Вы находитесь на странице: 1из 16

LAPORAN KASUS

GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA (F23.0)

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Rahmat Hidayat
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Tempat/ tanggal Lahir : Sinjai 19 Desember 1997
Agama : Islam
Suku : Bugis
Status Pernikahan : Belum menikah
Pendidikan Terakhir : Sarjana Sastra Arab
Pekerjaan : Mahasiswa
Diagnosis Sementara : Gangguan Psikotik akut dan sementara (F23.0)

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis dari :
Nama : Tn Rahmat Hidayat
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : Sarjana Sastra Arab
Pekerjaan :Mahasiswa
Alamat : Sinjai
Hubungan dengan pasien : Ayah
A. Keluhan Utama
Gelisah dan mengamuk

B. Riwayat Gangguan Sekarang


a. Keluhan dan Gejala
Seorang pasien laki-laki berusia 21 tahun datang ke UGD Jiwa RSKD
diantar oleh kedua orang tuanya untuk pertama kalinya dengan keluhan gelisah
dan mengamuk yang terus menerus sejak satu minggu yang lalu. Pasien sering
berceramah tentang agama, dajjal dan Palestina. Pasien juga cepat tersinggung
dan marah-marah. Pasien sering terlihat sesuatu dan berbicara sendiri. Pasien
suka melakukan gerakan-gerakan yang aneh terutama setelah sholat. Pasien aktif
dalam organisasi di kampusnya. Awal perubahan perilaku pasien sejak satu
minggu yang lalu. Keluarga mencurigai perubahan perilaku pasien dikarenakan
pasien sering merasa diri dia tidak dihargai sebagai panitia organisasi di
universitas. Sebelumnya pasien adalah pribadi yang sabar, ramah dan penurut

b. Hendaya dan disfungsi


 Hendaya sosial (+)
 Hendaya pekerjaan (+)
 Hendaya gangguan waktu senggang (+)

c. Faktor stress psikososial


Pasien ditunjuk menjadi panitia dalam suatu kegiatan organisasi, tetapi teman-
temannya tidak ada yang menghargai hasil kerjanya sehingga pasien kecewa
berat.

d. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat fisik dan psikis sebelumnya :


 Riwayat infeksi (-)
 Riwayat trauma (-)
 Riwayat kejang (-)
 Riwayat merokok (+)
 Riawayat alkohol (-)
 Riwayat NAPZA (-)

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak terdapat riwayat penyakit dahulu

2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif


Pasien merokok 1 bungkus perhari

3. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya


Pasien pertama kali dibawah ke RSKD Dadi

D. Riwayat kehidupan pribadi


 Lahir normal, cukup bulan, asi ekslusif
 Pertumbuhan dan perkembangan baik
 Sebelum sakit , pasien mempunyai peribadi yang ramah dan mudah bergaul
 Saat ini pasien kuliah sastra arab semester 5 di Universitas Alaudin
 Prestasi akademik pasien tidak terlalu menonjol

E. Riwayat Masa Dewasa


a. Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak pernah bekerja

b. Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah

c. Riwayat Agama
Pasien memeluk agama Islam.
F. Riwayat Kehidupan Keluarga
Pasien merupakan anak ke 5 dari 7 bersaudara (perempuan, perempuan, laki-laki,
perempuan, laki-laki, perempuan, perempuan). Pasien tinggal di kosan bersama temannya
selama kuliah dan jauh dari keluarga. Hubungan pasien dengan keluarga cukup baik.
Riwayat keluarga mempunyai gangguan jiwa yang sama dengan pasien tidak ada.

G. Situasi Sekarang
Saat ini pasien tinggal di kosan bersama temannya.

H. Persepsi Pasien tentang diri dan kehidupannya


Pasien merasa dirinya tidak sakit. Pasien hanya ingin orang-orang mengerti dan
menghargai dirinya. Pasien merasa tersiksa dengan tuntutan orang-orang terhadapnya.

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang laki-laki usia 21 tahun, memakaibaju hitam dan sarung putih, perawatan diri
kurang, wajah tampak sesuai umur.
2. Kesadaran
Berubah
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Saat wawancara, pasien gelisah.
4. Pembicaraan
Spontan, lancar, intonasi meningkat
5. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
B. Keadaan Afektif (Mood), Perasaan, Empati, dan Perhatian
1. Mood : Hipertimia
2. Afek : terbatas
3. Empati : tidak dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)


1. Taraf pendidikan :
Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan taraf pendidikan.
2. Daya konsentrasi : Terganggu
3. Orientasi
 Waktu : Baik
 Tempat : Baik
 Orang : Baik
4. Daya ingat
 Jangka panjang : Kurang
 Jangka pendek : Kurang
 Jangka segera : Kurang
5. Pikiran Abstrak : Baik
6. Bakat kreatif : Tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Terganggu

D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi :
Halusinasi auditorik (+) (mendengar suara-suara banyak orang tentang hari kiamat),
halusinasi visual (+) (melihat bayangan dajjal tapi pasien tidak bisa
mendeskripsikan dengan lebih detail)
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berpikir
1. Arus Pikiran
 Produktivitas : Cukup
 Kontuinitas : Relevan
 Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya dalam berbahasa

2. Isi Pikiran
 Preokupasi : Positif – pasien merasa tidak dihargai dalam
organisasi
 Gangguan isi pikiran : waham persekutorik (+), dajjal akan datang untuk
membunuhnya

F. Pengendalian Impuls : Terganggu

G. Daya Nilai
1. Norma sosial : terganggu
2. Uji daya nilai : terganggu
3. Penilaian realitas : terganggu

H. Tilikan (Insight)
Derajat 1 (Pasien merasa bahwa dirinya tidak sakit dan tidak perlu pengobatan

I. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI

A. Status Internus
Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 60 x/menit, pernapasan 16 x/menit, suhu 37,20C,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, jantung, paru, abdomen dalam batas
normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.
B. Status Neurologis
Kesadaran saat datang berada pada GCS 15 (E4M6V5). Gejala rangsang selaput otak:
kaku kuduk (-), kernig’s sign (-)/(-), pupil bulat dan isokor 2,5 mm/2,5 mm, refleks
cahaya langsung dan tidak langsung (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik keempat
ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan refleks patologis.

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Seorang pasien laki-laki, berusia 21 tahun diantar orang tuanya ke UGD jiwa untuk pertama
kalinya dengan keluhan gelisah dan mengamuk yang dialami sejak 1 minggu yang lalu.
Pasien berjalan mundar-mandir , berbicara tentang agama, cepat tersinggung dan mudah
marah. Pasien sering terlihat sesuatu dan berbicara sendiri serta melakukan gerakan-gerakan
aneh, terutama setelah sholat. Awal perubahan perilaku pasien saat menjadi panitia suatu
kegiatan organisasi. Pasien dimarahi oleh seniornya sehingga pasien marah dan mengamuk
yang terus berlanjut ke hari-hari berikutnya. Sebelumnya, pasien dikenal sebagai peribadi
yand ramah dan mudah bergaul.

Pada pemeriksaan status mental, didapatkan kesadaran yang berubah, psikomotor meningkat
, mood hipertimia, afek terbatas, empati tidak teraba rasakan, kemampuan menolong diri
sendiri kurang. Terdpaat halusinasi visual dan auditorik. Terdapat gangguan isi piker berupa
preokupasi dan waham persekutorik. Pengendalian impuls dan daya nilai terganggu. Tilikan
derajat satu, di mana pasien merasakan dirinya tidak sakit dan tidak perlu pengobatan.

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL (SESUAI PPDGJ III)


1. Aksis I
Didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna berupa gelisah dan mengamuk yang
mana gejala-gejala ini menyebabkan timbulnya distress dan disabilitas sehingga
dapat disimpulkan mengalami gangguan jiwa. Didapatkan adanya hendaya dalam
menilai realitas berupa waham dan halusinasi sehingga digolongkan dalam
gangguan jiwa psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan kelainan diagnosa
diarahkan ke gangguan jiwa psikotik non organic. Pada pemeriksaan status mental
didapatkan adanya halusinasi dan wahamyang berlangsung kurang dari 2 minggu,
sehingga berdasarkan PPDGJ III telah memenuhi kriteria diagnosis Gangguan
Psikotik Akut dan Sementara (F23.0)
2. Aksis II
Ciri keperibadian tidak khas
3. Aksis III
Tidak ada diagnosis.
4. Aksis IV
Masalah berkaitan lingkungan sosial.
5. Aksis V
GAF Scale 50-41 (berupa gejala berat, disabilitas berat).

VII. DAFTAR MASALAH


1. Organobiologik :
Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna, tetapi diduga terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter, maka pasien memerlukan farmakoterapi.
2. Psikologi :
Ditemukan adanya masalah psikologi sehingga memerlukan psikoterapi.

3. Sosiologik :
Ditemukan adanya hendaya dalam pekerjaan dan penggunaan waktu senggang maka
membutuhkan sosioterapi.

VIII. RENCANA TERAPI


1. Farmakoterapi :
Haloperidol 5mg 3x1
Chlorpromazine 100mg 0-0-1
Trihexyphenidil 2mg 2x1
Awasi tanda EPS dan TTV
2. Psikoterapi
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan keluhan dan isi hati
serta perasaansehingga pasien merasa lega.

3. Konseling
Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien agar memahami penyakitnya
dan bagaimana cara menghadapinya.

4. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan orang-orang di
sekitarnya. Sehingga dapat menerima dan menciptakan suasana lingkungan yang
mendukung

IX. PROGNOSIS
Dubia ad Bonam

a. Faktor pendukung

 Tidak terdapat kelainan organik


 Tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama
 Kepatuhan minum obat
 Stressor yang diketahui

b. Faktor penghambat
 Onset di usia muda
 Pasien merasakan diri tidak sakit dan tidak perlu pengobatan

X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya, selain itu menilai
efektivitas dan kemungkinan efek samping obat yang diberikan.
XI. PEMBAHASAN
Psikosis adalah kumpulan gejala yang terjadi bersama-sama selama periode waktu.
Kebanyakan gejala yang menonjol dari psikosis adalah delusi dan halusinasi di mana
seseorang kehilangan sentuh dengan realitas, dan memiliki kesulitan mengatakan perbedaan
antara apa yang nyata dan apa yang tidak. Psikosis dapat mempengaruhi cara seseorang
berpikir, merasa dan berperilaku[1]
Psikotik sementara sebagai suatu kondisi psikotik yang gejala psikotik yang muncul
memiliki onset singkat, yang berlangsung 1 hari atau lebih tetapi kurang dari 1 bulan.
Remisi penuh, dan individu kembali ke tingkat premorbid dari fungsi[1]. Gangguan psikotik
singkat jarang terjadi dan sulit untuk diagnosis itu karena tidak ada uji laboratorium untuk
secara khusus mendiagnosis gangguan psikotik - kecuali yang yang menyertai penyakit
fisik, tumor otak seperti – dan tidak ada tes laboratorium untuk beberapa efek obat yang
merugikan ditentukan atau terlarang atau hukum.
Penyebab gangguan psikotik singkat tidak diketahui. Pasien yang memiliki gangguan
kepribadian mungkin memiliki kerentanan biologis atau psikologis untuk pengembangan
gejala psikotik, terutama mereka dengan batas, skizoid, schizotypal, atau kualitas paranoid.
formulasi psikodinamik telah menekankan kehadiran mekanisme koping yang tidak
memadai dan kemungkinan keuntungan sekunder untuk pasien dengan gejala psikotik. [1].
Gejala-gejala gangguan psikotik singkat selalu menyertakan setidaknya satu gejala utama
dari psikosis, seperti halusinasi, delusi, dan pikiran tidak terorganisir, biasanya dengan onset
mendadak, tetapi tidak selalu mencakup seluruh pola gejala yang terlihat pada skizofrenia.
Gejala khas pada gangguan psikotik singkat termasuk volatilitas emosional, perilaku aneh
atau aneh, berteriak atau kebisuan, dan memori terganggu peristiwa baru-baru. Beberapa
gejala menyarankan diagnosis delirium dan menjamin hasil pemeriksaan medis, terutama
untuk menyingkirkan reaksi negatif terhadap obat[1].
Dasar diagnosis menurut PPDGJ harus memenuhi kriteria[2] :
Onset akut dalam masa (2 minggu atau kurang, jangka waktu gejala-gejala psikotik menjadi
nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari-hari,
tidak termasuk periode prodromal yang gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri khas yang
menentukan seluruh kelompok (Maslim, 2001).
 Adanya sindrom yang khas (berupa polimorfik beraneka ragam dan berubah cepat atau
“skizofrenia-like” = gejala skizofrenik yang khas)
 Adanya stress akut yang berkaitan (tidak terlalu ada, sehingga dispesifikasi dengan karekter
ke 5; x0= tanpa penyerta stress akut; x1= dengan penyerta stress akut). Kesulitan atau
problem yang berkepanjangan tidak boleh dimasukkan sebagai sumber stress dalam konteks
ini;
 Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung
 Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode manik (F30.-)
atau episode depresif (F32.-), walaupun perubahan emosional dan gejala-gejala afektif
individual dapat menonjol dari waktu ke waktu (Maslim, 2001).
 Tidak ada penyebab organic, seperti trauma kapitis, delirium atau demensia. Tidak terjadi
disebabkan intoksikasi akibat penggunaan alcohol atau obat-obatan.

Sementara untuk penata laksanaannya sendiri terbagi menjadi:


Rawat inap.
Seorang pasien yang psikotik akut mungkin perlu rawat inap singkat untuk evaluasi
pemantauan ketat maupun perlindungan, dan pengontrolan obat oleh doker.
Farmakoterapi
Dua kelas utama obat yang harus dipertimbangkan dalam pengobatan gangguan psikotik
singkat adalah obat antipsikotik dan benzodiazepin. Ketika obat anti psikotik yang dipilih,
potensi tinggi obat antipsikotik, seperti haloperidol, dapat digunakan. Pada pasien yang
berisiko tinggi untuk pengembangan efek samping ekstrapiramidal (misalnya, laki-laki
muda), sebuah serotonin dopamin obat antagonis harus diberikan sebagai profilaksis
terhadap gejala gangguan gerakan obat-induced. Atau, benzodiazepin dapat digunakan
dalam pengobatan jangka pendek psikosis. Meskipun benzodiazepin terbatas atau tidak ada
kegunaan dalam pengobatan jangka panjang gangguan psikotik, mereka bisa efektif untuk
waktu yang singkat dan berkaitan dengan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan
obat anti psikotik. Dalam kasus yang jarang terjadi, benzodiazepin yang berhubungan
dengan peningkatan agitasi dan, lebih jarang lagi, dengan kejang penarikan, yang biasanya
terjadi hanya dengan penggunaan berkelanjutan dari dosis tinggi. Penggunaan obat lain
dalam pengobatan gangguan psikotik singkat, meskipun dilaporkan dalam studi kasus,
belum didukung dalam studi skala besar. tions medica anxiolytic, bagaimanapun, sering
berguna selama 2 sampai 3 minggu setelah resolusi episode psikotik. Dokter harus
menghindari penggunaan jangka panjang dari obat apa pun dalam pengobatan gangguan.
Jika obat perawatan diperlukan, dokter mungkin harus mempertimbangkan kembali
diagnosis.
LAMPIRAN WAWANCARA AUTOANAMNESIS

LAMPIRAN WAWANCARA

AUTOANAMNESIS (DM: Dokter Muda ,P: Pasien)

DM :Assalamualaikum wr wb

P : Walaikumsalam

DM : Siapa namanya?

P : Rahmat

DM : Tinggal dimana?

P : di rumah di Binjai Timur, Sinjai

DM : Tinggal dirumah dengan siapa ?

P : Bapak mama

DM : Berapa jumlah saudaranya ?

P :7

DM : Anak ke berapa ?

P : Kelima

DM : Apa sudah bekerja?

P : Masih kuliah

DM : Apa pendidikan terakhir?

P : Sarjana sastra Arab


DM : Kenapa dibawa kesini ?

P : Tidak tahu

DM : Sering dengar suara bisik bisik ?

P : Ada, lagi bicara-bicara tentang hari kiamat

DM : Ada yang kamu lihat?

P : Ada bayangan dajjal

DM : Bagaimana bayangan itu mengganggu kamu?

P : Bayangan dajjal itu cuba membunuh saya

DM : Bagaimana tidurnya ? nyenyak ?

P : Tidak, susah karena ada yang bisik yang bicara tentang kiamat terus

DM : Sekarang Rahmat berada dimana ?

P : Tidak tau eh di rumah sakit

DM : Tau arti peribahasa rajin pangkal pandai ?

P : --------

DM : Artinya Panjang tangan ?

P : Pencuri

DM : Dimana pernah bekrja ?

P : Saya tidak pernah bekerja

DM : Bisa makan & mandi sendiri ?

P : Iya

DM : Apa yang rasakan sekarang ?


P : Saya merasa baik-baik saja.

DM : Oke, terimakasih sudah meluangkan waktunya. Semoga cepat sembuh. Terima

kasih.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ciorney,A. Bumbu, C. Stres and Brief Psikotic Disorder. 2011. Clinical Hospital of
Psychiatry “Prof Dr. Alex Obregia” Bucharest, Romania

2. Elvira, D Sylvia.2014. Buku Ajar Psikiatri. Edisi 2. Jakarta; Badan Penerbit. FKUI

3. Kaplan,H.,Sadock.. 2014. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. Jakarta. EGC

4. Maslim R. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ III.
Jakarta: PT. Nuh Raya.

5. Mills, K. Christina Marel, C. Bakar, A. Psychosis + Substance use.2011. National Drug


and Alcohol Research Centre.

Вам также может понравиться