA PEGAWAI NIP GOL PROGRAM
TERAKHIR
S1 Kedokteran
2 drg. Nurlida G 19690731 200604 2 005 IV A Tugas Belajar
Gigi
Pengelola
3 Hotma Liner M 19640714 198601 2 003 IV A SKM
Inventaris
DIII
4 Ida Perdede,Amd 19692401 199003 2 002 III D -
Keperawatan
Pengelola
5 Rioritha 19640251 199103 2 001 III D SMF
Farmasi
Pengelola KIA-
6 Elfyani 19731021 199303 2 003 III D Bidan ( D1 )
KB
D IV Pengelola
7 Haslinda,AMK,SST 19720509 200502 2 006 III C
Keperawatan Program UKS
19660515198803 2 III
8 Rosmilik LCPK -
006 B
19801115 200502 2 III Pengelola
9 Fatma,S.Kep.NS S1.Kep.Ns
008 B Program DBD
19660515 198803 2 III
10 Tini Oktarini,AMKG DIII Kep Gigi -
006 A
Sumber : TU UPTPuskesmas Helvetia 2018
Tabel 3.6.3.
Daftar Staf/Tenaga Pelaksana Honorer Puskesmas Pembantu Dwikora
No. NAMA NIP GOL JABATAN
Tabel 3.6.4.
Daftar Staf/Tenaga Pelaksana Honorer Puskesmas Helvetia
BAB IV
PROGRAM KERJA PUSKESMAS
Sasaran :
1) Tatanan rumah tangga
2) Tatanan institusi pendidikan (sekolah).
3) Tatanan tempat-tempat umum, pasar, terminal, tempat ibadah,
tempat hiburan, dll.
4) Tatanan institusi kesehatan (puskesmas, posbindu, posyandu,
poskeskel, posyandu lansia).
Kegiatan :
1) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di
lingkungan wilayah kerja Puskesmas Helvetia Kec. Medan Helvetia
didalam maupun diluar gedung berbentuk kegiatan: posyandu,
Posyandu Lansia,Posbindu, poskeskel, Gizi, Kb, Imunisasi,Mobile
IMS VCT dll dengan mesmbagikan brosur/leaflet atau info
kesehatan.
2) Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan
kunjungan ke rumah-rumah, dan mewujudkan peran serta
masyarakat melalui posyandu dengan memberikan keterangan
penyuluhan terhadap hygiene dan sanitasi lingkungan serta tanaman
obat-obat keluarga (TOGA).
3) Pembinaan generasi muda untuk hidup sehat di dalam kegiatan
antara lain berupa gotong royong dan olahraga.
Aplikasi Kegiatan :
A). Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
Pengertian :
Posyandu merupakan suatu wadah pusat kegiatan pemberian
pelayanan kesehatan dan KB yang terpadu tingkat desa.
Sasaran :
Bayi, ibu hamil, ibu menyususi dan PUS (Pasangan Usia Subur)
Tujuan :
1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, Balita dan angka
kelahiran.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.
3. Mempercepat diterimanya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera).
4. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam
rangka alih teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan
masyarakat.
5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang sesuai
kebutuhan.
6. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada
masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan penduduk dan
geografi.
Tujuan :
Meningkatkan peranserta masyarakat dalam mencegah dan
penentuan dini faktor resiko PTM.
Sasaran :
Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, beresiko dan
menyandari penyakit tidak menular berusia 15 tahun keatas.
1. Nama Posbindu
a) Nurul Fallah (Jl. Kapten sumarsono Gg. Keluarga Helvetia
Timur).
b) Mekar Sari ( Jl.Cendara Helvetia ).
2. Kegiatan
Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, indeks massa
tubuh, lingkar perut, analisis lemak tubuh dan tekanan darah
Sasaran :
1) Daerah yang rawan air bersih
2) Daerah yang rawan penyakit menular
3) Daerah percontohan dan pemukiman baru
4) Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar swalayan, rumah
ibadah,sekolah dan lain-lain
Kegiatan :
1) Penggunaan sumber air bersih dan pembuatan WC yang memenuhi
syarat kesehatan.
2) Hygieni dan sanitasi tempat tinggal, yang mencakup:
a) Mendata tempat pembuangan sampah dan sarana jamban
keluarga.
b) Mendata sarana air minum.
c) Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan.
d) Mendemonstrasikan tentang sumur yang baik untuk kesehatan.
3) Hygieni dan sanitasi lingkungan, berupa pengawasan kesehatan
tempat-tempat umum serta tempat pengolahan dan penyajiannya.
4) Melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Jenis Perumahan
Rumah Rumah Rumah Tidak Rumah
No Kelurahan
Tangga Tangga Yang Tangga Ber- Tangga Tidak
Yang Ada Dipantau PHBS Ber-PHBS
1 Helvetia 2761 195 49 146
Tabel 4.2.2.2
Distribusi Jenis Jamban di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Helvetia
S Jenis Jamban
NO
u Kelurahan
Leher angsa % Cemplung %
m
1 Helvetia 11978 100 - -
b
e Helvetia
2 28170 100 - -
r Tengah
Helvetia
3 23630 100 - -
: Timur
4 SSC II 11513 100 - -
Tabel 4.2.2.3
Distribusi Saluran Pembuangan Limbah di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Helvetia Tahun 2017
Jenis Pembuangan Air Limbah
No Kelurahan
Tertutup % Terbuka %
Tabel 4.2.2.4
Distribusi Penyediaan Air Bersih di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Tahun 2017
Perpipaa Penduduk
Jenis Sarana Air Minum Bukanjaringan
n yang memiliki
perpipaan
(PDAM) Akses Minum
No Kelurahan Penduduk
Sumur Gali Sumur
Sumur
dengan Bordenganpom
galiterlindung
Pompa pa
1 Helvetia 11743 24 108 132 8456 8720
Kegiatan :
1. Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu : timbang berat
badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri,
pemberian tablet tambah darah, serta vitamin A.
2. Memberikan penyuluhan pada ibu hamil mengenai keadaan gizi,
perawatan payudara
3. ASI ekslusif, kebersihan diri dan lingkungan serta P2P.
4. Memberikan motivasi agar ibu hamil ikut pelayanan KB
5. Membina posyandu
6. Merujuk pasien ke Rumah Sakit, apabila penyakitnya tidak dapat
ditanggulangi di Puskesmas
7. Pencatatan dan pelaporan KPKIA (Kelompok Peminat Kesehatan
Ibu dan Anak)
8. Pemberian Imunisasi pada bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah
dan calon pengantin.
9. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan ibu
menyusui
10. Pertolongan persalinan di luar rumah sakit
11. Pemeriksaan dan pemeliharaan anak
12. Imunisasi dasar dan revaksinasi
13. Pengobatan sederhana dan pencegahan dehidrasi pada anak yang
menderita diare dengan pemberian cairan peroral
14. Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi ibu dan anak
15. Bimbingan kesehatan jiwa anak.
16. Menjalankan kunjungan rumah.
17. Pendidikan kesehatan keluarga
Tabel 4.2.3.1
Laporan Kunjungan Ibu Hamil, Pesalinan ditolong Tenaga
Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas di Wilayah
KerjaUPT Puskesmas Helvetia
Januari –April 2018
Tabel 4.2.3.2
Laporan Kunjungan Neonatus dan Bayi di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Helvetia Januari –April 2018
1 KNI 1 84 140 111 106 100 121 115 120 410 487
KN
2 84 140 111 106 100 121 115 120 410 487
Lengkap
Kunjungan
3 Bayi 84 140 111 106 100 121 115 120 410 487
Lengkap
Kunjungan
4 Balita 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lengkap
Sumber : Pet KIA UPT Puskesmas Helvetia, 2018
Keterangan tabel:
1. Cakupan KNI 1, KN Lengkap, Kunjungan Bayi Lengkap di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Helvetia yaitu pada laki-laki 410
orang dan pada wanita 487 orang.
2. Tidak ada Cakupan Kunjungan Balita Lengkap di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Helvetia pada bulan januari-april tahun 2018
Tabel 4.2.3.3
Laporan AMP Kematian Bayi Menurut Jenis Kelamin di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Helvetia Januari –April 2018
Tabel 4.2.3.4
Laporan AMP Kematian Bayi Menurut Jenis Kelamin di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Helvetia Januari –April 2018
Tujuan :
Meningkatkan kesehatan melalui upaya menjarangkan kelahiran
dalam kelembagaan NKKBS.
Kegiatan KB:
a) Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan
usaha-usaha terpadu.
b) Memberikan layanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk
IUD, pil kondom, suntikan, KONTAP dan susuk.
c) Menerima akseptor dan calon akseptor yang di rujuhk dari pos-
pos KB dan posyandu wilayah kerja puskesmas.
d) Memotivasi calon akseptor dan akseptor KB agar menjadi
motivator KB.
e) Melayani konsultasi kemandulan dan konsultasi KONTAP.
f) Membuat laporan kegiatan KB bulan, triwulan dan tahunan
Tabel 4.2.3.5
Jumlah Peserta KB Baru UPT Puskesmas Helvetia 2018
No Kelurahan Pil Suntik IUD Implant Mow Kondom Jumlah
Cintai
1 17 21 5 4 2 4 53
Damai
2 SSC-II 24 26 5 3 2 4 64
3 Dwikora 17 20 2 8 6 6 59
Helvetia
4 14 16 4 3 3 3 46
Timur
Helvetia
5 16 20 3 4 3 3 49
Tengah
6 Helvetia 19 20 2 2 1 5 49
Tanjung
7 13 22 2 3 6 3 49
Gusta
Jumlah 120 145 23 27 23 28 366
Sumber : Pet KB UPT Puskesmas Helvetia,2018
Tabel 4.2.3.6
Jumlah Peserta KB Rencana Aktif UPT Puskesmas Helvetia 2018
No Kelurahan Pil Suntik IUD Implant Mow MOP Kondom Jumlah
Cintai
1 1830 1830 810 868 656 72 540 6606
Damai
2 SSC-II 3805 3918 1405 1270 749 76 658 11881
3 Dwikora 3400 2142 1266 335 906 20 765 8834
Helvetia
4 2302 3173 873 596 652 12 492 8100
Timur
Helvetia
5 1791 2395 1328 1139 1478 44 1030 9205
Tengah
6 Helvetia 2178 2696 788 536 900 24 416 7538
Tanjung
7 1824 1768 705 804 538 48 444 6131
Gusta
Jumlah 17130 17922 7175 5548 5879 296 4345 58295
Sumber : Pet KB UPT Puskesmas Helvetia,2018
1. Mendata jumlah Balita gizi kurang dan gizi buruk yang ada di
Wilayah kerja Puskesmas.
2. Melakukan survei terhadap keadaan gizi masyarakat terutama gizi
balita.
3. Melaksanakan pemberian vitamin A dosis tinggi untuk mencegah
defisiensi Vitamin A pada Balita.
4. Memberikan tablet penambahan darah untuk mencegah dan
mengobati anemia pada ibu hamil dan menyusui.
5. Melakukan demonstrasi menu makanan bergizi dengan harga
murah dan terjangkau di Posyandu dan Puskesmas.
6. Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat untuk
memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam sayuran dan
buah-buahan serta memelihara ternak terutama unggas.
7. Melaksanakan Pos gizi di Puskesmas Helvetia untuk Balita Gizi
Kurang
8. Melaksanakan PPG ( Pusat Pemulihan Gizi )
9. Memberikan bantuan beras jimpitan, susu dan biskuit utk balita
gizi kurang dan gizi buruk.
Pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bagi Penderita
Gizi Buruk yang terdiri dari :
1. 1 orang di Kelurahan Helvetia Tengah
Tabel 4.2.4.1
Cakupan Kasus Gizi buruk anak yang mendapat perawatan
Di UPT Puskesmas Helvetia
KASUS BALITA GIZI BURUK
MENDAPAT PERAWATAN
NO KELURAHAN JUMLAH DITEMUKAN
L P L+P
L P L+P S % S % S %
1 Cinta Damai 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Sei SiKambing C II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Dwikora 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Helvetia 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 T.Gusta 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tabel 4.2.4.2
Analisa pemantauan Pertumbuhan Balita yang datang ke Posyandu(
0 s/d 11 bln) Tahun 2017
Yang Mendapat Vit A
Jumlah Bayi
Kelurahan L P
L+P % (L+P)
L P L+P S % S %
Dwikora 113 113 226 108 95,6 110 97,3 218 96,5
Helvetia Timur 112 112 224 109 97,3 110 98,2 219 97,8
helvetia Tengah 123 124 247 118 95,9 120 96,8 238 96,4
Tanjung gusta 135 136 271 130 96,3 128 94,1 258 95,203
Jumlah 672 677 1.349 644 95,8 645 95,3 1.289 95,6
Cinta Damai 778 797 1575 763 98,1 778 97,6 1541 97,8
Sei SiKambing C II 564 575 1139 512 90,8 524 91 1036 91,0
Dwikora 1052 1191 2243 1007 95,7 1154 96,9 2161 96,3
Helvetia Timur 1090 1129 2219 1057 97,0 1012 89,6 2069 93,2
helvetia Tengah 1197 1265 2462 1155 96,5 1208 95,5 2363 96,0
Tanjung gusta 1421 1287 2708 1397 98,3 1279 99,4 2676 98,8
Jumlah 6.614 6.778 13.392 6.392 96,6 6.478 95,6 12.870 96,1
Cinta Damai 857 878 1735 840 98 854 97,267 1694 97,637
Sei SiKambing C II 621 633 1254 566 91,1 579 91,469 1145 91,308
Dwikora 1165 1304 2469 1115 95,7 1264 96,933 2379 96,355
Helvetia Timur 1202 1241 2443 1166 97,005 1122 90,411 2288 93,655
helvetia Tengah 1320 1389 2709 1273 96,4 1328 95,608 2601 96,013
Helvetia 565 587 1152 549 97,2 569 96,934 1118 97,049
Tanjung gusta 1556 1423 2979 1527 98,1 1407 98,876 2934 98,489
Jumlah 7.286 7.455 14.741 7.036 96,6 7.123 98,9 14.159 96,1
Tabel 4.2.4.5
Laporan Data ASI Ekslusif Pada Bayi 0 – 6 BulanUPT Puskesmas
Helvetia Tahun 2017
JUMLAH 876 1.579 2.455 557 63,6 985 62,4 1.542 62,8
Tabel 4.2.4.6
Laporan Data Deteksi Dini Tumbuh KembangDi UPT Puskesmas
Helvetia Tahun 2017
Jmlh Kunj. Anak Balita Sakit Jmlh Kunj. MTBS Jmlh Kontak 1 DDTK Jmlh Kunj. DDTK 2 kali / th
Bulan
L P L P L P L P
Sasaran :
Seluruh lapisan masyarakat.
Tujuan :
1) Mencegah terjangkitnya penyakit.
2) Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal.
3) Menurunkan angka kematian dan kesakitan
Pemberantasan Penyakit Menular atau P2M dilaksanakan karena :
a) Masih ada penderita penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi, misalnya : penyakit Difteri, Tetanus, dan lain-lain.
b) Masih ada penyakit menular yang berhubungan dengan hygiene
dan sanitasi, misalnya : Kolera, Diare, Tifus, Infeksi mata dan
Cacingan.
c) Masih ada angka penderiia penyakit menular yang penularannya
melalui vektor, misalnya : Malaria, Filariasis, dan Demam
Berdarah.
d) Masih ada angka penderita penyakit menular yang ditulari secara
langsung, TBC, ISPA, Kusta, Campak, Polio, dan lain-lain.
Kegiatan-kegiatan P2M berupa :
a) Mencari kasus sedini mungkin untuk melakukan pengobatan.
b) Memberikan penyuluhan kesehatan di Puskesmas dan luar
gedung
c) Mengadakan imunisasi antara lain : BCG, DPT, Campak, Polio,
DT dan TT.
d) Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan dan
Pemberantasan penyakit sebagai berikut:
e) Mengumpulkan dan menerangkan data tentang penyakit.
f) Melaporkan penyakit menular.
g) Menyelidiki di lapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang
menemukan kasus-kasus untuk mengetahui sumber penularannya.
h) Tindakan permulaan untuk menahan penjalarannya.
i) Menyembuhkan penderita hingga sehat.
j) Pemberian imunisasi
k) Pemberantasan vektor nyamuk.
l) Pendidikan kesehatan.
Dalam pencegahan penyakit menular, diberikan imunisasi dimana
imunisasi adalah merupakan suatu tindakan memberikan kekebalan
kepada tubuh terhadap penyakit tertentu.
Aplikasi Kegiatan :
1) Imunisasi
Sasaran imunisasi :
Bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah dan pasangan usia subur
(PUS).
Tujuan imunisasi :
a) Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian
b) Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil dan
pencegahan penyakit.
Macam-Macam Imunisasi :
a) BCG
Gunanya : menghindarkan dan memberikan kekebalan
terhadap penyakit TBC terhadap anak.
Diberikan pada bayi umur 0-11 bulan, diberikan sekali,
lokasi pemberian pada lengan kanan atas, dengan injeksi
SC dan dosis 0,05 cc.
b) DPT
Gunanya : Untuk mencegah Difteri, Pertusis dan
Tetanus.
Cara Pemberian : diberikan pada bayi umur 2-11 bulan,
sebanyak 3 kali, dosis 0,5 ml dengan interval minimal 4
minggu, sebanyak, 3 kali suntikan dengan lokasi
suntikan di paha luar Injeksi IM.
c) Polio
g) DT
Gunanya : Memberikan kekebalan aktif terhadap toksin
yang dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus.
Cara pemberian : Diberikan bagi anak dengan kebutuhan
khusus misalnya anak yang sudah mendapat suntikan
DPT.
Tabel 4.2.5.1
Hasil Pelaksanaan Program Imunisasi di Wilayah KerjaUPT
Puskesmas HelvetiaTahun 2017
Imunisasi Dasar
Jumlah DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 Polio 4a Campak Lengkap
Kelurahan
Bayi Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Cinta Damai 318 300 94,33 176 110 299 94,02 295 107,7
Sei SiKambing C II 230 227 98,69 119 102,6 225 97,82 223 113,8
Dwikora 451 438 97,11 219 96,9 437 96,89 417 104,0
Helvetia Timur 448 438 97,76 222 99,1 433 96,65 409 97,1
Helvetia 211 216 102,36 110 103,8 215 101,89 214 113,2
Tanjung gusta 543 526 96,86 260 95,6 534 98,34 485 98,4
Jumlah 2.697 2594 96,18 1.331 98,4 534 19,79 2.461 91,2
2) P2P TB Paru
Tabel 4.2.5.2
Data Bulanan Penyakit TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas
HelvetiaTahun 2018
Keterangan:
1. Jumlah kasus baru suspek TB dari bulan januari-april tahun
2018 di UPT Puskesmas Helvetia yaitu 254 kasus, terbanyak
ditemukan pada bulan maret yaitu 81 kasus.
2. Jumlah kasus baru positif TB dari bulan januari-april tahun
2018 di UPT Puskesmas Helvetia yaitu 54 kasus, terbanyak
ditemukan pada bulan januari dan maret yaitu 17 kasus.
3. Dari data bulan januari-maret tahun 2018 menunjukkan
bahwa UPT Puskesmas Helvetia sudah melakukan
pengobatan dan terbukti dengan adanya pasien TB yang
sembuh sebanyak 55 orang dalam 3 bulan.
3) P2P DBD
Tabel 4.2.5.3
Kasus DBD Di Wilayah UPT Puskesmas Helvetia
Tahun 2018
2 SSC-II 2 0 - - - - - - 2
3 Dwikora - - - - 1 0 1 0 2
4 Helvetia
- - - - - - 1 0 1
Timur
5 Helvetia
- - 1 0 1 0 - - 2
Tengah
6 Helvetia 1 0 2 0 - - 1 0 4
7 Tanjung
- - 2 0 2 0 1 0 5
Gusta
4) P2P Diare
Tabel 4.2.5.4
Data Bulanan Penderita Diare di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas HelvetiaBulan Januari – April Tahun 2018
2 SSC-II 0 4 1 1 1 0 0 1 8
3 Dwikora 1 0 0 0 0 0 0 1 2
4 Helvetia
3 4 1 2 2 3 3 4 22
Timur
5 Helvetia
3 6 6 2 6 7 4 10 44
Tengah
6 Helvetia 4 2 5 16 2 4 7 2 42
7 Tanjung
5 7 0 0 11 15 7 9 54
Gusta
5) P2P ISPA
Tabel 4.2.5.5
Data Bulanan 10 Penyakit Terbesar di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Helvetia Tahun 2018
Gingivitis diare
Peny pukpa Penyakit
Karies &penyskit
Bulan ispa Gatritis rematik hipertensi DM k jaringan kulit
no gigi periodent
periapikal alergi
al
1 53 50
Januari 2263 1242 957 745 638 114 78 64
Tabel 4.2.6.1
Data Kunjungan Pasien bulan Januari-Maret tahun 2018 Ke
UPT Puskesmas Helvetia
Kunjungan rawat
Kunjungan Kunjungan rawat Kunjungan rawat
jalan lansia
No Bulan puskesmas jalan jalan gigi
1 Januari 2760 3308 6068 2008 2306 4314 1277 1433 2710 199 245 444
2 Februari 2030 2740 4770 930 1100 1040 438 502 940 156 237 393
3 Maret 2354 2644 4998 1124 1349 2473 1063 1271 2334 167 24 191
Sumber : SP2TP Profil Puskesmas Helvetia Tahun 2018
2. Pelaporan
Laporan kejadian luar biasa
Laporan biasa yaitu mencatat jumlah penyakit dan
pengunjung Puskesmas :
a) Laporan mingguan yaitu mencatat kasus penyakit
menular
b) Laporan bulanan yaitu mencatat kegiatan Puskesmas
danPosyandu
c) Laporan Triwulan yaitu mencatat semua kegiatan
Puskesmas dan rencana kerja selama triwulan
d) Laporan tahunan yaitu mencatat semua laporan dalam
satu tahun yang diambil dari laporan bulanan.
e) Laporan khusus berupa penyakit, kematian dan obat
LAPORAN 2.PEMBINAAN
BULANAN KELOMPOK a. Pemeriksaan kesehatan Jumlah 12 14 12 14 52
KESEHATAN OLAHRAGA Kelompok
OLAHRAGA b. Penyuluhan kesehatan 10 8 8 10 36
3.PELAYANAN
a. Konsultasi/konseling
KESEHATAN 100 120 120 98 438
kesehatan olahraga
OLAHRAGA
b. Pengukuran kebugaran
0 0 0 0 0
jasmani Orang
c. Penanganan cedera olahraga
- - - - -
akut
d. Pelayanan kesehatan pada
- - - - -
event OR
Total 139 160 158 140 597
Tabel 4.3.2.1
Data Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat di Wilayah Kerja
Puskesmas Helvetia
Tahun 2018
JAN FEB MAR APR total
3 3 3 2 11
1.Jumlah keluarga binaan 0 3 6 7 16
0 0 0 2 2
0
2.Jumlah kunjungan ke keluarga binaan 0 6 9 9 24
0
3.Jumlah kasus dalam keluarga binaan per kode sasaran :
0 0 0 0 0
A. Jumlah kasus Maternal Risti/Rawan kesehatan 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
1 0 0 0 1
V.Bimbingan Keluarga
I. INDIKATOR B .Jumlah kasus Anak Risti/Rawan kesehatan 0 1 1 0 2
PENILAIAN 0 0 0 1 1
PROSES KEGIATAN 1 0 0 0 1
C.Jumlah Kasus Masalah Gizi 0 1 1 0 2
0 0 0 1 1
2 3 3 2 10
D. Jumlah Kasus Penyakit Menular 0 2 5 8 15
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
E.Jumlah Kasus Usia Lanjut Risti/Rawan Kesehatan 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
3.4 Jumlah kelompok calon jamaah haji 1 1 0 1 3
3.5 Jumlah kelompok usia lanjut 10 10 0 10 30
1 2 4 4 11
1.Jumlah Tingkat Kemandirian Keluarga sebelum dibina 2 4 5 7 18
II. INDIKATOR 0 0 0 0 0
PENILAIAN X.PENEMUAN KASUS DAN 0 0 0 0 0
OUTPUT RUJUKAN 0 0 5 1 6
KEGIATAN 4 4 4 4 16
2. Jumlah Tingkat Kemandirian Keluarga setelah dibina
0 2 0 6 8
0 0 0 0 0
total 564 357 61 388 1370
Sasaran :
Para pekerja dan keluarganya.
Tujuan: Meningkatkan derajat kesehatan tiap pekerja agar dapat
menjalankan fungsinya seoptimal mungkin di wilayah Puskesmas
Helvetia. Untuk itu perlu diadakan pendataan dan penyuluhan bagi
pekerja.
Tabel 4.3.3.1
Data Upaya Kesehatan Kerja di Wilayah Kerja Puskesmas
Helvetia
Tahun 2017
1 Cinta Damai 4 6 18 0 6 8
2 SSC II 7 4 13 1 2 12
3 Dwikora 17 27 58 3 4 11
4 H. Timur 16 9 25 1 2 10
5 H. Tengah 12 14 16 2 2 13
6 Helvetia 4 5 29 - 2 10
7 Tjg Gusta 7 20 22 3 2 11
JUMLAH 67 85 181 10 20 75
Tabel 4.3.3.2
Data Rumah Ibadah di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia
Tahun 2017
6 Helvetia 10 6 16
7 Tjg Gusta 15 3 18
JUMLAH 95 28 116
Tabel 4.3.4.1
Data Kasus Kelainan Gigi dan Mulut di Wilayah KerjaUPT
Puskesmas Helvetia
Tahun 2018
Tabel 4.3.4.2
Pelayanan Medik Dasar Gigi di UPT Puskesmas Helvetia Tahun
2018
Tabel 4.3.4.3
Kegiatan UKGMD di UPT Puskesmas Helvetia
Tahun 2018
NO Keterangan JAN FEB MAR Total
1 Jumlah Desa yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas 7 7 7 21
2 Jumlah Desa yang dibina UKGMD 7 7 7 21
3 Jumlah Frekwensi Penyuluhan Kes.Gigi dan Mulut 5 5 5 15
4 Jumlah Kunjungan Petugas Puskesmas ke Desa 5 5 5 15
5 Jumlah Penderita yang dirujuk ke Puskesmas 22 22 22 66
6 Jumlah Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas 54 54 54 162
Jumlah Posyandu dengan Kegiatan Kes.Gigi dan
7 54 54 54 162
Mulut
8 Jumlah Kader di Wilayah Kerja Pukesmas 176 176 176 528
9 Jumlah Kader yang dapat Pembinaan Kes.GI-Mul 126 126 126 378
Tabel 4.3.5.1
Jumlah Kunjungan Pasien Jiwa di UPT Puskesmas HelvetiaTahun 2018
URAIAN JAN FEBRUARI MARET APRIL Total
JENIS PENYAKIT ICD X
1.Dementia (F03)
2.Gangguan Ansietas (F40#)
3.Gangguan Depresi (F33) 2 3 2 7
4.Gangguan Psikotik (F20#) 2 2 2 6
5.Gangguan Penggunaan
(F10#) 5
Napza
20-44 THN
6.Gangguan Perkembangan
dan Perilaku Pada Anak (F80-90#)
Remaja
7.Gangguan Campuran
(F41.2) 2 2
Ansietas dan Depresi
8.Gangguan Somatoform (F.45)
9.Insomnia (F51.0)
10.Percobaan tindakan
bunuh diri
JUMLAH 6 10 4 20
1.Dementia (F03)
2.Gangguan Ansietas (F40#) 2 2
3.Gangguan Depresi (F33) 1 1 2 4
4.Gangguan Psikotik (F20#) 1 1 2
5.Gangguan Penggunaan
(F10#)
Napza
45-59 thn
6.Gangguan Perkembangan
dan Perilaku Pada Anak (F80-90#)
Remaja
7.Gangguan Campuran
(F41.2) 3 3
Ansietas dan Depresi
8.Gangguan Somatoform (F.45)
9.Insomnia (F51.0)
10.Percobaan tindakan
bunuh diri
JUMLAH 2 7 2 11
1.Dementia (F03)
2.Gangguan Ansietas (F40#)
3.Gangguan Depresi (F33) 3 3
4.Gangguan Psikotik (F20#) 1 1
5.Gangguan Penggunaan >59 thn
(F10#)
Napza
6.Gangguan Perkembangan
dan Perilaku Pada Anak (F80-90#)
Remaja
7.Gangguan Campuran
(F41.2) 2 2 4
Ansietas dan Depresi
DIAGNOSIS CARA
DATA KASUS PASUNG JIWA PEMASUNGAN
SKIZO RANTAI 1 0RANG
JUMLAH ORANG
CATATAN PASIEN
YANG 5
PENYALAHGUNAAN
MENGGUNAKAN ORANG
NAPZA
NAPZA
Tabel 4.3.8.1
Data Pembinaan Pengobatan Tradisional
NO BATRA JUMLAH
1 AKUPUNTUR 0
2 BATRAPATAH TULANG 5
3 JAMU GENDONG 5
5 BEKAM 2
Sumber : Pet. Batra -Puskesmas Helvetia, 2017
Tabel 4.3.9.1
Laporan laboratorium Khusus UPT Puskesmas Helvetia
Tahun 2017
Bulan Gol Darah KGD Asam Urat Cholesterol Plano Test
Mei 49 125 12 0 2
Juni 23 102 0 0 4
Juli 13 147 0 0 5
Ags 4 135 0 0 2
3. Asam Urat
- Jumlah pasien yang diperiksa rata rata dalam 1 bulan adalah
120 pasien
- Pada bulan Juni, Juli dan Agustus tidak dilakukan pemeriksaan
berhubung Stic kosong
4. Cholesterol
- Jumlah pasien yang diperiksa rata rata dalam 1 bulanadalah 44
pasien
- Pada bulan April, Mei, Juni, Juli, Agustus, oktober dan
November ketersediaan stick cholesterol kosong sehingga tidak
dapat dilakukan pemeriksaan
5. Plano Test
- Jumlah pasien yang diperiksa rata rata dalam 1 bulan adalah 2
pemeriksaan
- Jamur:
Candida albicans
- Ektoparasit:
Phtirus pubis, Sarcoptes scabies.
Permasalahan :
Permasalahan:
1. Banyak ODHA yang belum pergi ke RS untuk pemeriksaan
pra ART.
2. Ada beberapa ODHA yang tidak mempunyai biaya untuk
pemeriksaan pra ART.
3. ODHA yang dirujuk ke RS untuk pemeriksaan pra ART,
banyak yang tidak kembali lagi ke puskesmas.
Pelaksanaan intervensi :
Hasil pelaksanaan :
Klinik IMS dan VCT UPT Puskesmas Helvetia terbentuk bulan
Oktober tahun 2012, yang terdiri dari:
Penanggung jawab : Ka. Puskesmas Helvetia
1 orang koordinator klinik : dr. Renny Nasution
1 orang perawat : Siti N Siagian, S.Kep, Ners
1 orang petugas administrasi : Siti N. Siagian, S.Kep.Ners
1 orang petugas laboratorium : Junita Tarigan
1 orang konselor : dr. Renny Nasution
2 FEB 183 93 30 25 15 0 20 20 30 23
3 MAR 185 95 45 30 20 0 20 15 15 40
Tabel 4.3.9.3
CAKUPAN KUNJUNGAN KLINIK VCT TAHUN 2017
Jumlah yg diperiksa Jumlah Kasus
No Bulan
Mobile Datang Sendiri GO Syplis HIV/ AIDS
1 Januari 15 2017 34 20 3
2 Februari 15 168 39 15 7
3 Maret 15 170 22 12 7
4 April 15 259 22 10 8
5 Mei 15 235 28 4 7
6 Juni 15 235 25 1 2
7 Juli 15 310 36 5 3
8 Agustus 15 204 27 0 8
9 September 15 345 23 0 5
10 Oktober 15 335 17 13 6
11 November 15 335 10 9 4
12 Desember 15 300 23 11 4
BAB V
LAPORAN KEGIATAN
BAB VI
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Pemecahan masalah :
Melakukan demonstrasi tentang cara mengeluarkan ASI eksklusif
seperti bagaimana cara pumping dan penyimpanan ASI yang benar
Melakukan kegiatan door to door tentang cara mengeluarkan ASI
yang tidak lancar dengan cara mengisap yang benar dan
pengompresan payudara yang baik dan benar
Melakukan kegiatan penyuluhan dengan sasaran ibu hamil meliputi
perawatan puting payudara, massage payudara, pemilihan BH yang
nyaman dan menampung payudara yang baik, dan pemberian
makanan yang baik bagi ibu hamil
Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang ASI Eksklusif
Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk rutin melakukan
kegiatan PSN
Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan
Melakukan observasi ke rumah warga door to door setiap
minggunya. Hal ini bertujuan untuk memantau keberhasilan rumah
dan lingkungannya, serta mengevaluasi apakah program PSN
terlaksana atau tidak
Mengedukasi masyarakat tentang dampak lingkungan kotor terhadap
diri sendiri, lingkungan, dan masyarakat
Melakukan kegiatan bersama masyarakat untuk mengurangi jentik
nyamuk meliputi gerakan 3M+1T, fogging dan pemberian abatesasi.
1. Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat (Maryunani A, 2013).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
j. Semua orang agar mencuci tangan dengan sabun setelah buang air
besar dan waktu akan makan
k. Semua orang agar menggunakan air bersih dan untuk minum agar
dimasak terlebih dahulu.
l. Setiap rumah, halaman dan pekarangan agar selalu bersih, bebas
dari sampah dan bebas dari sarang nyamuk
m. Setiap orang agar menggosok gigi paling sedikitnya 2 kali sehari,
yaitu sesudah makan dan sebelum tidur
n. Semua orang agar tidak merokok, terutama bila berdekatan dengan
ibu hamil, bayi dan di tempat umum
o. Semua orang agar menyadari bahaya HIV/AIDS dan berperilaku
positif untuk terhindar dari HIV/ AIDS namun tidak mengucilkan
penderita
p. Semua orang agar berolahraga secara teratur
q. Semua orang agar menjadi peserta Dana Sehat (Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat).
2. Etiologi PHBS
Hal-hal yang mempengaruhi PHBS sebagian terletak di dalam
diri individu itu sendiri, yang disebut faktor intern, dan sebagian
terletak di luar dirinya yang disebut faktor ekstern (faktor lingkungan).
1. FaktorInternal
a. Keturunan
Seseorang berperilaku tertentu karena memang sudah
demikianlahditurunkan dari orangtuanya. Sifat-sifat yang
dimilikinya adalah sifat-sifat yang diperoleh dari orang tua
atau neneknyadanlain sebagainya.
b. Motif
Manusia berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif
tertentu. Motif atau dorongan ini timbul karena dilandasi oleh
2. Faktor Eksternal
Yaitu faktor – faktor yang terdapat di luar diri individu
bersangkutan. Faktor-faktor ini mempengaruhi individu sehingga
di dalam diri individu timbul unsur-unsur dan dorongan untuk
berbuat sesuatu
a. Unsur-unsur perilaku bagi individu, meliputi pengertian atau
pengetahuan tentang apa yang akan dilakukannya, keyakinan
atau kepercayaan tentang manfaat dan kebenaran dari apa
yang dilakukannya, sarana yang diperlukan untuk
melakukannya, serta dorongan atau motivasi untuk berbuat
yang dilandasi oleh kebutuhanyang dirasakannya
b. Unsur-unsur perilaku bagi individu sebagai anggota
kelompok, meliputi pengertian atau pengetahuan tentang apa
yang akan dilakukannya, keyakinan atau kepercayaan tentang
manfaat dan kebenaran dari apa yang dilakukannya, sarana
yang diperlukan untuk melakukannya, dorongan atau
motivasi untuk berbuat yang dilandasi oleh kebutuhan yang
dirasakannya, serta norma atau dukungan kelompok bahwa
apa yang akan dilakukan itu benar atau bisa diterima oleh
kelompoknya.
3. Indikator PHBS
Sasaran PHBS tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota
keluarga yaitu pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui, anak
dan remaja, usia lanjut dan pengasuh anak. Indikator PHBS
adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan
kesehatan. Indikator PHBS rumah tangga yang digunakan yaitu
4. Klasifikasi PHBS
Dari sepuluh indikator PHBS maka akan didapatkan empat
klasifikasi rumah tangga yang menjalankan PHBS. Menurut
Dinas Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 klasifikasi
tersebut sebagai berikut :
1. KlasifikasiI (warna merah) : jika melakukan 1 sampai
dengan 3 dari10 indikator PHBS dalam tatanan rumah
tangga.
5. Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan diagnostic yang bisa dilakukan di dalam PHBS ini
yaitu, pemeriksaan kesehatan secara rutin baik pemeriksaan
tekanan darah, kolesterol, asam urat, gula darah, cek lab (darah
lengkap).
6. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada PHBS yaitu :
1. Promotif
Promotif yang dimaksud disini yaitu pemberian informasi
atau pendidikan kesehatan kepada keluarga atau masyarakat
mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat yang di
mulai dari tatanan rumah tangga.
2. Preventif
Preventif adalah pencegahan. Dimana preventif disini yaitu
pencegahan risiko terserang atau terhindar dari berbagai jenis
penyakit dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
7. Komplikasi
Bagi orang yang tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat akan berisiko terserang penyakit. Jika perilaku hidup bersih
dan sehat ini tidak diterapkan maka akan berdampak pada
timbulnya komplikasi penyakit lain. Komplikasi PHBS dapat
menyebabkan :
1. Diare karena tidak menerapkan cuci tangan yang bersih.
2. Stroke, hipertensi, jantung yang disebabkan karena merokok.
3. Kematian yang disebabkan karena pada saat persalinan tidak
ditolong oleh tenaga kesehatan.
Asi Eksklusif
Berdasarkan peraturan Pemerintahan Republik Indonesiia No 33
Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu eksklusif pasal 6 berbunyi
“Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif kepada bayi
yang dilahirkannya”. Dan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No
450/MENKES/SK/VI/2004 tentang Pemberian ASI secara eksklusif di
Indonesia menetapkan:
Tujuan PSN
Tujuan diadakannya program PSN ini adalah untuk memutus mata
rantai penularan DBD melalui gerakan 3M Plus, yaitu singkatan dari
Menguras, Menutup, Mengubur, serta menghindari pertumbuhan vektor-
vektor baru. (Depkes RI, 2005)
“Plus”, yaitu ganti air vas bunga seminggu sekali, perbaiki saluran dan
talang air yang rusak atau tidak lancar, tutup lubang-lubang atau potongan
bamboo/pohon menggunakan tanah, bubuhkan bubuk pembunuh jentik di
tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air, serta
pelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
Selain dilakukan pemberantasan vektor, hal lain yang perlu
dilakukan adalah pemeriksaan jentik berkala (PJB). PJB adalah
pemeriksaan TPA dan tempat perkembang biakan nyamuk Aedes aegypti
untuk mengetahui jentik nyamuk, yang dilakukan di rumah dan tempat
umum secara teratur sekurang-kurangnya tiap tiga bulan untuk mengetahui
keadaan populasi jentik vektor DBD.
6.2. TB Paru
Permasalahan :
- Masih tingginya angka kejadian TB Paru
- Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang etika batuk serta cara
penularan TB Paru.
- Kurangnya pengetahuan dan kedisplinan pasien TB Paru dalam
mengkonsumsi OAT.
- Kurangnya pengetahuan keluarga pasiem TB Paru tentang pentingnya
menjaga kebersihan rumah, ventilasi, dan pencahayaan rumah dalam
upaya pencegahan penularan TB Paru.
- Kurangnya pengetahuan dan kesadaran pasien TB Paru akan
pentingnya gizi seimbang.
Pemecahan masalah :
- Pembentukan kader TB Paru karena meruapakan faktor penting dalam
penemuan suspek TB Paru sehingga akan meningkatkan penemuan
kasus TB Paru BTA positif
- Melakukan penyuluhan kepada masyarakat secara door to door tentang
menjaga kebersihan rumah, pencahayaan, dan ventilasi rumah.
A. Epidemiologi
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health Organization
(WHO) telah mencanangkan tuberkulosis sebagai « Global
Emergency ». Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat
8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, 3,9 juta adalah kasus
BTA (Basil Tahan Asam) positif. Sepertiga penduduk dunia telah
terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional WHOjumlah
terbesar kasus TB terjadi di Asia tenggara yaitu 33 % dari seluruh kasus
TB di dunia, namun bila dilihat dari jumlah penduduk terdapat 182
kasus per 100.000 penduduk. Di Afrika hampir 2 kali lebih besar dari
Asia tenggara yaitu 350 per 100.000 pendduduk, seperti terlihat pada
tabel 1
Diperkirakan angka kematian akibat TB adalah 8000 setiap hari
dan 2 - 3 juta setiap tahun. Laporan WHO tahun 2004 menyebutkan
bahwa jumlah terbesar kematian akibat TB terdapat di Asia tenggara
yaitu 625.000 orang atau angka mortaliti sebesar 39 orang per 100.000
penduduk. Angka mortaliti tertinggi terdapat di Afrika yaitu 83 per
100.000 penduduk, prevalens HIV yang cukup tinggi mengakibatkan
peningkatan cepat kasus TB yang muncul.
Indonesia masih menempati urutan ke 3 di dunia untuk jumlah
kasus TB setelah India dan Cina. Setiap tahun terdapat 250.000 kasus
baru TB dan sekitar 140.000 kematian akibat TB. Di Indonesia
tuberkulosis adalah pembunuh nomor satu diantara penyakit menular
dan merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung
dan penyakit pernapasan akut pada seluruh kalangan usia.
B. Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium tuberculosis complex.
C. Biomolekuler M.Tuberculosis
Morfologi dan Struktur Bakteri
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau sedikit
melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran
lebar 0,3 – 0,6 mm dan panjang 1 – 4 mm. Dinding M. tuberculosis
sangat kompleks, terdiri dari lapisan lemak cukup tinggi (60%).
Penyusun utama dinding sel M.tuberculosis ialah asam mikolat, lilin
kompleks (complex-waxes), trehalosa dimikolat yang disebut cord
factor, dan mycobacterial sulfolipids yang berperan dalam virulensi.
Asam mikolat merupakan asam lemak berantai panjang (C60 – C90)
yang dihubungkan dengan arabinogalaktan oleh ikatan glikolipid dan
D. Patogenesis
Tuberkulosis Primer
Kuman tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan
bersarang di jaringan paru sehingga akan terbentuk suatu sarang
pneumoni, yang disebut sarang primer atau afek primer. Sarang primer
ini mungkin timbul di bagian mana saja dalam paru, berbeda dengan
sarang reaktivasi. Dari sarang primer akan kelihatan peradangan saluran
getah bening menuju hilus (limfangitis lokal). Peradangan tersebut
diikuti oleh pembesaran kelenjar getah bening di hilus (limfadenitis
regional). Afek primer bersama-sama dengan limfangitis regional
dikenal sebagai kompleks primer. Kompleks primer ini akan mengalami
salah satu nasib sebagai berikut :
1. Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali (restitution
ad integrum)
2. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain sarang
Ghon, garis fibrotik, sarang perkapuran di hilus)
3. Menyebar dengan cara :
c. Perkontinuitatum, menyebar ke sekitarnya
Salah satu contoh adalah epituberkulosis, yaitu suatu kejadian
penekanan bronkus, biasanya bronkus lobus medius oleh
kelenjar hilus yang membesar sehingga menimbulkan
obstruksi pada saluran napas bersangkutan, dengan akibat
atelektasis. Kuman tuberkulosis akan menjalar sepanjang
bronkus yang tersumbat ini ke lobus yang atelektasis dan
menimbulkan peradangan pada lobus yang atelektasis tersebut,
yang dikenal sebagai epituberkulosis.
E. Klasifikasi
Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru,
tidak termasuk pleura.
1. Berdasar hasil pemeriksaan dahak (BTA)
TB paru dibagi atas:
a. Tuberkulosis paru BTA (+) adalah:
- Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak
menunjukkan hasil BTA positif
- Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan
BTA positif dan kelainan radiologi menunjukkan
gambaran tuberkulosis aktif
- Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan
BTA positif dan biakan positif
b. Tuberkulosis paru BTA (-)
F. Diagnosis
Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis,
pemeriksaan fisis/jasmani, pemeriksaan bakteriologi, radiologi dan
pemeriksaan penunjang lainnya
Gejala klinik
Gejala klinis tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu
gejala lokal dan gejala sistemik, bila organ yang terkena adalah
paru maka gejala lokal ialah gejala respiratori (gejala lokal sesuai
organ yang terlibat)
1. Gejala respiratorik
- batuk > 2 minggu
- batuk darah
- sesak napas
- nyeri dada
Gejala respiratori ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada
gejala sampai gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi.
Kadang pasien terdiagnosis pada saat medical check up. Bila
bronkus belum terlibat dalam proses penyakit, maka pasien
mungkin tidak ada gejala batuk. Batuk yang pertama terjadi
karena iritasi bronkus, dan selanjutnya batuk diperlukan untuk
membuang dahak ke luar.
2. Gejala sistemik
- Demam
- Gejala sistemik lain adalah malaise, keringat malam,
anoreksia dan berat badan menurun
3. Gejala tuberkulosis ekstraparu
Gejala tuberkulosis ekstraparu tergantung dari organ yang
terlibat, misalnya pada limfadenitis tuberkulosis akan terjadi
pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari kelenjar getah
bening, pada meningitis tuberkulosis akan terlihat gejala
Pemeriksaan Fisik
- Pada pemeriksaan jasmani kelainan yang akan dijumpai
tergantung dari organ yang terlibat.
- Pada tuberkulosis paru, kelainan yang didapat tergantung luas
kelainan struktur paru. Pada permulaan (awal) perkembangan
penyakit umumnya tidak (atau sulit sekali) menemukan
kelainan. Kelainan paru pada umumnya terletak di daerah
lobus superior terutama daerah apeks dan segmen posterior (S1
dan S2) , serta daerah apeks lobus inferior (S6). Pada
pemeriksaan jasmani dapat ditemukan antara lain suara napas
bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda-
tanda penarikan paru, diafragma dan mediastinum.
- Pada pleuritis tuberkulosis, kelainan pemeriksaan fisis
tergantung dari banyaknya cairan di rongga pleura. Pada
perkusi ditemukan pekak, pada auskultasi suara napas yang
melemah sampai tidak terdengar pada sisi yang terdapat cairan.
- Pada limfadenitis tuberkulosis, terlihat pembesaran kelenjar
getah bening, tersering di daerah leher (pikirkan kemungkinan
metastasis tumor), kadang-kadang di daerah ketiak.
Pembesaran kelenjar tersebut dapat menjadi “cold abscess”
Gambar 6.2.3. Paru : apeks lobus superior dan apeks lobus inferior
Pemeriksaan Bakteriologik
a. Bahan pemeriksasan
Pemeriksaan bakteriologi untuk menemukan kuman
tuberkulosis mempunyai arti yang sangat penting dalam
menegakkan diagnosis. Bahan untuk pemeriksaan bakteriologi
ini dapat berasal dari dahak, cairan pleura, liquor
cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan
bronkoalveolar (bronchoalveolar lavage/BAL), urin, faeces
dan jaringan biopsi (termasuk biopsi jarum halus/BJH
b. Cara pengumpulan dan pengiriman bahan
1. Cara pengambilan dahak 3 kali (SPS):
- Sewaktu / spot (dahak sewaktu saat kunjungan)
- Pagi ( keesokan harinya )
- Sewaktu / spot ( pada saat mengantarkan dahak pagi)
atau setiap pagi 3 hari berturut-turut.
2. Bahan pemeriksaan/spesimen yang berbentuk cairan
dikumpulkan/ditampung dalam pot yang bermulut lebar,
berpenampang 6 cm atau lebih dengan tutup berulir, tidak
mudah pecah dan tidak bocor. Apabila ada fasiliti,
Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas
indikasi: foto lateral, top-lordotik, oblik, CT-Scan. Pada
pemeriksaan foto toraks, tuberkulosis dapat memberi gambaran
bermacam--macam bentuk (multiform).
Gambaran radiologi yang dicurigai sebagai lesi TB aktif :
- Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior
lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah
Pemeriksaan khusus
dari uji yang didapat besar sekali. Pada malnutrisi dan infeksi
HIV uji tuberkulin dapat memberikan hasil negatif.
G. Penatalaksanaan
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3
bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduan obat yang digunakan
terdiri dari paduan obat utama dan tambahan.
a. Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Obat yang dipakai:
1. Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah:
- INH
- Rifampisin
- Pirazinamid
- Streptomisin
- Etambutol
2. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2)
- Kanamisin
- Amikasin
- Kuinolon
- Obat lain masih dalam penelitian yaitu makrolid dan
amoksilin + asam klavulanat
- Beberapa obat berikut ini belum tersedia di Indonesia
antara lain :
Kapreomisin
Sikloserino
PAS (dulu tersedia)
Derivat rifampisin dan INH
Thioamides (ethionamide dan prothionamide)
Kemasan
- Obat tunggal,Obat disajikan secara terpisah, masing-
masing INH, rifampisin, pirazinamid dan etambutol.
- Obat kombinasi dosis tetap (Fixed Dose Combination –
FDC)Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari 3 atau 4 obat
dalam satu tablet.
Dosis OAT
Tabel 6.2.2. Jenis dan dosis OAT
38-54 3 3 3 3 3
55-70 4 4 4 4 4
>71 5 5 5 5 5
Tabel 6.2.3. Dosis obat antituberkulosis kombinasi dosis tetap
c. Efek Samping
d. Terapi pembedahan
lndikasi operasi
1. Indikasi mutlak
a. Semua pasien yang telah mendapat OAT adekuat tetetapi
dahak tetap positif
b. Pasien batuk darah yang masif tidak dapat diatasi dengan
cara konservatif
2. lndikasi relative
a. Pasien dengan dahak negatif dengan batuk darah berulang
b. Kerusakan satu paru atau lobus dengan keluhan
c. Sisa kaviti yang menetap.
e. Evaluasi Pengobatan
Evaluasi pasien meliputi evaluasi klinis, bakteriologi, radiologi,
dan efek samping obat, serta evaluasi keteraturan berobat.
Evaluasi klinik
- Pasien dievaluasi setiap 2 minggu pada 1 bulan pertama
pengobatan selanjutnya setiap 1 bulan
- Evaluasi : respons pengobatan dan ada tidaknya efek
samping obat serta ada tidaknya komplikasi penyakit
- Evaluasi klinis meliputi keluhan , berat badan,
pemeriksaan fisis.
Evaluasi bakteriologik (0 - 2 - 6 /9 bulan pengobatan)
- Tujuan untuk mendeteksi ada tidaknya konversi dahak
- Pemeriksaan & evaluasi pemeriksaan mikroskopik
o Sebelum pengobatan dimulai
o Setelah 2 bulan pengobatan (setelah fase intensif)
o Pada akhir pengobatan
- Bila ada fasiliti biakan : dilakukan pemeriksaan biakan
dan uji resistensi
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
28 MEI2018-21 JUNI 2018 140
LAPORAN KEGIATAN DI PUSKESMAS HELVETIA
Kriteria Sembuh
- BTA mikroskopis negatif dua kali (pada akhir fase
intensif dan akhir pengobatan) dan telah mendapatkan
pengobatan yang adekuat
- Pada foto toraks, gambaran radiologi serial tetap sama/
perbaikan
- Bila ada fasiliti biakan, maka kriteria ditambah biakan
negatif
(CD4>200/mm3) (CD4<200/mm3)
Sputum mikroskopis Sering positif Sering negatif
TB ekstra pulmonal Jarang Umum/ banyak
Mikobakterimia Tidak ada Ada
Tuberkulin Positif Negatif
Foto toraks Reaktivasi TB, kaviti Tipikal primer TB milier
di puncak / interstisial
Adenopati hilus/ Tidak ada Ada
mediastinum
Efusi pleura Tidak ada Ada
kali sehari
gel-sgc) atau
- LPV/RTV 400/400 mg 2
kali sehari
ABC
CD4 200- Mulai terapi TB Pertimbangan ART
350/mm3
- Mulai salah satu paduan di bawah
ini setelah selesai fase intensif
(mulai lebih dini dan bila penyakit
berat):
Jenis ARV
Golongan Obat Dosis
Nukleosida RTI (NsRTI)
· Ritonavir (RTV/r) Kapsul 100 mg, larutan oral 400 mg/5 ml.
I. Komplikasi
Pada pasien tuberkulosis dapat terjadi beberapa komplikasi, baik
sebelum pengobatan atau dalam masa pengobatan maupun setelah
selesai pengobatan.
Beberapa komplikasi yang mungikin timbul adalah :
- Batuk darah
- Pneumotoraks
- Luluh paru
- Gagal napas
- Gagal jantung
- Efusi pleura
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
1. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai manfaat pemberian ASI Ekslusif.
2. Kurangnya kesadaran pasien tentang pentingnya menjaga kesehatan
lingkungan dan PSN.
3. Masyarakat Puskesmas Helvetia masih kurang memahami tentang
penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan rumah
tangga.
4. Masyarakat Puskesmas Helvetia masih memiliki pengetahuan yang
kurang tentang penyakit TB paru dan bagaimana etika batuk yang benar.
7.2. Saran
1. Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat terutama pada ibu tentang
ASI Ekslusif.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya PSN dan
memotivasi masyarakat untuk rutin melakukan kegiatan PSN.
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) terutama di lingkungan rumah tangga.
4. Puskesmas selaku pelayanan pertama kesehatan pada masyarakat dapat
meningkatkan upaya promosi kesehatan dan upaya pencegahan TB paru
yang menyeluruh pada suatu kelompok masyarakat dengan cara
mengontrol dan memonitoring alamat kasus, sehingga dapat dengan
mudah mengetahui daerah rawaan.