Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pendahuluan
Seperti yang terlihat pada Bab 4.4, waduk (reservoir) dibuat dengan membangun bendungan
melintang sungai serta struktur penahan yang sesuai. Dalam bab itu tidak banyak dibahas tentang
perbaikan ukuran waduk berdasarkan kebutuhan pada konstruksi yang sedang dibangun. Waduk juga
dimanfaatkan untuk menahan sebagian air banjir dan kelebihannya dibuang melalui saluran pelimpah.
Dan perlu mempelajari hubungan antara debit banjir, kapasitas waduk dan ukuran spillway untuk
mengetahui ekonomi pada keseluruhan proyek. Topik tentang sedimentasi waduk telah dibahas dalam
bab ini yang akan memberikan gambaran tentang bagaimana waduk harus dibangun dan dioperasikan
secara optimal.
Pada dasarnya, waduk berfungsi untuk menyimpan air dan ukuran waduk diatur oleh volume air
yang harus disimpan dan dipengaruhi oleh aliran masuk yang tersedia untuk waduk. Waduk terdiri dari
dua kategori utama: (a) Impounding reservoir yaitu waduk di mana sungai mengalir secara alami, dan (b)
balancing reservoir yaitu waduk yang menerima pasokan menggunakan pompa atau disalurkan secara
artifisial. Secara umum, balancing reservoir diperlukan untuk menyeimbangkan pasokan dengan
permintaan. Balancing reservoir memiliki volume yang relatif kecil karena penyimpanan yang
dibutuhkan adalah untuk menyeimbangkan arus selama beberapa jam atau beberapa hari. Impouding
reservoir atau storage reservoir maksudkan untuk mengakumulasi sebagian dari aliran banjir sungai
untuk digunakan selama beberapa bulan tanpa banjir. Dalam bab ini, pembahasan berpusat pada tipe-
tipe waduk.
Minimum Drawdown Level (MDDL): muka air di bawah elevasi MDDL merupakan level tampungan
yang sudah tidak diperlukan pada proyek pembangkit listrik.
Dead Storage Level (DSL): muka air di bawah elevasi DSL tidak memiliki outlet untuk mengalirkan air
secara gravitasi.
Maximum Water Level (MWL): elevasi muka air yang pernah dicapai selama routing desain banjir. Itu
tergantung pada elevasi reservoir awal yang ditetapkan dan aturan operasi pintu pelimpah. Elevasi ini
biasanya juga disebut sebagai the Highest Reservoir level (elevasi tampungan tertinggi) atau the Highest
Flood Level (elevasi banjir tertinggi)
Live Storage (Tampungan Hidup): tampungan yang tersedia sesuai tujuan yaitu antara Full Supply Level
(FRL) dan outlet terendah. Muka air di atas elevasi FRL biasanya akan melimpas. Elevasi operasi
minimum harus di atas outlet terendah untuk menghindari terjadinya vortex. Ini juga dapat disebut
sebagai volume air yang benar-benar tersedia antara Dead Storage (tampungan mati) dan elevasi muka
air aktual dan Full Reservoir Level.
Dead Storage (Tampungan Mati): total tampungan berada di bawah elevasi outlet terendah dari
reservoir. Tampungan ini merupakan tampungan yang direncanakan sebagai kantong lumpur
(sedimentasi).
Outlet Surcharge or Flood Storage: tampungan yang dijadikan sebagai cadangan antara Full Reservoir
Level dan Maximum Water Level untuk menampung puncak banjir yang mungkin terjadi ketika kapasitas
tampungan tidak mencukupi di bawah Full Reservoir Level.
Beberapa istilah lain yang terkait dengan waduk didefinisikan sebagai berikut:
Buffer Storage: tampungan yang terletak tepat di atas Dead Storage Level dan Minimum Drawdown
Level. Zona ini adalah penyangga antara zona active storage dan dead storage digunakan pada musim
kering untuk memenuhi persyaratan penting saja. Dead storage dan buffer storage biasa disebut sebagai
Interactive storage.
Within the Year Storage: Istilah ini digunakan untuk menunjukkan reservoir yang dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan spesifik yang digunakan untuk merencanakan proyek.
Carry Over Storage: Ketika seluruh air yang tersimpan di dalam waduk tidak digunakan dalam setahun,
air yang tidak digunakan disimpan sebagai carry over storage digunakan untuk tahun-tahun berikutnya.
Silt/Sedimentation Zones: Ruang yang ditempati oleh sedimen pada waduk dapat dibagi menjadi zona
terpisah. Diagram skematik yang menunjukkan zona-zona ini diilustrasikan pada Gambar 2
(sebagaimana didefinisikan dalam IS: 5477).
Freeboard: merupakan batas keamanan dari elevasi muka air yang mungkin mengalami overtopping. Ini
diperlukan untuk memungkinkan terjadinya penurunan bendungan, terjadinya wave run up di atas
permukaan air yang tenang dan untuk kenaikan muka air yang tidak terduga, karena lonjakan akibat
longsor ke dalam reservoir, gempa bumi atau banjir yang tidak terduga atau kekurangan operasional.
Fungsi waduk adalah menyediakan air untuk satu atau lebih dari satu tujuan. Waduk yang menyediakan
air untuk beberapa tujuan ini, disebut sebagai “Multi Purpose” reservoir.
Secara umum, the Bureau od Indian Standards code 4410 (bagian 6) 1983 “Glossary of terms relating to
river valley projects -Reservoirs" mendefinisikan jenis-jenis waduk sebagai berikut:
Auxiliary or Compensatory Reservoir: reservoir yang menahan limpasan waduk utama.
Balancing Reservoir: reservoir yang berada di hilir reservoir utama yaitu untuk menahan kelebihan
air yang diperlukan untuk irigasi, pembangkit listrik atau keperluan air dari reservoir utama.
Conservation Reservoir: reservoir yang membendung air untuk tujuan yang bermanfaat seperti
irigasi, pembangkit listrik, rekreasi, domestik, industri dan melayani kebutuahn kota dll.
Detention Reservoir: reservoir yang menyimpan air dalam jangka waktu yang relatif singkat, yaitu
sampai sungai membawa aliran normal. Waduk semacam itu biasanya memiliki outlet tanpa pintu
kontrol dan digunakan untuk pengaturan banjir. Waduk ini juga disebut sebagai Flood Control
Reservoir atau Retarding Reservoir.
Distribution Reservoir: reservoir yang terhubung dengan sistem distribusi proyek penyediaan air,
digunakan terutama untuk menangani fluktuasi permintaan yang terjadi dalam waktu yang singkat
dan sebagai tampungan lokal jika terjadi keadaan darurat seperti terjadi kegagalan jalur pasokan
utama.
Impounding or Storage Reservoir: reservoir dengan outlet yang dikendalikan oleh pintu di mana air
permukaan dapat disimpan untuk jangka waktu yang cukup dan digunakan pada saat aliran normal
untuk memenuhi persyaratan.
Multipurpose Reservoir: reservoir yang dibangun dan dilengkapi untuk menyediakan penyimpanan
dan pelepasan air untuk dua atau lebih tujuan seperti irigasi, pengendalian banjir, pembangkit listrik,
navigasi, pengurangan polusi, pasokan air domestik dan industri, budaya ikan, rekreasi, dll.
Dapat diamati bahwa beberapa tujuan ini mungkin tidak kompatibel dalam kombinasi. Sebagai contoh,
pelepasan air untuk kebutuhan irigasi pada musim tanam, sementara pelepasan air untuk pembangkit
listrik tenaga air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri. Yang terakhir akan
terpengaruh tidak hanya oleh variasi dalam kondisi ekonomi tetapi juga oleh variasi atas siklus siang dan
siklus malam.
Kompatibilitas antara kebutuhan irigasi dan strategi pengendalian banjir dalam mengoperasikan
reservoir bahkan lebih sulit untuk reservoir yang melayani keduanya, seperti reservoir Bendungan
Hirakud di sungai Mahanadi. Secara sederhana bahwa banjir mensyaratkan waduk dikosongkan
sebanyak mungkin sehingga dapat menyerap setiap puncak banjir yang masuk. Namun, keputusan ini
berarti mengurangi air yang ditampung untuk irigasi. Biasanya, waduk semacam itu akan dikosongkan
secara bertahap sesaat sebelum datangnya musim hujan, mengantisipasi banjir tertentu dan berharap
bahwa waduk akan diisi sampai penuh pada akhir musim hujan. Namun, antisipasi ini mungkin tidak
berlaku selama bertahun-tahun dan waduk tidak terisi hingga ketinggian optimal. Di sisi lain, jika waduk
tidak dikosongkan secara baik dan apabila banjir dengan magnitudo tinggi tiba, maka situasinya dapat
menyebabkan genangan di bagian hilir.
Langkah kedua adalah mengumpulkan semua informasi relevan yang ada, yang meliputi hal-hal berikut:
• Laporan dari investigasi dan studi sebelumnya, jika ada.
• Laporan tentang proyek serupa dengan yang diusulkan dan telah dibangun di wilayah tersebut.
• Sistem informasi geografis (SIG) pada lokasi
• Data topografi dalam bentuk peta dan gambar satelit, yang dapat diintegrasikan dalam SIG.
• Data geologis dalam bentuk peta, log bor dan nilai parameter yang relevan.
• Data seismik wilayah yang mencakup pencatatan peak acceleration atau pergerakan tanah.
• Data meteorologi dan hidrologi - parameter yang tersedia seperti curah hujan, suhu atmosfer dan air,
penguapan, kelembaban, kecepatan angin, lama penyinaran matahari, arus sungai, elevasi sungai,
konsentrasi sedimen di sungai, dll.
• Untuk proyek penyediaan air, dibutuhkan data populasi dan pertumbuhan penduduk di masa
mendatang berdasarkan pada beberapa metode forecast, kebutuhan air industri dan kemungkinan
pengembangan industri di masa depan.
• Untuk proyek irigasi, data tentang tanah di wilayah proyek dan tanaman yang sudah ditanam,
termasuk kebutuhan air untuk tanaman.
• Untuk proyek pembangkit listrik tenaga air, data tentang permintaan dan perkiraan masa lalu dari
permintaan publik dan industri di masa depan untuk listrik dan energi; data pada sistem transmisi
yang ada, termasuk tegangan dan kapasitas transmisi.
• Data flora dan fauna dalam proyek seperti ikan di sungai dan danau, termasuk data tentang
kebiasaan migrasi dan pembibitannya.
• Data tentang pariwisata dan penggunaan rekreasi sungai dan danau
4.5.3. Pengaruh Sedimentasi Dalam Perencanaan Waduk
Penting untuk diketahui bahwa waduk yang dibangun melintang sungai dan sungai kehilangan
kapasitasnya karena endapan sedimen. Endapan ini meningkat sepanjang waktu dan akan mengurangi
kapasitas tampungan dari waduk. Akumulasi sedimen di dekat bendungan dapat mengganggu fungsi
intake dan akan mempengaruhi keputusan mengenai lokasi dan elevasi outlet. Inflow yang dihasilkan
juga lebih besar.
Dalam hal ini, the Bureau of Indian Standard IS: 12182 - 1987 "Guidelines for determination of effects of
sedimentation in planning and performance of reservoir" adalah dokumen penting yang membahas
beberapa aspek sedimentasi yang harus dipertimbangkan ketika merencanakan waduk. Beberapa poin
penting dari dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Saat merencanakan waduk perlu diketahui tingkat dan efek sedimentasi di lokasi yang biasanya
kombinasi terdiri dari:
1. Penilaian Kinerja (Simulasi) Studi dengan berbagai tingkat sedimentasi.
2. Kemungkinan efek sedimentasi pada muka bendungan.
Dalam kasus khusus di mana efek sedimentasi pada elevasi backwater cenderung signifikan. Studi
backwater berguna untuk mengetahui elevasi air sungai. Langkah-langkah yang harus diikuti untuk studi
penilaian kinerja berbagai tingkat sedimentasi adalah sebagai berikut:
a. Estimasi sedimen tahunan yang masuk ke reservoir
b. Distribusi sedimen di dalam waduk untuk mendapatkan elevasi sedimen dan kurva kapasitas
c. Studi simulasi berbagai tingkat sedimentasi.
d. Penilaian efek sedimentasi.
Secara umum, penilaian kinerja proyek waduk harus dilakukan dengan memasukkan data hidrologi
untuk memenuhi berbagai permintaan. Meskipun berdasarkan metode analitis yaitu metode simulasi
waduk. Dalam metode ini, keseimbangan air pada reservoir dan lokasi spesifik dari penggunaan air dan
kendala dalam sistem dipertimbangkan. Semua aliran masuk dan aliran keluar waduk menghasilkan
perubahan tampungan dalam jangka waktu tertentu. Dalam simulasi ini aliran masuk yang akan
digunakan berupa data aliran masuk historis, yang disesuaikan dengan perubahan penggunaan air di
masa mendatang.
Studi-studi berikut diperlukan jika masalah sedimentasi di waduk dinilai signifikan, tetapi dikategorikan
tidak serius.
1. Full service time dan feasible service time untuk reservoir dapat ditentukan.
2. Studi simulasi untuk kondisi yang diharapkan pada full service time dapat dilakukan untuk
memastikan output dengan kemampuan dependensi yang dibutuhkan. Studi ini dapat menghasilkan
output sekunder yang tersedia pada akhir periode. Studi tanpa sedimentasi dengan output sekunder
dapat digunakan dalam analisis ekonomi yaitu menggunakan persamaan penurunan linear selama
full service time.
3. Tidak ada studi simulasi di luar full service time
4. Studi distribusi sedimen yang diperlukan untuk feasible service time sangat penting.
Penyelidikan
Tujuan penyelidikan adalah untuk memunculkan fitur geologis keseluruhan dari waduk dan daerah yang
berdekatan untuk memungkinkan para insinyur konstruksi dan ahli geologi untuk menentukan masalah
geoteknik dan ekologi yang harus ditangani. Peta geologis yang diperlukan adalah peta dengan skala 1:
50.000 atau 1: 250.000. Perlu melakukan interpretasi geologi yaitu berupa foto foto udara daerah
tersebut.
Sebuah peta indeks topografi pada skala 1: 50.000 harus digunakan pada tahap ini untuk
menggambarkan wilayah-wilayah yang akan memerlukan studi rinci, selanjutnya.
Untuk mencegah jumlah kebocoran yang tidak diinginkan dari reservoir, zona-zona kemungkinan
kebocoran tersebut, seperti dislokasi mayor dan formasi tembus cahaya atau berlubang yang melintasi
celah reservoir harus diidentifikasi pada tahap investigasi ini untuk penyelidikan lebih lanjut.
Zona-zona utama yang tidak stabil, terutama di sekitar bendungan di ngarai yang sempit, harus
diidentifikasi pada tahap ini untuk melakukan investigasi terperinci untuk stabilitas pinggiran waduk.
Lokasi untuk bahan konstruksi yang sesuai yang tersedia di daerah reservoir harus dipasang pada tahap
ini sehingga setelah survei terperinci bahan-bahan tersebut dapat dieksploitasi untuk pemanfaatan yang
tepat selama tahap konstruksi sebelum penahanan reservoir.
Tingkat pendangkalan waduk sangat penting untuk merencanakan ketinggian bendungan dan bekerja di
luar kehidupan ekonomi proyek. Karena laju pendangkalan, di samping faktor-faktor lain, tergantung
pada jenis medan di daerah tangkapan air waduk, formasi geologi utama dan susunan ekologi harus
diakui pada tahap ini untuk memungkinkan perkiraan yang lebih akurat dari tingkat pendangkalan
waduk. Sebagai contoh, harus mungkin untuk memperkirakan pada tahap ini bahwa 40 persen dari
tangkapan penyimpanan proyek bendungan tertutup oleh endapan Kuarter dan bahwa ini adalah
kondisi yang mungkin menghasilkan tingkat debu yang tinggi atau sembilan puluh persen dari tangkapan
penyimpanan lain proyek bendungan terdiri dari batuan beku dan metamorf dan cenderung
menghasilkan tingkat sedimen yang relatif rendah. Informasi ini juga akan berguna dalam memeriksa
apakah anak sungai mengalir untuk jarak jauh melalui formasi yang lunak atau tidak dikonsolidasikan,
sebelum membentuk waduk yang diusulkan, dapat dihindari dan jika tidak, tindakan perbaikan apa yang
dapat diambil untuk mengendalikan beban lanau yang dibawa oleh anak sungai.
Penahanan reservoir dapat menenggelamkan deposit mineral ekonomi/strategis yang terjadi di dalam
wilayah reservoir atau peningkatan pada permukaan air di sekitar waduk dapat menyebabkan banjir,
peningkatan rembesan di quarry dan lokasi pertambangan yang terletak di daerah tersebut dan
penebangan air di daerah lain. Oleh karena itu, perlu bahwa endapan mineral ekonomi, yang
kemungkinan akan terpengaruh oleh area reservoir, diidentifikasi pada tahap investigasi ini. Sebagai
contoh, jika pekerjaan bawah tanah terletak dekat dengan daerah penyimpanan reservoir yang
diusulkan, itu harus diidentifikasi untuk studi geo-hidrologi sistematis reguler secara teratur. Studi-studi
ini akan menentukan apakah penahanan air di waduk telah mempengaruhi kerja bawah tanah atau
tidak. Referensi juga harus dibuat untuk berbagai instansi yang berurusan dengan mineral ekonomi yang
mungkin dipengaruhi oleh penahanan di waduk untuk evaluasi yang tepat dari masalah dan tindakan
yang diperlukan sesuai.
Bendungan dan waduknya dipengaruhi oleh lingkungan dimana mereka berada dan pada gilirannya
mereka juga mengubah lingkungan. Penahanan waduk terkadang menghasilkan peningkatan aktivitas
seismik di, atau di dekat waduk. Aktivitas seismik dapat menyebabkan microtremors dan dalam
beberapa kasus menyebabkan gempa bumi berkekuatan tinggi. Oleh karena itu, perlu untuk melakukan
studi seismotektonik regional di wilayah proyek. Sesar memiliki status seismik aktif harus digambarkan
pada tahap ini. Tindakan simultan untuk merencanakan dan memasang jaringan observatorium
seismologi yang mencakup area reservoir juga harus diambil.
Investigasi Awal
Objek penyelidikan awal dari daerah reservoir adalah untuk mengumpulkan rincian lebih lanjut dari
permukaan dan kondisi geologi bawah permukaan, dengan mengacu pada kemungkinan masalah yang
diidentifikasi selama tahap penyelidikan pengintaian dengan menggunakan pemetaan permukaan yang
dilengkapi dengan foto interpretasi geologi foto udara, hidro investigasi geologi, penyelidikan geofisika,
eksplorasi bawah permukaan awal dan dengan melakukan studi geo-seismologi dari daerah tersebut.
Berdasarkan studi yang dilakukan selama tahap penyelidikan, harus mungkin untuk memperkirakan
tingkat eksplorasi yang mungkin diperlukan selama tahap awal penyelidikan termasuk jumlah total
lubang yang diperlukan untuk dibor dan jumlah total dan kedalaman lubang, parit dan drift seperti juga
survei geofisika yang mungkin diperlukan. Untuk eksplorasi dengan lubang, parit, pedoman drifts dan
shaft yang ditetapkan dalam IS 4453: 1980 Nama kode IS harus diikuti.
Zona potensial kebocoran dari reservoir dan perluasan lateral dari berbagai fitur, seperti luasnya
endapan pasir aeolian, glasial, tanah longsor, dislokasi besar atau pencemaran dan formasi gua yang
tersebar di seluruh bagian, harus digambarkan pada skala 1 : 50000.
Kondisi geo-hidrologis dari tepi waduk harus ditetapkan oleh penyelidikan permukaan dan sub-
permukaan serta inventarisasi, karena pembagian air tanah bebas naik di atas tingkat yang diusulkan
dari waduk adalah kondisi yang menguntungkan terhadap kebocoran dari waduk. Tingkat air dalam
lubang bor harus ditentukan seperti yang diberikan dalam IS 6935: 1973.
Perluasan dari berbagai fitur di kedalaman, di mana perlu, diselidiki oleh eksplorasi geofisika dan dengan
cara lubang, parit, drifts dan lubang bor. Misalnya, survei resistivitas harus dapat mengidentifikasi zona
jenuh air. Sifat bahan ini diselidiki dengan menggunakan uji laboratorium dan in situ, untuk menentukan
permeabilitas dan menaksir kuantum kebocoran yang mungkin terjadi melalui zona ini pada penahanan
reservoir. Selain itu, permeabilitas batuan/overburden di area reservoir ditentukan dari fluktuasi
permukaan air dan tes pemompaan dalam sumur. Untuk menentukan permeabilitas in situ dalam
batuan penutup dan batuan, referensi harus dibuat untuk masing-masing IS 5529 (Bagian I): 1985 dan IS:
5529 (Bagian II): 1985. Informasi tentang permeabilitas akan memungkinkan para desainer untuk
memperkirakan biaya perawatan untuk mengendalikan kebocoran/rembesan dari waduk dan untuk
memutuskan apakah akan diinginkan untuk mengubah lokasi ketinggian bendungan untuk menghindari
zona-zona ini.
Zona tidak stabil utama sepanjang waduk yang diidentifikasi selama tahap penyelidikan dan yang
merupakan konsekuensi terhadap skema penyimpanan harus diselidiki secara rinci pada tahap ini
dengan cara eksplorasi permukaan dan bawah permukaan.
Daerah-daerah harus secara geologis dipetakan secara rinci pada skala 1: 2000. Bidang/zona yang
dicurigai gagal harus diidentifikasi dan dieksplorasi dengan sarana drifts, parit-parit dan lubang. Sampel
material plastik yang terganggu dan tidak terganggu harus diuji untuk kohesi (c) dan sudut gesekan
internal (φ) serta untuk properti relevan lainnya. Stabilitas lereng juga harus dievaluasi
mempertimbangkan kondisi operasional waduk. Studi-studi ini harus memberikan para perancang
gagasan tentang besarnya masalah yang mungkin dihadapi, sehingga mereka mungkin dapat mengambil
tindakan perbaikan untuk menstabilkan zona atau mengabaikan site sama sekali, jika situasi menuntut.
Daerah-daerah yang memiliki potensi kekayaan mineral ekonomi dan yang kemungkinan akan
terpengaruh oleh penahanan waduk harus dieksplorasi dengan cara penyelidikan permukaan dan sub-
permukaan untuk menetapkan kepentingan mereka baik dari segi nilai mereka maupun kepentingan
strategis. Informasi ini akan diperlukan untuk sampai pada keputusan mengenai perendaman, atau
sebaliknya, dari deposit mineral. Sifat dan jumlah rembesan yang ada, jika ada, di tambang eksisting dan
quarry yang ada di daerah sekitar waduk harus dicatat dan dipantau secara teratur. Data ini diperlukan,
untuk memastikan apakah ada perubahan kuantum rembesan di tambang dan quarry karena
penahanan air di waduk, langsung atau tidak langsung.
Pemetaan geologi skala besar dan teras yang cocok di seluruh patahan dengan status aktif secara
seismik, digambarkan selama tahap penyelidikan, harus dilakukan pada skala 1: 2000 dan
kecenderungannya, dan perilaku bidang patahan harus diselidiki secara rinci dengan cara studi
permukaan dan eksplorasi sub-permukaan oleh pit, parit dan drifts, dll. Sebuah jaringan poin survei
geodetik harus dibentuk pada salah satu sisi dari patahan yang dicurigai untuk mempelajari gerakan
mikro sepanjang patahan yang dicurigai ini, jika ada, baik sebelum dan sesudah penahanan dari waduk.
Studi gempa mikro harus dilakukan dengan menggunakan jaringan 3 atau 4 stasiun portabel di area
dengan fitur sesar aktif yang terbukti.
Berdasarkan studi yang dilakukan selama tahap pendahuluan, harus mungkin untuk memperkirakan
kuantum eksplorasi yang mungkin diperlukan selama tahap rinci penyelidikan termasuk jumlah total
lubang yang diperlukan untuk dibor dan jumlah total dan kedalaman pit, parit dan drifts seperti juga
tingkat survei geofisika yang mungkin diperlukan.
Investigasi permukaan dan sub-permukaan terperinci dari semua fitur yang terkait dengan reservoir
harus dilakukan untuk memberikan informasi tentang kebocoran air melalui pinggiran dan/atau
cekungan dari area reservoir.
Berdasarkan penyelidikan dan analisis data ini harus mungkin untuk memutuskan apakah daerah waduk
tersebut akan menahan air tanpa kebocoran yang tidak semestinya. Jika tidak, site bendungan mungkin
harus ditinggalkan demi lokasi alternatif yang sesuai.
Zona-zona, yang pada penyelidikan pendahuluan ditemukan sebagai zona potensial
kebocoran/rembesan dari waduk, dan yang karena pertimbangan lain tidak dapat dihindari secara
geologis dipetakan pada skala 1: 2000 dan diselidiki secara rinci pada tahap ini dengan cara dari program
eksplorasi bawah permukaan jarak dekat. Tujuan dari tahap investigasi ini adalah untuk menyediakan
data yang cukup kepada para perancang untuk memungkinkan mereka merencanakan program
perawatan perbaikan. Eksplorasi sub-permukaan dilakukan melalui lubang dan parit, jika kedalaman
yang akan dieksplorasi adalah dangkal, katakanlah hingga 5 meter, dan dengan lubang bor dan drift, jika
kedalaman yang akan dieksplorasi lebih dari 5 meter.
Zona yang tidak stabil di sekitar tepi waduk, khususnya yang dekat dengan lokasi bendungan di ngarai
yang sempit, harus dieksplorasi secara terperinci dengan menggunakan drifts, pit dan parit sehingga
kemungkinan bidang gagal diketahui letaknya dengan presisi. Sifat-sifat fisik termasuk sudut gesekan
internal dan kohesi dari sampel representatif dari material sepanjang gerakan yang diantisipasi harus
ditentukan. Informasi di atas akan memungkinkan para perancang untuk menyusun rincian untuk
langkah-langkah pencegahan, misalnya, dimungkinkan untuk membongkar bagian atas area slide atau
untuk memuat bagian bawah slide dengan materi yang dikeringkan dengan baik, dalam batas-batas
ekonomi.
Eksplorasi sub-permukaan dengan lubang bor, drifts, pit dan parit harus dilakukan pada lokasi cek dam
yang memungkinkan dan pada lokasi dari struktur pencegahan lain yang diusulkan untuk membatasi
aliran lumpur ke dalam waduk. Studi-studi ini akan memungkinkan para perancang untuk menilai
kelayakan proposal tersebut.
Rencana terperinci, mengenai deposit mineral ekonomi di dalam zona pengaruh waduk harus
diselesaikan selama tahap ini oleh instansi terkait. Investigasi rembesan di quarry dan tambang di dalam
zona pengaruh waduk harus dilanjutkan.
Tampungan aktif atau conservation storage menjamin pasokan air dari waduk untuk memenuhi
permintaan yang sebenarnya dari proyek apakah itu untuk listrik, irigasi atau pasokan air untuk
permintaan lainnya.
Tampungan aktif atau conservation storage harus mampu memenuhi permintaan. Prosentase
kebutuhan untuk proyek irigasi adalah 75 persen, sedangkan untuk proyek-proyek pembangkit dan
penyediaan air dengan prosentase keberhasilan 90 persen dan 100 persen masing-masing. Prosentase
ini sangat menguntungkan apabila dibangun pada daerah yang rawan kekeringan. Feasible service
periode tidak boleh kurang dari 40 tahun. Tampungan juga berfungsi untuk tujuan rekreasi dan menjaga
kualitas air sebagaimana yang direncanakan dalam desain.
Kapasitas tampungan dari reservoir disediakan untuk menampung kelebihan air selama periode aliran
tinggi dan digunakan pada periode aliran rendah. Meskipun sedimen didistribusikan sampai batas
tertentu pada tampungan, kapasitas penyimpanan pada proyek pembangkit umumnya berada diantara
full reservoir level dan the minimum draw down level.
Pencatatan aliran air pada lokasi waduk yang diusulkan. Apabila tidak ada pencatatan pada stasiun pada
hulu maupun hilir lokasi maka diambil pencatatan di dekat lokasi waduk. Biasanya pencatatan limpasan
yang terjadi tidak terlalu panjang untuk mewakili kondisi yang ada. Sehingga kasus seperti itu
pencatatan perlu diperluas dengan perbandingan pencatatan aliran di sekitarnya atau dengan
menggunakan hubungan hujan limpasan.
Total evaporasi selama beberapa periode merupakan pengurangan kedalaman tampungan dikalikan
dengan daerah penyebaran air rata-rata dari full reservoir level dan minimum draw down level.
Dari berbagai metode yang tersedia untuk memperbaiki kapasitas tampungan, metode Tabel Kerja
dapat digunakan berdasarkan data jangka panjang pada pengamatan pengosongan waduk. Format
perhitungan tabel kerja, diberikan dalam tabel berikut:
Periode Awal Inflow Kebutuhan selama periode Akhir periode Air yang El. Efektivit Debi Regenerat Power
Elevasi Kapasitas Luas dalam Total Untuk Untuk Evaporasi Total El. Kapasitas Luas melimpas Tailr as Head t iom Poten
Bulan Resevoir dalam Area M-Ha-m M-Ha- irigasi pemban Reservoir M-Ha-m Area ace dalam dala stial P
M-Ha-m m gkit m m =
m3 74QH
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (7) (8) (9) (10) = (11) (12) = (6) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
(3) + (7) + – (10)
(5) (8) +
(9)
Perhitungan tabel kerja dapat direpresentasikan secara grafis dengan memplot aliran kumulatif
inflow neto eksklusif dari abstraksi hulu sebagai ordinat terhadap waktu sebagai absis. Prosedur ini
biasanya disebut Teknik Kurva Massa, di mana ordinat dapat dilambangkan dengan kedalaman
dalam sentimeter atau dalam meter hektar atau dalam satuan volume lainnya. Debit, dengan satuan
10 hari atau satu bulan dapat digunakan titik kulminasi dalam kurva massa. Segmen kurva massa
ditunjukkan pada Gambar 3.
Tingkat inflow antara a ke b lebih dari tingkat permintaan dan reservoir penuh.
Waduk penuh ketika tingkat inflow sama dengan tingkat permintaan.
Penyimpanan waduk ditarik antara b dan c karena tingkat permintaan melebihi laju inflow.
Tarik garis, S, maksimum pada c ketika tingkat permintaan sama dengan laju inflow.
Reservoir terisi atau dengan kata lain garis tarik menurun dari c ke d karena laju inflow lebih
dari tingkat permintaan.
Waduk penuh pada d dan dari d ke b lagi waduk mengalir berlebihan karena laju inflow
melebihi tingkat permintaan. Jarak vertikal terbesar, S pada c adalah penyimpanan yang
dibutuhkan untuk memenuhi permintaan yang diajukan.
Penarikan kembali dari waduk untuk memenuhi permintaan irigasi umumnya bervariasi dan dalam
kasus seperti ini garis permintaan menjadi kurva bukan garis lurus. Kurva massa permintaan harus
super-imposed pada kurva massa inflow pada skala waktu yang sama. Ketika arus masuk dan
permintaan kurva massa berpotongan, waduk dapat diasumsikan penuh. Untuk mengosongkan
kondisi reservoir, kurva permintaan akan berada di atas kurva aliran masuk dan ordinat maksimum
di antara keduanya akan menunjukkan kapasitas penyimpanan langsung yang diperlukan.
4.5.9.1. Fiksasi Kapasitas Penyimpanan Langsung untuk Permintaan yang Diberikan
Garis sejajar dengan garis permintaan ditarik pada semua titik puncak kurva inflow massa eksklusif
abstraksi hulu yang diperoleh dari catatan long run off pada basis 10-hari (atau bulanan) seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4. Ketika garis permintaan memotong kurva massa waduk dapat
diasumsikan penuh. Ordinat maksimum antara garis permintaan dan kurva massa akan memberikan
penyimpanan langsung untuk memenuhi permintaan yang diminta. Jarak vertikal antara garis
berturut-turut sejajar dengan garis permintaan mewakili kelebihan air dari reservoir.
(2)
Ambil nilai yang diketahui ke sisi kiri persamaan:
(3)
𝑆 𝑂 𝑆 𝑂
Untuk menyelesaikan persamaan di atas, tabel dari (𝛥𝑡 - 2 ) dan (𝛥𝑡 + 2 ) versus elevasi waduk,
dipersiapkan dengan bantuan Kurva Kapasitas Spillway (Outflow) dan Kurva Kapasitas Penyimpanan
Waduk, yang ditunjukkan pada Gambar 5. Dari tabel, dua grafik disiapkan yang mana terlihat seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 6.
(4)
dimana, akhiran 1 adalah waktu pada awal routing dan 2 untuk waktu di akhir routing setelah
interval waktu Δt.
Untuk interval waktu pertama, laju inflow I1 dan I2 pada awal dan akhir interval diketahui (pada
kenyataannya, mereka diketahui sepanjang waktu), dan memperkenalkan nilai-nilai ini dalam
persamaan (4), menjadi dikenal. Dari Gambar 5, sesuai dengan nilai ini , salah
satu memperoleh nilai outflow O2 pada akhir interval waktu. Sesuai dengan nilai O2 ini, salah satu
juga dapat menjumpai persamaan dari Gambar 6, yang dapat digunakan untuk interval
waktu kedua dari persamaan berikut:
(5)
Pada persamaan (5), I2 dan I3 adalah laju inflow di awal dan di akhir interval waktu kedua yang mana
diketahui dari hidrograf inflow yang disepakati. Diketahui dari langkah perhitungan
sebelumnya, salah satu dihitung dari persamaan (5) dan didapatkan O3 dan
keduanya ari Gambar 6. Prosedur ini berlangsung sampai hidrograf inflow sepenuhnya dialirkan
melalui reservoir.
4.5.11. Hilangnya Air di Reservoir dan Meminimisasinya
Hilangnya air waduk terutama akan terjadi karena penguapan dan sejumlah metode telah
disarankan untuk mengendalikan kerugian tersebut. Biro kode Standar India IS: 14654 - 1999
"Meminimalkan kerugian penguapan dari waduk- Pedoman" menjelaskan penyebab metode
pengurangan penguapan secara rinci, beberapa aspek penting yang dijelaskan dalam paragraf
berikutnya. Dengan demikian, kerugian perkolasi atau rembesan kecil untuk sebagian besar waduk
dan semakin menurun dengan berlalunya waktu karena sedimen yang diendapkan di dasar waduk
membantu mengurangi kerugian perkolasi. Tentu saja, di beberapa bukit dan lembah yang
membentuk waduk, mungkin ada lapisan batu berpori atau gua batu kapur yang terus menerus yang
menyebabkan sejumlah besar air mengalir keluar dari waduk. Reservoir Proyek Hidroelektrik Kopili
di perbatasan Assam-Meghalaya telah menghadapi masalah serupa karena adanya gua-gua besar
yang harus ditutup kemudian membutuhkan biaya yang cukup besar pada tahap selanjutnya.
Sejumlah faktor mempengaruhi penguapan dari permukaan air terbuka, di antaranya, faktor utama
adalah area penyebaran air dan seringnya perubahan kecepatan dan arah angin di atas badan air.
Faktor-faktor meteorologi lainnya seperti:
a) Perbedaan tekanan uap antara permukaan air dan lapisan udara di atas
b) Suhu air dan udara
c) Tekanan atmosfir
d) Radiasi
e) Penyimpanan panas di badan air
f) Jumlah air
memiliki pengaruh langsung pada laju penguapan.
Karena faktor-faktor meteorologis yang mempengaruhi penguapan tidak dapat dikendalikan dalam
kondisi normal, upaya-upaya dilakukan untuk penghambatan penguapan oleh kontrol aliran angin di
atas permukaan air atau dengan perlindungan area permukaan air dengan metode fisik atau kimia.
Metode yang umumnya digunakan adalah sebagai berikut:
a) Pemecah angin (wind breakers)
b) Menutup permukaan air
c) Pengurangan permukaan air yang tak terlindung
d) Pengoperasian terpadu waduk, dan
e) Perawatan dengan evaporetardants air kimia (WERs).
Laju pengangkutan sedimen meningkat bersamaan dengan volume debit. Dalam beberapa kasus,
kapasitas yang meningkat akan menghasilkan lebih banyak kehilangan air sehingga akan
menurunkan efisiensi tangkapan dari waduk.
Kapasitas tampungan, ukuran, karakteristik waduk dan daerah drainasinya merupakan faktor paling
penting yang mengatur tingkat akumulasi sedimen tahunan. Survei sedimentasi pada tampungan
secara periodik akan memberikan panduan tentang laju sedimentasi. Dengan tidak adanya data yang
diamati untuk waduk yang bersangkutan, maka dapat diasumsikan menggunakan data dari waduk
lain yang memiliki karakteristik kapasitas dan tangkapan yang serupa.
Sedimen tidak hanya menempati tampungan mati saja namun juga bisa menempati ruang
tampungan air waduk. Desain tampungan direncakanan dengan menggunakan data sedimen
tersuspensi yang diamati dari hidroIogica1 network dan juga data dari survei hidrografi dari waduk
lain di wilayah yang sama. Data ini digunakan untuk mensimulasikan sedimentasi selama periode
usia tampungan sebagaimana disebutkan dalam IS 12182: 1987.
Cek Dam
Cek Dam sangat membantu untuk alasan berikut:
a) membantu menahan degradasi dasar sungai
b) mengurangi kecepatan aliran, sehingga menyebabkan pengendapan bed load
Pentingnya Cek dam, di mana gradien saluran yang curam dan aliran yang membawa sedimen dari
DAS. Cek dam dibangun dari material seperti tanah, batu, kayu. Ini cocok untuk tangkapan kecil
dengan ukuran bervariasi dari 40 hingga 400 hektar. Hal ini diperlukan untuk menyediakan cek dam
yang berukuran kecil pada aliran yang mengalir ke sungai-sungai utama. Perlu adanya pertimbangan
terkait lokasi dan jumlah cek dam yang diperlukan. Lebih baik untuk meminimalkan ketinggian dari
cek dam.
Cek dam biasanya lebih mahal per unit daripada waduk yang dilindungi. Oleh karena itu, tidak selalu
pembangunan cek dam dijadikan sebagai metode utama untuk pengendali sedimen di waduk baru.
Namun, kelayakan pembangunan cek dam perlu dipertimbangkan saat merencanakan perlindungan
terhadap waduk baru.
Gully Plugging
Gully plugging dilakukan oleh pengisi batu pada bendungan. Bendungan ini akan efektif dalam
mengisi parit-parit dengan sedimen yang berasal dari hulu tangkapan dan juga mencegah pelebaran
pelebaran parit.
Excavation (Penggalian)
Metode ini dilakukan dengan membuang sedimen dengan tangan atau sekop yang dioperasikan
daya, dragline scraper atau alat mekanis lainnya. Penggalian lumpur dan lempung yang merupakan
material paling banyak mengendap pada reservoir lebih sulit daripada penggalian pasir dan kerikil.
Sedimen bertekstur halus tidak dapat digali dengan mudah dari reservoir yang lebih besar karena
relatif cair atau relatif kompak.
Pengerukan (Dredging)
Melibatkan penghilangan endapan dari dasar waduk dan pengangkutannya ke beberapa titik lain
dengan cara mekanis atau hidrolik, sementara penyimpanan air dipertahankan. Praktek pengerukan
dikelompokkan sebagai berikut:
a) Pengerukan mekanis dengan bucket, tangga, dsb
b) Suction dredging dengan pipa apung dan pompa biasanya dipasang pada bendungan
c) Siphon dredging dengan pipa mengambang yang membentang di atas bendungan atau
terhubung ke lubang di bendungan dan biasanya dengan pompa di bendungan
Draining dan Flushing
Metode ini melibatkan penggelontoran yang relatif lambat dari semua air yang tersimpan di
reservoir melalui pintu atau katup yang terletak di dekat dasar bendungan dan pemeliharaan
setelahnya dari open outlet untuk periode yang lebih pendek atau lebih lama selama aliran cuts into
atau diarahkan berlawanan dengan endapan sedimen. Oleh karena itu, metode ini dapat didapakai
sebagai reservoir pengendali banjir.
Sluicing dengan Air Terkendali
Metode ini berbeda dari sluicing banjir karena suplai air yang terkontrol memungkinkan untuk
memilih waktu sluicing lebih menguntungkan dan air dapat diarahkan lebih efektif terhadap
endapan sedimen. Sementara sluicing banjir tergantung pada terjadinya banjir atau karena mampu
melepaskan dengan cepat semua persediaan air penuh atau hampir penuh di waduk utama yang
kosong. Keuntungan dari metode ini adalah umumnya lebih banyak sedimen dapat dihilangkan per
unit air yang digunakan dibandingkan dengan gerusan banjir atau pengeringan dan pembilasan.
Mengintensifkan dengan Hidrolika dan Agitasi Mekanik
Metode yang membangkitkan, memecah, atau memindahkan endapan sedimen ke arus aliran yang
bergerak melalui cekungan reservoir yang dikeringkan atau ke dalam reservoir penuh akan
cenderung membuat penghilangan sedimen dari reservoir lebih lengkap. Di mana saja pengurasan,
pembilasan atau pembuaian tampaknya diperlukan, penggunaan tambahan sarana hidrolik untuk
mengaduk endapan sedimen, atau mengelupasnya, menjadi aliran yang mengalir melalui waduk
harus dipertimbangkan. Namun demikian, aplikasinya terbatas.
4.5.13. Operasi waduk
Aliran di sungai berubah secara musiman dan dari tahun ke tahun, karena variasi temporal dan
spasial dalam presipitasi. Dengan demikian, air yang tersedia berlimpah selama musim hujan
menjadi langka selama musim non-muson, ketika dibutuhkan. Metode tradisional yang diikuti
umumnya untuk memenuhi kebutuhan air selama periode langka adalah pembangunan waduk
penyimpanan di sungai. Kelebihan air selama musim hujan disimpan di waduk tersebut untuk
digunakan pada periode buruk. Konstruksi penyimpanan juga akan membantu mengendalikan
banjir, serta pembangkit tenaga listrik. Untuk memenuhi tujuan yang ditetapkan dalam perencanaan
reservoir atau sekelompok waduk dan untuk mencapai manfaat maksimal dari penyimpanan yang
dibuat, sangat penting untuk mengembangkan pedoman untuk pengoperasian waduk. Tanpa jadwal
pengaturan yang tepat, waduk mungkin tidak memenuhi tujuan penuh yang direncanakan dan juga
dapat menimbulkan bahaya bagi struktur itu sendiri.
Pengendalian banjir lebih baik dicapai jika tingkat waduk tetap rendah pada tahap awal musim
hujan. Namun, pada tahap selanjutnya, jika antisipasi aliran masuk tidak menghasilkan waduk
mungkin tidak terisi hingga FRL pada tahap awal monsun, untuk menghindari risiko waduk yang
tersisa tidak terisi pada tahap selanjutnya, mungkin ada masalah dalam mengakomodasi banjir
tinggi. terjadi pada tahap selanjutnya. Dalam beberapa kasus ketika merencanakan waduk,
pertimbangan sosial dan lainnya kadang-kadang menghasilkan adopsi rencana yang mungkin bukan
yang terbaik secara ekonomi.
4.5.13.1. Pengoperasian Reservoir Single Purpose
Prinsip-prinsip umum dari operasi waduk single purpose diberikan di bawah ini:
a) Kontrol Banjir, Pengoperasian reservoir pengendali banjir terutama diatur oleh kapasitas
penyimpanan banjir yang tersedia dari pusat kerusakan yang harus dilindungi, karakteristik
banjir, kemampuan dan ketepatan perkiraan banjir/badai dan ukuran daerah drainase yang
tidak terkendali. Rencana regulasi untuk mencakup semua situasi rumit mungkin sulit untuk
berevolusi, tetapi umumnya itu harus mungkin sesuai dengan salah satu prinsip berikut:
1) Penggunaan yang efektif dari penyimpanan pengendalian banjir yang tersedia: Operasi
di bawah prinsip ini bertujuan untuk mengurangi kerusakan banjir dari lokasi yang akan
dilindungi semaksimal mungkin, dengan menggunakan peristiwa banjir secara efektif.
Karena pelepasan di bawah rencana ini jelas akan lebih rendah daripada yang diperlukan
untuk mengendalikan banjir desain waduk, ada kemungkinan berbeda memiliki bagian
dari ruang pengendalian banjir yang dipakai selama terjadinya banjir besar berikutnya.
Untuk mengurangi unsur risiko ini, pemeliharaan jaringan stasiun perkiraan banjir yang
memadai baik di daerah hulu dan hilir mutlak diperlukan.
2) Pengendalian banjir desain waduk: Menurut prinsip ini, pelepasan dari waduk
pengendali banjir yang dioperasikan pada konsep ini dibuat pada hipotesis yang sama
seperti yang dipakai untuk mengendalikan banjir waduk rancangan, yaitu kapasitas
penyimpanan penuh akan digunakan hanya ketika banjir berkembang menjadi banjir
waduk rancangan. Namun, karena banjir rancangan biasanya merupakan peristiwa
ekstrem, pengaturan banjir kecil dan besar, yang terjadi lebih sering, kurang memuaskan
ketika metode ini diterapkan.
3) Kombinasi prinsip (1) dan (2): Dalam metode ini, kombinasi prinsip (1) dan (2) diikuti.
Prinsip (1) diikuti untuk bagian bawah cadangan banjir untuk mencapai manfaat
maksimum dengan mengendalikan bagian awal banjir. Setelah itu pelepasan air dibuat
sesuai jadwal untuk banjir reservoir rancangan pada prinsipnya (2). Dalam kebanyakan
kasus, rencana ini akan menghasilkan peraturan keseluruhan terbaik, karena
menggabungkan poin-poin bagus dari kedua metode tersebut
4) Pengendalian banjir dalam keadaan darurat: Disarankan untuk menyiapkan jadwal rilis darurat
yang menggunakan informasi tentang data reservoir yang segera tersedia bagi operator. Jadwal
semacam itu harus tersedia dengan operator untuk memungkinkannya mematuhi tindakan
pencegahan yang diperlukan dalam kondisi banjir yang ekstrim.
b) Konservasi: Reservoir yang dimaksudkan untuk menambah persediaan selama periode ramping
biasanya harus dioperasikan untuk mengisi sedini mungkin selama periode pengisian, sambil
memenuhi persyaratan. Semua air yang melebihi persyaratan periode pengisian harus ditahan.
Biasanya tidak akan diizinkan tumpahan air di atas spillway sampai FRL tercapai. Jika banjir terjadi
ketika reservoir berada di atau dekat FRL, pelepasan air banjir harus terpengaruh, agar tidak
melebihi debit yang akan terjadi jika tidak ada reservoir. Dalam kasus terjadi tahun kering,
rancangan untuk periode pengisian harus dibatasi dengan menerapkan faktor yang sesuai. Periode
pengeringan harus dimulai setelahnya. Namun, jika waduk direncanakan dengan kapasitas carry-
over, perlu untuk memastikan bahwa peraturan akan menyediakan kapasitas carry-over yang
dibutuhkan pada akhir periode pengeringan.
Pengoperasian waduk multi purpose: Prinsip umum pengoperasian waduk dengan beberapa ruang
penyimpanan ini dijelaskan di bawah ini:
1. Kapasitas alokasi terpisah - Ketika alokasi kapasitas terpisah telah dibuat untuk masing-
masing penggunaan konservasi, selain yang diperlukan untuk pengendalian banjir, operasi
untuk masing-masing fungsi harus mengikuti prinsip fungsi masing-masing. Penyimpanan
yang tersedia untuk pengendalian banjir bisa, akan tetapi digunakan untuk menghasilkan
tenaga sekunder sejauh mungkin. Alokasi ruang penyimpanan khusus untuk beberapa tujuan
dengan zona konservasi mungkin beberapa kali tidak mungkin atau sangat mahal untuk
menyediakan air untuk berbagai keperluan dalam jumlah yang dibutuhkan dan pada saat
dibutuhkan.
2. Penggunaan ruang penyimpanan bersama - Dalam waduk multi guna di mana penggunaan
bersama dari beberapa ruang penyimpanan atau air penyimpanan telah dipertimbangkan,
operasi menjadi rumit karena permintaan yang saling bersaing dan bertentangan.
Sementara pengendalian banjir membutuhkan tingkat reservoir yang rendah, kepentingan
konservasi memerlukan tingkat setinggi yang bisa dicapai. Dengan demikian, tujuan dari
fungsi-fungsi ini tidak kompatibel dan kompromi harus dilakukan dalam operasi
pengendalian banjir dengan mengorbankan persyaratan fungsi-fungsi ini. Dalam beberapa
kasus bagian dari ruang penyimpanan konservatif digunakan untuk moderasi banjir, selama
tahap awal angin muson. Ruang ini harus diisi untuk tujuan konservasi menjelang akhir angin
muson secara progresif, karena tidak mungkin untuk mengisi ruang ini selama periode pasca
angin muson, ketika alirannya tidak mencukupi bahkan untuk memenuhi persyaratan saat
ini. Ini secara alami akan melibatkan beberapa pengorbanan kepentingan pengendalian
banjir menjelang akhir angin muson.
4.5.13.2 Pengoperasian sistem waduk
Sangat tidak jarang menemukan kelompok atau 'sistem' waduk baik di sungai tunggal atau di sungai
dan anak-anak sungainya. Contoh dari yang pertama adalah bendungan yang diusulkan di sungai
Narmada (Gambar 7) dan contoh yang terakhir adalah bendungan proyek Lembah Damodar
(Gambar 8).
Dalam hal sistem waduk, perlu mengadopsi strategi untuk mengoperasikan waduk secara
terintegrasi untuk mencapai pemanfaatan optimal sumber daya air yang tersedia dan untuk
mendapatkan manfaat terbaik dari sistem waduk.
Dalam penyusunan rencana regulasi untuk operasi terpadu dari sistem waduk, prinsip yang berlaku
untuk unit terpisah pertama diterapkan ke waduk individu. Modifikasi jadwal yang dikembangkan
kemudian harus dipertimbangkan dengan menyusun beberapa rencana alternatif. Dalam studi ini,
teknik optimisasi dan simulasi dapat digunakan secara luas dengan aplikasi komputer dalam
pengembangan sumber daya air.