Вы находитесь на странице: 1из 4

2.

6 Aplikasi Perilaku Organisasi terhadap Emosi dan Suasana Hati

Bagaimana mengetahui bahwa emosi dan suasana hati dapat meningkatkan kemampuan
kita dalam menjelaskan dan memperkirakan proses seleksi di dalam organisasi, pengambilam
keputusan, kreatifitas, motivasi, kepemimpinan, konflik interpersonal, negosiasi, layanan
pelanggan, sikap kerja, dan perilaku menyimpang dalam tempat kerja.

Seleksi

Pengusaha harus mempertimbangkan kecerdasan emosional faktor dalam mempekerjakan


karyawan, khususnya untuk pekerjaan yang memiliki level tingkat tinggi dan dituntut untuk
berinteraksi sosial.

Pengambilan Keputusan

Suasana hati dan emosi yang positif membantu seseorang untuk mengambil keputusan
yang baik. Orang-orang dalam suasana hati baik atau mengalami emosi positif lebih mungkin
untuk menggunakan pengalaman untuk membantu mengambil keputusan dengan cepat.
Emosi positif juga meningkatkan keahlian memecahkan masalah sehingga seseorang dapat
menemukan solusi-solusi masalah yang lebih baik. Sedangkan, orang-orang depresi lebih
lama dalam memproses informasi dan cenderung memilih semua opsi yang sempurna,
padahal solusi sempurna itu jarang ada.

Kreativitas

Seseorang yang dengan suasana hati baik cenderug kreatif daripada seseorang dengan
suasana hati buruk. Mereka menghasilkan banyak ide dan pilihan, dan yang lain berpikir ide
mereka rasional. Suasana hati yang baik atau positif dan umpan balik yang baik dari
perusahaan dapat meningkatkan kreativitas pekerja. Para pekerja akan lebih banyak memiliki
ide-ide yang bagus jika emosi dan suasana hati atau moods para pekerja tersebut baik.
Suasana hati yang baik membuat pikiran para pekerja menjadi lebih fleksible dan terbuka
dalam berkreasi.

Motivasi
Umpan balik kinerja-baik nyata maupun palsu-memengaruhi suasana hati pekerja yang
kemudian memengaruhi motivasi mereka. Umpan balik positif lebih jauh menananmkan
suasana hati positif yang dapat membuat orang berkinerja lebih baik lagi, dan seterusnya.
Studi lainnya mengamati suasana hati Agen Penjualan Asuransi. Agen dalam suasana hati
baik didapati lebih membantu terhadap rekan kerjanya dan juga merasa lebih baik tentang
diri mereka. Faktor ini kemudian mengarahkan pada kinerja superior dalam bentuk pilihan
penjualan lebih tinggi dan laporan kinerja yang lebih baik dari atasan.

Kepemimpinan

Kepemimpinan yang efektif bergantung pada daya tarik emosional untuk membantu
menyampaikan pesannya. Ekspresi dari emosi dalam berbicara sering kali merupakan elemen
kritis yang membuat seseorang menerima atau menolak pesan pemimpin. Menjadi seorang
pemimpin harus memiliki emosi yang baik, karena emosi yang baik membantu
menyampaikan pesan lebih efektif. Dengan membangkitkan emosi dan mengaitkan mereka
dengan visi yang menarik, para pemimpin meningkatkan kemungkinan bahwa manajer dan
pekerja akan menerima perubahan. Para pemimpin yang fokus pada sasaran-sasaran
inspirasional juga menghasilkan optimisme yang lebih tinggi dan antusiasme dalam pekerja,
yang berujung pada interaksi sosial yang lebih positif dengan rekan kerja dan pelanggan.
Orang yang memiliki emosi yang positif dapat lebih mudah menerima perubahan.

Negosiasi

Negosiasi adalah sebuah proses emosional. Amarah negosiator seharusnya digunakan


secara selektif dalam negosiasi; negosiator yang marah dan memiliki informasi atau kekuatan
yang kurang dibanding lawannya memiliki hasil yang lebih baik secara signifkan. Jelas
tampak bahwa individu yang lebih berkuasa dengan informasi yang lebih baik akan kurang
bersedia untuk berbagi informasi atau bertemu dengan lawan yang marah di tegah-tengah
negosiasi. Emosi yang buruk dapat mengganggu kinerja negosiator. Sebaliknya, emosi yang
baik dapat memperlancar jalannya negosiasi karena masing-masing pihak lebih tenang dan
sabar dalam bernegosiasi. Emosi yang buruk menyebabkan negosiasi menjadi tidak efektif.
Sebuah studi tahun 2005 menemukan bahwa seseorang yang menderita kerusakan pada pusat
emosi di otaknya bisa menjadi negosiator terbaik karena mereka tidak mungkin lebih
membenarkan saat dihadapkan dengan hasil negatif

Layanan Pelanggan

Status emosional pekerja memengaruhi layanan pelanggan, yang memengaruhi tingkat


bisnis pengulangan dan kepuasan pelanggan. Memberikan layanan pelanggan berkualitas
tinggi menuntut pekerja seringkalu menemoatkan mereka pada situasi disonansi emosi.
Disonasi emosi jangka panjang adalah prediktor keletihan pekerjaan, menurunnya kinerja
dan kepuasan kerja yang lebih rendah. Pelanggan "menangkap" emosi dari karyawan, apabila
karyawan melayani dengan sikap dan emosi yang baik, maka para pelanggan juga akan
merasakan suasana hati dan emosi yang baik, namun apabila karyawan melayani pelanggan
dengan sikap dan emosi yang buruk maka pelanggan akan juga memiliki suasana hati yang
buruk dan cenderung memiliki emosi yang buruk, hal ini disebut emotional contagion atau
penularan emosi. Studi mengindikasikan sebuah efek yang cocok antara emosi pekerja dan
pelanggan yang disebut penularan emosi (proses dimana emosi orang disebabkan oleh emosi
orang lain).

Sikap Kerja

Beberapa studi menunjukkan bahwa sesorang yang memiliki hari baik di tempat kerja
cenderung berada dalam suasana lebih baik ketika dirumah, dan demikian sebaliknya. Orang-
orang yang mengalami hari yang stres di tempat kerja juga mengalami masalah untuk rileks
setelah pulang kerja. Emosi yang di dapat di tempat kerja bisa terbawa hingga pekerja
tersebut pulang kerumahnya, namun biasanya emosi tersebut juga jarang terbawa di tempat
kerja pada hari berikutnya

Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja

Siapapun yang telah menghabiskan banyak waktu di sebuah organisasi manyadari


seseorang serigkali berperilaku yang melanggar norma-norma yang ditetapkan dan
mengancam organisasi, anggota-anggotanya, atau keduanya. Misalnya, rasa iri adalah emosi
yang terjadi ketika seseorang tidak menyukai orang lain karena memiliki sesuatu yang
diinginkan seperti tugas yang lebih baik, kantor yang lebih luas, atau gaji yang lebih tinggi.
Seorang pekerja yang iri dapat menusuk pekerja lain dari belakang, secara negatif
mengganggu kesuksesan orang lain dan secara positif mengganggu pencapaiannya sendiri.
Mereka yang merasakan emosi negatif kemunginan terlibat dalam perilaku menyimpang di
tempat kerja. Tindakan yang melanggar norma-norma dan mengancam anggota atau
organisasi disebut penyimpangan karyawan .

Keselamatan dan Cedera di Tempat Kerja

Riset yang menghubungkan afektivitas negatif pada meningkatnya cedera di tempat kerja
menyatakan bahwa pemberi kerja dapat meningkatkan kesehatan dan keselamatan (dan
mengurangi biaya) dengan menjamin pekerja tidak terlibat dalam aktivitas yang berpotensi
bahaya ketika berada dalam suasana hati buruk. Suasana hati buruk dapat berkontribusi pada
kejadian cidera ditempat kerja dengan beberapa cara. Individu dalam suasana hati yang buruk
cenderung lebih cemas yang dapat membuat mereka kurang dapat menyesuaikan diri dengan
potensi berbahaya. Seseorang yang selalu takut akan lebih pesimis mengenai efektivitas
pencegahan keselamatan karena ia merasa ia bagaimanapun akan cedera atau mungkin akan
panik dan mematung ketika dihadapkan pada situasi yang mengancam. Suasana hati negatif
juga membuat orang lebih gampang dialihlkan, dan pengalihan kelas-jelas hanya dapat
mengarah pada perilaku ceroboh.

Bagaimana Manajer dapat Mempengaruhi Suasana Hati

Manajer dapat menggunakan humor dan memberikan kepada pegawainya penghargaan


kecil untuk pekerjaan yang telah dilakukan dengan baik. Dan ketika pemimpin sedang dalam
keaadaan yang baik, anggota kelompok akan menjadi lebih positif, dan hasilnya mereka akan
bekerjasama dengan lebih baik. Memilih anggota tim yang positif dapat memberikan efek
yang positif karena engergi positif mengalir di antara anggota. Dengan demikian, sangat
masuk akal bagi para manajer untuk memilih anggota tim yang memiliki suasana hati positif.

Вам также может понравиться