Вы находитесь на странице: 1из 8

Permasalahan Digital Divide Pada


Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis
Komputer (UNBK) di Indonesia
Penulis: Ade Hapli, Endo Kristiyono dan Zico Alamsyah

Dosen Pembimbing: Gede Putra Kusuma, PhD

Latar Belakang

Ujian Nasional atau UN Merupakan amanah Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang dikenal juga
dengan Computer Based Test (CBT) merupakan pelaksanaan ujian nasional dengan menggunakan
bantuan komputer sebagai media ujiannya yang merupakan perbaikan dari pelaksanaan ujian
berbasis kertas Paper Based Test (PBT).

Penyelenggaraan UNBK pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014 secara online dan terbatas di
SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). Hasil penyelenggaraan
UNBK mendorong untuk meningkatkan literasi siswa terhadap TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi). Pada tahun 2015 secara bertahap dilaksanakan rintisan UNBK dengan
mengikutsertakan sebanyak 556 sekolah yang terdiri dari 42 SMP/MTs, 135 SMA/MA, dan 379
SMK di 29 Provinsi dan Luar Negeri. Dari informasi yang diperoleh di situs Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan bahwa pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)
hanya diselenggarakan pada sekolah yang sudah siap baik dari infrastruktur, SDM, maupun
peserta. Infrastruktur sejauh mungkin memanfaatkan laboratorium komputer yang ada di sekolah.
Sekolah calon penyelenggara UNBK pada tahun 2016 tidak diperkenankan untuk memaksakan
diri membeli/menyewa komputer dengan membebani orang tua siswa. Bagi sekolah calon
penyelenggara UNBK yang belum dapat memenuhi kecukupan infrastruktur dapat mengundurkan
diri dari UNBK dan mengikuti UN berbasis Kertas dan Pensil (UNKP) dengan batas waktu
pengunduran diri yang telah ditentukan.

UN Tahun 2016 secara umum diikuti oleh lebih dari 7 juta siswa SLTP sampai SLTA seluruh
Indonesia. UNBK merupakan solusi untuk menghilangkan permasalahan kebocoran soal pada
penyelengaraan UN berbasis kertas. Teknologi Informasi dengan menggunakan UNBK dapat
mempersingkat alur distribusi soal yang panjang dan memerlukan waktu lama sehingga kerawanan
kebocoran soal dapat diminimalisasi.

Indikator suksesnya pelaksanaan UNBK dapat dilihat diantaranya adalah dengan meningkatnya
jumlah penyelengara UNBK secara nasional dengan penilaian penyelengaraannya lebih jujur adil
dan efisien baik secara penyelengaraan maupun secara pendanaan. Di tahun 2015 hanya diikuti
oleh 555 sekolah, pada tahun 2016 meningkat menjadi 1018 SMP/MTs, 1309 SMA/MA, dan 2102
SMK seluruh Indonesia. Siswa justru lebih senang dan dapat lebih berkonsentrasi dalam
mengerjakan soal karena tidak disibukkan dengan menghitamkan lembar jawab seperti yang
dilakukan dalam ujian nasional berbasis kertas.

Teknis Pelaksanaan

Gambar 1. Flowchart Pelaksanaan UNBK

Penyelenggaraan UNBK saat ini menggunakan sistem semi-online yaitu soal dikirim dari server
pusat secara online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server lokal (sekolah), kemudian ujian siswa
dilayani oleh server lokal (sekolah) secara offline. Selanjutnya hasil ujian dikirim kembali dari
server lokal (sekolah) ke server pusat secara online (upload).

Persyaratan sekolah peserta UNBK adalah

1. Tersedia petugas laboratorium komputer :

 1 Orang Proktor (orang yang bertanggungjawab mengendalikan server untuk sebuah


sekolah ).
 1 Orang Teknisi IT.

2. Dapat menyediakan sarana komputer dengan spesifikasi (minimal) sebagai berikut:

a. Server (utama dan cadangan):

1. PC/Tower/Desktop (bukan laptop)


2. Processor Xeon atau i5
3. RAM 8 GB, DDR 3
4. Harddisk 250 GB
5. Operating System (64 bit): Windows Server/Windows 8/Windows 7/Linux Ubuntu 14.04
6. LAN CARD, dua unit
7. UPS (tahan 15 menit)
8. Jumlah server mengikuti rasio 1 : 40 (1 server maksimal untuk 40 client)
9. Cadangan 1 server.

b. Client (utama dan cadangan):

1. PC atau Laptop
2. Monitor minimal 12 inch
3. Processor minimal dual core
4. RAM minimal 512 MB
5. Operating System: Windows XP/Windows 7/Windows 8/LINUX
6. Web Browser: Chrome/Mozilla Firefox/Xambro
7. Hardisk minimal tersedia 10 GB (free space)
8. LAN Card
9. Jumlah client mengikuti rasio 1 : 3 ( 1 client untuk 3 peserta)
10. cadangan minimal 10%.
11. Headset/earphone (untuk ujian listening SMA/MA dan SMK)

c. Jaringan internet dengan bandwidth minimal 1 Mbps

d. Jaringan area lokal (Local Area Network – LAN)

Dalam penyelenggaraannya sistem UNBK masih merupakan sistem yang berbasis semi online,
yaitu paket soal dikirim dari server pusat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan secara online
melalui jaringan pada H-1 menjelang UN dan kemudian dilakukan sinkronisasi pada server lokal
yang berada di sekolah selanjutnya siswa yang melaksanakan ujian akan dilayani oleh server lokal
tersebut secara offline. Tugas proktor adalah men-download dan men-sinkron terlebih dahulu data-
data dari pusat kemudian disimpan pada server sekolah. Pada hari pelaksanaan, proktor juga
berwenang meminta token dari pusat untuk bisa membuka soal yang ada di masing-masing
sekolah. Tugas proktor selanjutnya menjaga server dan jaringan client di ruang ujian supaya tetap
terhubung. Juga memperbaiki masalah-masalah teknis jaringan, seperti soal yang tidak muncul,
tidak bisa log in dan lainnya. Setelah ujian usai, proktor pula yang berwenang meng-upload
jawaban siswa ke server pusat.

Identifikasi Masalah

 Masalah Digital Divide


1. Pelaksanaan UNBK tidak merata diseluruh sekolah-sekolah di Indonesia, terkait
masalah infrastruktur yang belum memadai.
2. Masalah jaringan internet yang memiliki kecepatan berbeda-beda di tiap daerah.
3. Menjadi beban tambahan bagi siswa yang belum terbiasa menggunakan komputer.

 Masalah Umum
1. Berbagai masalah teknis masih terjadi, misalnya:
1. komputer server (beberapa komputer tiba-tiba log out secara bersamaan),
2. komputer client (komputer client yang lambat sehingga untuk scroll halaman
menuju soal berikutnya memakan waktu),
3. berbagai gangguan teknis komputer baik software dan hardware lainnya (virus
komputer, pop up browser yang sering muncul), dan
4. listrik yang padam atau tegangan yang turun.
2. Berbagai masalah terkait infrastruktur jaringan dan internet (file image/vdi harus di
download oleh server lokal, file tersebut terbagi menjadi 7 bagian yang masing-masing
berukuran 700 MB cukup susah diunduh, kecepatan download di beberapa sekolah hanya
mencapai 10 kbps, hanya beberapa sekolah yang berhasil mengunduh file tersebut).
3. Terjadinya kecurangan atau kebocoran contoh: ditemukan beberapa foto soal UNBK yang
tersebar di media sosial.

 Dampak Dari Masalah Yang Terjadi

1. Terindikasi terjadinya pungutan yang dibebankan kepada orang tua dengan alasan untuk
menyewa/membeli komputer untuk mengikuti UNBK.
2. Kondisi psikologis yang kurang baik siswa siswi peserta UNBK.
3. Diskrimnasi Pelaksanaan UN bagi sekolah-sekolah yang tidak memiliki infrstruktur bagus,
terutama di daerah-daerah terpencil.
4. Dengan adanya pelaksanaan UNBK, Teknologi yang digunakan sudah cukup memadai
dari segi infrastruktur dan jaringannya akan tetapi integrasi dan efisiensi waktu yang
kurang karena memakan waktu yang cukup lama dibanding dengan UN berbasis kertas.
Sehingga banyak siswa yang mengeluhkan waktu lama berlangsungnya UNBK.
5. Dikarenakan perbedaan lamanya dari sisi UNBK dibanding UN berbasis kertas.
Dibutuhkan waktu 6 hari untuk pelaksanaan UNBK sedangkan UN berbasis kertas hanya
memakan waktu 3 hari. Sehingga adanya kebocoran kisi-kisi contoh soal yang diujikan
pada UN berbasis kertas dan pada akhirnya siswa/i yang mengikuti UNBK dapat
menguasai contoh soal dari kemiripan soal UN berbasis kertas dengan UNBK yang
dikerjakan oleh siswa/i. Pada akhirnya ada kecurangan dalam pelaksanaanya yang
kemudian berdampak pada nilai siswa/i yang dapat diprediksikan cukup tinggi nilainya.

Tinjauan Pustaka

Pengertian Digital Divide

Digital divide mempunyai arti sebagai kesenjangan (gap) antara individu, rumah tangga, bisnis,
(atau kelompok masyarakat) dan area geografis pada tingkat sosial ekonomi yang berbeda dalam
hal kesempatan atas akses teknologi informasi dan komunikasi/TIK (information and
communication technologies/ ICT) atau telematika dan penggunaan internet untuk beragam
aktivitas. Jadi, digital divide atau “kesenjangan digital” sebenarnya mencerminkan beragam
kesenjangan dalam pemanfaatan telematika dan akibat perbedaan pemanfaatannya dalam suatu
negara dan/atau antar Negara.
Digital Divide disebut juga kesenjangan digital, adalah masalah sosial mengacu pada perbedaaan
dari informasi antara mereka yang memiliki akses ke Internet (akses khusus broadband) dengan
mereka yang tidak memiliki akses. Istilah menjadi populer di kalangan pihak terkait, seperti para
pelajar, pembuat kebijakan, dan kelompok-kelompok advokasi, pada akhir 1990-an.

Dimensi dari Digital Divide

Secara garis besar, perbedaan tersebut belum tentu ditentukan oleh akses ke Internet, tetapi dengan
akses TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dan Media bahwa segmen masyarakat yang
berbeda dapat digunakan. Sehubungan dengan Internet, akses hanya satu aspek, faktor lain seperti
kualitas koneksi dan layanan terkait harus dipertimbangkan. Hari ini isu yang paling dibahas
adalah ketersediaan akses dengan biaya terjangkau dan berkualitas.

Masalahnya sering dibahas dalam konteks internasional, menunjukkan negara-negara tertentu


yang jauh lebih lengkap dibandingkan negara-negara berkembang lainnya untuk mengeksploitasi
manfaat dari internet berkembang pesat. Berikut adalah yang terbaru Status Laporan Internet dari
Akamai, menunjukkan kecepatan koneksi rata-rata dan maksimum, Penetrasi Internet danadaptasi
Broadband, penggunaan ponsel, serta tren dari waktu ke waktu.

Kesenjangan digital memiliki titik kelemahan yang jelas yang dapat membagi masyarakat menjadi
dua kelompok. Para peneliti melaporkan bahwa kelemahan dapat mengambil bentuk seperti
kinerja komputeryang lebih rendah, berkualitas rendah atau koneksi harga tinggi (yaitu
narrowband atau koneksi dialup), kesulitan memperoleh bantuan teknis, dan akses yang lebih
rendah untuk konten subscription-based.

Menjembatani Digital Divide

Gagasan bahwa beberapa teknologi informasi dan komunikasi sangat penting untuk kehidupan
masyarakat yangberkualitas bukanlah hal baru. Beberapa ahli menyarankan bahwa Internet dan
TIK lainnya entah bagaimana dapat mengubah masyarakat, meningkatkan toleransi kami,
menghilangkan perbedaan kekuasaan, mewujudkan masyarakat dunia yang bebas dan demokratis,
dan manfaat lainnya.

Di banyak negara, akses ke sistem telepon dianggap sebagai elemen penting sehingga pemerintah
menerapkan berbagai kebijakan untuk menawarkan layanan telepon terjangkau. Sayangnya
beberapa negara kekurangan saluran telepon yang cukup.

Kemampuan beradaptasi dengan teknologi informasi terkini seharusnya masyarakan dapat


dipahami oleh berbagai kalangan, meskipun tidak berhubungan dengan teknologi baru atau
perangkat teknologi terbaru. Ini adalah pandangan yang sangat luas sehingga masyarakat yang
menjadi melek teknologi sangat penting untuk karir seseorang, untuk belajar mandiri harus
dibimbingdalam penggunaan internet.
Sayangnya, di dunia masih ada 757.000.000 orang dewasa termasuk 115 juta pemuda yang tidak
bisa membaca atau menulis kalimat sederhana. Menelusuri data keaksaraan interaktif untuk
melihat negara mana yang paling terpengaruh .

Ada berbagai argumen tentang mengapa menutup kesenjangan digital penting. Argumen utama
adalah sebagai berikut:

1. Kesetaraan Ekonomi

Beberapa orang berpendapat bahwa akses ke Internet adalah komponen dasar kehidupan
masyarakat bahwa beberapa negara maju bertujuan untuk menjamin bagi warga negara mereka.
Telepon sering dianggap penting untuk alasan keamanan. Kesehatan, kriminal, dan jenis-jenis
keadaan darurat mungkin memang ditangani lebih baik jika orang dalam kesulitan memiliki akses
ke jaringan telepon. Fakta lain yang penting tampaknya informasi yang lebih penting untuk karir
rakyat, kehidupan masyarakat, keselamatan, dll semakin tersedia melalui Internet. Bahkan
pelayanan kesejahteraan sosial kadang-kadang diberikan dan ditawarkan secara elektronik.

2. Mobilitas sosial

Beberapa orang percaya bahwa komputer dan jaringan komputer memainkan peran yang semakin
penting dalam belajar dan karir mereka, sehingga pendidikan yang harus mencakup bahwa
komputasi dan penggunaan internet. Tanpa persembahan seperti, kesenjangan digital yang ada
bekerja tidak adil kepada anak-anak dalam status sosial ekonomi rendah. Dalam rangka
memberikan kesempatan yang sama, pemerintah mungkin menawarkan beberapa bentuk
dukungan.

3. Demokrasi

Beberapa orang berpendapat bahwa penggunaan internet akan mengarah pada demokrasi sehat
dalam satu atau lain cara. Di antara visi yang paling ambisius adalah bahwa partisipasi masyarakat
meningkat dalam pemilihan dan proses pengambilan keputusan.

4. Pertumbuhan ekonomi

Beberapa orang berpendapat bahwa pembangunan infrastruktur informasi dan penggunaan aktif
itu akan menjadi jalan pintas untuk pertumbuhan ekonomi bagi negara-negara kurang berkembang.
Teknologi informasi secara umum cenderung berhubungan dengan peningkatan produktivitas.
Eksploitasi teknologi terbaru dapat memberikan industri dari negara-negara tertentu keunggulan
kompetitif.

Akses daerah pedesaan

Aksesibilitas daerah pedesaan ke Internet adalah tes kesenjangan digital. Tapi kini ada cara yang
berbeda untuk menghilangkan kesenjangan digital di daerah pedesaan. Penggunaan garis Daya
(PLT dan PLC) dan komunikasi satelit menawarkan kemungkinan baru dari akses universal ke
Internet, dan kurangnya saluran telepon tidak akan membatasi akses. Harga akses yang lebih
rendah diperlukan untuk menjembatani kesenjangan ICT.

Kebijakan Yang Diambil Sebagai Solusi Dan Saran

Solusi

 Dalam rangka meningkatkan kualitas UNBK Tahun 2016, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melibatkan PTN untuk mendukung secara teknis. Sebagai langkah awalnya
pada tanggal 27 Oktober 2015 telah dilaksanakan FGD yang melibatkan 5 (lima) PTN
yaitu: ITB, ITS, UI, UGM, dan UNBRAW dengan tujuan untuk sharing resources yang
dimiliki oleh PTN yang dapat mendukung UNBK.
 Pelatihan dan workshop bagi proktor, teknisi, guru maupun siswa dan setiap stakeholder
yang terlibat dalam kegiatan UNBK.
 Perlu upaya pemerataan infrastruktur dan fasilitas sekolah-sekolah baik negeri maupun
suasta terkait infrastruktur dan fasilitas penyelengaraan UNBK.
 Memberikan pembekalan teknis kepada para petugas pusat yang akan melaksanakan
pelatihan dan verifikasi sekolah yang akan menyelenggarakan
 Diperlukannya latihan-latihan atau simulasi dalam berbagai tahapan.
 Perlu dilakukan monitoring secara terus-menerus dalam hal kesiapan baik sebelum, pada
saat pelaksanaan dan setelah pelaksanaan untuk menjadi bahan evaluasi pada pelaksanaan
UNBK pada tahun-tahun berikutnya.
 Perlu dilakukan kajian ulang dalam pelaksanaan UNBK dengan UN berbasis kertas dan
harus dilakukan secara bersamaan baik itu jenis pelajaran dan waktu yang diadakan UNBK
sama dengan UN berbasis kertas sehingga integritas UNBK dapat ditingkatkan lebih baik

Saran

 Untuk meningkatkan dan mensukseskan penyelengaraan UNBK perlu upaya persiapan


UNBK yang dilakukan oleh sekolah-sekolah penyelengara. Persiapan tidak hanya secara
sarana dan prasarana tetapi juga penyiapan secara teknis dan mental siswa.
 Sosialisasi kepada siswa harus sudah dilakukan pada simulasi dalam berbagai tahapan
sehingga sekolah-sekolah dan para guru meyakini bahwa siswa peserta UNBK mampu
melaksanakan ujian berbasis komputer tersebut.
 Dari hasil monitoring dan observasi harus dapat diidentifikasi berbagai masalah, kesulitan
dan kendala teknis yang dapat dihadapi oleh siswa dan sekolah penyelengara sehingga
kekhawatiran siswa akan kesulitan secara teknis dalam mengikti UNBK dapat
diminimalisir.

Daftar Pustaka

Schultz, R. A. (Ed.). (2005). Contemporary issues in ethics and information technology. IGI
Global.
Floridi, L. (Ed.). (2010). The Cambridge handbook of information and computer ethics.
Cambridge University Press.

http://satelitnews.co/berita-menuju-ujian-nasional-berbasis-komputer-unbk.html

http://unbk.kemdikbud.go.id

Persyaratan Sekolah Peserta UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) Tahun Pelajaran
2015/2016

http://solo.tribunnews.com/2016/03/31/kenali-proktor-peran-baru-di-pelaksanaan-ujian-nasional-
2016

http://www.al-maududy.com/2015/02/peran-proktor-dan-teknisi-pada.html

http://news.okezone.com/read/2016/04/07/65/1357015/masalah-unbk-jadi-evaluasi-kemdikbud

https://jarwadi.me/2016/04/04/masalah-masalah-ujian-nasional-berbasis-komputer-2016-di-
sekolah/

https://jarwadi.me/2015/04/04/masalah-masalah-di-software-ujian-nasional-cbt-2015/

http://fazalisans.tumblr.com/post/142407119200/ujian-nasional

http://www.koran-jakarta.com/ambiguitas-un-2016/

http://www.internetworldstats.com/links10.htm

http://kesenjangandigitalbppn.blogspot.co.id/2009/07/pengertian-digital-devide.html

Вам также может понравиться