Вы находитесь на странице: 1из 10

A.

PENGERTIAN BK
Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu “bimbingan”
(terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diambil dari kata
“counseling”). Dalam praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan
kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang integral
(Tohirin, 2011: 15).

1. Pengertian Bimbingan

a) Pengertian Bimbingan Secara Etimologi


Menurut Winkel dalam Tohirin (2011: 15-16) istilah “bimbingan” merupakan
terjemahan dari kata “guidance”. Kata “guidance”yang kata dasarnya
“guide”memiliki beberapa arti :
a) menunjukkan jalan (showing the way),
b) memimpin (leading),
c) memberikan petunjuk (giving instruction),
d) mengatur (regulating),
e) mengarahkan (governing), dan
f) memberi nasihat (giving advice).

b) Pengertian Bimbingan Secara Terminologi


a. Miller (1961) dalam Surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan merupakan
proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan
pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara
maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk madrasah), keluarga, dan
masyarakat (Tohirin, 2011: 16-17).
b. Selanjutnya Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan
bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki
maupun perempuan yang memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai,
kepada seseorang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya
mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan
memikul bebannya sendiri (Tohirin, 2011: 17).
c. Menurut Stoops mengemukakan bimbingan adalah suatu proses terus – menerus
dalam hal membantu individu dalam perkembangannya untuk mencapai
kemampuansecara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar –
besarnya bagi dirinya maupun masyarakatnya. (kutipan Djumhur dan M. Surya
1975).
d. Djumhur dan M. Surya memberikan batasan tentang bimbingan, yaitu suatu
proses pemberian bantuan terus menerus dan sistematis kepada individu dalam
memecahkan masalah yang di hadapinya, agar tercapai kemampuan untuk
memahami dirinya sendiri (self understanding), kemampuan untuk menerima
dirinya sendiri (self accaptance), kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri (self
direction) dan kemampuan untuk merealisir diri sendiri (realization), sesuai
dengan potensi dan kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri dengan
lingkungan.

Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa BIMBINGAN berarti : bantuan yang


diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing
mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi,
dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan
norma-norma yang berlaku

2. Pengertian Konseling
1) Pengertian Konseling Secara Etimologi
Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “counseling” di dalam kamus artinya
dikaitkan dengan kata “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu nasihat (to obtain
counsel), anjuran (to give counsel), dan pembicaraan (to take counsel).
Berdasarkan arti di atas, konseling secara etimologis berarti pemberian nasihat,
anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran (Tohirin, 2011: 21-22).

2) Pengertian Konseling Secara Terminologi


a. Mortensen (1964) menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan
antarpribadi d mana orang yang satu membantu yang lainnya untuk
meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya (Tohirin,
2011: 22).
b. James Adam mengemukakan bahwa konseling adalah suatu pertalian timbal
balik antara dua orang individu di mana seorang Counselor membantu Counsele
supaya ia lebih baik memahami dirinya dalam hubungan dengan masalah hidup
yang dihadapinya pada waktu itu dan waktu yang akan datang. (kutipan Djumhur
dan M. Surya (1975) .
c. Rogers (1982) mengemukakan bahwa konseling adalah serangkaian kegiatan
hubungan langsung antar individu, dengan tujuan memberika bantuan kepadanya
dalam merubah sikap dan tingkah lakunya.
d. Mortensen dan Schmuller dalam bukunya berjudul Guidance in today’s school
(1964) mengemukakan konseling adalah suatu proses hubungan seseorang dengan
seseorang di mana yang seseorang di bantu oleh yang lainnya untuk meningkatan
pengertian dan kemampuan dalam menghadapi masalahnya.
e. Wren dalam bukunya yang berjudul student person al work in college,
berpendapat bahwa konseling adalah pertalian pribadi yang dinamis antara dua
orang yang berusaha memecahkan masalah dengan mempertimbangkan bersama
sama, sehingga akhirnya orang yang lebih muda atau orang yang mempunyai
kesulitan yang lebih banyak di antara keduanya di bantu oleh orang lain untuk
memecahkan masalahnya berdasarkan penentuan diri sendiri.
f. Williamson dan Foley dalam bukunya Counseling and Dicipline mengemukakan
bahwa konseling adalah suatu situasi pertemuan langsung di mana yang seorang
terlibat dalam situasi itu karena latihan dan keterampilan yang dimilikinya atau
karena mendapat kepercayaan dari yang lain, berusaha menolong yang kedua
dalam menghadapi, menjelaskan, memecahkan, dan menanggulangi masalah
penyesuaian diri.
g. Sedangkan menurut American Personnel and Guidance Association (APGA)
mendefinisikan konseling sebagai suatu hubungan antara seorang yang terlatih
secara profesional dan individu yang memerlukan bantuan yang berkaitan dengan
kecemasan biasa atau konflik atau pengambilan keputusan (Tohirin, 2011: 23).
Kesimpulan yang dapat diambil mengenai pengertian KONSELING adalah kontak
atau hubungan timbal balik antara dua orang (konselor dan klien) untuk
menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang
laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang
berguna bagi klien (siswa).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Bimbingan dan
Konseling (BK) adalah proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh
pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka
atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan
atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan
masalahnya sendiri.

B. TUJUAN BK
Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan untuk siswa baik
individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan
pribadi, sosial, belajar, karier; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku. Tujuan bimbingan dan
konseling, yaitu untuk membantu memandirikan siswa dalam mengembangkan
potensi-potensi mereka secara optimal.

Sudrajat (2008) menyatakan bahwa pelayanan BK di sekolah diarahkan pada


ketercapaian tujuan pendidikan dan tujuan pelaksanaan konseling. Sebagai salah
satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK dalam
penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi tercapainya
tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling, yaitu
terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya
pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan pengentasan
masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri, dan bahagia.

Kemudian Winkle (2005:32) mengemukakan bahwa tujuan pelayanan BK yaitu


supaya orang-perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi mampu
menghadapi tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas mewujudkan
kesadaran dan kebebasan itu dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana
serta mengambil beraneka tindakan penyesuaian diri secara memadai.

Secara Umum, Ada 5 tujuan yang akan di capai siswa dengan usaha bimbingan dan
konseling di sekolah:
1. Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya.
Dengan mengenal diri sendiri dan lingkungannya, diharapkan siswa dapat melihat
hubungan dan kemungkinan yang tersedia serta memperkirakan apa yang dapat
mereka capai sesuai dengan diri mereka sendiri. Dengan kata lain mereka mampu
untuk mengenal kelebihan dan kekurangan mereka.
2. Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan
dinamis.
Maksudnya mereka dapat menerima keterbatasan yang mereka miliki, dengan
mengenal keterbatasan diharapkan mereka mampu menerima apa yang ada atau
apa adanya yang terdapat pada diri mereka secara positif dan dinamis.
3. Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal.
Kenyataan menunjukan bahwa seseorang yang dapat menentukan sendiri dari suatu hal
tanpa dipaksa oleh pihak lain, akan memberikan kepuasan tersendirimbagi dirinya
sendiri.
4. Untuk dapat mengarahkan diri sendiri.
Sejalan dengan tujuan sebelumnya, bimbingan dan konseling menginginkan agar pada
akhirnya siswa mampu mengarahkan diri mereka sendiri yang di dasarkan pada
keputusan yang mereka ambil sesuai dengan apa yang ada pada diri mereka.
5. Untuk dapat mewujudkan diri sendiri.
Dengan pengenalan diri dan lingkungan, mengambil keputusan sendiri, dan dengan
mengarahkan diri sendiri, akirnya di harapkan siswa dapat mewujudkan dirinya
sendiri.

Secara khusus, bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat
mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial
(afektif), belajar (akademik/kognitif), dan karier (psikomotorik).

1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait aspek pribadi-sosial siswa


adalah:

1) Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan


ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah/madrasah, tempat kerja,
maupun masyarakat pada umumnya.
2) Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
3) Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik
yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
4) Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
5) Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat.
6) Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain,
tidak melecehkan martabat dan harga dirinya.
7) Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen
terhadap tugas dan kewajibannya.
8) Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang
diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau
silahturahmi dengan sesama manusia.
9) Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat
internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.

2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait aspek belajar (akademik)


siswa adalah:

1) Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
2) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca
buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan
aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
3) Memiliki motifasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
4) Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan
diri menghadapi ujian.
5) Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan,
seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri
dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi
tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
6) Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait aspek karier siswa


(kebanyakan bagi siswa SMA) adalah:
1) Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat, dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan.
2) Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karier yang
menunjang kematangan kompetensi karier.
3) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam
bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya
dan sesuai dengan norma agama.
4) Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi
cita-cita kariernya masa depan.
5) Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karier, dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut,
lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
6) Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan
secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai minat, kemampuan,
dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
7) Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier. Apabila
seorang siswa bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus
mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karier
keguruan tersebut.
8) Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan
dalam suatu karier amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki.
Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya
dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakan ia berminat terhadap
pekerjaan tersebut.
C. ARAH PELAYANAN BK

a. Pelayanan Dasar
Pelayanan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan siswa yang paling elementer,
yaitu kebutuhan makan dan minum, udara segar, dan kesehatan, serta kebutuhan
hubungan sosio-emosional. Orang tua, guru dan orang-orang yang dekat
(significant persons) memiliki peranan paling dominan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar siswa. Dalam hal ini, Guru BK atau Konselor pada umumnya
berperan secara tidak langsung dan mendorong para significant persons berperan
optimal dalam memenuhi kebutuhan paling elementer siswa.

b. Pelayanan Pengembangan
Pelayanan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan tahap-tahap dan
tugas-tugas perkembangannya. Dengan pelayanan pengembangan yang cukup
baik siswa akan dapat menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya dengan
wajar, tanpa beban yang memberatkan, memperoleh penyaluran bagi
pengembangan potensi yang dimiliki secara optimal, serta menatap masa depan
dengan cerah. Upaya pendidikan pada umumnya merupakan pelaksanaan
pelayanan pengem-bangan bagi peserta didik. Pada satuan-satuan pendidikan, para
pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran dominan dalam
penyelenggaraan pengembangan terhadap siswa. Dalam hal ini, pelayanan BK
yang dilaksanakan oleh Guru BK atau Konselor selalu diarahkan dan mengacu
kepada tahap dan tugas perkembangan siswa.

c. Pelayanan Teraputik,
Pelayanan untuk menangani pemasalahan yang diakibatkan oleh gangguan terhadap
pelayanan dasar dan pelayanan pengembangan, serta pelayanan pemi natan.
Permasalahan tersebut dapat terkait dengan kehidupan pribadi, kehidupan sosial,
kehidupan keluarga, kegiatan belajar, karir. Dalam upaya menangani
permasalahan peserta didik, Guru BK atau Konselor memiliki peran dominan.
Peran pelayanan teraputik oleh Guru BK atau Konselor dapat menjangkau
aspek-aspek pelayanan dasar, pelayanan pengem-bangan, dan pelayanan
peminatan.
d. Pelayanan Arah Peminatan/Lintas Minat/ Pendalaman Minat Studi Siswa
Pelayanan yang secara khusus tertuju kepada peminatan/lintas minat/pendalaman
minat peserta didik sesuai dengan konstruk dan isi kurikulum yang ada. Arah
peminatan/lintas minat/pendalaman minat ini terkait dengan bidang bimbingan
pribadi, sosial, belajar, dan karir dengan menggunakan segenap perangkat (jenis
layanan dan kegiatan pendukung) yang ada dalam pelayanan BK. Pelayanan
peminatan/lintas minat/pendalaman minat peserta didik ini terkait pula dengan
aspek-aspek pelayanan pengembangan tersebut di atas.

e. Pelayanan Diperluas
Pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa pada satuan pendidikan, seperti personil
satuan pendidikan, orang tua, dan warga masyarakat lainnya yang semuanya itu
terkait dengan kehidupan satuan pendidikan dengan arah pokok terselenggaranya
dan suskesnya tugas utama satuan pendidikan, proses pembelajaran, optimalisasi
pengembangan potensi siswa. Pelayanan diperluas ini dapat terkait secara
langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan pelayanan dasar, pengembangan
peminatan, dan pelayanan teraputik tersebut di atas
(agassigudangmahasiswa.blogspot.co.id).

Вам также может понравиться