BAB IV

PEMBAHASAN

Pada kasus ini membahas tentang keperawatan pasien dengan CVD SH terkait
pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi yang
ditemukan pada Ny. SW.

1. Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial

Kondisi yang ditemukan pada Ny. SW tingkat kesadaran compos mentis, pupil
isokor, refleks cahaya positif, akral hangat, GCS: E4 V avasia global M6, pasien
mengalami hemiplegia kiri dan penurunan kekuatan otot pada ekstremitas kanan,
menurut hasil pemeriksaan penunjang hasil CT Scan adalah terdapat perdarahan
intraparenkim cerebri di thalamus kanan dan periventrikel lateralis kanan ukuran 6
cm, volume 22,3 cc dnegan perifokal edema di sekitarnya yang mnedsak dan
menyempitkan lateralis kanan. Perdarahan intraventrikel lateralis kanan, ventrikel
lateralis kiri komu anterior, ventrikel III, ventrikel IV, edema serebri. Sedangkan dari
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 190/80 mmHg, pernafasan
17x/menit, nadi 80x/menit, suhu 36◦C dan MAP: 116,7 mmHg
Tindakan yang dilakukan untuk mencegah penurunan kapasitas adaptif
intrakranial adalah memantau kondisi klinis pada peningkatan TIK setiap jam,
meninggikan posisi kepala 15◦, memonitor suhu, memonitor adanya parese,
memonitor adanya tromboplebitis serta kolaborasi pemberian manitol.
Hasil evaluasi terhadap masalah keperawatan pasien saat ini teratasi sebagian
ditunjukkan dengan tingkat kesadaran membaik sedangkan masalah yang belum
teratasi yaitu hasil TD yang belum stabil atau normal 190/80 mmHg dari hasil yang
diharapkan yaitu 120/80 mmHg, klien belum dapat berkomunikasi dengan jelas,
rentang perhatian belum terfokus.

2. Hambatan Mobilitas Fisik

Ny. SW mengalami hemiplegi pada ekstremitas kiri dan mengalami penurunan
kekuatan otot pada ekstremitas kanan, pasien bed rest, dengan ADLs total care.
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan untuk masalah keperawatan hambatan
mobilitas fisik yaitu mengkaji kemampuan pasien dalam mobilisasi, mendampingi
 dan membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan ADLs, konsultasi dengan terapi
fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan.
Hasil evaluasi terhadap masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik belum
teratasi karena klien belum mampu meningkatkan aktivitas fisiknya, klien belum
mampu memahami tujuan dalam peningkatan mobilitas fisik, serta belum mampu
memverbalisasikan atau memberikan isyarat untuk menunjukkan perasaan dalam
meningkatkan kekuatan dan kemampuan mobilisasi.

3. Risiko Jatuh
Dari hasil pengkajian resiko jatuh dengan menggunakan skala Morse
didapatkan nilai 75 yang berarti klien memiliki resiko tinggi untuk jatuh. Tindakan
keperawatan yang sudah dilakukan untuk mencegah jatuh pada pasien yaitu
memasang gelang identifikasi resiko jatuh (klip kuning), memasang simbol risiko
jatuh pada tempat tidut, memasang bed siderail.
Evaluasi yang didapatkan yaitu masalah keperawatan risiko jatuh teratasi
sebagian yaitu tidak terjadi kejadian pasien jatuh dari tempat tidur, hasil yang belum
terpebuhi yaitu klien belum mampu mengotrol kemampuan otot untuk bekerja secara
volunter atau melakukan gerakan yang bertujuan sehingga tidak ada risiko untuk
jatuh.