Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Bagaimana mengetahui bahwa emosi dan suasana hati dapat meningkatkan kemampuan
kita dalam menjelaskan dan memperkirakan proses seleksi di dalam organisasi, pengambilam
keputusan, kreatifitas, motivasi, kepemimpinan, konflik interpersonal, negosiasi, layanan
pelanggan, sikap kerja, dan perilaku menyimpang dalam tempat kerja.
Seleksi
Pengambilan Keputusan
Suasana hati dan emosi yang positif membantu seseorang untuk mengambil keputusan
yang baik. Orang-orang dalam suasana hati baik atau mengalami emosi positif lebih mungkin
untuk menggunakan pengalaman untuk membantu mengambil keputusan dengan cepat.
Emosi positif juga meningkatkan keahlian memecahkan masalah sehingga seseorang dapat
menemukan solusi-solusi masalah yang lebih baik. Sedangkan, orang-orang depresi lebih
lama dalam memproses informasi dan cenderung memilih semua opsi yang sempurna,
padahal solusi sempurna itu jarang ada.
Kreativitas
Seseorang yang dengan suasana hati baik cenderug kreatif daripada seseorang dengan
suasana hati buruk. Mereka menghasilkan banyak ide dan pilihan, dan yang lain berpikir ide
mereka rasional. Suasana hati yang baik atau positif dan umpan balik yang baik dari
perusahaan dapat meningkatkan kreativitas pekerja. Para pekerja akan lebih banyak memiliki
ide-ide yang bagus jika emosi dan suasana hati atau moods para pekerja tersebut baik.
Suasana hati yang baik membuat pikiran para pekerja menjadi lebih fleksible dan terbuka
dalam berkreasi.
Motivasi
Umpan balik kinerja-baik nyata maupun palsu-memengaruhi suasana hati pekerja yang
kemudian memengaruhi motivasi mereka. Umpan balik positif lebih jauh menananmkan
suasana hati positif yang dapat membuat orang berkinerja lebih baik lagi, dan seterusnya.
Studi lainnya mengamati suasana hati Agen Penjualan Asuransi. Agen dalam suasana hati
baik didapati lebih membantu terhadap rekan kerjanya dan juga merasa lebih baik tentang
diri mereka. Faktor ini kemudian mengarahkan pada kinerja superior dalam bentuk pilihan
penjualan lebih tinggi dan laporan kinerja yang lebih baik dari atasan.
Kepemimpinan
Kepemimpinan yang efektif bergantung pada daya tarik emosional untuk membantu
menyampaikan pesannya. Ekspresi dari emosi dalam berbicara sering kali merupakan elemen
kritis yang membuat seseorang menerima atau menolak pesan pemimpin. Menjadi seorang
pemimpin harus memiliki emosi yang baik, karena emosi yang baik membantu
menyampaikan pesan lebih efektif. Dengan membangkitkan emosi dan mengaitkan mereka
dengan visi yang menarik, para pemimpin meningkatkan kemungkinan bahwa manajer dan
pekerja akan menerima perubahan. Para pemimpin yang fokus pada sasaran-sasaran
inspirasional juga menghasilkan optimisme yang lebih tinggi dan antusiasme dalam pekerja,
yang berujung pada interaksi sosial yang lebih positif dengan rekan kerja dan pelanggan.
Orang yang memiliki emosi yang positif dapat lebih mudah menerima perubahan.
Negosiasi
Layanan Pelanggan
Sikap Kerja
Beberapa studi menunjukkan bahwa sesorang yang memiliki hari baik di tempat kerja
cenderung berada dalam suasana lebih baik ketika dirumah, dan demikian sebaliknya. Orang-
orang yang mengalami hari yang stres di tempat kerja juga mengalami masalah untuk rileks
setelah pulang kerja. Emosi yang di dapat di tempat kerja bisa terbawa hingga pekerja
tersebut pulang kerumahnya, namun biasanya emosi tersebut juga jarang terbawa di tempat
kerja pada hari berikutnya
Riset yang menghubungkan afektivitas negatif pada meningkatnya cedera di tempat kerja
menyatakan bahwa pemberi kerja dapat meningkatkan kesehatan dan keselamatan (dan
mengurangi biaya) dengan menjamin pekerja tidak terlibat dalam aktivitas yang berpotensi
bahaya ketika berada dalam suasana hati buruk. Suasana hati buruk dapat berkontribusi pada
kejadian cidera ditempat kerja dengan beberapa cara. Individu dalam suasana hati yang buruk
cenderung lebih cemas yang dapat membuat mereka kurang dapat menyesuaikan diri dengan
potensi berbahaya. Seseorang yang selalu takut akan lebih pesimis mengenai efektivitas
pencegahan keselamatan karena ia merasa ia bagaimanapun akan cedera atau mungkin akan
panik dan mematung ketika dihadapkan pada situasi yang mengancam. Suasana hati negatif
juga membuat orang lebih gampang dialihlkan, dan pengalihan kelas-jelas hanya dapat
mengarah pada perilaku ceroboh.