Вы находитесь на странице: 1из 7

BAHAN CETAK

Material untuk mencatat atau mereproduksi bentuk dan hubungan gigi geligi dan

jaringan rongga mulut (Imawati, 2009). Bahan cetak merupakan bahan yang

digunakan untuk membuat tiruan negatif dari rongga mulut, sehingga selanjutnya

dapat dibuat model gigi darinya. Model gigi tersebut digunakan oleh dokter gigi

sebagai model studi maupun sebagai model kerja. Untuk menghasilkan cetakan

yang akurat, bahan yang digunakan untuk membuat tiruan dari jaringan intraoral

dan ekstraoral harus memenuhi kriteria sebagai berikut. Pertama, bahan tersebut

harus cukup air untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta cukup kental untuk

tetap berada dalam sendok cetak yang menghantar bahan cetak ke mulut. Kedua,

selama di mulut bahan tersebut harus berubah (mengeras) menjadi bahan padat

menyerupai karet dalam waktu tertentu, idealnya waktu pengerasan total harus

kurang dari tujuh menit. Akhirnya cetakan yang mengeras harus tidak berubah atau

robek ketika dikeluarkan dari mulut, dan dimensi bahan harus tetap stabil sehingga

bahan cor dapat dituang (Anusavice, 2004).

Syarat Bahan Cetak

Bahan cetak merupakan bahan yang digunakan untuk membuat tiruan negatif dari

rongga mulut, sehingga selanjutnya dapat dibuat model gigi darinya. Model gigi

tersebut digunakan oleh dokter gigi sebagai model studi maupun sebagai model

kerja.Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang digunakan untuk

membuat tiruan dari jaringan oral dan ekstraoral harus memenuhi beberapa

persyaratan, yaitu:
1. Bahan tersebut harus cukup cair untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta

cukup kental untuk tetap berada dalam sendok cetak yang menghantar bahan cetak

ke dalam mulut

2. Bahan tersebut harus berubah atau mengeras menjadi padat menyerupai

karet dalam waktu tertentu selama di dalam mulut, idealnya waktu pengerasan total

kurang dari tujuh menit

3. Cetakan yang mengeras harus tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan dari

mulut dan dimensi bahan harus tetap stabil sehingga bahan cor dapat dituang

(Anusavice, 2003).

Klasifikasi Bahan Cetak

Bahan cetak dapat dikelompokkan menurut sifat mekanisnya. Ada dua jenis bahan

cetak, yaitu:

1. Bahan Cetak Elastis

Bahan cetak elastis dapat secara akurat memproduksi baik struktur keras maupun

lunak dari rongga mulut, termasuk undercut dan celah interproksimal. Meskipun

bahan ini dapat dipakai untuk mencetak pasien tanpa gigi, kebanyakan dibuat untuk

model cor untuk gigi tiruan sebagian cekat atau lepasan serta untuk unit restorasi

tunggal (Anusavice, 2004).

Bahan cetak elastis dibagi lagi menjadi dua, yaitu:

a. Hidrokoloid

Bahan cetak hidrokoloid merupakan bahan cetak yang substansi dasarnya berupa

koloid yang direaksikan dengan air. Koloid merupakan kombinasi dari wujud benda
apapun, terkecuali bentuk gas. Semua penghambur koloid disebut sol. Bahan cetak

hidrokoloid dibagi lagi menjadi dua, yaitu (Anusavice, 2004):

1) Irreversibel

Bahan cetak hidrokoloid irreversibel dapat dicontohkan dengan alginat. Bahan ini

disebut irreversibel, sebab bahan ini tidak dapat kembali menjadi wujud dasarnya

setelah bereaksi membentuk wujud sol. Bahan ini ditemukan pada saat bahan cetak

yang digunakan sebelumnya menjadi langka, yakni pada waktu perang dunia kedua.

Bahan ini memiliki kelebihan dibandingkan bahan cetak lainnya, yakni proses

manipulasinya yang mudah, nyaman bagi pasien, dan relatif tidak mahal karena

tidak memerlukan banyak peralatan.

Alginat (Irreversibel)

Alginat merupakan hidrokoloid irreversibel yang komponen utamanya adalah

natrium, kalium, atau alginat trietanolamin. Alginat yang dicampur air akan

membentuk sol dengan cepat. Besar berat molekul alginat bervariasi, semakin besar

berat molekul maka kekentalan sol akan bertambah. Biasanya ditambahkan bahan

pengisi seperti tanah diatoma yang berfungsi sebagai penambah kekerasan dan

kekuatan gel alginat. Oksida seng juga merupakan bahan pengisi yang

mempengaruhi sifat fisik serta waktu pengerasan gel (Anusavice, 2004).

Akurasi material cetak alginat cukup cair sehingga dapat mencetak cukup detail

permukaan. Selama waktu kerja tidak ada perubahan viskositas. Selama setting,

Sebaiknya cetakan alginat tidak digerakkan. Elastisitas cukup baik, maka dapat
melewati undercuts. Alginat dapat robek bila undercuts terlalu besar. Stabilitas

dimensi kurang baik, karena terjadi evaporasi. Kompatibilitas dengan gips baik.

Viskoelastisitas hidrokoloid adalah bahan yang bergantung pada kecepatan

regangan. Jadi, ketahanan terhadap sobekan pada alginat akan meningkat bila

cetakan dikeluarkan dengan sentakan secara tiba-tiba. Kecepatan mengeluarkan

cetakan harus disesuaikan antara gerakan cepat dan kenyamanan pasien

(Anusavice, 2004).

Keakuratan cetakan alginat tidak mampu mereproduksi detail yang halus yang

dapat diperoleh dengan cetakan elastromerik lainnya. Kekasaran permukaan

cetakan dapat menyebabkan distorsi pada tepi gigi yang dipreparasi (Anusavice,

2004).

2) Reversibel

Bahan reversibel dipengaruhi oleh suhu, sehingga bahan ini dapat kembali ke

bentuk semula. Bahan ini leleh pada temperatur 70-1000C, sedangkan pada

temperatur 37-500C, bahan ini dapat menjadi gel, contohnya adalah agar. Agar

merupakan salah satu jenis koloid hidrofilik organik yang diekstrat dari rumput laut

jenis tertentu. Terdapat dalam konsentrasi 8-15%, bergantung pada sifat bahan yang

dimaksud. Kandungan utamanya adalah air (>80%). Untuk memperkuat gel,

biasanya ditambah sedikit boraks. Namun sayangnya boraks merupakan salah satu

jenis retarder terbaik untuk pengerasan gypsum (Combe, 1992). Sifat-sifat agar

antara lain: cukup cair untuk dapat mencetak detil permukaan, mudah terjadi
sineresis dan imbibisi sehingga harus segera diisi gips, kompatibilitas tergantung

komposisi, dapat dipakai berulang-ulang dan disterilisasi.

b. Elastomer

Elastomer merupakan jenis bahan cetak elastis lain diluar bahan cetak hidrokoloid.

Suatu bahan cetak elastomer terdiri atas molekul atau polimer besar yang diikat oleh

sejumlah kecil ikatan. Ikatan tersebut mengikat rantai polimer yang melingkar pada

titik tertentu untuk membentuk jalinan tiga dimensi yang sering disebut sebagai gel.

Pada keadaan ideal, peregangan menyebabkan rantai polimer membuka lingkaran

hanya sampai batas tertentu yang dapat kembali ke keadaan semula, yaitu rantai

kembali melingkar pada keadaan berikatan ketika diangkat. Banyaknya ikatan

silang menentukan kekakuan dan sifat elastis bahan tersebut. Elastomer dibagi

menjadi tiga, yaitu polysulfide, silikon, dan polyether (Anusavice, 2004).

2. Bahan Cetak Non Elastis

Bahan cetak non elastis memiliki sifat keras dan tidak dapat dikeluarkan melalui

undercut tanpa mematahkan atau mengubah bentuk cetakan. Bahan cetak tidak

elastis ini digunakan untuk semua cetakan sebelum ditemukannya cetakan agar.

Meskipun bahan tersebut sudah tidak dipakai lagi untuk pasien bergigi, bahan tidak

elastis ini memiliki keunggulan dalam pembuatan cetakan untuk pasien tak bergigi.

Sebenarnya bahan cetak zinc oxide eugenol dan plaster of paris disebut bahan cetak

mukostatik karena bahan tersebut tidak menekan jaringan selama perlekatan


cetakan (Anusavice, 2004). Bahan cetak non elastis dibagi menjadi dua, yaitu

(Anusavice, 2004):

a. Irreversibel, contohnya dari bahan cetak jenis irreversibel ialah plaster of paris

dan zinc oxide eugenol.

b. Reversibel, contohnya dari yang reversibel ialah malam dan compound.

Anusavice, Kenneth. 2004. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta:EGC.

Combe, E. C. 1992. Sari Dental Material. Jakarta: Balai pustaka

Craig, Robert G. 2004. Dental Materials:Properties and Manipulation. Missousi:


Elsevier

Dorlan, Neuman.2010.Kamus Kedokteran Dorlan Edisi:31. Jakarta:EGC

Irnawati, Dyah. 2009. Material Cetak. Yogyakarta: FKG UGM.

Irnawati, Dyah. 2009. Wax. Yogyakarta: FKG UGM.

Noort, Richard. 2002. Introduction to Dental Material, 2d Edition. Elsevier


Health Sciences. ISBN 0723432155

Novertasari. 2010. Komposisi Bahan Cetak. Jakarta: EGC.

Renaldi. 2009. Sifat Bahan Cetak. Yogyakarta : Erlanga.

Sugiarto, dkk. 2009. Sifat Material Dental. Yogyakargta : Graha Ilmu.


William J,O’Brien. 2002. Dental Materials and Their Selection. Third Edition.
Quintessence Pubhlishing.

Вам также может понравиться