Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan plastik dalam kehidupan manusia semakin lama
semakin meningkat. Peningkatan ini terjadi karena plastik bersifat ringan,
tidak mudah pecah, fleksibel, praktis, ekonomis dan dapat menggantikan
fungsi dari barang-barang lain. Sifat praktis dan ekonomi ini menyebabkan
banyaknya penggunaan barang sekali pakai. Semakin banyaknya
penggunaan perlengkapan dari bahan plastik terutama dalam penggunaan
kemasan air minum, wadah makanan dan lain-lain menyebabkan semakin
banyak pula sampah-sampah plastik. Menurut Inaplas (2016), konsumsi
plastik per kapita di Indonesia sebesar 17 kg/ kapita/ tahun. Jumlah ini masih
rendah dibandingkan Negara ASEAN seperti Malaysia yang mencapai
35 kg/ kapital/ tahun dan Thailand sebesar 40 kg/ kapital/ tahun. Jumlah ini
semakin meningkat dari data sebelumnya konsumsi plastik di Indonesia
yang masih 10 kg/kapital/tahun (Inaplas, 2011).
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup
yang sampai saat ini masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa
Indonesia adalah faktor pembuangan sampah plastik. Berbagai cara telah
dilakukan untuk mengurangi dampak dari sampah plastik ini. Salah satunya
dengan 3R (reduce, re-use, dan recycle). Program recycle (daur ulang) ini
memerlukan sedikit kreatifitas. Plastik yang mengalami daur ulang harus
yang bersih sehingga pemisahan sampah diperlukan, seperti yang telah
dilakukan di negara maju seperti Australia, Canada, dan negara-negara
Eropa (Rukaesih Ahmad, 2004).
Pemulung menjual sampah botol plastik ke pengumpul masih dalam
bentuk utuh tanpa diolah terlebih dahulu. Botol plastik akan lebih mudah
jika dihancurkan dalam bentuk cacahan kecil. Cacahan plastik ini
mempermudah proses pengepakan dan pengiriman. Selain itu, nilai jual
cacahan plastik ini akan lebih tinggi daripada penjualan sampah botol
1
2
plastik utuh. Sampah plastik yang telah dicacah didaur ulang menjadi bahan
baku pembuatan plastik.
Permintaan terhadap bahan baku ini pun sangat besar sehingga
pabrik pembuatan plastik sering kehabisan stok bahan baku. Dari hasil
survei ke beberapa tempat pengumpul plastik, ada keinginan masyarakat
untuk menghancurkan plastik tersebut menjadi cacahan kecil sebelum
dikirim ke pabrik daur ulang, akan tetapi karena mahalnya harga mesin
tersebut banyak pengumpul plastik yang tidak mampu melakukannya.
Nepitupulu, dkk (2005) telah membuat mesin pencacah sampah
plastik dengan kapasitas 20 kg/jam dengan ukuran lebar cacahan plastik
mencapai 10 – 15 mm. Mesin ini menggunakan dua jenis pisau yaitu pisau
putar dan pisau tetap. Pisau putar terdiri dari 6 buah pisau cacah dengan
ukuran 170 mm x 70 mm x 8 mm yang dipasang pada poros penggerak.
Pisau tetap terdiri dari 4 buah pisau cacah dengan ukuran 170 mm x 40 mm
x 10 mm yang diikat pada dudukan pisau dinding cover. Pada putaran
motor 1450 rpm dan putaran poros pisau sebesar 363 rpm.
Berdasarkan uraian diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk
memodifikasi mesin pencacah sampah plastik dengan merubah dimensi
mesin menjadi lebih efisien dan ekonomis. Diharapkan mesin pencacah
sampah plastik ini mempunyai daya tarik tersendiri di masyarakat, sehingga
dapat membantu pekerjaan mencacah plastik dikalangan industri rumah
tangga. Mesin ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan harga jual
plastik.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat di definisikan beberapa
masalah antara lain :
1. Sampah plastik yang semakin tahun semakin meningkat.
2. Banyaknya ketidaktahuan bagaimana cara untuk daur ulang sampah
plastik.
3
C. Batasan Masalah
Batasan masalah penelitian ini diantaranya:
1. Jenis plastik yang bisa diolah adalah semua jenis plastik yang
mempunyai ketebalan 0,3 - 0,5 mm seperti botol plastik bekas minuman
dan cup.
2. Hanya membahas bagian roda gigi, poros, pisau, pulley, Belt, dan
bantalan.
3. Bahan untuk pembuatan mata pisau adalah baja ST-37
4. Menggunakan motor dengan daya 1 HP dengan kecepatan 1400 rpm
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini meliputi:
1. Bagaimana merencanakan komponen mesin pencacah plastik?
2. Bagaiman cara merancang mesin pencacah sampah plastik?
3. Bagaimana cara kerja dan performa mesin pencacah sampah plastik?
4. Berapa kapasitas plastik pada mesin pencacah sampah plastik?
E. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini meliputi:
1. Mengetahui komponen mesin pencacah plastik.
2. Mengetahui proses perancangan mesin pencacah sampah plastik.
3. Mengetahui cara kerja dan performa mesin pencacah sampah plastik.
4. Mebuat mesin pencacah sampah plastik dengan kapasitas 6 kg/jam
4
F. Manfaat
Proyek dari mesin pencacah sampah plastik ini mempunyai manfaat
sebagai berikut :
1. Bagi mahasiswa :
a. Memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai perancangan
alat serta menciptakan suatu unit rekayasa yang efektif dan efisien
dibandingkan alat sejenis yang telah ada.
b. Menerapkan ilmu yang sudah diperoleh selama kuliah dengan
mengaplikasikannya dalam suatu bentuk karya nyata dalam sebuah
alat penghancur sampah plastik rumah tangga.
2. Bagi Instusi :
a. Sebagai bahan kajian kuliah di Universitas Hasyim Asy’ari
khususnya di Prodi Teknik Mesin.
3. Bagi masyarakat :
a. Mengurangi sampah plastik.
b. Membantu pekerja dalam proses pencacah plastik.
c. Meminimalisir sampah botol plastik.
d. Membantu memudahkan dalam pengepakan dan pengiriman
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Karakteristik Plastik
Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan
luar biasa. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang
disebut monomer. Jika monomernya sejenis disebut homo polimer, dan jika
monomernya berbeda akan menghasilkan kopolimer (Flinn and Trojan,
1975). Untuk membuat barang-barang plastik agar mempunyai sifat-sifat
seperti yang dikehendaki, maka dalam proses pembuatannya selain bahan
baku utama diperlukan juga bahan tambahan atau aditif. Penggunaan bahan
tambahan ini beraneka ragam tergantung pada bahan baku yang digunakan
dan mutu produk yang akan dihasilkan. Berdasarkan fungsinya , maka
bahan tambahan atau bahan pembantu proses dapat dikelompokkan menjadi
bahan pelunak ( plasticizer ), bahan penstabil ( stabilizer ), bahan pelumas
(lubricant), bahan pengisi ( filler ), pewarna ( colorant ), antistatic agent,
blowing agent, flameretardant, dsb. ( Iman Mujiarto, 2005 )
5
6
B. Motor Listrik
Mesin–mesin yang dinamakan motor listrik dirancang untuk
mengubah energi listrik menjadi energi mekanis, untuk menggerakkan
berbagai peralatan, mesin–mesin dalam industri, pengangkutan dan lain-
lain. Pada dasarnya motor listrik digunakan untuk menggerakkan elemen
mesin, seperti pulley, poros dan pisau pencacah.
Menurut Sumanto (1993), sebagai alat penggerak, motor listrik lebih
unggul dibandingkan alat-alat penggerak jenis lain karena motor listrik
dapat dikonstruksikan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
penggerakan, seperti dapat dibuat dalam berbagai ukuran tenaga,
mempunyai batas-batas kecepatan (speed range) yang luas,
8
Untuk mencari daya motor listrik yang sesuai dengan daya yang
dibutuhkan mesin pencacah sampah plastik. Maka perlu dicari daya rencana
yang dipengaruhi oleh torsi dan putaran poros pisau pencacah. Rumus
perhitungan daya sebagai berikut :
1. Torsi pada pencacah
Dimana F dicari dengan melakukan percobaan pemotongan
terhadap sampah plastik, maka rumus torsi adalah
𝑇 = 𝐹. 𝐷 ...................................................................... (2.1)
Dimana :
𝑇 = Torsi (N.m)
𝐹 = Gaya (N)
𝑟 = Jari-jari pisau (mm)
2. Daya yang dibutuhkan mesin pencacah sampah plastik
Jika momen rencana adalah 𝑇 (N.m) maka :
9
𝑇.2𝜋.𝑛
𝑃= ................................................................. (2.2)
60 𝑥 1000
Dimana :
P = Daya yang dibutuhkan (kW)
𝑇 = Torsi (N.mm)
𝑛 = Putaran poros yang direnncanakan(rpm)
3. Setelah daya yang dibutuhkan diketahui maka untuk meneruskan daya
dan putaran ini terlebih dulu dihitung daya perencanaannya menjaga
keamanan dikalikan dengan faktor koreksi (𝑓𝑐 )
𝑃𝑑 = 𝑓𝑐 . 𝑃 ..................................................................... (2.3)
Dimana :
𝑃𝑑 = Daya rencana (kW)
𝑓𝑐 = Faktor koreksi
𝑃 = Daya masukan (kW)
Tabel 2.1 Jenis-jenis faktor koreksi berdasarkan daya yang akan
ditransmisikan
C. Pulley
Pulley adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai komponen
atau penghubung gerakan yang diterima tenaga dari motor ditransmisikan
dengan menggunakan belt ke benda yang keinginan digerakan. Dalam
penggunaan pulley kita harus mengetahui berapa besar putaran yang akan
kita gunakan serta dengan menetapkan diameter dari salah satu pulley yang
akan kita gunakan, pulley biasanya terbuat dari besi tuang, dan alumunium.
(Hery Sonawan, 2010)
10
Dimana :
𝑛1 = putaran pengerak (rpm)
𝑛2 = putaran pulley yang digerakan (rpm)
𝐷1 = diameter pulley pada penggerak (mm)
𝐷2 = diameter pulley pada digerakan (mm)
2. Ratio pulley
= 𝑛1 ∶ 𝑛2 ........................................................................... (2.5)
Dimana :
𝑛1 = putaran pengerak (rpm)
𝑛2 = putaran pulley yang digerakan (rpm)
3. Kecepatan keliling (𝑉)
𝜋 𝑥 𝐷1 𝑥 𝑛1
𝑉= ................................................................ (2.6)
60 𝑥 1000
Dimana :
𝑉 = Kecepatan keliling (m/s)
𝑛1 = putaran pengerak (rpm)
𝐷1 = diameter pulley pada penggerak (mm)
(Hery Sonawan, 2010)
11
D. Belt
Belt merupakan suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai
penghatar daya atau mentrasmisiskan tenaga dari satu mesin ke poros
dengan menggunakan puli yang memutar dengan kecepatan yang sama atau
berbeda. Belt biasanya terbuat dari rayon, nyilon atau katun yang diresapi
dengan karet (Hery Sonawan, 2010).
Dimana :
L = Panjang belt (mm)
C = Jarak antara sumbu poros (mm)
D1 = Diameter pulley kecil (mm)
D2 = Diameter pulley besar (mm)
Tabel 2.3 Panjang V-Belt standart
Nomor nominal Nomor nominal Nomor nominal Nomor nominal
(inchi) (mm) (inchi) (mm) (inchi) (mm) (inchi) (mm)
10 254 45 1143 80 2032 115 2921
11 279 46 1168 81 2057 116 2946
12 305 47 1194 82 2083 117 2972
13 330 48 1219 83 2108 118 2997
14 356 49 1245 84 2134 119 3023
15 381 50 1270 85 2159 120 3048
16 406 51 1295 86 2184 121 3073
17 432 52 1321 87 2210 122 3099
18 457 53 1346 88 2235 123 3124
19 483 54 1372 89 2261 124 3150
20 508 55 1397 90 2286 125 3175
21 533 56 1422 91 2311 126 3200
22 559 57 1448 92 2337 127 3226
23 584 58 1473 93 2362 128 3251
24 610 59 1499 94 2388 129 3277
25 635 60 1524 95 2413 130 3302
26 660 61 1549 96 2438 131 3327
27 686 62 1575 97 2464 132 3353
28 711 63 1600 98 2489 133 3378
29 737 64 1626 99 2515 134 3404
30 762 65 1651 100 2540 135 3429
13
Dimana :
𝜃 = Sudut kontak
D1 = Diameter pulley kecil (mm)
D2 = Diameter pulley besar (mm)
C = Jarak antara poros (mm)
3. Kapasitas daya transmisi dari Belt (𝑃𝑜 )
𝑇 = (𝐹1 − 𝐹2 )𝑟 ............................................................. (2.9)
Dimana :
𝑇 =Momen torsi pada poros motor (N.m)
𝐹1 = Tegangan Belt sisi tarik (Kg)
𝐹2 = Tegangan Belt sisi kendor (Kg)
𝑟 = Radius pulley (mm)
Dimana :
𝑇 =Momen torsi pada poros motor (N.m)
14
E. Roda Gigi
Roda gigi merupakan elemen mesin yang berfungsi untuk
mentransmisikan daya dan putaran poros sehingga sistem mekanisme mesin
dapat bekerja sesuai dengan fungsinya (Hendra dkk , 2013). Perancangan
roda gigi yang tidak teliti akan menyebabkan roda gigi tidak dapat
beroperasi dengan baik seperti kontak antar gigi yang kasar mengakibatkan
gerak antar gigi tidak sempurna sehingga mengakibatkan ketidakseragaman
gaya kontak antar satu gigi dengan gigi lainnya.
Penjelasan mengenai profil roda gigi yang terdiri dari definisi dan
notasi elemen roda gigi terdapat pada standar ISO, ISO 53 (Cylindrical
gears for general and heavy engineering Basic Rack) dan ISO R 1122
(Glosary of gears geometrical definitions). Definisi dan notasi elemen ini
sama untuk setiap jenis roda gigi. Bentuk standar profil roda gigi dari batang
gigi dan roda gigi lurus adalah seperti pada gambar berikut :
15
Gambar 2.5 Profil roda gigi lurus menurut standar ISO untuk
batang gigi a dan roda gigi b (Sirajuddin, 2010).
𝑛1
𝑖= ............................................................................. (2.13)
𝑛2
16
Dimana :
𝑛1 = Putaran motor (rpm)
𝑛2 = Putaran poros (rpm)
𝑑1 = Diameter roda gigi 1 (mm)
𝑑2 = Diameter roda gigi 2 (mm)
𝑚 = Modul
𝑧1 = Jumlah gigi roda gigi 1
𝑧2 = Jumlah gigi roda gigi 2
2. Diameter jarak roda gigi
Jarak sumbu poros α (mm) dan diameter jarak bagi 𝑑1 ′ dan 𝑑2 ′
(mm) dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
2𝛼
𝑑1 ′ = (𝑖+1) ..................................................................... (2.14)
2𝛼
𝑑2 ′ = (𝑖+1) ..................................................................... (2.15)
Dimana :
α = Jarak sumbu poros (mm)
𝑑1 ′ = Jarak bagi roda gigi 1 (mm)
𝑑2 ′ = Jarak bagi roda gigi 2 (mm)
i = Perbandingan reduksi
3. Diameter kepala (𝑑𝑘 )
Diameter kepala dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
𝑑𝑘1 = (𝑍1 + 2)𝑚 .......................................................... (2.16)
𝑑𝑘2 = (𝑍2 + 2)𝑚 .......................................................... (2.17)
Dimana :
𝑑𝑘1 = Diameter kepala roda gigi Satu (mm)
𝑑𝑘1 = Diameter kepala roda gigi dua (mm)
𝑧1 = Jumlah gigi pada roda gigi Satu
𝑧2 = Jumlah gigi pada roda gigi dua
𝑚 = Modul
17
6. Kecepatan keliling
𝜋.𝑑.𝑛
𝑉 = 60 x 1000 .................................................................. (2.21)
Dimana :
V = Kecepatan keliling (m/s)
𝑑 = Diameter roda gigi (mm)
𝑛 = Putaran (rpm)
7. Gaya tangensial roda gigi
Gaya tangensial roda gigi dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
102 x 𝑃𝑑
𝐹𝑡 = ................................................................... (2.22)
𝑉
Dimana :
𝐹𝑡 = Gaya tangensial roda gigi (kg)
𝑃𝑑 = Daya rencana (kW)
18
F. Poros
Poros berperan meneruskan daya bersama-sama dengan putaran.
Umumnya poros meneruskan daya melalui Belt, roda gigi dan rantai,
dengan demikian poros menerima beban puntir dan lentur. Putaran poros
biasa ditumpu oleh satu atau lebih bantalan untuk meredam gesekan yang
ditimbulkan seperti yang ditunjukkan gambar 2.4 di bawah ini.
1. Poros Transmisi
Poros ini berfungsi untuk mentransmisikan daya dan putaran. Hal
ini menyebabkan poros mendapatkan momen bending/ beban lentur dan
momen torsion/beban puntir. Data yang ditransmisikan kepada poros
melalui kopling, roda gigi, pulley maupun dengan sprocket.
2. Spindel
Spindel berfungsi sebagai poros transmisi. Namun, beban yang
diterima poros ini hanya beban punter dan ontoh dari poros ini adalah
spindle pada mesin perkakas, dimana ukurannya relatif pendek. Syarat
yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil, bentuk
serta ukurannya harus teliti.
19
3. Gandar
Poros ini berfungsi menyangga suatu mekanisme. Beban yang
diterima poros ini adalah beban lentur, tidak terjadi putaran pada poros
(Sularso dan Suga, 2004). Poros digunakan pada setiap mesin dan
peralatan mesin, poros dibebani dengan beban yang berubah yaitu
komninasi dari lenturan dan puntiran disertai dengan berbagai tingkatan
konsentrasi tegangan. Pemindahan tenaga dan pergerakan mesin dapat
dibagi dua :
a. Pergerakan Langsung
Dalam hal ini poros motor bergerak (motor listrik, mesin uap
dan motor bakar) Dihubungkan langsung dengan poros perkakas
atau mesin yang hendak digerakkan dengan kopling-kopling.
b. Pergerakan Tidak Langsung
Dalam hal ini poros motor penggerak tidak langsung
berhubungan dengan perkakas atau mesin yang digerakkan,
melainkan dengan menggunakan Pulley dalam mentransmisikan
tenaga.
Untuk mencari poros yang sesuai dengan daya motor yang
dibutuhkan mesin pencacah sampah plastik. Maka perlu dicari daya yang
ditransmisikan oleh motor dan momen punter poros. Rumus perhitungan
sebagai berikut :
1. Gaya yang bekerja pada poros
Gaya yang bekerja pada poros dengan beban merata dapat dilihat
pada gambar 2.6
𝐹𝑟
A B
L
Gambar 2.7 Beban merata (Meriam& Kraige, 1996)
20
Dimana :
T = Momen puntir (N.mm)
𝑃𝑑 = Daya rencana (kW)
𝑛1 = Putaran motor (rpm)
(Sularso dan Kiyokatsu Suga, 1997)
G. Bantalan
Bantalan adalah tempat poros bertumpu. Bantalan ini dapat dipasang
didalam mesin, dimana poros bertumpu pada bagian yang terpisah. Bantalan
dipasang pada bagian mesin yang dinamakan blok bantalan. Dalam bantalan
biasanya terjadi gaya reaksi. Apabila gaya reaksi ini jauh lebih banyak
mengarah tegak pada garis sumbu poros, bantalan dinamakan bantalan
radial, kalau gaya reaksi itu jauh lebih banyak mengarah sepanjang garis
sumbu, namanya adalah bantalan aksial (Daryanto, 1993). Bantalan adalah
elemen mesin yang mempunyai poros berbeban sehingga gerakan bolak-
balik dapat berlangsung dengan halus, aman dan tahan lama. Bantalan harus
kokoh untuk memungkinkan poros dan elemen mesin lainnya bekerja
dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi
seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja semestinya. Jadi,
bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi
pada gedung bantalan dalam peralatan usaha tani diperlukan untuk menahan
berbagai suku pemindah daya tetap ditempatnya. Bantalan yang tepat untuk
digunakan ditentukan oleh besarnya keausan, kecepatan putar poros, beban
yang harus didukung, dan besarnya daya dorong akhir Menurut Daryanto
21
Dimana :
𝐹𝑛 = Faktor kecepatan
𝑛 = Putaran (rpm)
3. Faktor umur
𝐶
𝐹ℎ = 𝐹𝑛 𝑃 ...................................................................... (2.26)
𝑟
Dimana :
𝐹ℎ = Faktor umur
𝐶 = Beban normal dinamis (kg)
𝑃𝑟 = Beban ekuivalen (kg)
4. Umur nominal
𝐿ℎ = 500(𝐹ℎ )3 .............................................................. (2.27)
Dimana :
25
𝐿ℎ = Faktor nominal
𝐹ℎ = Faktor umur
(Sularso dan Kiyokatsu Suga, 1997)
H. Kekuatan Rangka
Rangka dirancang untuk mendukung beban mesin dan yang
terpenting untuk meminimalisir terjadinya deformasi jika mengalami
pembebanan. Semua struktur teknik atau unsur struktural mengalami gaya
eksternal atau pembebanan. Hal ini akan mengakibatkan gaya eksternal lain
atau reaksi pada titik pendukung strukturnya.
Jenis-jenis beban yang dipengaruhi oleh gaya luar dan gaya dalam
adalah:
1. Beban dinamis adalah beban yang besar atau arahnya berubah terhadap
waktu.
2. Beban statis adalah beban yang besar atau arahnya tidah berubah
terhadap waktu.
3. Beban terpusat adalah beban yang bekerja pada suatu titik.
4. Beban terbagi adalah beban yang terbagi merata sama pada setiap
satuan luas.
5. Beban momen adalah hasil gaya dengan jarak antara gaya dengan titik
yang ditinjau.
6. Beban torsi adalah beban akibat puntiran.
26
Fx,y
Rah A B
a b
Rav L Rbv
Gambar 2.9 Analisis gaya batang beban terpusat (Meriam& Kraige, 1996)
I. Pengelasan
Proses pengelasan adalah proses penyambungan antara dua material
atau lebih (biasanya logam) secara permanen dengan cara mencairkan
logam tersebut yang diakibatkan dari temperatur, tekanan, dan kondisi
metalurgi. Pengelasan dapat dilaksanakan dibawah variasi kondisi yang
sangat luas sehingga pengelasan sangat penting dalam proses pembuatan
rancangan (manufacturing). Untuk mendapatkan hasil las yang baik antara
dua logam yang akan disambungkan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu:
1. Permukaan-permukaan yang rata dan halus.
2. Permukaan yang bersih, bebas dari oksida, gas-gas yang terserap,
gemuk, dan zat pencemar lainnya.
3. Logam tanpa ketidakmurnian didalamnya.
4. Dua logam merupakan kristal tunggal yang mempunyai struktur
orientasi kristal yang identik.
Las busur listrik elektroda terlindung atau lebih dikenal dengan
SMAW (Shielded Metal Arc Welding) merupakan pengelasan
menggunakan busur nyala listrik sebagai panas pencair logam. Busur listrik
terbentuk diantara elektroda terlindung dan logam induk seperti
ditunjukkan pada gambar 6. Karena panas dari busur listrik maka logam
induk dan ujung elektroda mencair dan membeku bersama (Wiryosumarto,
1996).
27
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan memodifikasi
mesin pencacah plastik yang sudah ada ke bentuk yang lebih sederhana
dengan mengubah dimensi ukuran yang lebih kecil dan tidak membutuhkan
banyak tempat. Berdasarkan tempat penelitian ini berlangsung di suatu
tempat pengolahan sampah plastik. Data yang digunakan merupakan data
yang bersumber dari hasil observasi dan wawancara.
22
29
c. Las SMAW
Las SMAW digunakan untuk penyambungan rangka mesin
pencacah sampah plastik dengan menggunakan mesin las Lakoni
Falcon 120e 900 watt
2. Bahan
a. Besi Siku
Besi siku adalah logam yang keras dan mempunyai bentuk
siku 90º yang di gunakan dalam pembuatan dudukan alas mesin
pencacah sampah plastik. Besi siku yang digunakan dengan ukuran
35 m x 35 mm x 3 mm.
b. Besi Plat
Besi plat adalah bahan logam berbentuk lembaran yang ringan
dan kuat. Dalam pembuatan mesin pencacah plastik ini
membutuhkan plat memiliki tebal yang berukuran 3 mm dan
20 mm.
c. Motor Listrik
Motor Listrik adalah motor yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Motor listrik ini digunakan untuk
menggerakkan poros pisau pencacah. Motor listrik yang digunakan
yang berdaya 1 HP dengan kecepatan 1400 rpm.
d. Roda Gigi
Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar untuk
mentransmisikan daya. Pada mesin ini mengunakan dua roda gigi
lurus yang berdiameter 75 mm.
e. Baut
Baut adalah suatu batang atau tabung dengan alur pada
permukaan yang bertujuan untuk menyatukan antara sisi benda
yang satu sama lain di dalam proses pembuatan mesin pencacah
sampah plastik tersebut. Ukuran baut yang akan digunakan
berdiameter 6 mm dan 8 mm.
30
D. Perencanaan Penelitian
1. Gambar Diagram Alir
Dalam perencanaan proses pembuatan alat penghancur plastik ini
dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini.
Mulai
Studi Literatur
Pengujian
Hasil
YA
Analisis data
Selesai
2. Prosedur penelitian
a. Mulai
b. Studi Literatur
Pada studi literatur penulis mengumpulan data secara langsung
ke lapangan yang berupa catatan, transkip, buku, jurnal, majalah
dan sebagainya pada pembuatan mesin pencacah sampah plastik.
c. Perencanaan dan desain
Pada proses ini hasil data yang sudah terkumpul pada studi
lapangan akan di buat untuk merencanakan pembuatan mesin
dengan membuat desain. Desain juga merencanakan alat dan bahan
yang akan di gunakan
d. Persiapan alat dan bahan
Pada langkah ini penulis mempersiapkan alat dan bahan yang
akan di gunakan pada pembuatan mesin pencacah sampah plastik.
e. Pembuatan alat/perakitan
Pada proses ini penulis merakit mesin yang sudah di desain
dengan alat dan bahan yang sudah dipersiapkan.
f. Pengujian
Pada proses ini terdapat 2 pengujian yaitu pengujian mesin dan
pengujian hasil cacahan botol plastik.
g. Pengujian mesin
Pengujian mesin dilihat cara pengoperasiannya apakah mesin
dapat berjalan dengan baik atau tidak.
h. Pengujian hasil cacahan
Pengujian hasil cacahan dapat dilihat dari ukuran cacahan
botol tersebut.
i. Hasil
Pada proses ini apakah mesin memenuhi standart atau perlu
dilakukan perbaikan. Jika mesin terdapat masalah akan di perbaiki
dan di uji kembali.
32
j. Analisis data
Pada langkah ini penulis mengAnalisis dan memberi
kesimpulan pada mesin pencacah sampah plastik yang sudah di uji.
k. Selesai
5 10
4
9
6
11
1
Mujiarto, Imam. 2005. Sifat dan karakteristik material plastik dan bahan
aditif. Nomoor 02, Volume 3, Edisi Desember 2005.
28