Вы находитесь на странице: 1из 22

Pertumbuhan EksponensialPada permulaan tahun 1998,

jumlah penduduk dunia diperkirakan sebanyak 5,9


miliar. Untuk populasi dunia, sejarah menunjukkan
bahwa sekitar 0,0132 ( diukur dalam tahun).
Berapakah jumlah penduduk dunia pada tahun
2020?

. Bunga Tunggal

Bunga tunggal adalah bunga yang diperoleh pada setiap


akhir jangka waktu tertentu yang tidak
mempengaruhi besarnya modal yang dipinjam.
Perhitungan bunga setiap periode selalu dihitung
berdasarkan besarnya modal yang tetap, yaitu:

Bunga = suku bunga tiap periode x banyaknya periode x


modal
Contoh secara sederhana yaitu Suatu modal sebesar
Rp1.000.000,00 dibungakan dengan suku bunga
tunggal2%/bulan. Maka bunga tunggal setelah 1
bulan, 2 bulan, dan 5 bulan dapat diketahui sebagai
berikut:
Setelah 1 bulan besar bunga = 2% x 1 x
Rp1.000.000,00 = Rp20.000,00
Setelah 2 bulan besar bunga = 2% x 2 x
Rp1.000.000,00 = Rp40.000,00
Setelah 5 bulan besar bunga = 2% x 5 x
Rp1.000.000,00 = Rp100.000,00

Dengan demikian rumus bunga tunggal yaitu:


Bunga : B = M x i x t
100
Besarnya modal yang diterima di awal pinjaman : Bt
=M+B
Jika suatu modal M dibungakan dengan suku bunga
tunggal i% tiap tahun, maka berlaku:
Setelah t tahun besarnya bunga
B=Mxixt
100
Setelah t bulan besarnya bunga (1 tahun = 12 bulan)
B=Mxixt
1200
Setelah t hari besarnya bunga (untuk 1 tahun = 360
hari )
B= M x i x t
36000
Setelah t hari besarnya bunga (untuk 1 tahun = 365
hari)
B= M x i x t
36500

2. Bunga Majemuk
Apabila bunga yang dibebankan untuk setiap periode
(satu tahun, misalnya) didasarkan pada sisa pinjaman
pokok ditambah setiap beban bunga yang
terakumulasi sampai dengan awal periode, maka
bunga itu disebut bunga majemuk atau bunga
berbunga (compound interest)
Secara sederhana rumus bunga majemuk dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Tabungan Novia Irianti di bank sebesar
Rp1.000.000.00 dan bank memberikan bunga
10%/tahun. Jika bunga tidak pernah diambil dan
dianggap tidak ada biaya administrasi bank.
Tentukan jumlah bunga yang diperoleh X setelah
modal mengendap selama 3 tahun.
Jawab:
Akhir tahun pertama, bunga yang diperoleh: B = suku
bunga x modal
= 10% x Rp1.000.000.00
= Rp100.000,00
Awal tahun ke dua, modal menjadi:
M2= M + B= Rp1.000.000,00 + Rp100.000,00=
Rp1.100.000,00
Akhir tahun ke dua, bunga yang diperoleh : B2 =
suku bunga x modal
= 10% x Rp1.100.000,00
= Rp 110.000,00
Awal tahun ke tiga modal menjadi:
M3=M2+B= Rp 1.100.000,00 + Rp 110.000,00 = Rp
1.210.000,00
Akhir tahun ke tiga, bunga yang diperoleh : B3 =
suku bunga x modal
= 10% x Rp1.210.000,00
= Rp 121.000,00

Jadi jumlah bunga yang diperoleh setelah mengendap tiga


tahun:= Rp100.000,00 + Rp110.000,00 +
Rp121.000,00 = Rp331.000,00.
Berdasarkan contoh sederhana diatas dapat dijabarkan
rumus sebagai berikut:

Jadi dapat disimpulkan jika suatu modal M dibungakan


dengan bunga majemuk i% periode selama n periode
maka modal akhir:
Mn = M ( 1 + i )n

3. Contoh Soal dan Penyelesaian Bunga Tunggal dan


Bunga Majemuk
1. Pak Tri memiliki modal di Bank Rp1.000.000,00
dibungakan dengan bunga tunggal selama 3 tahun
dengan suku bunga 18%/tahun. Tentukan bunga
yang diperoleh dan modal setelah dibungakan!
Diketahui : M = Rp1.000.000,00
i = 18%/tahun
t = 3 tahun
Ditanya : B = ?
Ma=?
Jawab : B = M x i x t
100
= Rp1.000.000,00 X 18 X 3
100
= Rp540.000,00
Ma = M + B
= Rp1.000.000,00 + Rp540.000,00
= Rp 1.540.000,00
Jadi modal akhir yang diterima yaitu Rp
1.540.000,00
2. Handi Satrio menanam modal sebesar Rp.200.000,00
dengan bunga majemuk 5%. Berapakah besar modal
setelah 2 tahun?
Penyelesaian:
Diketahui : M = Rp.200.000,00
i=5%
t = 2 tahun
Ditanya : M2=?
Jawab : Mn = M ( 1 + i )n
= Rp.200.000,00 (1 + 5%)2
= Rp 220.500,00
Jadi modal yang diperoleh setelah 2 tahun sebesar Rp
220.500,00

. Bunga Tunggal

Bunga tunggal adalah bunga yang diperoleh pada setiap


akhir jangka waktu tertentu yang tidak
mempengaruhi besarnya modal yang dipinjam.
Perhitungan bunga setiap periode selalu dihitung
berdasarkan besarnya modal yang tetap, yaitu:

Bunga = suku bunga tiap periode x banyaknya periode x


modal
Contoh secara sederhana yaitu Suatu modal sebesar
Rp1.000.000,00 dibungakan dengan suku bunga
tunggal2%/bulan. Maka bunga tunggal setelah 1
bulan, 2 bulan, dan 5 bulan dapat diketahui sebagai
berikut:
Setelah 1 bulan besar bunga = 2% x 1 x
Rp1.000.000,00 = Rp20.000,00
Setelah 2 bulan besar bunga = 2% x 2 x
Rp1.000.000,00 = Rp40.000,00
Setelah 5 bulan besar bunga = 2% x 5 x
Rp1.000.000,00 = Rp100.000,00

Dengan demikian rumus bunga tunggal yaitu:


Bunga : B = M x i x t
100
Besarnya modal yang diterima di awal pinjaman : Bt
=M+B
Jika suatu modal M dibungakan dengan suku bunga
tunggal i% tiap tahun, maka berlaku:
Setelah t tahun besarnya bunga
B=Mxixt
100
Setelah t bulan besarnya bunga (1 tahun = 12 bulan)
B=Mxixt
1200
Setelah t hari besarnya bunga (untuk 1 tahun = 360
hari )
B= M x i x t
36000
Setelah t hari besarnya bunga (untuk 1 tahun = 365
hari)
B= M x i x t
36500

2. Bunga Majemuk
Apabila bunga yang dibebankan untuk setiap periode
(satu tahun, misalnya) didasarkan pada sisa pinjaman
pokok ditambah setiap beban bunga yang
terakumulasi sampai dengan awal periode, maka
bunga itu disebut bunga majemuk atau bunga
berbunga (compound interest)
Secara sederhana rumus bunga majemuk dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Tabungan Novia Irianti di bank sebesar
Rp1.000.000.00 dan bank memberikan bunga
10%/tahun. Jika bunga tidak pernah diambil dan
dianggap tidak ada biaya administrasi bank.
Tentukan jumlah bunga yang diperoleh X setelah
modal mengendap selama 3 tahun.
Jawab:
Akhir tahun pertama, bunga yang diperoleh: B = suku
bunga x modal
= 10% x Rp1.000.000.00
= Rp100.000,00
Awal tahun ke dua, modal menjadi:
M2= M + B= Rp1.000.000,00 + Rp100.000,00=
Rp1.100.000,00
Akhir tahun ke dua, bunga yang diperoleh : B2 =
suku bunga x modal
= 10% x Rp1.100.000,00
= Rp 110.000,00
Awal tahun ke tiga modal menjadi:
M3=M2+B= Rp 1.100.000,00 + Rp 110.000,00 = Rp
1.210.000,00
Akhir tahun ke tiga, bunga yang diperoleh : B3 =
suku bunga x modal
= 10% x Rp1.210.000,00
= Rp 121.000,00

Jadi jumlah bunga yang diperoleh setelah mengendap tiga


tahun:= Rp100.000,00 + Rp110.000,00 +
Rp121.000,00 = Rp331.000,00.
Berdasarkan contoh sederhana diatas dapat dijabarkan
rumus sebagai berikut:

Jadi dapat disimpulkan jika suatu modal M dibungakan


dengan bunga majemuk i% periode selama n periode
maka modal akhir:
Mn = M ( 1 + i )n

3. Contoh Soal dan Penyelesaian Bunga Tunggal dan


Bunga Majemuk
1. Pak Tri memiliki modal di Bank Rp1.000.000,00
dibungakan dengan bunga tunggal selama 3 tahun
dengan suku bunga 18%/tahun. Tentukan bunga
yang diperoleh dan modal setelah dibungakan!
Diketahui : M = Rp1.000.000,00
i = 18%/tahun
t = 3 tahun
Ditanya : B = ?
Ma=?
Jawab : B = M x i x t
100
= Rp1.000.000,00 X 18 X 3
100
= Rp540.000,00
Ma = M + B
= Rp1.000.000,00 + Rp540.000,00
= Rp 1.540.000,00
Jadi modal akhir yang diterima yaitu Rp
1.540.000,00
2. Handi Satrio menanam modal sebesar Rp.200.000,00
dengan bunga majemuk 5%. Berapakah besar modal
setelah 2 tahun?
Penyelesaian:
Diketahui : M = Rp.200.000,00
i=5%
t = 2 tahun
Ditanya : M2=?
Jawab : Mn = M ( 1 + i )n
= Rp.200.000,00 (1 + 5%)2
= Rp 220.500,00
Jadi modal yang diperoleh setelah 2 tahun sebesar Rp
220.500,00

. Bunga Tunggal

Bunga tunggal adalah bunga yang diperoleh pada setiap


akhir jangka waktu tertentu yang tidak
mempengaruhi besarnya modal yang dipinjam.
Perhitungan bunga setiap periode selalu dihitung
berdasarkan besarnya modal yang tetap, yaitu:

Bunga = suku bunga tiap periode x banyaknya periode x


modal
Contoh secara sederhana yaitu Suatu modal sebesar
Rp1.000.000,00 dibungakan dengan suku bunga
tunggal2%/bulan. Maka bunga tunggal setelah 1
bulan, 2 bulan, dan 5 bulan dapat diketahui sebagai
berikut:
Setelah 1 bulan besar bunga = 2% x 1 x
Rp1.000.000,00 = Rp20.000,00
Setelah 2 bulan besar bunga = 2% x 2 x
Rp1.000.000,00 = Rp40.000,00
Setelah 5 bulan besar bunga = 2% x 5 x
Rp1.000.000,00 = Rp100.000,00

Dengan demikian rumus bunga tunggal yaitu:


Bunga : B = M x i x t
100
Besarnya modal yang diterima di awal pinjaman : Bt
=M+B
Jika suatu modal M dibungakan dengan suku bunga
tunggal i% tiap tahun, maka berlaku:
Setelah t tahun besarnya bunga
B=Mxixt
100
Setelah t bulan besarnya bunga (1 tahun = 12 bulan)
B=Mxixt
1200
Setelah t hari besarnya bunga (untuk 1 tahun = 360
hari )
B= M x i x t
36000
Setelah t hari besarnya bunga (untuk 1 tahun = 365
hari)
B= M x i x t
36500

2. Bunga Majemuk
Apabila bunga yang dibebankan untuk setiap periode
(satu tahun, misalnya) didasarkan pada sisa pinjaman
pokok ditambah setiap beban bunga yang
terakumulasi sampai dengan awal periode, maka
bunga itu disebut bunga majemuk atau bunga
berbunga (compound interest)
Secara sederhana rumus bunga majemuk dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Tabungan Novia Irianti di bank sebesar
Rp1.000.000.00 dan bank memberikan bunga
10%/tahun. Jika bunga tidak pernah diambil dan
dianggap tidak ada biaya administrasi bank.
Tentukan jumlah bunga yang diperoleh X setelah
modal mengendap selama 3 tahun.
Jawab:
Akhir tahun pertama, bunga yang diperoleh: B = suku
bunga x modal
= 10% x Rp1.000.000.00
= Rp100.000,00
Awal tahun ke dua, modal menjadi:
M2= M + B= Rp1.000.000,00 + Rp100.000,00=
Rp1.100.000,00
Akhir tahun ke dua, bunga yang diperoleh : B2 =
suku bunga x modal
= 10% x Rp1.100.000,00
= Rp 110.000,00
Awal tahun ke tiga modal menjadi:
M3=M2+B= Rp 1.100.000,00 + Rp 110.000,00 = Rp
1.210.000,00
Akhir tahun ke tiga, bunga yang diperoleh : B3 =
suku bunga x modal
= 10% x Rp1.210.000,00
= Rp 121.000,00

Jadi jumlah bunga yang diperoleh setelah mengendap tiga


tahun:= Rp100.000,00 + Rp110.000,00 +
Rp121.000,00 = Rp331.000,00.
Berdasarkan contoh sederhana diatas dapat dijabarkan
rumus sebagai berikut:

Jadi dapat disimpulkan jika suatu modal M dibungakan


dengan bunga majemuk i% periode selama n periode
maka modal akhir:
Mn = M ( 1 + i )n

3. Contoh Soal dan Penyelesaian Bunga Tunggal dan


Bunga Majemuk
1. Pak Tri memiliki modal di Bank Rp1.000.000,00
dibungakan dengan bunga tunggal selama 3 tahun
dengan suku bunga 18%/tahun. Tentukan bunga
yang diperoleh dan modal setelah dibungakan!
Diketahui : M = Rp1.000.000,00
i = 18%/tahun
t = 3 tahun
Ditanya : B = ?
Ma=?
Jawab : B = M x i x t
100
= Rp1.000.000,00 X 18 X 3
100
= Rp540.000,00
Ma = M + B
= Rp1.000.000,00 + Rp540.000,00
= Rp 1.540.000,00
Jadi modal akhir yang diterima yaitu Rp
1.540.000,00
2. Handi Satrio menanam modal sebesar Rp.200.000,00
dengan bunga majemuk 5%. Berapakah besar modal
setelah 2 tahun?
Penyelesaian:
Diketahui : M = Rp.200.000,00
i=5%
t = 2 tahun
Ditanya : M2=?
Jawab : Mn = M ( 1 + i )n
= Rp.200.000,00 (1 + 5%)2
= Rp 220.500,00
Jadi modal yang diperoleh setelah 2 tahun sebesar Rp
220.500,00

Вам также может понравиться