Вы находитесь на странице: 1из 17

LAPORAN KASUS 4

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK

Oleh:

KELOMPOK 2
Siti Hartina Indah C111 13 563
Nurul Magfirah Rusli Sumara C111 13 564
Ajeng Dwi Riani C111 13 566
Reza Anshari Darwis C111 13 568
Ininnawa Tenriawaru C111 13 573
Annas Zulfakhri Abidin C111 13 574

RESIDEN PEMBIMBING:
dr. Hasan Nyambe, M. Med. Ed.

DEPARTEMEN PULMONOLOGI DAN RESPIRASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
BAB 1
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS

Nama : Tn. Amir Arsyad


Tanggal Lahir : 22-09-1955
Usia : 62 Tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
No. Rekam Medik : 072132
Tanggal Masuk : 07-09-2017
Ruangan : RSP-UH Lt. 4

B. RIWAYAT PENYAKIT (07/09/2017)

Anamnesis
Keluhan Utama: Sesak napas

Anamnesis Terpimpin:
Dialami sejak 2 bulan lalu, terus menerus, memberat sejak 3 hari terakhir. Disaat bersamaan
juga batuk sejak 2 bulan yang lalu, berlendir putih, kadang hijau. Ada bersin-bersin sejak 3
hari yang lalu. Keluhan disertai berat dada sebelah kanan, rasa seperti tertekan. Keluhan tidak
diikuti demam, tidak ada keringat malam. Nafsu makan baik tanpa disertai penurunan berat
badan. Riwayat BAK kesan tidak lancar, kuning, tidak puas saat berkemih, pernah muncul
nyeri, sekarang terpasang kateter. BAB biasa lancar.

Riwayat penyakit dahulu:


 Riwayat dirawat di RS UNHAS dengan keluhan yang sama, didiagnosis bronchitis
pada Juli 2017
 Riwayat minum obat Ventolin selama ± 6tahun
 Riwayat penyakit DMT2, hipertensi, dan penyakit jantung disangkal

Riwayat Keluarga
 Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal

Riwayat Psikososial
 Riwayat merokok ada, 12 batang/hari selama ± 40 tahun (indeks brinkman: 480 batang
= perokok sedang).
 Riwayat konsumsi alkohol tidak ada
 Riwayat kontak penderita batuk lama/konsumsi OAT disangkal

Riwayat Imunisasi
• Tidak diketahui
• Riwayat alergi tidak ada
Pemeriksaan Fisis
Keadaan umum : Sakit sedang /Gizi Baik/ GCS=15 (E4M6V5,compos mentis)
Berat badan : 50 kg
Tinggi badan : 162 cm
Indeks massa tubuh : 20,56 kg /m2

Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Denyut jantung : 80 x/menit, reguler, kuat angkat
Frekuensi pernafasan : 25 x/mnt
Suhu Tubuh : 36,5 °C

Kepala : Normosefal
Mata : Konjungtiva anemis tidak ada, Ikterus tidak ada, udem palpebra tidak ada
Pupil : Isokor, diameter 0,25 mm, refleks cahaya ada, kesan normal
Telinga : Otorrhea tidak ada
Hidung : Rhinorrhea tidak ada
Mulut : Tidak kering, lidah kotor tidak ada
Leher : JVP +0 cmH2O, pembesaran kelenjar limfe tidak ada

Paru-paru
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan. Pergerakan asimetris, hemithorax dextra tertinggal.
Palpasi : Vokal Fremitus simetris kiri dan kanan, nyeri tekan tidak ada, sela iga
melebar di hemithorax dextra.
Perkusi : Hipersonor di hemithorax dextra, sonor di hemithorax sinistra
Auskultasi : Bronkovesicular, Rhonchi ada di mediobasal kedua hemithorax, wheezing
ada pada basal kedua hemithorax.

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : thrill tidak teraba
Perkusi : Batas atas jantung ICS II sinistra
Batas kanan jantung ICS IV linea parasternalis dextra
Batas kiri jantung ICS V linea axillaris anterior sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung = S I/II murni,regular, murmur tidak ada,tidak ada bising

Abdomen
Inspeksi : datar, ikut gerak nafas
Auskultasi : Peristaltik ada, kesan normal
Palpasi : Hepar tidak teraba, limpa tidak teraba, nyeri tekan tidak ada
Perkusi : Timpani, normal

Ekstremitas
Akral hangat
Edema tidak ada
Sianosis tidak ada

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 8 juli 2017
TEST RESULT NORMAL VALUE

WBC 12,20 x 10^3/uL 4.0 -10.0 X 10^3

RBC 3,98 X 10^6/uL 4.0 - 6.0 X 106

HGB 12.0 g/dL 12 - 16

PLT 263 X 10^3/uL 150 – 400x 103/uL

NEUT 86.6 % 52 - 75%


MONO 6,3% 2–8%
EO 0,5% 1 – 3%
LYM 6.5% 20 - 40%
TUMOR MARKER PSA 13,27 0,00 – 4,00 ng/Ml
TLC 793 >1200 /mm3

SGOT 15 u/L <35

SGPT 13 u/L <45

Na 143 136 – 145


K 3,2 3,5 – 5,1
Cl 98 97 - 111
Foto Thoraks di RS Wahidin Sudirohusodo (07/09/2017):

Interpretasi:
Berdasarkan standar kelayakan foto, foto dinyatakan layak baca oleh karena
dilengkapi dengan identitas dan penanda sisi (marker). identitas pasien terdiri dari nama
pasien, usia, jenis kelamin, nomor rekam medik, tanggal pengambilan foto serta posisi
pengambilan foto.

Pada kesan umum, terlihat gambaran tulang clavicula tampak datar, terlihat adanya
bayangan tulang scapula di sisi lateral dan gambaran udara pada gaster. jarak antar tulang iga
tampak melebar pada hemithorax dextra, pada tampakan tulang belakang, processus spinosus
terlihat hingga setinggi vertebra thoracal 7 (menandakan bahwa pajanan sinar yang terlalu
kuat) sedangkan sinus costophrenicus tampak lancip.

Pada pada penilaian alignment, bone, connective tissue dan soft tissue, diketahui
bahwa posisi vertebra dalam batas normal, ditemukan adanya tanda deviasi trachea ke arah
sinistra, tidak ditemukan kelainan pada kulit dan jaringan dibawah kulit dan tidak ditemukan
tanda kalsifikasi pada tulang. Pada organ jantung, hasil pengukuran CTI <50% yang
menandakan bahwa ukuran jantung normal, tidak ditemukan adanya tanda kelainan pada
aorta.
Pada organ paru, terlihat adanya bercak infiltrate pada lapangan atas kedua paru
disertai garis-garis fibrosis yang menarik kedua hilus dan bintik kalsifikasi didalamnya,
kedua sinus dan diafragma baik, tulang-tulang intak, jaringan lunak sekitar kesan baik.

Kesan :
• TB lama aktif lesi minimal

D. DIAGNOSIS KERJA
 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) eksaserbasi akut
 Suspek Benign Prostate Hypertrophy (BPH)

E. DAFTAR MASALAH

No Masalah Rencana Diagnostik Rencana Terapi


1 PPOK Eksaserbasi Akut - Pemeriksaan - IVFD NaCl 0,9 % 20
Spirometri tpm
S: - Analisis Gas - Oksigen via nasal
Sesak dialami sejak 2 bulan Darah canule 3L/menit
lalu, terus menerus, memberat - Sputum gram, - N-Ace 200 mg/8
sejak 3 hari terakhir. Disaat kultur, tes jam/inhalasi
bersamaan juga batuk sejak 2 - sensitivitas - Ventolin 1 respule/8
bulan yang lalu, berlendir - antibiotik - jam/inhalasi
putih, kadang hijau. Ada - Sputum M. Tb,
bersin-bersin sejak 3 hari - kultur, tes
yang lalu. Keluhan disertai - sensitivitas OAT
berat dada sebelah kanan,
rasa seperti tertekan.
Riwayat merokok ada ±
40tahun, 12batang/hari.
(Brinkman Index = 480,
sedang)
O:
Paru (Aspek Anterior)
Inspeksi :
Statis : Simetris kiri dan
kanan
Dinamis : Pergerakan dada
kanan tertinggal

Palpasi : Vocal fremitus


simetris kiri dan kanan. Sela
iga melebar pada hemithorax
dextra

Perkusi : Hipersonor pada


hemithorax dextra
Auskultasi:Bronkovesikuler.
Ronchi ada di mediobasal
kedua hemithorax
Wheezing pada basal kedua
hemithorax

Foto Thorax:
- TB lama aktif lesi
minimal
2 Susp/ Benign Prostate Hypertrophy - Monitoring - Pasang urinary catheter
S : Pasien ada riwayat BAK kesan output urin via - Konsul bedah urologi
tidak lancar, kuning, tidak puas saat
berkemih, pernah muncul nyeri, kateter
sekarang terpasang kateter. BAB - Urinalisis
biasa lancar.
O:
Abdomen
Inspeksi Datar, ikut gerak napas
Distensi tidak ada Auskultasi
Peristaltik ada, kesan
normal Palpasi Massa tidak teraba
Nyeri tekan tidak ada Hepar-lien
tidak teraba
Perkusi Timpani
Laboratorium
Tumor marker PSA : 13,27 U/L
Ultrasonografi
Kesan : Hipertrofi Prostat
BAB 2
DISKUSI

Follow up tanggal 8/09/2017

S = Sesak napas dialami sejak 2 bulan lalu, terus menerus, memberat sejak 3 hari terakhir.
Di saat bersamaan juga batuk sejak 2 bulan yang lalu, berlendir putih, kadang hijau. Ada
bersin-bersin sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai berat dada sebelah kanan, rasa seperti
tertekan. Keluhan tidak diikuti demam, tidak ada keringat malam. Nafsu makan baik tanpa
disertai penurunan berat badan. BAK kesan tidak lancar, kuning, tidak puas saat berkemih,
pernah muncul nyeri. BAB biasa lancar.

O=
BB : 50 kg
TB : 162 cm
IMT : 20,56 kg/m2
• Keadaaan umum : Sakit sedang / gizi cukup / compos mentis (E4V5M6)
• Tekanan darah : 130/70 mmHg
• Pernapasan : 24 x/ menit
• Nadi : 88x/menit
• Suhu : 36,50C

• Konjungtiva Anemia tidak ada, Sklera ikterus tidak ada


• Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada

• Thorax :
• Inspeksi :
Statis : Simetris kiri dan kanan
Dinamis : Pergerakan dada kanan tertinggal
• Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, vocal fremitus sama kiri dengan kanan, sela
iga melebar pada hemithorax dextra
• Perkusi : Hipersonor pada hemithorax dextra
• Auskultasi : Bunyi napas bronkovesikuler, ronchi ada di mediobasal kedua paru,
wheezing pada kedua basal hemithorax
• Jantung : Bunyi jantung I/II murni regular, bising tidak ada
• Abdomen : Peristaltik ada, kesan normal. Hepar, lien tak teraba

A=

• Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi akut


• Suspek Benign Prostate Hypertrophy (BPH)

P=
• IVFD NaCl 0,9 % 20 tpm
• Oksigen via nasal canule 3L/menit
• N-Ace 200 mg/8 jam/inhalasi
• Ventolin 1 respule/8 jam/inhalasi
• Ceftriaxone 2 gr/24 jam/intravena
• Harnal 0.2 mg//8 jam/oral
Follow up tanggal 09/09/2017

S = Sesak masih ada, berkurang. Batuk masih ada dan berdahak putih. Nyeri kadang
masih ada pada alat berkemih.

O=
Keadaaan umum : Sakit sedang / gizi cukup / Compos mentis (E4V5M6)
• Tekanan darah : 120/80 mmHg
• Pernapasan : 22 x/ menit
• Nadi : 90 x/menit
• Suhu : 37 0C

• Konjungtivitis anemis tidak ada


• Sklera ikterus tidak ada

• Thorax:
• Inspeksi :
Statis : Simetris kiri dan kanan
Dinamis : Pergerakan dada kanan tertinggal
• Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, vocal fremitus sama kiri dengan kanan, sela
iga melebar pada hemithorax dextra
• Perkusi : Hipersonor pada hemithorax dextra
• Auskultasi : Bunyi napas bronkovesikuler, ronchi ada di mediobasal kedua paru,
wheezing pada kedua basal hemithorax
• Jantung : Bunyi jantung I/II murni regular, bising tidak ada
• Abdomen : Peristaltik ada, kesan normal. Hepar, lien tak teraba

A=

• Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi akut


• Suspek Benign Prostate Hypertrophy (BPH)

P=
• IVFD NaCl 0,9 % 20 tpm
• Oksigen via nasal canule 3L/menit
• Combivent 1 respule/8 jam/inhalasi
• Codein 10 mg/8 jam/oral
• Ceftriaxone 2 gr/24 jam/intravena
• Harnal 0.2 mg//8 jam/oral

Follow up tanggal 11/09/2017

S = Sesak masih ada, sangat berkurang. Batuk kadang dan dahak berkurang. Nyeri kadang
masih ada pada alat berkemih.

O=
Keadaaan umum : Sakit sedang / gizi cukup / Compos mentis (E4V5M6)
• Tekanan darah : 120/80 mmHg
• Pernapasan : 20 x/ menit
• Nadi : 72 x/menit
• Suhu : 36,7 0C

• Konjungtivitis anemis tidak ada


• Sklera ikterus tidak ada
• Thorax:
• Inspeksi :
Statis : Simetris kiri dan kanan
Dinamis : Pergerakan dada kanan tertinggal
• Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, vocal fremitus sama kiri dengan kanan, sela
iga melebar pada hemithorax dextra
• Perkusi : Hipersonor pada hemithorax dextra
• Auskultasi : Bunyi napas vesikuler, ronchi ada di mediobasal
kedua paru, wheezing tidak ada
• Jantung : Bunyi jantung I/II murni regular, bising tidak ada
• Abdomen : Peristaltik ada, kesan normal. Hepar, lien tak teraba

A=
• Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi akut
• Suspek Benign Prostate Hypertrophy (BPH)

P=
• IVFD NaCl 0,9 % 20 tpm
• Oksigen via nasal canule 3L/menit
• Combivent 1 respule/8 jam/inhalasi
• Codein 10 mg/8 jam/oral
• Ceftriaxone 2 gr/24 jam/intravena
• Harnal 0.2 mg//8 jam/oral

Follow up tanggal 12/09/2017

S = Sesak masih ada, sangat berkurang. Batuk kadang dan dahak berkurang. Nyeri kadang
masih ada pada alat berkemih

O=
• Keadaaan umum : Sakit sedang / Gizi cukup / Compos mentis (E4V5M6)
• Tekanan darah : 120/80 mmHg
• Pernapasan : 18 x/ menit
• Nadi : 82 x/menit
• Suhu : 36,5 0C

• Konjungtivitis anemis tidak ada


• Sklera ikterus tidak ada

• Thorax:
• Inspeksi :
Statis : Simetris kiri dan kanan
Dinamis : Simetris kiri dan kanan
• Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, vocal fremitus sama kiri dengan kanan, sela
iga melebar pada hemithorax dextra
• Perkusi : Hipersonor pada hemithorax dextra
• Auskultasi : Bunyi napas vesikuler, ronchi ada di mediobasal
kedua paru, wheezing tidak ada
• Jantung : Bunyi jantung I/II murni regular, bising tidak ada
• Abdomen : Peristaltik ada, kesan normal. Hepar, lien tak teraba

A=
• Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi akut, Perbaikan
• Suspek Benign Prostate Hypertrophy (BPH)

P=
• IVFD NaCl 0,9 % 20 tpm
• Oksigen via nasal canule 3L/menit
• Ventolin 1 flac/8 jam/inhalasi
• Codein 10 mg/8 jam/oral
• Ceftriaxone 2 gr/24 jam/intravena
• Harnal 0.2 mg//8 jam/oral

Follow up tanggal 14/09/2017

S = Sesak masih ada, sangat berkurang. Batuk kadang dan dahak berkurang. Nyeri kadang
masih ada pada alat berkemih

O=
• Keadaaan umum : Sakit sedang / gizi cukup / Compos mentis (E4V5M6)
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Pernapasan : 18 x/ menit
• Nadi : 85 x/menit
• Suhu : 36,5 0C

• Konjungtivitis anemis tidak ada


• Sklera ikterus tidak ada

• Thorax:
• Inspeksi :
Statis : Simetris kiri dan kanan
Dinamis : Simetris kiri dan kanan
• Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, vocal fremitus sama kiri dengan kanan, sela
iga melebar pada hemithorax dextra
• Perkusi : Hipersonor pada hemithorax dextra
• Auskultasi : Bunyi napas vesikuler, ronchi dan wheezing tidak ada
• Jantung : Bunyi jantung I/II murni regular, bising tidak ada
• Abdomen : Peristaltik ada, kesan normal. Hepar, lien tak teraba

A=
• Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi akut, Perbaikan
• Suspek Benign Prostate Hypertrophy (BPH)

P=
• IVFD NaCl 0,9 % 20 tpm
• Oksigen via nasal canule 3L/menit
• Ventolin 1 flac/8 jam/inhalasi
• Codein 10 mg/8 jam/oral
• Cefixime 200 mg/12 jam/intravena
• Harnal 0.2 mg//8 jam/oral

Follow up tanggal 16/09/2017

S = Sesak masih ada, sangat berkurang. Batuk kadang dan dahak berkurang. Nyeri kadang
masih ada pada alat berkemih

O=
• Keadaaan umum : Sakit sedang / gizi cukup / Compos mentis (E4V5M6)
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Pernapasan : 18 x/ menit
• Nadi : 85 x/menit
• Suhu : 36,5 0C

• Konjungtivitis anemis tidak ada


• Sklera ikterus tidak ada

• Thorax:
• Inspeksi :
Statis : Simetris kiri dan kanan
Dinamis : Simetris kiri dan kanan
• Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, vocal fremitus sama kiri dengan kanan, sela
iga melebar pada hemithorax dextra
• Perkusi : Hipersonor pada hemithorax dextra
• Auskultasi : Bunyi napas vesikuler, ronchi dan wheezing tidak ada
• Jantung : Bunyi jantung I/II murni regular, bising tidak ada
• Abdomen : Peristaltik ada, kesan normal. Hepar, lien tak teraba

A=
• Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi akut, Perbaikan
• Suspek Benign Prostate Hypertrophy (BPH)

P=
• IVFD NaCl 0,9 % 20 tpm
• Ventolin 1 flac/8 jam/inhalasi
• Codein 10 mg/8 jam/oral
• Cefixime 200 mg/12 jam/intravena
• Harnal 0.2 mg//8 jam/oral
BAB 3
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK
A. Definisi

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai
oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau
reversibel parsial. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya.
Bronkitis kronik merupakan kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik
berdahak minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut - turut,
tidak disebabkan penyakit lainnya.
Emfisema adalah suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga
udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli.

B. Etiologi

1. Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang terpenting, jauh
lebih penting dari faktor penyebab lainnya. Dalam pencatatan riwayat merokok perlu
diperhatikan :

a. Riwayat merokok

- Perokok aktif

- Perokok pasif

- Bekas perokok

b. Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian jumlah rata-
rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun :

- Ringan : 0-200

- Sedang : 200-600

- Berat : >600

2. Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja


3. Hipereaktiviti bronkus
4. Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang
5. Defisiensi antitripsin alfa - 1, umumnya jarang terdapat di Indonesia

C. Epidemiologi

Di Indonesia tidak ada data yang akurat tentang kekerapan PPOK. Pada Survai
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1986 asma, bronkitis kronik dan emfisema menduduki
peringkat ke - 5 sebagai penyebab kesakitan terbanyak dari 10 penyebab kesakitan utama.
SKRT Depkes RI 1992 menunjukkan angka kematian karena asma, bronkitis kronik dan
emfisema menduduki peringkat ke - 6 dari 10 penyebab tersering kematian di Indonesia.
Faktor yang berperan dalam peningkatan penyakit tersebut :

- Kebiasaan merokok yang masih tinggi (laki-laki di atas 15 tahun 60-70 %)


- Pertambahan penduduk
- Meningkatnya usia rata-rata penduduk dari 54 tahun pada tahun 1960-an menjadi
63 tahun pada tahun 1990-an
- Industrialisasi
- Polusi udara terutama di kota besar, di lokasi industri, dan di pertambangan

Di negara dengan prevalensi TB paru yang tinggi, terdapat sejumlah besar penderita
yang sembuh setelah pengobatan TB. Pada sebagian penderita, secara klinik timbul gejala
sesak terutama pada aktiviti, radiologik menunjukkan gambaran bekas TB (fibrotik,
klasifikasi) yang minimal, dan uji faal paru menunjukkan gambaran obstruksi jalan napas
yang tidak reversibel. Kelompok penderita tersebut dimasukkan dalam kategori penyakit
Sindrom Obstruksi Pascatuberkulosis (SOPT).

Fasiliti pelayanan kesehatan di Indonesia yang bertumpu di Puskesmas sampai di


rumah sakit pusat rujukan masih jauh dari fasiliti pelayanan untuk penyakit PPOK.
Disamping itu kompetensi sumber daya manusianya, peralatan standar untuk mendiagnosis
PPOK seperti spirometri hanya terdapat di rumah sakit besar saja, sering kali jauh dari
jangkauan Puskesmas.

Pencatatan Departemen Kesehatan tidak mencantumkan PPOK sebagai penyakit yang


dicatat. Karena itu perlu sebuah Pedoman Penatalaksanaan PPOK untuk segera
disosialisasikan baik untuk kalangan medis maupun masyarakat luas dalam upaya
pencegahan, diagnosis dini, penatalaksanaan yang rasional dan rehabilitasi.
D. Patofisiologi

Hambatan aliran udara merupakan perubahan fisiologi utama pada PPOK yang
diakibatkan oleh adanya perubahan yang khas pada saluran nafas bagian proksimal, perifer,
parenkim dan vaskularisasi paru yang dikarenakanadanya suatu inflamasi yang kronik dan
perubahan struktural pada paru. Terjadinya peningkatan penebalan pada saluran nafas kecil
dengan peningkatan formasi folikel limfoid dan deposisi kolagen dalam dinding luar
salurannafas mengakibatkan restriksi pembukaan jalan nafas. Lumen saluran nafas kecil
berkurangakibat penebalan mukosa yang mengandung eksudat inflamasi, yang meningkat
sesuai berat sakit.
Dalam keadaan normal radikal bebas dan antioksidan berada dalam keadaan
seimbang. Apabila terjadi gangguan keseimbangan maka akan terjadi kerusakan di paru.
Radikal bebas mempunyai peranan besar menimbulkan kerusakan sel dan menjadi dasar dari
berbagai macam penyakit paru.
Pengaruh gas polutan dapat menyebabkan stress oksidan, selanjutnya akan
menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid selanjutnya akan menimbulkan
kerusakan sel daninflamasi. Proses inflamasi akan mengaktifkan sel makrofag alveolar,
aktivasi sel tersebut akan menyebabkan dilepaskannya faktor kemotataktik neutrofil seperti
interleukin 8 dan leukotriene B4, tumor necrosis factor (TNF), monocyte chemotactic peptide
(MCP)-1 dan reactive oxygen species (ROS). Faktor-faktor tersebut akan merangsang
neutrofil melepaskan protease yang akanmerusak jaringan ikat parenkim paru sehingga
timbul kerusakan dinding alveolar danhipersekresi mukus. Rangsangan sel epitel akan
menyebabkan dilepaskannya limfosit CD8, selanjutnya terjadi kerusakan seperti proses
inflamasi. Pada keadaan normal terdapat keseimbangan antara oksidan dan antioksidan.
Enzim NADPH yang ada dipermukaan makrofag dan neutrophil akan mentransfer satu
elektron ke molekul oksigen menjadi anion superoksidadengan bantuan enzim superoksid
dismutase. Zat hidrogen peroksida (H2O2) yang toksik akandiubah menjadi OH dengan
menerima elektron dari ion feri menjadi ion fero, ion fero denganhalida akan diubah menjadi
anion hipohalida (HOCl).
Pengaruh radikal bebas yang berasal dari polusi udara dapat menginduksi batuk
kronis sehingga percabangan bronkus lebih mudah terinfeksi. Penurunan fungsi paru terjadi
sekunder setelah perubahan struktur saluran napas. Kerusakan struktur berupa destruksi
alveol yang menuju ke arah emfisema karena produksi radikal bebas yang berlebihan oleh
leukosit dan polusi dan asap rokok.
E. Manifestasi klinis

a. Anamnesis

- Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan
- Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
- Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
- Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan lahir rendah
(BBLR), infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara
- Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
- Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi

b. Pemeriksaan fisis

PPOK dini umumnya tidak ada kelainan

 Inspeksi

- Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu)


- Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding)
- Penggunaan otot bantu napas
- Hipertropi otot bantu napas
- Pelebaran sela iga
- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis leher dan
edema tungkai
- Penampilan pink puffer atau blue bloater

 Palpasi

Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar

 Perkusi

- Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma


rendah, hepar terdorong ke bawah

 Auskultasi
- Suara napas vesikuler normal, atau melemah
- Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi
paksa
- Ekspirasi memanjang
- Bunyi jantung terdengar jauh

F. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan :
- Mengurangi gejala
- Mencegah eksaserbasi berulang
- Memperbaiki dan mencegah penurunan faal paru
- Meningkatkan kualiti hidup penderita

Penatalaksanaan secara umum PPOK meliputi :

1. Edukasi
2. Obat – obatan
3. Terapi oksigen
4. Ventilasi mekanik
5. Nutrisi
6. Rehabilitasi

G. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada PPOK adalah :
1. Gagal napas
Gagal napas kronik
Gagal napas akut pada gagal napas kronik
2. Infeksi berulang
3. Kor pulmonal

H. Prognosis
Malam

Вам также может понравиться