Вы находитесь на странице: 1из 14

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY.”M”AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULANAN


DI PUSKESMAS SUMBERREJO KABUPATEN
BOJONEGORO

Disusun Oleh :
GHANIY HIKMA ALVIANI
NIM 14.1230
BUNGA TUNJUNG BIRU A

Pembimbing Akademik :
dr. ABDUL LATIP, M.Kes.

AKADEMI KEBIDANAN
PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO
2016/2017

99
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, yang
bersifat sementara dapat pula bersifat permanen yang merupakan salah satu
variabel yang mempengaruhi fertilitas (Sarwono P, 2010: 905).
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di
Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya
yang praktis, harganya relatif murah dan aman.
B. JENIS KONTRASEPSI SUNTIKAN
1. Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 Mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan
5 Mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali (Cyclofem),
dan 50 Mg Noretindron Enantat dan 5 Mg Estradiol Valerat yang diberikan
injeksi I.M. sebulan sekali.(Affandi, 2011, 36)
2. Suntikan Progestin
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:
a. Depo Medroksi Progesterone Asetat (Depoprovera), mengandung 150 mg
DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular
(di daerah bokong).
b. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg
Noretindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik
intramuscular (Saifuddin, 2010: MK-41).
C. PROFIL
1. Sangat efektif
2. Aman
3. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.
4. Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan.
5. Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan reproduksi ASI (Saifuddin,
2010: MK-41).
D. CARA KERJA
1. Mencegah ovulasi

100
2. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma.
3. Menjadikan selaput lendir rahim tipis & atrofi.
4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba (Saifuddin, 2010: MK-41).

E. EFEKTIVITAS
Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi,
dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan-tahun, asal penyuntikannya dilakukan
secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan (Saifuddin, 2010: MK-42).

F. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN


1. Keuntungan
a. Sangat efektif
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri.
d. Tidak mengandung progesteron, sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantug dan gangguan pembekuan darah.
e. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
f. Sedikit efek samping
g. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
h. Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause.
i. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
j. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
k. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
l. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell).
2. Kerugian
a. Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
1) Siklus haid yang memendek atau memanjang.
2) Perdarahan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit.
3) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting).
4) Tidak haid sama sekali.
b. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus
kembali untuk suntikkan).
c. Tidak dapat berhenti sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut.
d. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
e. Tidak menjamin terhadap perlindungan terhadap penularan infeksi
menular seksual, hepatitis B, atau infeksi virus HIV.
f. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
g. Terlambatnya kembali bukan karena terjadinya kerusakan / kelainan pada
organ genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan
dari deponya (tempat suntikan).

101
h. Terjadinya perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
i. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan
tulang (densitas).
j. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala,
nervositas, jerawat (Saifuddin, 2010: MK-42).

G. YANG DAPAT MENGGUNAKAN KONTRASEPSI SUNTIKAN


PROGESTIN
1. Usia reproduksi
2. Nulipara dan yang telah memiliki anak
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi.
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6. Setelah abortus atau keguguran
7. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
8. Perokok
9. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah
atau anemia bulan sabit.
10. Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturate) atau obat
tuberkulosis (rifampisin).
11. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
12. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
13. Anemia defisiensi besi
14. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil
kontrasepsi kombinasi (Saifuddin, 2010: MK-43).

H. YANG TIDAK BOLEH MENGGUNAKAN KONTRASEPSI


SUNTIKAN PROGESTIN
1. Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran.
2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.
4. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
5. Diabetes mellitus disertai komplikasi (Saifuddin, 2010: MK-43).

I. EFEK SAMPING YANG SERING TERJADI


1. Gangguan haid (amenore), ini yang paling terjedi & yang paling
mengganggu.
2. Berat badan yang bertambah dan sakit kepala.

102
3. Pada sistem kardiovaskuler efeknya sangat sedikit, mungkin ada sedikit
peninggian kadar insulin & penurunan HDL – kolesterol. (Hanafi Hartanto,
2009: 169)

J. PENANGANAN EFEK SAMPING YANG SERING TERJADI


1. Amenorea (tidak terjadi perdarahan / spotting)
Penanganan :
a. Bila tidak hamil, pengobatan apa pun tidak perlu. Jelaskan bahwa darah
haid tidak terkumpul di dalam rahim.
b. Bila telah terjadi kehamilan, rujuk klien. Hentikan penyuntikkan.
c. Bila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien segera.
d. Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena
tidak akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila tidak terjadi
perdarahan juga, rujuk ke klinik.
2. Perdarahan / perdarahan bercak (spotting)
Penanganan :
Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini
bukanlah masalah serius, dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila
klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan
suntikan, maka dapat disarankan 2 pilihan pengobatan : 1 siklus pil kontrasepsi
kombinasi, ibu profen, atau obat sejenis lain.
3. Meningkatnya / menurunnya berat badan
Penanganan :
Menginformasikan bahwa kenaikan / penurunan berat badan sebanyak 1-2
kg dapat saja terjadi. Perhatikan diet klien, bila perubahan berat badan terlalu
mencolok. Bila berat badan berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode
kontrasepsi lain (Saifuddin, 2010: MK-47).

K. BAHAYA- BAHAYA YANG HARUS DIWASPADAI


1. Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala KET.
2. Timbulnya abses / perdarahan tempat injeksi.
3. Sakit kepala migraine, sakit kepala berulang yang berat / kaburnya
penglihatan.
4. Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid / 2x lebih banyak
dalam 4 periode masa haid (Saifuddin, 2010: MK-46).

L. INSTRUKSI BAGI KLIEN

103
Klien harus kembali ketempat pelayanan kesehatan / klinik untuk
mendapatkan suntikkan kembali setiap 12 minggu untuk DMPA atau setiap 8
minggu untuk Noristerat (Saifuddin, 2010: MK-47).

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, dkk. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta :PT


Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo

Hartanto, Hanafi. 2009. KB & Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan: Jakarta


Nellytri, 2012. Suntik KB. http://Nellytri.blogspot.co.id/2012/06/suntik-kb.html
Diakses 12 Mei 2017 (20:00 WIB )

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo: Jakarta.

Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kontrasepsi.


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.

Varney, Helen. Dkk. 2007. Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”M”


AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULANAN
DI PUSKESMAS SUMBERREJO KABUPATEN BOJONEGORO

104
I. PENGUMPULAN DATA
Tanggal : 10 Mei 2017 Jam : 10.00 WIB
A. Data Subyektif
1. Identitas
Istri Suami
Nama Istri : Ny. “M” Nama Suami : Tn. “A”
Umur : 36 tahun Umur : 40 tahun
: Islam Agama : Islam
Agama
: Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
: SMA Pendidikan : SMA
Suku/Bangsa
: IRT Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan
:- Penghasilan :+Rp.2.000.000/bln
Pekerjaan

Penghasilan

Alamat : Ds. Ngampal Rt 09/ Rw 03 Kec. Sumberrejo

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mempunyai anak 2, umur anak kedua 4,5 tahun.
Sudah menjadi peserta KB suntik 3 bulanan selama 4 tahun, mengeluh
berat badannya naik.

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis, menular,
maupun bawaan, serta tidak pernah menjalani operasi.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
kronis, menular, maupun bawaan.

5. Riwayat Haid

105
Menarche : 13 tahun
Siklus : teratur, 28-30 hari
Lama : 7-8 hari
Karakteristik : cair, warna merah kehitaman, bau khas, ganti
pembalut 3-4 x/hr
Flour albus : tidak pernah
Dismenorrhea : tidak pernah
Disfungsi blooding : tidak pernah
HPHT : 20-04-2017

6. Riwayat Pernikahan
Nikah :1x
Usia pertama nikah : 21 tahun
Lama menikah : 15 tahun

7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu


Kehamilan Persalinan Anak Nifas
N Sua U Pe Jenis Tempat Penolong Peny J BB / H/M Mene Pen
o mi K ny Partus K PB tek y

1 1 9 - Normal RS Dokter - P 3,6 H (13 ya -


bl Kg th)

2 1 9 - Normal Bidan BPM - P 3,2 H (4,5 ya -


. bl Kg th)

8. Riwayat KB
Ibu mengatakan mengikuti KB suntik 3 bulanan sejak 4 tahun yang
lalu. Mengeluh berat badannya bertambah terus, berat badan pada
suntikan pertama adalah 52 kg dan berat badan pada suntikan terakhir
67 kg. Selama 4 tahun naik 15 Kg.

9. Pola Kebiasaan Sehari-hari

106
Pola Sebelum KB Selama KB
Nutrisi Makan 3 x/hari: Nasi 1 piring, Makan 3 x/hari: Nasi 1 piring,
1 mangkok sayur, 2 potong
Sayur 1 mangkuk, 1 telur dadar,
tempe goreng dan telur dadar.
Minum 7-8 gelas/hari air putih Minum 7-8 gelas/hari air putih

Eliminasi BAB 1 x/hari Konsistensi lunak, BAB 1 x/hari Konsistensi lunak,


warna kuning, bau khas. warna kuning, bau khas
BAK 4-5 x/hari, warna kuning, BAK 4-6 x/hari, warna kuning,
bau khas bau khas
Istirahat Tidur siang + 1-2 jam Tidur siang + 1-2 jam
Tidur malam + 7-8 jam/hari Tidur malam + 6-8 jam/hari

Aktivitas Menyapu, mengepel, mencuci, Menyapu, mencuci dan


dan memasak, menyetrika. memasak.
Kebiasaan Tidak pernah merokok, Tidak Tidak merokok, Tidak minum-
minum-minuman keras, Tidak minuman keras, Tidak
kecanduan obat-obatan terlarang kecanduan obat-obatan terlarang
Kebersihan Mandi, gosok gigi, ganti baju Mandi, gosok gigi, ganti baju
2x/hari, keramas 3x/minggu 2x/hari, keramas 3x/minggu
Seksual 2x/minggu 2x/ minggu

Rekreasi Menonton TV Menonton TV, jalan-jalan pagi

1. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya yang semakin gemuk,
namun suami dan keluarga mendukung ibu untuk menggunakan KB
suntik 3 bulanan.
2. Latar Belakang Sosial Budaya
Ibu mengatakan di dalam keluarganya boleh menggunakan KB
apapun.
3. Data Spiritual
Ibu mengatakan tetap menjalankan ibadah sesuai dengan
keyakinannya.

107
4. Pengetahuan
Ibu mengetahui tentang KB suntik dari bidan.

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum Tanda-tanda vital
Keadaan Umum : Baik TD :110/70 mmHg
Kesadaran : Composmentis N : 82 x/m
TB : 157 cm R : 22x/m
BB : 68 cm S : 36,6˚c

b. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Rambut : Bersih, Tidak ada ketombe, Rambut tidak mudah
rontok, Hitam, Lurus.
Kepala : Mesochepal, Tidak ada benjolan.
Muka : Tidak oedem, Tidak pucat.
Mata : Simetris, Sklera putih, Konjungtiva merah muda
Hidung : Simetris, Bersih, Tidak ada polip, Tidak ada sekret
Telinga : Simetris, Bersih, Tidak ada serumen, Pendengaran
baik
Mulut : Mukosa merah muda, Bersih, Tidak ada stomatitis,
Gigi Tidak ada caries dentis
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe
dan vena jugularis
Payudara : Simetris, Tidak ada hyperpigmentasi aerola dan papila
mamae.
Perut : Tidak ada luka bekas operasi
Genetalia: Tidak dikaji
Anus : Tidak dikaji
Ekstremitas : Tidak oedem, Tidak ada varises

108
b. Palpasi
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar
limfe maupun pembendungan vena jugularis
Payudara : Tidak teraba massa dan tidak nyeri tekan pada
kedua payudara
Perut : Tidak teraba massa, Tidak nyeri tekan, Tidak ada
pembesaran uterus.
Ekstremitas : Tidak odema, Tidak ada varises.

c. Auskultasi
Tidak dikaji
d. Perkusi
Tidak dikaji
e. pemeriksaan panggul luar
Tidak dikaji
f. pemeriksaan panggul dalam
Tidak dikaji
g. pemeriksaan laboratorium
Tidak dikaji

h. kesimpulan
1. Ibu P202A0 dengan usia anak 4,5 tahun
2. Akseptor KB suntik 3 bulanan
3. Keadaan umum ibu baik

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH KEBIDANAN


Dx : Ibu P202A0 akseptor KB suntik 3 bulan.
Ds : Ibu mengatakan mempunyai anak 2, umur anak kedua 4,5 tahun. Sudah
menjadi peserta KB suntik 3 bulanan selama 4 tahun. mengeluh berat
badannya bertambah. Berat badan awal 52 kg, dan suntikan terakhir 67
kg. Selama 4 tahun terjadi kenaikan sebesar 15 kg.
Do: Keadaan umum : Baik
BB / TB : 68 kg / 157 cm
Inspeksi : -
Palpasi Payudara : Tidak teraba massa dan tidak nyeri tekan pada kedua
payudara

109
Perut : Tidak teraba massa, Tidak nyeri tekan, Tidak ada
pembesaran uterus.
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL SERTA
ANTISIPASINYA

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

V. INTERVENSI
1. Lakukan pendekatan kepada ibu dengan komunikasi terapeutik
Rasional : Terjalin hubungan yang kooperatif antara ibu dan petugas
kesehatan
2. Jelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
Rasional : Ibu mengetahui keadaan kesehatan dirinya
3. Jelaskan pada ibu penyebab keluhannya
Rasional : Mengurangi kekhawatiran ibu
4. Beri dukungan emosional pada ibu
Rasional : Menambah semangat ibu untuk menghadapi masalahnya
5. Tawarkan pada ibu untuk berpindah ke metode kontrasepsi yang lain
Rasional : sebagai bahan pertimbangan bagi ibu dan suami.
6. Lakukan injeksi Depo Progestin
Rasional : mendapatkan suntikan KB 3 bulan
7. Jelaskan pada ibu untuk kembali lagi sesuai tanggal yang telah ditentukan
Rasional : untuk mendapat suntikan selanjutnya.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 10 Mei 2017 Jam : 10.20 WIB
1. Melakukan pendekatan kepada ibu dengan komunikasi terapeutik, agar
terjalin hubungan yang kooperatif antara ibu dan petugas kesehatan.
2. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan. Setelah dilakukan
pemeriksaan Berat badan ibu sekarang 68 Kg dan Tekanan darah 110/70
mmHg.

110
3. Menjelaskan pada ibu penyebab keluhannya, yaitu tentang berat badannya
yang bertambah itu merupakan salah satu efek samping dari penggunaan
suntik 3 bulan yang tidak berbahaya. Karena kandungan dari Depo progestin
merangsang pusat pengendali makan di otak yang menyebabkan nafsu makan
meningkat, sehingga makan lebih banyak dari biasanya.
4. Memberi dukungan emosional pada ibu bahwa hal tersebut adalah hal biasa
dan tidak berbahaya, umumnya bertambah berat badan tidak terlalu besar ( 1
kg – 5 kg ) tiap tahunnya.
5. Menawarkan pada ibu untuk berpindah ke metode kontrasepsi lain. Dengan
cara menjelaskan tentang metode kontrasepsi yang non hormonal, yaitu
kontrasepsi yang tidak mempunyai efek pada peningkatan berat badan salah
satunya adalah penggunaan Alat kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau
IUD, dan efek samping dari pemakaianya. AKDR (alat kontrasepsi dalam
rahim) / IUD merupakan alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim.
Keuntungan pemakaian IUD adalah
1. Sebagai kontrasepsi, efektifitas tinggi,
2. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
3. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari Cut – 380A dan tidak
perlu diganti)
4. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
5. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
6. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
7. Tidak ada interaksi terhadap obat-obat
8. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila
tidak terjadiinfeksi)
9. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir)
Efek Samping Yang Umum Terjadi :
1. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan)
2. Haid lebih lama dan banyak
3. Perdarahan (Spootting) antar menstruasi
4. Saat haid lebih sakit
6. Melakukan injeksi Depo progestin yaitu :
a. Menyiapkan ibu / pasien

111
b. Melaksanakan injeksi Depo progestin 3 cc pada bokong ibu secara
intramuskular dengan di aspirasi terlebih dahulu.
7. Menjelaskan pada ibu untuk kembali suntik sesuai jadwal yang telah
ditetapkan, yaitu tanggal 02 Agustus 2017. jika berhalangan suntikan bisa
diberikan 2 minggu sebelum tanggal yang telah ditetapkan.
VII. EVALUASI
Tanggal : 10 Mei 2017 Jam : 10.30 WIB
1. Ibu bersedia menceritakan segala keluhanya, yaitu berat badannya yang
semakin meningkat selama menggunakan KB suntik 3 bulanan.
2. Ibu mengerti tentang keadaanya yakni sekarang berat badannya naik lagi 1 Kg
dari 67 Kg menjadi 68 Kg.
3. Ibu mengerti tentang efek samping penggunaaan KB suntik 3 bulanan dan
ingat penjelasan awal yang diberikan sebelum memilih kontrasespsi ini.
4. Ibu merasa tenang setelah mendapat dukungan emosional
5. Ibu mengatakan untuk saat ini tetap menggunakan KB suntik, dan nanti akan
dipertimbangkan kembali dengan suami untuk pindah ke metode kontrasepsi
yang lain.
6. Ibu telah mendapatkan suntikan Depo Progestin
7. Ibu bersedia kembali pada tanggal 02 Agustus 2017

112

Вам также может понравиться