Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka penulisan makalah ini
bertujuan untuk membahas tentang bukti audit, diantaranya adalah berbagai tipe yang harus
diperoleh auditor dalam auditnya, faktor yang harus diperhatikan oleh auditor dalam proses
pengumpulan bukti audit, serta berbagai pengambilan keputusan yang harus dilakukan oleh
auditor dalam pengumpulan bukti audit.
3. Konfirmasi
Merupakan bentuk penyelidikan yang memungkinkan auditor memperoleh informasi secara
langsung. Prosedur yang biasa ditempuh oleh auditor adalah:
a. Auditor meminta dari klien untuk menanyakan informasi tertentu kepada pihak luar.
b. Klien meminta kepada pihak luar yang ditunjuk oleh auditor untuk memberikan jawaban
langsung kepada auditor mengenaai informasi.
c. Auditor menerima jawaban langsung dari pihak ketiga tersebut.
5. Penelusuran (tracing)
Auditor melakukan penelusuran informasi sejak mula-mula data tersebut direkam pertama kali
dalam dokumen, dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data tersebut dalam proses akuntansi.
Contoh: pemeriksaan terhadap transaksi penjualan yang dimulai oleh auditor dengan memeriksa
informasi dalam surat order dari customer, laporan pengiriman barang, faktur penjualan, dan
jurnal penjualan. Tujuannya untuk menentukan ketelitian dan kelengkapan catatan akuntansi.
7. Penghitungan (counting)
Prosedur ini meliputi: (1) Penghitungan fisik terhadap sumber daya terwujud seperti kas atau
sediaan di tangan, dan (2) pertanggungjawaban semua formulir bernomor urut tercetak.
Penghitungan fisik ini digunakan untuk mengevaluasi bukti fisik kuantitas yang ada di tangan,
sedangkan pertanggungjawaban formulir bernomor urut tercetak digunakan untuk mengevaluasi
bukti documenter yang mendukung kelengkapan catatan akuntansi.
8. Scanning
Merupakan review secara cepat terhadap dokumen, catatan dan daftar untuk mendeteksi unsur-
unsur yang tampak tidak biasa yang memerlukan penyelidikan lebih mendalam.
2.6 Keputusan Yang Harus Diambil Oleh Auditor Berkaitan Dengan Bukti Audit
1. Penentuan prosedur audit yang akan digunakan Untuk mengumpulkan bukti audit, auditor
mengunakan prosedur audit. Contoh prosedur audit disajikan berikut ini.
Hitung penerimaan kas yang belum disetor pada tanggal neraca dan awasi uang kas
tersebut sampai dengan saat penyetoran ke bank.
Mintalah cut-off bank statement dari bank kira-kira untuk jangka waktu dua minggu
setelah tanggal neraca.
Lakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan yang diselenggarakan oleh
klien.
2. Penentuan Besarnya Sampel
3.1 KESIMPULAN
Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain
yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk
menyatakan pendapatnya. Standar pekerjaan lapangan ketiga mewajibkan auditor untuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten sebagai dasar untuk menyatakan pendapat
atas laporan keuangan yang diauditnya. Isi standar tersebut adalah sebagai berikut: “Bukti
kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, tanya jawab, dan
konfirmasi sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diperiksa.”
Cukup atau tidaknya bukti audit menyangkut kuantitas bukti yang harus diperoleh auditor
dalam auditnya,sedangkan kompetensi bukti audit menyangkut kualitas atau keandalan bukti
yang dipengaruhi oleh tiga faktor berikut ini: sumber bukti, pengendalian intern, dan cara untuk
memperoleh bukti.
Ada delapan tipe bukti audit yang harus diperoleh auditor dalam auditnya: pengendalian
intern, bukti fisik, bukti dokumenter, catatan akuntansi, perhitungan, bukti lisan, perbandingan
dan ratio, serta bukti dari spesialis.Untuk memperoleh bukti audit, auditor melaksanakan
prosedur audit yang merupakan instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu
yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Prosedur audit yang dipakai oleh auditor
untuk memperoleh bukti audit adalah inspeksi, pengamatan, wawancara, konfirmasi,
penelusuran, pemeriksaan bukti, pendukung, penghitungan dan scanning.
Dalam situasi tertentu, resiko terjadinya kesalahan dan penyajian yang salah dalam akun dan
laporan keuangan jauh lebih besar dibandingkan dengan situasi yang biasa. Oleh karena itu
auditor harus waspada jika menghadapi situasi audit yang mengandung resiko besar seperti
contoh berikut ini: pengendalian intern yang lemah, kondisi keuangan yang tidak sehat,
manajemen yang tidak dapat dipercaya, penggantian auditor publik yang dilakukan oleh klien
tanpa alasan yang jelas, perubahan tarif atau peraturan pajak atas laba, usaha yang bersifat
spekulatif, dan transaksi perusahaan yang kompleks. Kewaspadaan ini perlu dimiliki oleh
3.2 SARAN
Dalam penulisan makalah ini penulis meminta kritik dan saran bagi pembaca terutama
pada dosen mata Kuliah, karena di dalam penulisan makalah ini penulis masih merasa banyak
terdapat kekurangan dan kekeliruan. Bak kata pepatah ‘tidak ada gading yang tidak retak’. Oleh
karena saran dan kritik sangat diperlukan untuk kemajuan penulis dalam menulis makalah
selanjutnya.
1. http://zetzu.blogspot.co.id/2012/06/bukti-audit-serta-prosedur-dan.html
2. http://rahman8194.blogspot.co.id/2013/11/bukti-audit-kertas-kerja.html
3. https://fitrirahmayanti99.wordpress.com/2013/07/11/rangkuman-chapter-6-bukti-audit-
tujuan-audit-program-audit-dan-kertas-kerja/
4. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dhyah%20Setyorini,%20M.Si.,%20Ak
./4.%20Bukti%20Audit.pdf
5. http://deezona.blogspot.co.id/2014/03/bukti-audit-prosedur-dan-dokumentasi.html
6. https://id.wikipedia.org/wiki/Bukti_audit
7. http://supriakuntansisy.blogspot.co.id/2011/05/bukti-audit.html
8. http://risalahakuntansi.blogspot.co.id/2014/06/makalah-kompetensi-bukti-audit.html
9. http://eva-nurpitasari.blogspot.co.id/2012/06/bukti-audit.html