Вы находитесь на странице: 1из 9

INTRA NATAL CARE (INC)

1. DEFINISI
Persalinan atau Partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan yang cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi
dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap. Ibu dikatakan belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan
perubahan serviks (Damayanti, dkk, 2015).
Menurut WHO, persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan (dengan
kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah pada awal persalinan dan presentasi
belakang kepala pada usia kehamilan antara 37-42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada
dalam kondisi yang baik.
Persalinan normal adalah pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar secara spontan tanpa bantuan alat dan tidak melukai ibu dan janin yang
berlangsung dalam 18-24 jam dengan letak janin belakang kepala. (Varney, 2003)
2. JENIS-JENIS PERSALINAN
Berdasarkan usia kehamilan, terdapat beberapa jenis persalinan yaitu :
a. Persalinan aterm : yaitu persalinan antara umur hamil 37-42 minggu, berat janin di atas 2.500 gr.
b. Persalinan prematurus : persalinan sebelum umur hamil 28-36 minggu, berat janin kurang dari 2.499 gr.
c. Persalinan serotinus : persalinan yang melampaui umur hamil 42 minggu, pada janin terdapat tanda
postmaturitas
d. Peralinan presipitatus : persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam.
Berdasarkan proses berlangsungnya persalinan dibedakan sebagai berikut :

a. Persalinan spontan : bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui
jalan lahir
b. Persalinan buatan : bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan
forceps/vakum, atau dilakukan operasi section caecarea.
c. Persalinan anjuran : pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup di
luar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan.
Persalinan kadang-kadang tidak mulai dengan segera dengan sendirinya tetapi baru bisa
berlangsung dengan dilakukannya amniotomi/pemecahan ketuban atau dengan induksi
persalinan yaitu pemberian pitocin atau prostaglandin.
3. SEBAB-SEBAB TERJADINYA PERSALINAN

a. Teori penurunan hormon progesterone.


Progesterone menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot
rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen didalam
darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga menimbulkan his.

b. Teori oxytocin.
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot – otot rahim.

c. Teori plasenta menjadi tua.


Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan his.

d. Teori prostaglandin.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur
kehamilan.

e. Pengaruh janin.
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada anencephalus, kehamilan sering
lama dari biasanya.
f. Teori distensi rahim.
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot – otot rahim sehingga
mengganggu sirkulasi uteroplasenta.

g. Teori iritasi mekanik


Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala
janin maka akan menimbulkan his.
4. TANDA DAN GEJALA PERSALINAN
a. Terjadinya Lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi
sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan :
ü Kontraksi Braxton hicks
ü Ketegangan dinding perut
ü Ketegangan ligamentum rotandum
ü Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
b. Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
ü Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
ü Dibagian bawah terasa sesak
ü Terjadi kesulitan saat berjalan
ü Sering miksi ( beser kencing )
c. Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukakan sebagai keluhan karena
dirasakan sakit dan mengganggu. Hal ini terjadi karena perubahan keseimbangan
estrogen,progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan makin tua hamil,
pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan
kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu. Sifat his permulaan ( palsu ) :
ü Rasa nyeri ringan di bagian bawah
ü Datangnya tidak teratur
ü Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
ü Durasinya pendek
ü Tidak bertambah bila beraktifitas
d. Tanda masuk dalam persalinan :
Proses persalinan dimulai bila ada tanda-tanda:
ü Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
· Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
· Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
· Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
· Makin beraktifitas ( jalan ) kekuatan makin bertambah
ü Pengeluaran Lendir dan darah ( pembawa tanda ), Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks
yang menimbulkan :
· Pendataran dan pembukaan
· Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis lepas
· Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
ü Pengeluaran Cairan
· Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan . Sebagian
ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan
berlangsung dalam waktu 24 jam. Namun, jika ternyata tidak tercapai, maka persalinan akhirnya diakhiri
dengan tindakan tertentu, misalnya ekstraksi vakum atau section caecaria.
e. Penurunan kepala janin akan digambarkan pada tabel di bawah ini :
PERIKSA LUAR PERIKSA DALAM KETERANGAN
5/5 § kepala diatas PAP
§ mudah digerakkan
4/5 § sakit digerakkan
H I – II § bagian terbesar PAP
belum masuk panggul
3/5 § bagian terbesar kepala
belum masuk panggul
H II – III
2/5 § bagian terbesar kepala
H III + sudah masuk panggul

1/5 § kepala didasar panggul


H III - IV

§ diperineum
HV

0/5

Keterangan :

: kepala janin
: PAP
HI : sama dengan atas pintu panggul / PAP
H II : sejajar dengan H I melalui pinggir bawah simpisis
H III : sejajar dengan H I melalui spina iskhiadika
HV : sejajar dengan H I melalui ujung os coxigis

5. PENAPISAN IBU HAMIL


No. Penyulit Ya Tidak
1. Riwayat bedah sesar
Beresiko terjadinya ruptur uteri yaitu robeknya uterus akibat
perlukaan sesar, sehingga berbahaya bagi ibu dan bayi
2. Perdarahan pervaginam, beresiko terjadinya :
a. Solusio plasenta : terlepasnya plasenta lebih dahulu,
Adanya nyeri perut bagian bawah, perut tegang, warna
darah yang dikeluarkan merah tua.
b. Plasenta previa : letak plasenta dibawah atau menutupi
jalan lahir, tidak ada nyeri perut kecuali ada kontraksi,
warna darah merah segar.
3. Persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37
minggu)
Beresiko bagi janinnya karena kondisi janin terjadi prematur
yang akibatnya organ-organ janin belum matur, sehingga
janin belum sanggup menjalankan fungsinya dengan
optimal.
4. Ketuban pecah dengan mekonium yang kental
Beresiko janin terjadi hipoksia dan ketika lahir terjadi asfiksi
yang dapat membahayakan janin.
5. Ketuban pecah lama
Beresiko terjadinya partus lama sehingga dapat
mengakibatkan infeksi pada ibu dan janin.
6. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (usia
kehamilan kurang dari 37 minggu)
Beresiko terjadinya kelahiran prematur yang nantinya dapat
berdampak pada janin yang belum siap untuk dilahirkan.
7. Ikterus
Beresiko terjadi kerusakan pada hepar yang nantinya dapat
mengakibatkan komplikasi pada janin sehingga terjadi
ikterus pada janin.
8. Anemia berat
Beresiko terjadinya IUGR pada janin serta persalinan
dengan komplikasi yang berlebihan.
9. Tanda/gejala infeksi
10. Preeklampsia/hipertensi dalam kehamilan
Beresiko pada ibu dengan terjadinya hipertensi kronik serta
kejangdan beresiko pula pada janin, yaitu pertumbuhan
janin terhambat, kematian janin, perdarahan serebral serta
persalinan prematur.
11. Tinggu fundus uteri 40 cm atau lebih
Tinggi fundus uteri yang tidak sesuai dengan usia
kehamilan bisa di sebabkan (makrosomia, kehamilan
ganda),maka perlu dilakukan pemeriksaan dini, karena
makrosomia dapat menyebabkan distosia bahu dan
menyebabkan perdarahan pasca persalinan.
12. Gawat janin
Ibu yang mengalami gawat janin perlu di lakukan
pemantauan DJJ yang sering, karena gawat janin dapat
berakibat fatal pada janin yang di kandung dan bahkan
dapat menyebabkan kematian pada janin.
13. Primipara dalam fase aktif dengan palpasi kepala janin
masih 5/5
Untuk mengatasinya ibu dapat miring ke kiri ataupun
dengan mengubah posisi ibu dengan jongkok maupun
berdiri. Posisi ini bisa membantu untuk penurunan kepala
dan jika tetap tidak ada penurunan persalinan bisa ilakukan
dengan SC.
14. Presentasi bukan belakang kepala
Kelainan pada malpresentasi/malposisi dapat
menyebabkan kesulitan pada proses persalinan,maka ini
bisa dilakukan SC untuk untuk proses persalinannya.
15. Presentasi majemuk
Untuk mencegah letak majemuk dapat dilakukan dengan
ibu posisi sujud.tetapi jika presentasi terendah sudah masuk
PAP posisi sujud tidak dapat mengubah presentasi dan
persalinan harus dilakukan SC.
16. Kehamilan gemelli
Ibu yang mengandung bayi gemeli/kembar perlu dilakukan
SC untuk mengeluarkan bayinya karena di kawatirkan
adanya malpresentasi/malposisi pada salah satu janinnya,
dan juga dapat mengakibatkan perdarahan.
17. Tali pusat menumbung
Untuk mengetahui tali pusat menumbung perlu di lakukan
pemeriksaan ini dengan USG, karena tali pusat
menumbung dapat mengakibatkan perdarahan bahkan juga
partus lama karena tali pusat menutupi jalan lahir.
18. Syok
Untuk mengatasi syok bisa diberikan infus dan oksigen
untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Jika syok
tidak tertangani dapat menyebabkan kematian pada janin
dan ibu.

Apabila didapati salah satu atau lebih penyulit seperti di atas, pasien harus dirujuk (Ulfa dkk., 2014).

6. FASE PERSALINAN
A. KALA 1
Kala 1 disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan pembukaan serviks
sampai lengkap
Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama,
makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak
daripada darah haid.
Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio
serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.
Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :
1. Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
2. Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam. Fase aktif
terbagi atas :
§ Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
§ Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
§ Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Perbedaan proses pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement)
pada primigravida dan multipara :
§ Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu sebelum terjadi pembukaan, sedangkan
pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses
penipisan dan pembukaan.
§ Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu daripada ostium eksternum (inspekulo
ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah), sedangkan pada multipara, ostium internum
dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis lebar)
§ Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (12 jam) dibandingkan multipara (8 jam) karena pematangan
dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.

Sifat His pada Kala 1 :


§ Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks terbuka sampai 3 cm.
Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.
§ Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir
§ Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama
60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).

Peristiwa penting Kala 1 :


· Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang selama
kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat
pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
· Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
· Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi
pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).

Kemajuan persalinan dalam kala I :


a. Kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I :
· Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi dan durasi.
· Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama persalinan faseaktif (dilatasi serviks
berlangsung atau ada disebelah kiri garis waspada).
· Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
b. Kemajuan yang kurang baik pada kala I :
· Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten.
· Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama persalinan fase aktif (dilatasi
serviks berada disebelah kanan garis waspada).
· Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
c. Kemajuan pada kondisi ibu.
· Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau kesakitan. Pastikan
hidrasi yang cukup melalui oral atau IV dan berikan analgesik secukupnya.
· Jika tekanan darah ibu menurun, curigai adanya perdarahan
· Jika terdapat aceton didalam urine ibu, curigai masukan nutrisi yang kurang. Segera berikan dextrose
IV.
d. Kemajuan pada kondisi janin.
· Jika didapati DJJ tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari 180 x / menit) curigai adanya gawat
janin.
· Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan reflek fleksi sempurna digolongkan dalam
malposisi atau malpresentasi.

B. KALA 2
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat bayi telah lahir lengkap.
Pada Kala 2 ini His menjadi lebih kuat, lebih sering, dan lebih lama. Selaput ketuban mungkin juga sudah
pecah/ baru pecah spontan pada awal Kala 2 ini. Rata-rata waktu untuk keseluruhan proses Kala 2 pada
primigravida ± 1,5 jam, dan multipara ± 0,5 jam.
Sifat His :
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga akibat stimulasi dari
tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang menekan anus dan rektum.
Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot dinding abdomen dan diafragma,
berusaha untuk mengeluarkan bayi.

Peristiwa penting pada Kala 2 :


· Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
· Ibu timbul perasaan/ refleks ingin mengedan yang semakin kuat.
· Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologis)
· Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai sumbu putar/
hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
· Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir (episiotomi).

Proses pengeluaran janin pada kala 2 (persalinan letak belakang kepala) :


· Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul
(sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior /
posterior).
· Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah fundus ke
arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut dan diafragma
(mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
· Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter oksipito-
frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
· Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun kecil ke arah
depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter
biparietalis.
· Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah simfisis
pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
· Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi tubuh, bahu
masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan
bahu depan dan bahu belakang.
· Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah. Selanjutnya lahir
badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.

C. KALA 3
· Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
· Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran plasenta
dari kavum uteri.
· Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan perdarahan baru,
atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak
sentral dan marginal.
· Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi,
sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
· Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas pusat.

Sifat His :
· Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun. Plasenta dapat lepas
spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap menempel (retensio) dan memerlukan tindakan
aktif (manual aid).

D. KALA 4
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam setelahnya.
Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala 4 persalinan :
· Kontraksi uterus harus baik
· Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
· Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
· Kandung kencing harus kosong
· Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
· Resume keadaan umum ibu dan bayi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan :


a. Power / Tenaga
Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi dan retraksi otot-
otot rahim. Gerakan memendek dan menebalotot-otot rahim yang terjadi sementara waktu disebut
kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar sadar sedangkan retraksi mengejan adalah tenaga kedua (otot-otot
perut dan diafragma) digunakan dalam kala II persalinan. Tenaga dipakai untuk mendorong bayi keluar
dan merupakan kekuatan ekspulsi yang dihasilkan oleh otot-otot volunter ibu.
b. Passages/Lintasan
Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina sebelum dilahirkan untuk dapat
dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau resisten yang ditimbulkan oleh struktur dasar
panggul dan sekitarnya.
c. Passanger
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang paling penting (karena ukurannya
paling besar) adalah kepala janin selain itu disertai dengan plasenta selaput dan cairan ketuban atau
amnion.
d. Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak tepenuhi paling tidak sama seperti
kebutuhan jasmaninya. Prognosis keseluruhan wanita tersebut yang berkenan dengan kehadiran
anaknya terkena akibat yang merugikan.

7. PEMERIKSAAN DALAM (VAGINAL TOUCHER)


Beberapa hal yang dinilai pada pemeriksaan dalam pada ibu hamil. Keadaan kerampang atau perineum
pada liang senggama atau vagina pada saat pertama kali jari tengah masuk ke dalam vagina. Hal yang di
kaji adalah :

Keadaan perineum, kemungkinan perineum terasa kaku adanya bekas luka jahitan perineum atau
prenium teraba elastis. Kemudian saat jari telunjung masuk kaji sukar tidaknya liang senggama
diregangkan dan kemungkinan adanya tumor dalam liang senggama. Sevara tidak langsung dapat
dilakukan penilaian cairan vagina yang keluar bisa berupa bercak darah, pendarahan pervaginam atau
mekoneum. Jika keluar mekoneum kemungkinan posisi janin diindikasikan letak bokong. Tetapi perlu
diperhatikan apabila dengan posisi janin dengan letak belakang kepala namun terdapat mekoneum
kemungkinan terjadi gawat janin dalam kandungan.
Keadaan serviks, penilaian keadaan serviks pada pemeriksaan dalam yaitu dapat dirasakan serviks
teraba lunak (seperti pipi) atau serviks teraba lunak (sperti hidung). Selanjutnya menilai beberapa persen
pendataran atau efficement/penipisan/pendekatan serviks. Panjang serviks normal biasanya 2-2,5 cm.
Namun dalam masa persalinan terutama menjelanh persalinan serviks mengalami penipisan, meski pun
belum dapat diperkirakan secara pasti hanya berupa presentase. Penipisan ini kemungkinan dikarenakan
peningktan hormon ekstrogen menjelang akhir kehamilan yang mengakibatkan serviks menjadi elastis
atau meregang. Jika serviks belum mengalami pembukaan perkiraaan pendataran msih 0%, serviks
mengalami pembukaan 5 cm perkiraan pendataran serviks 50%, dan jika serviks mengalami pembukaan
9 cm perkiraan pendataran serviks 90%. ·

Penilaian penting kemajuan persalinan yaitu menilai pembukaan serviks, sebab salah satu tanda
wanita memasuki masa inpartu dengan mengetahui ada tidaknya pembukaaan serviks pembukaan
serviks dikategorikan dalm dua tahap yaitu faselaten dimana pembukaaan serviks dimulai dari
pembukaan 1-3 cm, faseaktif dimulai dari pembukaan 4-10 cm.jika pembukaaan serviks telah mencapai
10 cm dan terdapat tanda2 inpartu kala dua lain seperti adanya dorongan untuk meneran, tekanan pada
anus, perineum menonjol dan vulva anus membukamaka tenaga kesehatan siap memimpin jalannya
persalinan. ·

Keadaan ketuban, ketuban berperan penting dlam persalinan salah astunya yaitu cairan ketuban dapat
difungsikan sebagai pelicin saat berlangsungnya proses persalinan. Sering kali ketuban pecah mendekati
akhir kala II tetapi pecahnya ketubban bisa jadi stiap saat seblum atau selama persalinan. Pengeluaran
air ketuban dapat terjadi dengan tiba2 atau sdkit2 demi sedikt. Kadang-kadang sulit diketahui apakah
ketuban telah pecah atau belum. Untuk menilai ketban ,masih ituh atau sudah pecah salah satunya dapat
dilakukan dengan pemeriksaan dalam.

Ketuban dikatakan masih utuh apabila dalam pemeriksaan dalam terba adanya selaput yang
didalamnya terdapat cairan dan saat kedua jari tanagan masuk (jari telunjuk dan jari tengah) dan di
lakukan penekanan pada selaput tersebut tersa semacam ada lentingan atau pantulan. Sedikit banyak
dapat digambarkan seperti balon yang didalamnya berisi cairan dan di dlam balon tersebut juga terdapat
bola mota/ bola kasti (bola kasti ini dpat di ibaratkan sebagai kepala janin, jika presentasi letak belakang
kepala) dan saat dilakukan penekanan oleh tanagan terjadi semacam pantulan. Perlu diperhatikan saat
melakukan perabaan kemungkinan terdapat bagian kecil janin yang terkemuka (bisa ekstremitas janin
atau tali pusat janin).

Ketuban dinyatakan sudah pecah apabila pada saat pemeriksaan dalam tidak terasa ada
pantulan,melainkan terasa adanya gesekan-gesekan kemungkinan rambut bayi,jika presentasinya letak
belakang kepala. Tidak hanya ketuban yang masih utuh, pada ketuban yang sudah pecah perlu di
perhatikan saat melakukan perabaan kemungkinan terdapat bagian kecil janin yang menumbung (bisa
ekstremitas janin atau tali pusar janin) tali pusar yang menumbung dapat mengakibatkan janin
mengalami hipoksia sehingga aliran oksigen ke janin dapat terhambat. Baik tali pusar atau ekstremitas
janin yang menumbung dapat menyulitkan proses persalinan.

PENURUNAN BAGIAN TERENDAH


Pada saat ini proses persalinan, biasanya bagian terendah janin akan mengalami penurunan pada
rongga panggul. Penurunan bagian terendah janin dapat dinilai dari pemeriksaan dalam berdasarkan
bidang hodge/bidang khayal. Penilaian ini sedikit sulit, butuh ketepatan menentukan batas bidang hodge,
terutama bidang hodge I,II. Dua bidang hodge terdiri dari dua :

1. Hodge I yaitu sejajar dengan PAP


2. Hodge II yaitu sejajar PAP melalui tipe bawah simpisis
3. Hodge III yaitu sejajar dengan H 1 DAN H2 melalui spina isidiaka
4. Hodge IV yaitu sejajar dengan H 1,H2,H3 melalui koksigis

Untuk lebih memudahkan penilaian, dapat di tentukan dengan bidang hodge 3, jika bagian terendah
belum sampai pada bidang hodge 3 bisa di artikan bagian terendah janin masih melewati bidang hodge 3
bisa diartikan bagian terendah janin sudah turun. Percepatan penurunan bagian tebisa di pengaruhi
rendah janin bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti : kekuatan kontraksi uterus, ada tidaknya
lilitan tali pusar, kandung kemih yng penuh atau kosong, posisi janin.

LETAK JANIN PRESENTASI JANIN


Dapat dilakukan dengan pemeriksaan seperti :
1. Letak/presentasi puncak kepala – pada pemeriksaan dalam teraba : UUB (ubun2 besar) terendah.
(disumbu panggul) UUK sukar di raba.
2. Letak/presentasi dahi – ada pemeriksaan dalam teraba : UUB,dahi, pangkal, hidung, pinggir lekuk mata
(orbita).
3. Letak/presentasi bokong – pada pemeriksaan dalam teraba : lubang tulang belakang, krista sakralis
media, tuber ishiadikum, ujung tulang tungging, dubur (kemaluan agak sukar dikenali).
4. Letak/presentasi muka – pada pemeriksaan dalam teraba : dagu, mulut, hidung, lekuk mata (orbita) Pada
letak belakang kepala, perlu diperhatikan mungkin adanya moulage/tumpangtindi tulang kepala janin.
Moulange dapat menghambat jalannya prosese persalinan secara normal atau spontan. Pada
pemantauan kemajuan persalinan penuliasan dalam patograf untuk membedakan ada tidaknya
moulange dapat dilihat berdasarkan simbol sebagai :
1) Simbol 0, jika tidak ada moulage
2) Simbol 1, jika tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
3) Simbol 2, jika tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi msih dapat dipisahkan
4) Simbol 3, jika tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi tidak dapat di pindahkan.

8. LANGKAH-LANGKAH PERTOLONGAN PERSALINAN


ü Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5 sampai 6 cm peritoneum
tipis pada primi atau multi dengan perineum yang kaku dapat dilakukan episiotomi median,mediolateral
atau lateral.
ü Episotomi dilakukan pada saat his dan ,mengejan untuk mengurangi sakit,tujuan episiotomy adalah untuk
menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan melakukan adaptasi.
ü Persiapan kelahiran kepala,tangan kanan menahan perineum sehingga tidak terjadi robekan baru
sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan ekspulsi.
ü Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung dibersihkan dari lender
kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna menyesuaikan os aksiput kearah punggung.
ü Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam kebawah untuk melahirtkan bahu
depan,ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang setelah kedua bahu lahir ketiak dikaitr untuk
melahirkan sisa badan bayi.
ü Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap lender sehingga bayi dapat
bernafas dan menangis dengan nyaring pertanda jalan nafas bebas dari hambatan.
ü Pemotongan tali pusat dapat dilakukan : Setelah bayi menagis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah
berkembang dengan sempurna
ü Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi yang aterm sehingga peningkatan
jumlah darah sekitar 50 cc
ü Pada bayi premature pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah yang masuk ke sirkulasi
darah bayi tidak terlalu besar untuk mengurangi terjadi ikterus hemolitik dan kern ikterus
ü Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya.
ü Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan.
ü Kateterisasi kandung kemih
ü Menjahit luka spontan atau luka episiotomi

REFERENSI
- http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter%20II.pdf
- Kemenkes. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/wp-
content/uploads/downloads/2013/12/Pedoman-ANC-Terpadu.pdf

Вам также может понравиться

  • 85 289 1 PB
    85 289 1 PB
    Документ15 страниц
    85 289 1 PB
    Siska Eni Wijayanti
    Оценок пока нет
  • Faces Pain Rating Scale
    Faces Pain Rating Scale
    Документ4 страницы
    Faces Pain Rating Scale
    Aulya Fahnida
    Оценок пока нет
  • CMV RETINITIS
    CMV RETINITIS
    Документ16 страниц
    CMV RETINITIS
    Aulya Fahnida
    Оценок пока нет
  • Keterlambatan Bicara
    Keterlambatan Bicara
    Документ11 страниц
    Keterlambatan Bicara
    Aulya Fahnida
    Оценок пока нет
  • Berita Acara Partisipasi Kelompok
    Berita Acara Partisipasi Kelompok
    Документ2 страницы
    Berita Acara Partisipasi Kelompok
    Aulya Fahnida
    Оценок пока нет
  • Pembahasan Penerapan Inovasi: Judul
    Pembahasan Penerapan Inovasi: Judul
    Документ4 страницы
    Pembahasan Penerapan Inovasi: Judul
    Aulya Fahnida
    Оценок пока нет
  • LP DM
    LP DM
    Документ13 страниц
    LP DM
    Aulya Fahnida
    Оценок пока нет
  • TEPIDSPONGE
    TEPIDSPONGE
    Документ2 страницы
    TEPIDSPONGE
    Aulya Fahnida
    Оценок пока нет
  • Sap TB
    Sap TB
    Документ11 страниц
    Sap TB
    Aulya Fahnida
    Оценок пока нет
  • Kian PDF
    Kian PDF
    Документ168 страниц
    Kian PDF
    Aulya Fahnida
    Оценок пока нет
  • New Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Isolasi Sosial
    New Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Isolasi Sosial
    Документ32 страницы
    New Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Isolasi Sosial
    Zeni Fathul Ulum
    100% (2)
  • Aplikasi Terapi Aktivitas Kelompok Isolasi Sosial Penilaian
    Aplikasi Terapi Aktivitas Kelompok Isolasi Sosial Penilaian
    Документ4 страницы
    Aplikasi Terapi Aktivitas Kelompok Isolasi Sosial Penilaian
    Aulya Fahnida
    Оценок пока нет
  • Konsep Teori Kolcaba
    Konsep Teori Kolcaba
    Документ10 страниц
    Konsep Teori Kolcaba
    fitriana_a9
    Оценок пока нет
  • Sap Gastritis Edit
    Sap Gastritis Edit
    Документ6 страниц
    Sap Gastritis Edit
    Aulya Fahnida
    Оценок пока нет
  • 140100162
    140100162
    Документ76 страниц
    140100162
    Aulya Fahnida
    Оценок пока нет
  • Format Proposal TAK
    Format Proposal TAK
    Документ1 страница
    Format Proposal TAK
    Aulya Fahnida
    Оценок пока нет
  • Strategi Pelaksanaan Halusinasi
    Strategi Pelaksanaan Halusinasi
    Документ8 страниц
    Strategi Pelaksanaan Halusinasi
    Desy Indah Ratnawati
    Оценок пока нет
  • Format SPTK
    Format SPTK
    Документ3 страницы
    Format SPTK
    Nila Nirmalasari
    Оценок пока нет
  • Format Discharge Planning
    Format Discharge Planning
    Документ2 страницы
    Format Discharge Planning
    Aulya Fahnida
    Оценок пока нет
  • Konsep Anak
    Konsep Anak
    Документ25 страниц
    Konsep Anak
    Aulya Fahnida
    Оценок пока нет
  • Aplikasi Livine Oksigen
    Aplikasi Livine Oksigen
    Документ9 страниц
    Aplikasi Livine Oksigen
    Wiwit Climber
    Оценок пока нет
  • RESUME IGD DAN UPIP
    RESUME IGD DAN UPIP
    Документ8 страниц
    RESUME IGD DAN UPIP
    Aulya Fahnida
    Оценок пока нет
  • Konsep Teori Kolcaba
    Konsep Teori Kolcaba
    Документ10 страниц
    Konsep Teori Kolcaba
    fitriana_a9
    Оценок пока нет
  • Aplikasi Teori Kolcaba Dalam Nursing Pro
    Aplikasi Teori Kolcaba Dalam Nursing Pro
    Документ5 страниц
    Aplikasi Teori Kolcaba Dalam Nursing Pro
    Aulya Fahnida
    Оценок пока нет
  • LP Konsep Nicu
    LP Konsep Nicu
    Документ11 страниц
    LP Konsep Nicu
    Aulya Fahnida
    Оценок пока нет
  • LP Nstemi
    LP Nstemi
    Документ12 страниц
    LP Nstemi
    Hary Arya
    Оценок пока нет
  • Aplikasi Teori Katharine Kolcaba
    Aplikasi Teori Katharine Kolcaba
    Документ21 страница
    Aplikasi Teori Katharine Kolcaba
    Aulya Fahnida
    Оценок пока нет
  • Leaflet Gigi
    Leaflet Gigi
    Документ3 страницы
    Leaflet Gigi
    Rhina
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. A (DM)
    Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. A (DM)
    Документ29 страниц
    Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. A (DM)
    Aulya Fahnida
    Оценок пока нет
  • Askep Ispa Komunitas
    Askep Ispa Komunitas
    Документ26 страниц
    Askep Ispa Komunitas
    Aulya Fahnida
    Оценок пока нет