Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Berikut ilustrasi organ yang diserang oleh organisme penyebab IO beserta nama
penyakitnya:
2.2.2 Jenis – Jenis Infeksi Opportunistik
Ada beberapa jenis IO yang paling umum, yaitu :
2.2.2.1 Kandidiasis (Thrush)
Kandidiasis adalah infeksi oportunistik yang sangat umum pada orang
dengan HIV. Infeksi ini disebabkan oleh sejenis jamur yang umum, yang disebut
kandida. Jamur ini, semacam ragi, ditemukan di tubuh kebanyakan orang. Sistim
kekebalan tubuh yang sehat dapat mengendalikan jamur ini. Jamur ini biasa
menyebabkan penyakit pada mulut, tenggorokan dan vagina. Infeksi oportunistik
ini dapat terjadi beberapa bulan atau tahun sebelum infeksi oportunistik lain
yang lebih berat. Pada mulut, penyakit ini disebut thrush.
Bila infeksi menyebar lebih dalam pada tenggorokan, penyakit yang timbul
disebut esofagitis. Gejalanya adalah gumpalan putih kecil seperti busa, atau
bintik merah. Penyakit ini dapat menyebabkan sakit tenggorokan, sulit menelan,
mual, dan hilang nafsu makan. Kandidiasis berbeda dengan sariawan, walaupun
orang awan sering menyebutnya sebagai sariawan. Kandidiasis pada vagina
disebut vaginitis. Penyakit ini sangat umum ditemukan. Gejala vaginitis
termasuk gatal, rasa bakar dan keluarnya cairan kental putih.
Salah satu kandidiasis yang sering pada manusia yang IO adalah
Kandidiasis Esofagus, yakni disebabkan oleh infeksi akibat organisme Candida
Albicans. Terserang saat kondisi tubuh dengan konsisi CD4 < 200. Berikut
gejala klinis dari Kandidiasis Esofagus antara lain :
a. disfagia, nyeri retrosternal
b. odynofagi
c. oral thrush 50 - 90%
d. endoskopi (ulcerasi dan plak)
Berikut gambar dari kandidiasis yang menyerang pada mulut dan
tenggorokan:
2.2.2.2 Virus Sitomegalia (CMV)
Virus sitomegalia (cytomegalovirus/CMV) adalah infeksi oportunistik.
Virus ini sangat umum. Antara 50 persen sampai 85 persen masyarakat Amerika
Serikat adalah CMV-positif waktu mereka berusia 40 tahun. Statistik untuk
Indonesia belum diketahui.
Sistem kekebalan tubuh yang sehat menahan virus ini agar tidak
mengakibatkan penyakit. Waktu pertahanan kekebalan menjadi lemah, CMV
dapat menyerang beberapa bagian tubuh. Kelemahan tersebut dapat disebabkan
oleh bebagai penyakit termasuk HIV. Terapi antiretroviral (ART) sudah
mengurangi angka penyakit CMV pada Odha sampai dengan 75 persen. Namun,
kurang-lebih 5 persen Odha masih mengembangkan CMV.
Penyakit yang paling lazim disebabkan CMV adalah retinitis. Penyakit ini
adalah kematian sel pada retina, bagian belakang mata. Ini secara cepat dapat
menyebabkan kebutaan jika tidak diobati. CMV dapat menyebar ke seluruh
tubuh dan menginfeksikan beberapa organ sekaligus. Risiko CMV tertinggi
waktu jumlah CD4 di bawah 50.
CMV jarang terjadi dengan jumlah CD4 di atas 100. Tanda pertama retinitis
CMV adalahmasalah penglihatan seperti titik hitam yang bergerak. Ini disebut
'floater' (katung-katung) dan mungkin menunjukkan adanya radang pada retina.
Anda juga mungkin akan melihat cahaya kilat, penglihatan yang kurang atau
terdistorsi, atau titik buta.
Beberapa dokter mengusulkan pemeriksaan mata untuk mengetahui adanya
retinitis CMV. Pemeriksaan ini dilaksanakan oleh ahli mata. Jika jumlah CD4
anda dibawah 200 dan anda mengalami masalah penglihatan apa saja, sebaiknya
anda langsung menghubungi dokter.
Beberapa Odha yang baru saja mulai memakai ART dapat mengalami
radang dalam mata, yang menyebabkan kehilangan penglihatan. Masalah ini
disebabkan oleh sindrom pemulihan kekebalan. Sebuah penelitian baru
beranggapan bahwa orang dengan CMV aktif lebih mudah menularkan HIV-nya
pada orang lain.
Berikut gejalan klinis retinitis karena CMV :
– Gangguan lapangan pandang
– Bintik bergerak (floater)
– Pandangan kabur
– Penurunan visus dengan cepat
– Biasanya unilateral, jika tdk diobati akan mengenai 2 mata
Diagnosis dari retinitis karena CMV adalah Gambaran khas fundoskopi
pada ODHA.
Berikut gambar dari retinitis karena CMV:
2.2.2.5 Toksoplasmosis
Toksoplasmosis (tokso) adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit
Toxoplasma gondii. Parasit hidup dalam organisme hidup lain (induknya) dan
mengambil semua nutrisi dari induknya. Parasit tokso sangat umum ditemukan
pada tinja kucing, sayuran mentah dan tanah. Kuman ini juga umumnya ditemu
dalam daging mentah, terutama daging babi, kambing dan rusa. Parasit tersebut
dapat masuk ke tubuh waktu anda menghirup debu. Hingga 50 persen penduduk
terinfeksi tokso. Sistim kekebalan tubuh yang sehat dapat mencegah agar tokso
tidak mengakibatkan penyakit ini. Tokso tampaknya tidak menular dari manusia
ke manusia.
Penyakit yang paling umum diakibatkan tokso adalah infeksi pada otak
(ensefalitis). Tokso juga dapat menginfeksikan bagian tubuh lain. Tokso dapat
menyebabkan koma dan kematian. Risiko tokso paling tinggi waktu jumlah CD4
di bawah 100. Gejala pertama tokso termasuk demam, kekacauan, kepala nyeri,
disorientasi, perubahan pada kepribadian, gemetaran dan kejang-kejang. Tokso
biasanya didiagnosis dengan tes antibodi terhadap T. gondii. Perempuan hamil
dengan infeksi tokso juga dapat menularkannya pada bayinya.
Tes antibodi tokso menunjukkan apakah anda terinfeksi tokso. Hasil positif
bukan berarti anda menderita penyakit ensefalitis tokso. Namun, hasil tes negatif
berarti anda tidak terinfeksi tokso. Pengamatan otak (brain scan) dengan
computerized tomography (CT scan) atau magnetic resonance imaging (MRI
scan) juga dipakai untuk mendiagnosis tokso. CT scan untuk tokso dapat mirip
dengan pengamatan untuk infeksi oportunistik yang lain. MRI scan lebih peka
dan mempermudah diagnosis tokso.
Berikut gambar dari otak terinfeksi tokso :