Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Nomor: PTK-037/SKKMA0000/2018/S0
TENTANG
PLAN OF DEVELOPMENT (POD)
Revisi-02
JAKARTA
PEDOMAN TATA KERJA
TENTANG Halaman i
PLAN OF DEVELOPMENT
DAFTAR ISI
i
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN ii
BAB I : UMUM 1
1. Maksud dan Tujuan 1
2. Ruang Lingkup 1
3. Dasar Hukum 2
4. Referensi Hukum 2
5. Pengertian Istilah 3
BAB V : SANKSI 25
BAB VI : PENUTUP 26
LAMPIRAN 27
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
UMUM
1. Maksud dan Tujuan
Perencanaan pengembangan lapangan memegang peranan penting dalam
pengembangan lapangan Minyak dan Gas Bumi. SKK Migas bersama Kontraktor
Kontrak Kerja Sama (”KKKS”) melalui Plan of Development (”POD”) yang baik dapat
memproduksikan cadangan hidrokarbon yang merupakan aset negara secara optimal
dengan mempertimbangkan aspek teknis dan keekonomian sehingga memberikan
manfaat bagi Negara Republik Indonesia serta keekonomian yang wajar bagi KKKS.
1.1. Pedoman Tata Kerja (”PTK”) POD bermaksud untuk menstandarisasi proses
penyusunan, prosedur pengajuan, evaluasi, persetujuan dan Monitoring POD.
1.2. Tujuan penyusunan PTK POD antara lain:
1.2.1. Memberikan acuan kepada SKK Migas dan KKKS mengenai proses
penyusunan, prosedur pengajuan, evaluasi, persetujuan oleh Pemerintah
cq. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (”Menteri ESDM”) atau
SKK Migas serta monitoring oleh SKK Migas; dan
1.2.2. Menstandarisasi data dan dokumen, evaluasi, dan persetujuan usulan
POD dan Monitoring POD sesuai dengan tata waktu yang ditentukan.
2. Ruang Lingkup
2.1. PTK POD ini mencakup seluruh tahapan proses penyusunan, prosedur
pengajuan, evaluasi, persetujuan dan Monitoring POD.
2.2. Penyusunan dan persetujuan POD dilakukan berdasarkan data dan informasi
yang dimiliki pada saat POD tersebut disusun, diajukan, dievaluasi dan disetujui.
2.3. Dalam perkembangan suatu POD, dimungkinkan terdapat tambahan data dan
informasi baru, baik dari aspek sub-surface, Fasilitas Produksi di permukaan
(surface production facilities), serta perubahan asumsi biaya dan komersial, serta
perkembangan harga Minyak dan Gas Bumi.
2.4. Pengawasan atas perubahan data dan informasi yang terdapat dalam butir 2.3 bab
ini selanjutnya merupakan bagian dari mekanisme Monitoring POD.
2.5. Khusus untuk perubahan data dan informasi yang terjadi dalam perkembangan
POD Selanjutnya/ POP, maka hasil Monitoring POD sebagaimana dimaksud
dalam butir 2.4 menjadi bagian dari persetujuan POD Selanjutnya/ POP
sebelumnya.
3. Dasar Hukum
3.1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, dengan
memperhatikan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 36/PUU-X/2012
(“UU Nomor 22 Tahun 2001”).
3.2. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi (“PP Nomor 35 Tahun 2004”).
3.3. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2012 tentang Pengalihan Pelaksanaan
Tugas dan Fungsi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
3.4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
3.5. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 17 Tahun 2017
tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana terakhir diubah dengan
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 53 Tahun 2017
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 17 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Kerja Khusus
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
3.6. Kontrak Kerja Sama (“KKS”)/Cooperation Contract.
4. Referensi Hukum
4.1. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 tentang Biaya Operasi yang Dapat
Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
27 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Peraturan Pemerintah Nomor
79 Tahun 2010 tentang Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan
5. Pengertian Istilah
5.1. Abandonment and Site Restoration (“ASR”) adalah sebagaimana dimaksud
dalam PTK ASR.
5.2. Biaya Kapital dan Liquefied Natural Gas (“LNG”) adalah sebagaimana
BAB II
KETENTUAN USULAN POD I, POD SELANJUTNYA, DAN POP
1. Jenis-Jenis POD
1.1. POD Pertama (“POD I”)
1.1.1. POD I wajib mendapat persetujuan Menteri ESDM berdasarkan
pertimbangan dari SKK Migas.
1.1.2. Persetujuan POD I menandakan perubahan status WK dari periode
Eksplorasi menjadi periode Eksploitasi.
1.1.3. Jika terdapat perubahan terhadap POD I, maka usulan yang disampaikan
untuk persetujuan Menteri ESDM adalah mengenai aspek yang berubah
beserta perhitungan keekonomian secara keseluruhan berdasarkan
perubahan tersebut.
Penemuan Penentuan
Studi Pembahasan Persetujuan Monitoring
Minyak dan Status
Pengembangan POD POD POD
Gas Bumi Eksplorasi
3. Perubahan Operator
Dalam hal POD telah memperoleh persetujuan dan kemudian terjadi perubahan
Operator, maka Operator yang baru wajib melaksanakan dan melanjutkan POD
tersebut.
4. Persetujuan POD
4.1. POD dapat disetujui apabila telah melalui hasil Pembahasan POD yang meliputi
aspek teknis dan keekonomian.
4.2. Multiplier effects terhadap kepentingan nasional dapat dipertimbangkan sebagai
salah satu dasar persetujuan POD.
4.3. Proses persetujuan POD yang terdapat dalam KKS Gross Split merujuk kepada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4.4. Suatu pekerjaan yang telah diusulkan oleh KKKS dalam permohonan persetujuan
POD Selanjutnya dapat dilaksanakan sebelum memperoleh persetujuan apabila
memenuhi kondisi dan syarat sebagai berikut:
4.4.1. Kegiatan berupa pengeboran dan/atau kegiatan Fasilitas Produksi; dan
4.4.2. Disetujui oleh Deputi yang membidangi perencanaan di SKK Migas.
4.4.3. Setelah adanya persetujuan sebagaimana dimaksud pada Ayat 4.4.2. di
atas, KKKS tetap wajib memperoleh persetujuan POD Selanjutnya atas
pekerjaan tersebut.
BAB III
PROSEDUR USULAN POD I/POD SELANJUTNYA/POP
11 Local Content
13 Conclusion
11 Conclusion
1.2.14. Lampiran
Buku Usulan POD I/POD Selanjutnya/POP antara lain harus melampirkan
dokumen sebagai berikut:
1.2.14.1. Technical supporting data;
1.2.14.2. Cost estimation;
1.2.14.3. Input keekonomian
1.2.14.4. Economic model/engine; dan
1.2.14.5. Risalah rapat.
3.2.2. Tersedianya data core yang cukup untuk bisa dilakukan Routine Core
Analysis & Special Core Analysis (RCAL & SCAL).
3.2.3. Tersedianya log sonic sesuai kebutuhan.
3.2.4. Tersedianya data cutting, mudlog, dan gas reading.
3.2.5. Jika terindikasi hadirnya fracture yang berpengaruh pada performance
reservoir, maka harus tersedia data pendukung yang dapat diolah untuk
analisis fracture (disarankan image log).
BAB IV
Monitoring POD I/POD Selanjutnya/POP
Catatan:
Dalam diagram POD Life Cycle, POP dapat berada di dalam tahap II atau III.
BAB V
SANKSI
1. SKK Migas dapat memberikan sanksi kepada KKKS dalam hal KKKS yang telah
mendapatkan persetujuan POD Selanjutnya/POP melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1.1. Tidak menyampaikan laporan monitoring POD Selanjutnya/ POP minimal
1 (satu) kali dalam setahun; dan/atau
1.2. Tidak melaksanakan kegiatan utama (pengeboran dan/atau pekerjaan
fasilitas produksi) pengembangan lapangan selama 2 (dua) tahun sejak
diperoleh Persetujuan POD Selanjutnya/ POP.
2. Sehubungan dengan butir 1.1 di atas, SKK Migas dapat memberikan surat
peringatan kepada KKKS sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali.
3. Dalam hal KKKS setelah diberikan surat peringatan ketiga belum memperbaiki
pelaksanaan kegiatan dalam waktu sebagaimana ditentukan dalam surat
peringatan tersebut, maka SKK Migas berhak meninjau kembali Persetujuan POD
Selanjutnya/POP.
BAB VI
PENUTUP
1. PTK ini dibuat dengan mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2. Jika terdapat perubahan ketentuan perundang-undangan terkait dengan PTK ini, maka
PTK ini akan disesuaikan sebagaimana mestinya. Ketentuan lain yang tidak
bertentangan dengan perubahan ketentuan perundang-undangan tersebut akan tetap
berlaku.
3. Ketentuan lain yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam PTK ini akan
ditetapkan kemudian dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari PTK ini.
4. Apabila KKKS terbukti melakukan pelanggaran terhadap ketentuan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku dalam proses pelaksanaan POD, maka KKKS
bertanggung jawab atas segala akibat hukum yang timbul dan melepaskan,
membebaskan, dan membela SKK Migas dari dan terhadap setiap kerugian, tuntutan,
dan gugatan hukum pihak ketiga yang sebagai akibat dari kelalaian, kesalahan,
pelanggaran kewajiban hukum KKKS terhadap pelanggaran ketentuan peraturan
perundang-undangan dimaksud.
5. Lampiran dan formulir sehubungan dengan pelaksanaan PTK ini merupakan suatu
kesatuan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari PTK ini.
Lampiran 1
Penjelasan Aspek Pembahasan POD
dan/atau dengan synthetic wavelet hasil log akustik pada sumur yang
mewakili struktur (well seismic ties). Ada data korelasi seismik
dengan memperhatikan metode korelasi, pola karakter seismik,
indikasi Direct Hydrocarbon Indicator (DHI), analisis pengolahan
lanjut (Amplitude Versus Offset (AVO), inverse, dan analisis
pengolahan lanjut lainnya yang sejenis), analisis atribut seismik dan
analisis lateral fasies seismik sehingga dapat membantu
menjelaskan distribusi penyebaran Reservoir. Dilengkapi juga
dengan hasil interpretasi data seismik sehingga dapat menjelaskan
jenis struktur (struktural atau stratigrafi), sistem pembentukan
struktur, waktu pembentukan struktur, dan potensi struktur (sealing/
non-sealing) serta time-depth conversion (metode dan data yang
dipakai) bila ada peta kedalaman. Peta kedalaman harus sesuai
dengan konsep geologi dan geometri;
2.1.1.4. Petrofisika meliputi evaluasi log sumur untuk menghasilkan properti
Vsh, Net to Gross (NTG) porositas, dan SW yang digunakan dalam
perhitungan OOIP/IGIP. Hasil evaluasi petrofisika harus divalidasi
oleh analisis core dan well test disertai analisis cut off untuk
membedakan Reservoir dan non-reservoir pada matrix batuan
(termasuk Water Salinity). Nilai dan metode penentuan cut-off harus
dilampirkan. Evaluasi log harus didukung minimum oleh hasil
pengukuran laboratorium (routine, SCAL, petrografi – SEM – XRD).
2.1.2. Pemodelan geologi Reservoir, berdasarkan data terbaru, yaitu:
2.1.2.1. Menentukan struktur Reservoir dalam penampang seismik;
2.1.2.2. Membuat peta kontur struktur kedalaman (puncak dan dasar) batuan
Reservoir dan zona hidrokarbon; dan
2.1.2.3. Membuat peta bawah permukaan secara deterministik, yaitu:
ketebalan kotor (gross interval), ketebalan zona hidrokarbon
produktif (net porous), iso-net pay, iso-porositas, iso-permeabilitas,
iso-saturasi air, dan iso-HPV (hydrocarbon pore volume). Peta-peta
ini dipergunakan untuk menghitung awal isi hidrokarbon (inplace)
secara volumetrik dan dipakai sebagai acuan untuk model 3D
geologi (geostatistik).
5.3.2. Kualitas data dan hasil interpretasi memiliki tingkat keyakinan yang rendah
berdasarkan hasil Uncertainty Analysis.
6. Penjelasan Pre-FEED
Terdiri dari kajian atas opsi-opsi teknis untuk rencana pengembangan lapangan
termasuk pemilihan teknologi dan perkiraan biaya pada tahapan desain konseptual.
Lampiran 2
Form Checklist Kelengkapan Dokumen POD I/POD Selanjutnya/POP
SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
No. Dokumen :
PEDOMAN TEKNIS DAN PROSEDUR TATA KERJA
Revisi :
PLAN OF DEVELOPMENT (POD)
Tanggal Terbit :
LAMPIRAN II.1. Halaman : 1 dari 1
FORM CHECKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN POD I, POD II dst, POD Phase
Tgl-Bulan Tahun Jam Menit
LAPANGAN/WK :
KKKS :
JENIS POD : KKKS BPMIGAS
HARDCOPY SOFTCOPY HARDCOPY SOFTCOPY
TUJUAN : PENYERAHAN DOKUMEN POD (5 copy) (10 copy) (5 copy) (10 copy)
5 . A Executive Summary
5 . C Reservoir Descriptions
5 . F Production Facilities
5 . K Local Content
5 . M Conclusion
* di contreng
Dokumen telah : lengkap belum lengkap Jika dokumen belum lengkap akan dikembalikan.
Keterangan : (diisi apabila belum lengkap)
ttd ttd
Nama :
Jabatan :
Email :
No. Handphone :
SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
No. Dokumen :
PEDOMAN TEKNIS DAN PROSEDUR TATA KERJA
Revisi :
PLAN OF DEVELOPMENT (POD)
Tanggal Terbit :
LAMPIRAN II.2. Halaman : 1 dari 1
FORM CHECKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN POP
Tgl-Bulan Tahun Jam Menit
LAPANGAN/WK :
KKKS :
KKKS BPMIGAS
5 . A Executive Summary
5 . C Reservoir Descriptions
5 . F Production Facilities
5 . K Conclusion
* di contreng
Dokumen telah : lengkap belum lengkap Jika dokumen belum lengkap akan dikembalikan.
Keterangan : (diisi apabila belum lengkap)
ttd ttd
Nama :
Jabatan :
Email :
No. Handphone :
Lampiran 3
Format Pengajuan POD I/POD Selanjutnya/POP
PSC :
Working Area :
Field :
POD Type :
Production Rate :
SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
No Dokumen :
PEDOMAN TEKNIS DAN PROSEDUR TATA KERJA
Revisi :
PLAN OF DEVELOPMENT (POD)
Tanggal Terbit :
LAMPIRAN III.2 FORMAT PENGAJUAN POD/POP Halaman : 1 dari …
TABEL RANGKUMAN PERKIRAAN PRODUKSI DAN BIAYA
PSC :
Working Area :
Field :
POD Type :
Production Rate :
Total
Lampiran 4
Form Evaluasi Biaya
PSC :
Working Area :
Field :
POD Type :
PSC :
Working Area :
Field :
POD Type :
Legend :
White = Fill in
Yellow = Choose from the list
PSC :
Working Area :
Field :
POD Type :
Legend :
White = Fill in
Yellow = Choose from the list
PSC :
Working Area :
Field :
POD Type :
COST OF
NO. PRODUCTION COST
YEAR 1 YEAR 2 YEAR 3 YEAR… TOTAL
1 DIRECT PRODUCTION EXPENSES - OIL
2 Oil Well Operations
3 Oil Production and Processing Facilities
4 Secondary Recovery Operations
5 Storage, Handling, Transportation, Delivery
6 Other Direct Production Expeses - Oil
7 Total Direct Production Expenses - Oil
8 DIRECT PRODUCTION EXPENSES - GAS
9 Gas Well Operations
10 Gas Production Facilities Operations
11 Gas Transportation
12 Other Direct Production Expeses - Gas
13 Total Direct Production Expenses - Gas
14 GAS PROCESSING
15 Gas Plant
16 Storage, Handling, Transportation, Delivery
17 Other Gas Proc. Exp (incl. Flaring cost)
18 Total Gas Processing
19 TOTAL PRODUCTION OPERATIONS
20 FIELD OFFICE, SVCS. AND GENERAL ADMIN.
21 General and Administration
22 Total Field Office, Svcs. And General
23 TOTAL PRODUCTION EXPENSES
24 ALLOCATED TO OIL OPERATIONS
25 ALLOCATED TO GAS OPERATIONS
Legend :
White = Fill in
Yellow = Choose from the list
Lampiran 5
Form Keekonomian
WK Eksisting
(baseline)
WK Eksisting Incremental
No. Parameter Satuan +
(baseline) (Usulan POD)
Incremental
(Usulan POD)
1 Produksi Minyak/Kondensat MMSTB
2 Harga Minyak/Kondensat (WAP) US$/BBL
3 Produksi Gas TBTU
4 Harga Gas (WAP) US$/MMBTU
5 Lama Produksi Tahun
6 Gross Revenue MUS$
7 FTP MUS$
· Contr. FTP MUS$
· Gov. FTP MUS$
8 Investasi MUS$
· Intangible MUS$
· Tangible MUS$
9 Insentif (jika ada) MUS$
· Investment Credit MUS$
10 Total Biaya Operasi MUS$
· Biaya Operasi MUS$
· ASR MUS$
11 · Cost Recoverable MUS$
(% thd. Gross Revenue) %
· Unrecovered Cost MUS$
12 Equity to be Split MUS$
· Contr. Equity MUS$
· Gov. Equity MUS$
13 Contractor:
· Net Contractor Share MUS$
(% thd. Gross Rev.) %
· Contractor Net Cash Flow MUS$
(NCF)(% thd. Gross Rev.) %
· IRR %
· NPV@10% MUS$
· POT year
14 Pemerintah:
· FTP MUS$
· Equity MUS$
· Net DMO MUS$
· Tax MUS$
· Net Government Share MUS$
(% thd. Gross Rev.) %
*) Berlaku untuk POD dengan kondisi sebagai berikut:
- Masih terdapat unrecovered cost dalam WK eksisting
30,000
Contr NCF & Gov Take Profile 300,000
20,000 200,000
10,000 100,000
- -
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Contr CF PSC
(10,000) (M$) (100,000)
Gov Take PSC
(M$)
(20,000) Cum Contr CF PSC (M$) (200,000)
Cum Gov Take (M$)
(30,000) (300,000)
(40,000) (400,000)
(M$)
18,000 Net DMO
16,613
16,594
(M$)
16,365
14,000
13,050
12,000 (M$)
Cash Flow (M$)
10,967
9,877
10,000
8,890
7,998
8,000
7,191
6,461
5,801
6,000
4,000
2,000
1,361
813
117
-
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Lampiran 6
Ilustrasi Klasifikasi POD, POD Selanjutnya dan POP
Keterangan:
Lapangan P, Q, R, S, berada di WK A.
Lapangan U dan V berada di WK B.
Lapangan U dan lapangan Q mempunyai fasilitas lebih yang dapat dimanfaatkan
Lapangan S.
Lapangan W berada di WK A dan WK B, memerlukan unitisasi.
POD I di Lapangan P sebagai Lapangan pertama, pada Formasi/Reservoir X dan Y.
POD Selanjutnya Lapangan P termasuk Formasi/Reservoir Z.
POD Selanjutnya di Lapangan R sebagai Lapangan kedua di WK A sesudah P.
POP di Lapangan S, memanfatkan fasilitas Lapangan U atau fasilitas lain disekitarnya.
X, Y, Z adalah Formasi/Reservoir dari lapangan P.
Lampiran 7
Laporan Monitoring POD I/POD Selanjutnya/POP