Вы находитесь на странице: 1из 16

LAPORAN PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD

PERIODE VII TAHUN 2018

DESA : BAYUNG CERIK

KECAMATAN : KINTAMANI

KABUPATEN : BANGLI

NAMA MAHASISWA : PUTU PRITHINIA ARYANI YASA

FAK/PS : KEDOKTERAN/ PENDIDIKAN DOKTER

NIM : 1302005147

LEMBAGA PENGABDIAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS UDAYANA
2018

1
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1 Profil Keluarga Dampingan


KKN-PPM (Kuliah Kerja Nyata - Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat)
Universitas Udayana merupakan kegiatan untuk membentuk mahasiswa yang
memiliki rasa peduli tinggi dan salah satu bentuk perwujudan pengabdian kepada
masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung dan
terpadu. Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di tiap-tiap desa
yang ditentukan adalah program pendampingan keluarga (KK Dampingan). KK
Dampingan merupakan salah satu program pokok, yaitu program pokok non tema
yang wajib dilaksanakan selama masa KKN PPM. Maksud dari program
pendampingan keluarga atau KK dampingan adalah untuk membantu pemberdayaan
keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan
dan keterampilan, KB dan kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk membangun
keluarga yang bahagia dan sejahtera. Tujuan program pendampingan keluarga bagi
mahasiswa adalah untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa dalam
mengatasi permasalahan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi yang telah
dipelajari.
Dalam KKN PPM ini, setiap mahasiwa wajib mendampingi satu keluarga pra-
sejahtera. Kegiatan KK Dampingan dilaksanakan pada beberapa keluarga yang
terdapat di setiap Dusun di Desa Bayung Cerik, Kecamatan Kintamani Kabupaten
Bangli. Pada KKN periode XVII ini penulis mendapat kesempatan untuk
mendampingi salah satu keluarga yang ada di Desa Bayung Cerik, yaitu keluarga I
Nengah Karti.
Keluarga Bapak I Nengah Karti merupakan sebuah keluarga yang sangat
sederhana. Bapak I Nengah Karti tinggal bersama sang istri yang bernama Ni Nengah
Rekin. Pasangan ini memiliki 1 orang anak anak laki-laki. Anaknya saat ini masih
mengenyam pendidikan di bangku SMP.
Saat ini, keluarga Bapak I Nengah Karti menempati lahan seluas ± 5 are
bersama 5 kepala keluarga lain. Bapak I Nengah Karti tidak bekerja namun
kesehariannya adalah mengurus kebun jeruknya. Sedangkan Ibu Ni Nengah Rekin
merupakan Ibu Rumah Tangga menambah penghasilan dengan bekerja di kebun dan

2
mengurus ternak pemberian menantunya. Untuk lebih jelasnya, identitas keluarga
Bapak I Nengah Karti dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Identitas Keluarga Bapak I Nengah Karti


Hubungan
No Nama JK Umur Pendidikan Pekerjaan
dgn KK
Tamat
1 I Nengah Karti L 58 th KK Petani
SD/Sederajat
Tamat
2 Ni Nengah Rekin P 54 th Istri KK Petani
SD/Sederajat
Sedang
I Nyoman melanjutkan
3 L 13 th Anak KK Pelajar
Wiranata pendidikan
SMP

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan


1.2.1 Pendapatan Keluarga
Keluarga Bapak I Nengah Karti termasuk keluarga dengan ekonomi kurang
cukup. Bapak I Nengah Karti tidak bisa bekerja lagi karena kakinya lumpuh karena
jatuh semenjak tahun 1987. Walaupun begitu beliau tetap pergi ke kebun setiap
harinya untuk membantu istri dan menantunya di kebun. Bapak I Nengah Karti tidak
memiliki penghasilan dan bergantung pada istrinya yang bekerja. Istri Bapak I
Nengah Karti, Ibu Ni Nengah Rekin adalah tulang punggung keluarga dan bekerja
sebagai buruh tenaga. Biasanya beliau bekerja di kebun milik sendiri dan terkadang di
kebun milik orang lain. Beliau mengaku bahwa berkerja hampir setiap hari dan jarang
libur. Dalam 1 hari, rata-rata pendapatan keluarga beliau sebesar Rp. 50.000-
Rp.80.000. Keluarga ini memelihara 8 ekor babi, 2 ekor sapi betina dan 60 ekor ayam.
Beliau mengatakan belum ada penghasilan dari beternak babi karena baru memulai
beternak sekitar 1 bulan yang lalu. Dari beternak sapi sendiri, Bapak I Nengah Karti
mengatakan sudah pernah menjual sapi sebanyak 5 ekor dengan harga 18 juta rupiah
dengan berat 350 kg. 40 ekor ayam milik beliau digunakan untuk kebutuhan sehari-
hari dan 20 ekor sisanya merupakan ayam aduan yang biasa dijual Rp 500.000.
Apabila hasil pemasukan ini dikonversi setiap bulannya rata-rata keluarga Bapak I
Nengah Karti memperoleh penghasilan ± Rp1.600,000 ,-.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga


a Kebutuhan sehari-hari

3
Untuk keperluan makan sehari-hari, keluarga Bapak I Nengah Karti
menghabiskan uang sebesar ± Rp. 15.000,- yang digunakan untuk membeli
bahan makanan yang akan dimasak untuk makan keluarga. Terkadang
makanan juga dibawakan oleh anak perempuan mereka yang sudah menikah.
Setiap bulan Bapak I Nengah Karti biasanya mengeluarkan biaya sebesar
Rp.500.000,- untuk membeli beras, sehingga perkiraan pengeluaran dalam
sebulan untuk membeli keperluan makan sehari-hari sejumlah Rp. 950.000.
Selain biaya makan untuk dirinya dan sang istri, Bapak I Nengah Karti
juga harus mengeluarkan biaya untuk keperluan bulanannya seperti deterjen,
sabun, dan rokok. Untuk biaya listrik, Bapak I Nengah Karti mengaku bahwa
terkadang ia mendapat bantuan dari keluarga yang tinggal satu lingkungan
dengan beliau sementara air PDAM dibayar secara kolektif bersama
keluarganya sebesar Rp. 27.000. Listrik didapatkan dari menumpang dengan
rumah saudaranya dengan membayar uang sebanyak Rp. 28.000 – 38.000.
Rata – rata biaya yang harus dikeluarkan Bapak I Nengah Karti untuk
kebutuhan lain, seperti deterjen, sabun mandi, sabun cuci, dan sebagainya
menghabiskan biaya sebesar kurang lebih Rp. 20.000 dalam sebulan.
Anak bungsu Bapak I Nengah Karti, I Nyoman Wiranata saat ini baru
memasuki bangku SMP. Nyoman menuturkan bahwa ia baru saja
menghabiskan Rp 1.450.000 untuk biaya pakaian sekolah dan Rp. 150.000
untuk uang pangkal. Biaya SPP dan uang gedung sudah ditanggung oleh
Pemerintah. Bapak I Nengah Karti tidak mengeluarkan biaya untuk SPP.
Sementara untuk uang saku, I Nyoman Wiranata diberikan Rp 10.000,- perhari.
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa biaya yang harus dikeluarkan
Bapak I Nengah Karti untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya nyaris
menghabiskan seluruh pendapatan keluarga. Belum lagi ditambah dengan
sumbangan untuk banjar setiap bulannya.

b Kesehatan
Keluarga Bapak I Nengah Karti termasuk keluarga yang relatif jarang
sakit. Keadaan kesehatan Bapak I Nengah Karti dan Ibu Nengah Rekin secara
umum baik. Pasangan ini tidak mengidap penyakit berat yang memerlukan
rawat inap. Namun, terkadang Bapak I Nengah Karti merasakan sakit-sakit
pada kaki kirinya yang lumpuh karena cedera tulang belakang sejak tahun
4
1987 karena terjatuh saat bekerja. Apabila terjadi sakit, keluarga ini akan
berobat ke Puskesmas 1 Kintamani ataupun Puskesmas Pembantu di Desa
Bayung Cerik. Untuk biaya kesehatan Bapak I Nengah Karti mendapat
tanggungan dari pemerintah, berupa Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Bapak I Nengah Karti memiliki masalah kesehatan yang menyebabkan
beliau terganggu dalam bekerja yaitu nyeri persendian. Berbeda dengan Ibu Ni
Nengah Rekin yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi sejak 3 tahun yang
lalu.
Dalam keluarga ini juga selalu melakukan kebiasaan mencuci tangan
sebelum dan setelah makan namun jarang menggunakan sabun. Kebiasaan
olahraga juga disangkal oleh kedua pasangan tersebut. Beliau juga
menyangkal kebiasaan merokok dalam keluarga.
Untuk masalah kesehatan, apabila Bapak I Nengah Karti atau sang istri
sakit, umumnya pasangan ini akan menggunakan obat tradisional, namun bila
sakitnya tidak sembuh dengan obat tradisional, maka anggota keluarga ini
akan berobat ke puskesmas pembantu di Desa Bayung Cerik.

c Kerohanian
Seluruh anggota keluarga Bapak I Nengah Karti beragama Hindu. Apabila
di rumah maupun di desa terdapat upacara keagamaan biasanya tidak begitu
banyak membeli banten karena sebagian besar dibuat sendiri, cukup membeli
beberapa bahan saja untuk bantennya di pasar. Namun dalam beberapa
kesempatan terdapat uang iuran suka duka di Banjar sebesar Rp. 100.000 –
250.000. Sedangkan untuk kegiatan sembahyang sehari-hari keluarga ini biasa
mempersiapkan sendiri. Berkaitan dengan biaya biasanya masih dapat
disesuaikan dengan kondisi keuangan pada saat itu sehingga tidak terlalu
membebani keluarga.

d Sosial
Untuk biaya-biaya di bidang sosial biasanya keluarga ini tidak
menganggarkan secara khusus pembiayaannya. Apabila terdapat pengeluaran
tertentu di bidang sosial seperti iuran banjar, uang untuk warga yang memiliki
duka (sakit, kematian, ngaben), uang untuk hadiah apabila terdapat warga
yang punya hajatan dan sebagainya biasanya disesuaikan. Jadi, apabila ada
5
pengeluaran mendadak yang berkaitan dengan keperluan sosial maka semua
biaya tersebut disesuaikan dengan kondisi keuangan keluarga saat itu.

6
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami keluarga dampingan, yaitu


keluarga Bapak I Nengah Karti yang didampingi, maka penulis melakukan beberapa
kunjungan ke kediaman keluarga dampingan. Selama kunjungan penulis melakukan
pendekatan secara kekeluargaan dengan keluarga Bapak I Nengah Karti, yaitu dengan
melakukan obrolan-obrolan ringan dengan kepala keluarga, yaitu Bapak I Nengah
Karti mengenai program KKN terutama program KK dampingan, masalah kesehatan
yang dialami, masalah perekonomian, serta melihat-lihat suasana tempat tinggal
Bapak I Nengah Karti.

2.1 Permasalahan Keluarga


Dalam waktu satu bulan pendampingan, telah dilakukan 19 kali pertemuan
dengan keluarga Bapak I Nengah Karti. Dalam jangka waktu tersebut telah
diidentifikasi beberapa permasalahan yang dikeluhkan oleh keluarga Bapak I Nengah
Karti. Beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara
dan pengamatan penulis adalah sebagai berikut.

2.1.1 Masalah Perekonomian Keluarga


Bapak I Nengah Karti memiliki sedikit kekhawatiran akan kehidupan
keluarganya kelak karena pendapatannya yang tidak menentu dan harus membiayai
pendidikan anak bungsunya. Pendapatan mereka didapat harian dan terkadang tidak
menentu.
Keluarga Bapak I Nengah Karti masih sulit dalam menyisihkan uang mereka,
mengingat kebutuhan sehari-hari yang semakin meningkat dan pendapatan yang tak
menentu. Namun, kedua anak mereka yang sudah bekerja dan menikah sanggup
membantu keuangan keluarga, terutama untuk membawakan makanan. Beliau
sekarang masih menanggung biaya untuk anak bungsunya yang baru memulai
pendidikan SMP.

2.1.2 Masalah Kesehatan


Berdasarkan hasil penelusuran didapatkan bahwa dalam keluarga ini tidak
sedang ditemukan masalah kesehatan yang sangat berarti seperti penyakit yang sangat
7
berat. Dalam beberapa bulan terakhir ini anggota keluarga seringkali hanya
mengalami penyakit flu, batuk maupun demam biasa karena perubahan cuaca yang
cukup beragam. Bu Ni Nengah Rekin mengatakan belakangan ini sering mengalami
sakit leher dan nyeri seluruh badan dikarenakan bekerja terlalu lama.
Bapak I Nengah Karti mengeluh terkadang persendian kaki kiri dan jari
kakinya terasa nyeri, terutama apabila suhu udara dingin, berjalan terlalu jauh dan
bekerja di ladang. Sakitnya ini sudah mulai muncul sejak kurang lebih dua tahun yang
lalu dan hilang timbul. Beliau merasa tidak terlalu terganggu dengan sakitnya ini
karena dirasakan ringan dan jarang muncul.
Disamping itu, rendahnya kesadaran keluarga bapak I Nengah Karti akan
pentingnya kebersihan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan
bapak I Nengah Karti yang tidak selalu menggosok giginya secara teratur 2 kali sehari.
Hal ini menimbulkan masalah gigi dan mulut yang di alami oleh Bapak I Nengah
Karti. Beliau mengeluh sakit gigi sebulan sekali, namun tidak terlalu berat. Apabila
sakitnya itu kambuh, beliau mengaku cukup meminum obat penghilang nyeri yang
didapatkannya di puskesmas.
Ibu Ni Nengah Rekin memiliki tekanan darah yang tinggi sejak 3 tahun lalu.
Beliau menuturkan bahwa kedua orang tua serta saudaranya memang memiliki
riwayat tekanan darah tinggi. Ibu Ni Nengah Rekin juga mengatakan memiliki
kebiasaan begadang hingga larut malam dan mengonsumsi kopi hingga 5 gelas per
harinya.

2.2 Masalah Prioritas


2.2.1 Masalah Perekonomian
Masalah perekonomian merupakan masalah yang dirasa utama dari keluarga
Bapak I Nengah Karti. Pendapatan mereka yang minim menyebabkan keluarga ini
digolongkan sebagai keluarga ekonomi cukup rendah. Bapak I Nengah Karti sudah
tidak bekerja sementara Ibu Ni Nengah Rekin adalah seorang buruh tani harian dan
merupakan tulang punggung keluarga. Penghasilan dalam keluarga bersumber dari
mata pencaharian berkebun dan beternak. Biaya hidup ditambah pendidikan anak
bungsunya hampir menyamai jumlah pendapatan keluarga setiap bulan. Hal ini
menyebabkan keluarga ini sangat kesulitan untuk menabung maupun menyisihkan
pendapatan untuk disimpan.

8
Keluarga Bapak I Nengah Karti sampai sekarang ini belum memiliki tabungan,
Tabungan sesungguhnya sangat diperlukan oleh keluarga Bapak I Nengah Karti untuk
mengantisipasi pengeluaran yang tiba-tiba, seperti sakit, kematian salah satu warga
atau kerabat, perayaan pernikahan, dan sebagainya. Biasanya keluarga ini hanya
mampu menyisihkan uang saat menjual sapi setiap sapinya sudah mencapai berat 350
kilogram dengan waktu penjualan yang tidak menentu.

2.2.2 Masalah Kesehatan


Walaupun saat ini tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang
sangat berat, namun nyeri persendian yang kadang dialaminya agak mengganggu
Bapak I Nengah Karti dalam bekerja. Gangguan ini dirasakan sejak kurang lebih dua
tahun yang lalu dan muncul secara perlahan-lahan. Sendi yang paling sering terasa
nyeri pada jari serta lutut kaki kiri. Apabila sendinya nyeri, bapak I Nengah Karti
akan mengurangi intensitas berjalan.
Bapak I Nengah Karti juga mengeluh sakit gigi yang dialami kurang lebih
sekali dalam sebulan. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan menggosok gigi tidak
teratur menyebabkan penyakit gigi dan mulut. Rasa sakitnya ini juga mengganggu
aktivitas sehari-hari beliau.
Selain itu terdapat potensi yang cukup besar terjadinya penyakit pada keluarga
ini adalah Ibu Ni Nengah Rekin yang sudah memiliki tekanan darah tinggi sejak 3
tahun lalu. Hal tersebut berpotensi untuk menjadi penyakit pembuluh darah serta
jantung.
Kebiasaan mencuci tangan yang kurang baik pada keluarga Bapak I Nengah
Karti juga berpotensi untuk menimbulkan terjadi penyakit yang terkait dengan
pencernaan.

9
BAB III
USULAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Program
3.1.1 Perekonomian
Pemecahan masalah Bapak I Nengah Karti yang diimplementasikan pada
kesempatan kali ini adalah pertama dengan menyarankan untuk mencari sumber
penghasilan tambahan lain selain hanya mengandalkan penjualan hasil kebun dan
ternak. Bapak I Nengah Karti yang bisanya pergi ke ladang untuk membantu
menantunya dapat menambah penghasilan dengan membuat perlengkapan upacara
sehingga menambah produktivitas dan pendapatan keluarga. Metode ini dirasa tidak
hanya dapat membantu dari segi perekonomian, tetapi juga dapat meningkatkan taraf
kesehatan Bapak I Nengah Karti dimana beliau memiliki penyakit sendi sejak lama
pada kaki kirinya yang lumpuh. Sementara Ibu Ni Nengah Rekin sebagai tulang
punggung keluarga sudah bekerja cukup banyak sehingga tidak disarankan untuk
menambah pekerjaan lagi.
Untuk masalah kebutuhan yang sifatnya mendadak seperti kesehatan, iuran
banjar, dan duka (kematian, ngaben) dapat diatasi dengan pembuatan tabungan dan
membuat perencanaan biaya, serta menekan kebutuhan sehari-hari seminimal
mungkin.

3.1.2 Kesehatan
Masalah kesehatan yang perlu diperhatikan dalam keluarga Bapak I Nengah
Karti ada 4, yaitu masalah rasa nyeri pada kaki, jari, dan sakit gigi pada Bapak I
Nengah Karti, sakit pada leher, punggung, tekanan darah tinggi Bu Ni Nengah Rekin,
serta kebersihan lingkungan rumah keluarga yang juga dapat mempengaruhi
kesehatan keluarga. Keluhan nyeri pada persendian kaki dan jari kiri, yang dialami
oleh bapak I Nengah Karti muncul karena pengaruh dari cedera syaraf tulang
belakang akibat jatuh yang dialami sejak lama dan beliau masih memaksakan diri
untuk menjaga ladang milik menantunya setiap hari. Hal tersebut bertambah buruk
dengan bertambahnya usia dimana usia merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi berkurangnya volume cairan sendi.
Cuaca di desa Bayung Cerik yang sejuk juga menyebabkan persendian
menjadi kaku. Aktivitas yang berat sebagai petani kebun dan juga peternak dapat
10
menyebabkan kerusakan sendi. Untuk itu disarankan untuk Bapak I Nengah Karti dan
Ibu Ni Nengah Rekin untuk beristirahat yang cukup dan tidak bekerja secara
berlebihan. Selain itu perlu dibiasakan untuk melakukan olah raga ringan secara
teratur agar persendian mereka tidak kaku. Pemberian kompres hangat ataupun dingin
juga bisa dilakukan apabila nyeri sendi muncul sewaktu-waktu setelah bekerja.
Masalah tekanan darah tinggi yang dimiliki Bu Ni Nengah Rekin diakibatkan
oleh genetika dimana kedua orang tua serta saudara beliau memiliki tekanan darah
yang tinggi juga. Hal tersebut diperburuk oleh kebiasaan mengonsumsi kopi
berlebihan dan begadang hingga larut malam. Genetika merupakan salah satu faktor
risiko dari tekanan darah tinggi yang tidak bisa dimodifikasi, sehingga tidak bisa
diintervensi. Sementara kebiasaan buruk dari Bu Ni Nengah Rekin bisa sedikit demi
sedikit dikurangi, seperti mengonsumsi kopi dan begadang. Dimana konsumsi
maksimal kopi yang dianjurkan untuk lansia dalam sehari adalah 2-3 cangkir kopi.
Istirahat
Masalah kebersihan pada keluarga muncul akibat rendahnya pengetahuan
mengenai besarnya pengaruh buruk yang dapat diberikan lingkungan kotor terhadap
kesehatan. Untuk mengatasi hal ini, perlu dijelaskan kepada keluarga ini mengenai
kebersihan tempat istirahat, kamar mandi, dapur, selain itu diperlukan kesadaran juga
akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan membiasakan gosok gigi
dua kali sehari, mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah makan.

3.2 Jadwal Kegiatan


Kegiatan KK dampingan dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah
maupun kebun Bapak I Nengah Karti. Dalam waktu sebulan, dilakukan kunjungan
sebanyak 19 kali. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kunjungan tersebut adalah
sebagai berikut.

Tabel 2. Agenda Kegiatan Kunjungan KK Dampingan

No. Tanggal Waktu Kegiatan


1. 31 Juli 2018 15.00 – 18.00 Meninjau kediaman KK dampingan
Pengenalan KK dampingan dan
2. 1 Agustus 2018 17.00 – 21.30
menjelaskan tujuan program

11
3. 2 Agustus 2018 17.30 – 21.00 Mengetahui profil keluarga
Eksplorasi keadaan keluarga dari
4. 3 Agustus 2018 16.30 – 21.00
berbagai aspek
Eksplorasi keadaan keluarga dari
5. 4 Agustus 2018 08.00 – 12.30 berbagai aspek berbarengan dengan
kunjungan ke ladang
Identifikasi masalah keluarga di bidang
6. 5 Agustus 2018 16.00 – 21.30
ekonomi
Identifikasi lebih jauh masalah lain yang
7. 6 Agustus 2018 16.00 – 21.30
dihadapi keluarga
Kunjungan ke ladang dan membantu
8. 7 Agustus 2018 15.00 – 19.30
kegiatan di sana
Diskusi mengenai masalah ekonomi
9. 8 Agustus 2018 17.00 – 21.30
yang dihadapi
Menyampaikan pentingnya pola hidup
10. 9 Agustus 2018 16.00 – 21.30
bersih dan sehat di keluarga
Bincang-bincang santai mengenai
11. 10 Agustus 2018 15.00 – 20.30
kondisi lingkungan di sekitar rumah
Bincang-bincang santai mengenai
12. 11 Agustus 2018 18.30 – 21.00
kondisi lingkungan di sekitar rumah
Menyampaikan pentingnya hidup sehat
13. 12 Agustus 2018 17.00 – 21.30
tanpa rokok
Berbincang-bincang dan membantu
14. 13 Agustus 2018 08.00 – 12.00 dalam kegiatan sehari-hari keluarga
Bapak I Nengah Karti
Diskusi mengenai penataan bangunan
15. 14 Agustus 2018 08.00 – 12.00 yang lebih baik daripada yang telah ada
sekarang
Bincang-bincang mengenai bahaya
16. 15 Agustus 2018 14.00 – 18.30
merokok terhadap kesehatan
Berbincang-bincang dan menyarankan
17. 18 Agustus 2018 08.00 – 12.00 kepada keluarga Bapak I Nengah Karti
untuk menanam berbagai tanaman di

12
halaman rumahnya
Review tentang segala hal yang telah
18. 19 Agustus 2018 08.00 – 12.00 didiskusikan selama ini terkait
permasalah yang dihadapi
Perpisahan dengan KK dampingan dan
19. 20 Agustus 2018 14.00 – 18.30
pemberian kenang-kenangan

13
BAB IV
PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Waktu
Waktu yang digunakan untuk kegiatan KK Dampingan ini termasuk ke dalam
Jam Kerja Efektif mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa
yaitu minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan. Adapun
waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang penuis lakukan selama
sebulan adalah sebanyak 19 kali dengan total waktu kunjungan selama 90 jam.

4.2 Lokasi
Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan KK Dampingan ini adalah
sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud
adalah Desa Bayung Cerik, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Lokasi spesifik
dari pelaksanaan kegiatan KK Dampingan terhadap keluarga Bapak I Nengah Karti
adalah di Dusun/Banjar Sekunjeng, desa Bayung Cerik, Kecamatan Kintamani,
Kabupaten Bangli.

4.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan KK Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM XVII di Desa Bayung
Cerik. Kegiatan KK Dampingan yang dilakukan berupa kunjungan ke kediaman
keluarga yang didampingi. Selama kunjungan tersebut, dilakukan obrolan – obrolan
santai bersama keluarga yang didamping untuk menciptakan suasana yang nyaman
bagi keluarga tersebut dalam menceritakan masalah yang mereka alami dan menerima
solusi yang ditawarkan. Jadwal kunjungan ke keluarga dampingan dilakukan
sebanyak 19 kali selama sebulan, dimana setiap lama kunjungan rata-rata 5 jam untuk
tiap kunjungan, sehingga total kunjungan mencapai lebih dari 90 jam.

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
KKN PPM Universitas Udayana merupakan salah satu bentuk perwujudan
pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat
secara langsung dan terpadu. Salah satu program dalam KKN PPM ini adalah
program KK Dampingan yang bertujuan untuk membantu pemberdayaan keluarga
yang didampingi. Keluarga yang penulis dampingi adalah keluarga Bapak I Nengah
Karti. Masalah yang terdapat dalam keluarga tersebut adalah masalah ekonomi,
kesehatan, dan penataan bangunan. Masalah ekonomi yang dialami keluarga ini
adalah pendapatan yang tidak menentu dan tidak dapat mencukupi kehidupan sehari-
hari, dimana solusi yang dapat ditawarkan adalah memperbaiki cara pengelolaan
keuangan keluarga sehingga dapat menabung. Masalah kesehatan yang dialami oleh
keluarga ini adalah masalah rasa nyeri pada kaki, jari, dan sakit gigi pada Bapak I
Nengah Karti, sakit pada leher, punggung, tekanan darah tinggi Bu Ni Nengah Rekin,
serta kebersihan lingkungan rumah keluarga, sehingga solusi yang dapat diberikan
adalah penjelasan mengenai cara penanggulangan nyeri sendi, tekanan darah tinggi,
pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut serta lingkungan. Masalah penataan
bangunan yang dijumpai pada keluarga ini adalah kurang bersihnya kamar istirahat
serta kurangnya penerangan di kamar sehingga kamar menjadi lembab dan gelap.
Disamping itu, kurang tepatnya penataan halaman rumah, sehingga solusi yang dapat
ditawarkan adalah penjelasan mengenai kegunaan tanaman-tanaman yang dapat
ditanam di areal halaman rumah yang dapat digunakan sebagai obat-obatan maupun
bahan memasak serta jarak dan penempatan kandang ternak yang baik bagi kesehatan.

5.2 Rekomendasi
Berdasarkan masalah-masalah yang dijumpai penulis dalam keluarga yang
didampingi, yaitu keluarga Bapak I Nengah Karti, maka rekomendasi yang dapat
penulis berikan, antara lain :
 Hendaknya pelaksanaan kegiatan KK Dampingan dalam rangkaian kegiatan KKN
PPM ini mampu dijalankan secara berkelanjutan oleh pihak penyelenggara pada
KK bersangkutan hingga permasalahan yang dihadapi benar-benar tuntas

15
 Diharapkan kepada keluarga Bapak I Nengah Karti untuk lebih menyadari
pentingnya pola hidup bersih dan sehat di lingkungan keluarga untuk mencegah
terjadinya penyakit karena banyak penyakit yang dapat dicegah dengan melakukan
hal-hal sederhana seperti mencuci tangan sesuai waktu menggunakan sabun serta
menggosok gigi secara teratur.
 Keluarga Bapak I Nengah Karti diharapkan mampu mengaplikasikan solusi-solusi
yang diberikan demi kehidupan yang lebih baik.

16

Вам также может понравиться