Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Rahmat Hidayat
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Tempat/ tanggal Lahir : Sinjai 19 Desember 1997
Agama : Islam
Suku : Bugis
Status Pernikahan : Belum menikah
Pendidikan Terakhir : Sarjana Sastra Arab
Pekerjaan : Mahasiswa
Diagnosis Sementara : Gangguan Psikotik akut dan sementara (F23.0)
b. Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah
c. Riwayat Agama
Pasien memeluk agama Islam.
F. Riwayat Kehidupan Keluarga
Pasien merupakan anak ke 5 dari 7 bersaudara (perempuan, perempuan, laki-laki,
perempuan, laki-laki, perempuan, perempuan). Pasien tinggal di kosan bersama temannya
selama kuliah dan jauh dari keluarga. Hubungan pasien dengan keluarga cukup baik.
Riwayat keluarga mempunyai gangguan jiwa yang sama dengan pasien tidak ada.
G. Situasi Sekarang
Saat ini pasien tinggal di kosan bersama temannya.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang laki-laki usia 21 tahun, memakaibaju hitam dan sarung putih, perawatan diri
kurang, wajah tampak sesuai umur.
2. Kesadaran
Berubah
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Saat wawancara, pasien gelisah.
4. Pembicaraan
Spontan, lancar, intonasi meningkat
5. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
B. Keadaan Afektif (Mood), Perasaan, Empati, dan Perhatian
1. Mood : Hipertimia
2. Afek : terbatas
3. Empati : tidak dapat dirabarasakan
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi :
Halusinasi auditorik (+) (mendengar suara-suara banyak orang tentang hari kiamat),
halusinasi visual (+) (melihat bayangan dajjal tapi pasien tidak bisa
mendeskripsikan dengan lebih detail)
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berpikir
1. Arus Pikiran
Produktivitas : Cukup
Kontuinitas : Relevan
Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya dalam berbahasa
2. Isi Pikiran
Preokupasi : Positif – pasien merasa tidak dihargai dalam
organisasi
Gangguan isi pikiran : waham persekutorik (+), dajjal akan datang untuk
membunuhnya
G. Daya Nilai
1. Norma sosial : terganggu
2. Uji daya nilai : terganggu
3. Penilaian realitas : terganggu
H. Tilikan (Insight)
Derajat 1 (Pasien merasa bahwa dirinya tidak sakit dan tidak perlu pengobatan
A. Status Internus
Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 60 x/menit, pernapasan 16 x/menit, suhu 37,20C,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, jantung, paru, abdomen dalam batas
normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.
B. Status Neurologis
Kesadaran saat datang berada pada GCS 15 (E4M6V5). Gejala rangsang selaput otak:
kaku kuduk (-), kernig’s sign (-)/(-), pupil bulat dan isokor 2,5 mm/2,5 mm, refleks
cahaya langsung dan tidak langsung (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik keempat
ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan refleks patologis.
Pada pemeriksaan status mental, didapatkan kesadaran yang berubah, psikomotor meningkat
, mood hipertimia, afek terbatas, empati tidak teraba rasakan, kemampuan menolong diri
sendiri kurang. Terdpaat halusinasi visual dan auditorik. Terdapat gangguan isi piker berupa
preokupasi dan waham persekutorik. Pengendalian impuls dan daya nilai terganggu. Tilikan
derajat satu, di mana pasien merasakan dirinya tidak sakit dan tidak perlu pengobatan.
3. Sosiologik :
Ditemukan adanya hendaya dalam pekerjaan dan penggunaan waktu senggang maka
membutuhkan sosioterapi.
3. Konseling
Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien agar memahami penyakitnya
dan bagaimana cara menghadapinya.
4. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan orang-orang di
sekitarnya. Sehingga dapat menerima dan menciptakan suasana lingkungan yang
mendukung
IX. PROGNOSIS
Dubia ad Bonam
a. Faktor pendukung
b. Faktor penghambat
Onset di usia muda
Pasien merasakan diri tidak sakit dan tidak perlu pengobatan
X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya, selain itu menilai
efektivitas dan kemungkinan efek samping obat yang diberikan.
XI. PEMBAHASAN
Psikosis adalah kumpulan gejala yang terjadi bersama-sama selama periode waktu.
Kebanyakan gejala yang menonjol dari psikosis adalah delusi dan halusinasi di mana
seseorang kehilangan sentuh dengan realitas, dan memiliki kesulitan mengatakan perbedaan
antara apa yang nyata dan apa yang tidak. Psikosis dapat mempengaruhi cara seseorang
berpikir, merasa dan berperilaku[1]
Psikotik sementara sebagai suatu kondisi psikotik yang gejala psikotik yang muncul
memiliki onset singkat, yang berlangsung 1 hari atau lebih tetapi kurang dari 1 bulan.
Remisi penuh, dan individu kembali ke tingkat premorbid dari fungsi[1]. Gangguan psikotik
singkat jarang terjadi dan sulit untuk diagnosis itu karena tidak ada uji laboratorium untuk
secara khusus mendiagnosis gangguan psikotik - kecuali yang yang menyertai penyakit
fisik, tumor otak seperti – dan tidak ada tes laboratorium untuk beberapa efek obat yang
merugikan ditentukan atau terlarang atau hukum.
Penyebab gangguan psikotik singkat tidak diketahui. Pasien yang memiliki gangguan
kepribadian mungkin memiliki kerentanan biologis atau psikologis untuk pengembangan
gejala psikotik, terutama mereka dengan batas, skizoid, schizotypal, atau kualitas paranoid.
formulasi psikodinamik telah menekankan kehadiran mekanisme koping yang tidak
memadai dan kemungkinan keuntungan sekunder untuk pasien dengan gejala psikotik. [1].
Gejala-gejala gangguan psikotik singkat selalu menyertakan setidaknya satu gejala utama
dari psikosis, seperti halusinasi, delusi, dan pikiran tidak terorganisir, biasanya dengan onset
mendadak, tetapi tidak selalu mencakup seluruh pola gejala yang terlihat pada skizofrenia.
Gejala khas pada gangguan psikotik singkat termasuk volatilitas emosional, perilaku aneh
atau aneh, berteriak atau kebisuan, dan memori terganggu peristiwa baru-baru. Beberapa
gejala menyarankan diagnosis delirium dan menjamin hasil pemeriksaan medis, terutama
untuk menyingkirkan reaksi negatif terhadap obat[1].
Dasar diagnosis menurut PPDGJ harus memenuhi kriteria[2] :
Onset akut dalam masa (2 minggu atau kurang, jangka waktu gejala-gejala psikotik menjadi
nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari-hari,
tidak termasuk periode prodromal yang gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri khas yang
menentukan seluruh kelompok (Maslim, 2001).
Adanya sindrom yang khas (berupa polimorfik beraneka ragam dan berubah cepat atau
“skizofrenia-like” = gejala skizofrenik yang khas)
Adanya stress akut yang berkaitan (tidak terlalu ada, sehingga dispesifikasi dengan karekter
ke 5; x0= tanpa penyerta stress akut; x1= dengan penyerta stress akut). Kesulitan atau
problem yang berkepanjangan tidak boleh dimasukkan sebagai sumber stress dalam konteks
ini;
Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung
Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode manik (F30.-)
atau episode depresif (F32.-), walaupun perubahan emosional dan gejala-gejala afektif
individual dapat menonjol dari waktu ke waktu (Maslim, 2001).
Tidak ada penyebab organic, seperti trauma kapitis, delirium atau demensia. Tidak terjadi
disebabkan intoksikasi akibat penggunaan alcohol atau obat-obatan.
LAMPIRAN WAWANCARA
DM :Assalamualaikum wr wb
P : Walaikumsalam
DM : Siapa namanya?
P : Rahmat
DM : Tinggal dimana?
P : Bapak mama
P :7
DM : Anak ke berapa ?
P : Kelima
P : Masih kuliah
P : Tidak tahu
P : Tidak, susah karena ada yang bisik yang bicara tentang kiamat terus
P : --------
P : Pencuri
P : Iya
kasih.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ciorney,A. Bumbu, C. Stres and Brief Psikotic Disorder. 2011. Clinical Hospital of
Psychiatry “Prof Dr. Alex Obregia” Bucharest, Romania
2. Elvira, D Sylvia.2014. Buku Ajar Psikiatri. Edisi 2. Jakarta; Badan Penerbit. FKUI
4. Maslim R. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ III.
Jakarta: PT. Nuh Raya.