Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pembimbing :
Pembimbing :
i
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Agus Fathammubin Nst.
G1A217080
Universitas Jambi
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat Clinical Report Session (CRS) yang
berjudul “ MELENA EC SUSPECT GASTRITIS EROSIF + SYSTEMIK LUPUS
ERYTHEMATOSUS” sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan
Klinik Senior di Bagian Ilmu Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Daerah Raden
Mattaher Provinsi Jambi.
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................... i
Halaman Pengesahan ......................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................... iii
Daftar Isi............................................................................................................. iv
Daftar Tabel ...................................................................................................... vi
Daftar Singkatan................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
BAB II LAPORAN KASUS ............................................................................ 3
2.1 Identitas Pasien .............................................................................. 3
2.2 Anamnesis ..................................................................................... 3
2.3 Pemeriksaan Fisik ......................................................................... 4
2.4 Pemeriksaan Penunjang ................................................................. 7
2.5 Diagnosa Kerja .............................................................................. 8
2.6 Diagnosa Banding............................................................................... 8
2.7 Anjuran Pemeriksaan ..................................................................... 8
2.8 Tatalaksana ...................................................................................... 8
2.9 Prognosis ......................................................................................... 9
2.10 Follow Up ....................................................................................... 9
BAB III ANALISIS KASUS............................................................................ 13
3.1 Analisa Kasus .................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR SINGKATAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Saluran pencernaan terdiri dari suatu saluran terus-menerus yang berjalan
pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien seperti air, dan
elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh.1
perdarahan saluran bagian atas mulai dari esofagus sampai duodenum. Warna
merah gelap atau hitam berasal dari konversi Hb menjadi hematin oleh bakteri
setelah 14 jam.1
SCBA non variseal antara lain ulkus peptikum, gastritis erosifa, duodenitis, “
Mallory Weiss” syndrome dan keganasan. Perdarahan saluran cerna bagian atas
(SCBA) merupakan keadaan gawat darurat yang sering dijumpai di tiap rumah
sakit di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Perdarahan dapat terjadi antara lain
setiap perdarahan saluran cerna dianggap sebagai suatu keadaan serius yang
1
2
merupakan kasus gawat darurat yang harus dirawat di rumah sakit tanpa kecuali,
walau pun perdarahan dapat berhenti secara spontan. Hal ini harus ditanggulangi
dengan seksama dan secara optimal untuk mencegah perdarahan lebih banyak,
syok hemoragik, akibat lain yang berhubungan dengan perdarahan serta mencari
2
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : Ny.Dahlia
Umur : 26 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Teluk Dawan Muara Sabak
Pekerjaan : IRT
MRS : 5 Juni 2018 ruangan A3 Bangsal Interne
2.2 Anamnesis
BAB hitam kurang lebih 4 hari SMRS. Pasien BAB berwarna hitam
seperti aspal dan berbau serta sangat lengket. Sore hari sebelum masuk rumah sakit
pasien masih mengeluarkan BAB berwarna hitam. Pasien mengeluhkan adanya
perasaan mual dan muntah, sebanyak 3x/hari cair dengan sedikit ampas sebanyak
¼ gelas belimbing (55ml). Pasien tidak mengalami muntah darah (-). Beberapa hari
sebelum pasien mengalami BAB hitam tersebut, pasien merasakan perutnya terasa
sakit di bagian ulu hati.
Pasien mengeluh terasa pusing. Pusing sejak pasien mengalami BAB hitam
dan semakin memberat. Pasien mengeluhkan badan semakin lemas dari hari ke hari
dan nafsu makan pasien menurun, sehari pasien makan 3 kali sebanyak 3 sendok
makan.
3
Pasien tidak merasakan sesak nafas. BAK pasien normal. Pasien memiliki
riwayat penyakit SLE dan mengkonsumsi obat dari puskesmas. Obat yang
dikonsumsi adalah Metilprednisolon 4mg, Paracetamol tab 500mg.
Pasien sudah menikah. Pasien seorang ibu rumah tangga. Riwayat minum
jamu-jamuan (-), riwayat minum obat-obatan (+), merokok (-), alkohol (-)
Status Generalisata
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis ( GCS 15 )
Vital Sign
TD : 100/70 HR : 78x/menit RR : 24x/menit Suhu : 36.80C
4
Status Gizi
BB : 55 Kg TB : 155 cm IMT : 22,91 (Normal)
Kulit
Warna : sawo matang
Efloresensi : (-)
Jaringan Parut : (-)
Pertumbuhan Rambut : normal
Pertumbuhan Darah : (-)
Suhu : 36,8 C
Turgor : normal, <2detik
Lainnya : (-)
Kepala
Bentuk Kepala : Normocephal
Rambut : Hitam, merata
Ekspresi : Tampak sakit sedang
Simetris Muka : Simetris
Mata
Konjungtiva : Konjungtiva anemis (+)
Sklera : Sklera Ikterik (-)
Pupil : isokor
Lensa : normal
Gerakan : normal
Lapangan Pandang : normal
Hidung
Bentuk : Simetris
5
Sekret : (-)
Septum : deviasi (-)
Selaput Lendir : (-)
Sumbatan : (-)
Pendarahan : (-)
Mulut
Bibir : Kering (-), Sianosis (-)
Lidah : atrofi papila lidah (-)
Gusi : anemis (-)
Telinga
Bentuk : simetris
Sekret : (-)
Pendengaran : normal
Leher
JVP : 5+1 cmH2O
Kelenjar Tiroid : tidak teraba
Kelenjar Limfonodi : tidak teraba
Dada
Inspeksi : Bekas operasi (-), Striae (-), Spider Naevi (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Pulmo
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, spider nervi (-)
6
Palpasi : Nyeri tekan (-), Fremitus taktil kanan = kiri
Perkusi : Sonor kanan dan kiri
Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, Rhonki (-), Wheezing (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, Simetris, venatasi (-), Asites (-)
Palpasi : Supel, Nyeri tekan (+) epigastrik, Hepar tidak teraba, lien tidak
teraba, ginjal tidak teraba.
Perkusi : Timpani.
Auskultasi : Bising Usus (+), Normal
Ekstremitas
Superior : akral hangat, CRT <2 Detik, pucat, edema (-)
Inferior : akral hangat, CRT <2 Detik, pucat, edema (-)
7
Feses Rutin (5/6/2018)
Warna : Hitam
Konsistensi : Lembek, cair
Parasit : (-)
Lendir : (-)
Telur cacing : (-)
Kesan : melena
Daftar Masalah
1. Melena
2. Sindroma dispepsia
3. Anemia
8
2.8 Tatalaksana
Non Farmakologis:
Tirah Baring
NGT
Diet cair
Makan sedikit tapi rutin
Edukasi penyakit
Farmakologis:
2.9 Prognosis
2.10 Follow Up
Tanggal Perkembangan
6/6/2018 S: Nyeri seluruh perut, perut kembung, badan terasa lemas. BAB
hitam (+)
O: TD: 110/80 N : 92x/menit RR: 22x/menit T : 37
9
Pemeriksaan generalisata:
Pemeriksaan generalisata:
Konjungtiva anemis (+).
Pemeriksaan abdomen:
Inspeksi : Datar, Simetris.
Palpasi abdomen : Supel, nyeri tekan (+) seluruhh regio.
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+), normal
akral pucat, hangat, CRT <2 detik
Skor MEX SLEDAI 4 ( hemolisis dan leukopenia )
A: 1. Melena ec gastritis erosif
2. Anemia berat
3. SLE manifestasi AIHA
P: Non Farmakologis
NGT menolak
Diet cair 6x200 cc
Setelah transfuse cek Hb kembali
Rencana endoskopi apabila Hb >9g/dL
Cek ulang elektrolit
Farmokologis
IVFD NaCl 0,9% 20 gtt
Transfusi PRC 1kolf/hari ≥ 9 g/dL
Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
Inj. Omeprazole 2x1 vial (iv)
Sukralfat syr 2x1 gr (a.c.)
Domperidon 3x10 gr (p.c.)
Metil prednisolone 1x10mg
8/6/2018 S: Nyeri seluruh perut, perut kembung, badan terasa lemas. BAB
hitam (-)
O: TD: 100/80 N : 82x/menit RR: 20x/menit T : 36,9
10
Pemeriksaan generalisata:
Pemeriksaan generalisata:
Konjungtiva anemis (+), akral pucat, nyeri tekan abdomen
keempat regio.
WBC : 2.57 MCV : 79.6
RBC : 2.21 MCH : 26.7
HGB : 5.9 MCHC : 335
PLT : 140 HCT : 17.6
A: 1. Melena ec gastritis erosif
2. Anemia berat
3. SLE manifestasi AIHA
P: Non Farmakologis
NGT menolak
Diet cair 6x200 cc
Setelah transfuse cek Hb kembali
Rencana endoskopi apabila Hb >9g/dL
Cek ulang elektrolit
Farmokologis
IVFD NaCl 0,9% 20 gtt
Transfusi PRC 1kolf/hari ≥ 9 g/dL
Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
Inj. Omeprazole 2x1 vial (iv)
Sukralfat syr 2x1 gr (a.c.)
Domperidon 3x10 gr (p.c.)
Metil prednisolone 1x10mg
11/6/2018 S: Keluhan BAB hitam (-), Badan lemas (-), Nafsu makan
membaik, pasien tidak merasakan keluhan nyeri di seluruh
badan
O: TD: 120/80 N : 75x/menit RR: 20x/menit T : 36,7
Pemeriksaan generalisata:
11
Konjungtiva anemis (-), nyeri tekan pada bagian dada, perkusi
thorax sonor, auskultasi vesikuler, pemeriksaan abdomen dbn,
pemeriksaan ekstremitas dbn
WBC : 2.91
RBC : 2.97
HGB : 8
HCT : 23.5
PLT : 157
A: 1. Melena ec gastritis erosif
2. Anemia berat
3. SLE manifestasi AIHA
P: Non Farmakologis
NGT menolak
Diet cair 6x200 cc
Setelah transfuse cek Hb kembali
Rencana endoskopi apabila Hb >9g/dL
Cek ulang elektrolit
Farmokologis
IVFD NaCl 0,9% 20 gtt
Transfusi PRC 1kolf/hari ≥ 9 g/dL
Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
Inj. Omeprazole 2x1 vial (iv)
Sukralfat syr 2x1 gr (a.c.)
Domperidon 3x10 gr (p.c.)
Metil prednisolone 1x10mg
Pada tanggal 11 juni 2018 endoskopi belum dilakukan dan pada
tanggal 21 juni pasien sudah tidak berada di RS ( pulang ).
12
BAB III
ANALISA KASUS
13
dengan sedikit ampas sebanyak ¼ gelas belimbing (55ml). Namun pasien tidak
mengalami muntah darah (-). Beberapa hari sebelum pasien mengalami BAB hitam
tersebut, pasien merasakan perutnya terasa sakit di bagian ulu hati.
Pasien BAB sebanyak 3 kali sehari, konsistensi nya cair dan sebanyak ½
gelas belimbing (110ml).
Pasien memiliki riwayat penyakit SLE dan rutin mengkonsumsi obat dari
puskesmas. Obat yang dikonsumsi adalah Metilprednisolon 4mg, Paracetamol tab
500mg.
1. Hipertensi
2. Peningkatan gula darah, diabetes
3. Tukak lambung
4. Perdarahan saluran cerna
5. Penyembuhan luka yang lama dan abnormal
6. Kekurangan kalium
7. Osteoporosis
8. Mudah terkena infeksi
9. Gangguan emosi
10. Insomnia
11. Peningkatan nafsu makan
12. Glaukoma
13. Otot yang melemah
14. Penipisan kulit
14
Pada pemeriksaan fisik generalisata didapatkan adanya konjungtiva anemis.
Pada pemeriksaan ekstremitas superior dan inferior ditemukan pucat. Pada
pemeriksaan lab sederahana darah rutin, didapatkan adanya penurunan jumlah
leukosit, dan trombosit dan penurunan hemoglobin, MCV, MCH dan MCHC. Pada
pemeriksaan feses rutin didapatkan feses berwarna hitam dan cair serta lengket.
anemia yang terjadi umunya derajat ringan dan sedang, sering kali
gejalanya tertutup oleh gejala penyakit dasaranya, karena kadar Hb sekitar 7-11
gr/dl umumnya asimtomatik. Meskipun demikian apabila demam atau debilitas
fisik meningkat, pengurangan kapasitas transport O2 jaringan akan memperjelas
gejala anemianya atau memperberat keluhan sebelumnya.7
Pada pemeriksaan fisik umunya hanya dijumpai konjungtiva yang pucat
tanpa kelainan yang khas dari anemia jenis ini, dan diagnosis yang biasanya
tergantung dari hasil pemeriksaan laboratorium.7
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lab sederhana yang
dilakukan, pasien mengalami anemia berat dengan kesan mikrositik hipokromik.
Pada pasien ini, sebaiknya dilakukan pemeriksaan penunjang endoskopi untuk
membantu mengetahui penyebab pasti dari asal perdarahan tersebut.
Pada kasus ini terapi yang diberikan adalah inj ceftriaxone sebagai
antibiotik mengatasi infeksi, inj omeprazole sebagai golongan proton pump
inhibitor untuk menurunkan sekresi asam lambung, sukralfat sirup diberikan
sebagai memberikan perlindungan tambahan pada mukosa lambung agar tidak
memperparah infeksi, inj domperidon diberikan sebagai antiemetic untuk menekan
15
pusat mual dan muntah, sulfas ferosus diberikan untuk membantu mengatasi
anemia defisiensi besi (mikrositik hipokromik).
Pemeriksaan anjuran yang akan dilakukan pada pasien ini adalah Benzidin
test untuk melihat kualitas dan kuantitas darah di dalam feses. Endoskopi dilakukan
untuk mengetahui sumber dari perdarah saluran cerna. SADT dilakukan untuk
mengetahu struktur dari bentuk sel darah. Ferritin dan TIBC dilakukan untuk
mengetahui kadar serum besi dalam darah yang dicurigai terdapat defisiensi besi.
16
terkait dengan antibodi tersebut karena beberapa antibodi dapat ditemukan pada
penyakit hati kronik, keganasan,infeksi.8
17
DAFTAR PUSTAKA
18