Вы находитесь на странице: 1из 4

FLUOR ALBUS/VAGINAL DISCHARGE NON

GONORHEA
No.Dokumen : SOP/196/UKP-NGT
No.Revisi :
SOP
Tanggal terbit : 23 Mei 2018
Halaman :
PUSKESMAS YUPITA
NANGA NIP.19670703
TAYAP 1989012 003

1. Pengertian Fluor Albus adalah keluarnya duh tubuh dari vagina secara
fisiologis yang mengalami perubahan sesuai dengan siklus
menstruasi berupa cairan kental dan lengket pada seluruh siklus
namun lebih cair dan bening ketika terjadi ovulasi. Masih dalam
batas normal bila duh tubuh vagina lebih banyak terjadi pada
saat stres, kehamilan atau aktivitas seksual. Vaginal discharge
bersifat patologis bila terjadi perubahan-perubahan pada warna,
konsistensi, volume, dan baunya.
ICD X : N 98.9 (Vaginal discharge Non Gonore)
Tingkat Kemampuan : 4 A
1. Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk menentukan diagnosa dan
penatalaksanaan fluor albus
2. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 30/KAPUS/IV/2018
Tentang Penetapan Dokumen Esternal Yang Menjadi Acuan
Dalam Penyusunan Standar Pelayanan Klinis
3. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK
02.02 / MENKES / 514 / 2015 tentang Panduan Praktik Klinis
bagi Dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
4. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis mengenai keluhan pasien,
seperti
a. Adanya perubahan pada duh tubuh, disertai salah satu
atau lebih gejala rasa gatal, nyeri, disuria, nyeri panggul,
perdarahan antar menstruasi atau perdarahan pasca-
koitus.
b. Terdapat riwayat koitus dengan pasangan yang dicurigai
menularkan penyakit menular seksual.
Selain itu juga petugas menanyakan riwayat penyakit dahulu
dan riwayat penyakit keluarga
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
Jika diperlukan, petugas bekerjasama dengan bidan di Poli
KIA untuk melakukan pemeriksaan fisik (status lokalis), untuk
memeriksa ada tidaknya tanda-tanda fluor albus akkibat
faktor non infeksi seperti adanya benda asing (misalnya
tampon atau kondom yang terlupa diangkat), peradangan
akibat alergi atau iritasi, tumor, atau prolaps uteri. Di samping
itu, petugas juga perlu memeriksa adanya tanda-tanda infeksi
yang disebabkan oleh bakteri, jamur atau virus seperti berikut
ini:
a. Kandidiasis vaginitis (disebabkan oleh Candida Albicans),
ditandai dengan duh tubuh tidak berbau, terdapat eritema
vagina dan eritema satelit di luar vagina
b. Vaginosis bakterial (pertumbuhan bakteri anaerob, biasanya
Gardnerella vaginalis), memperlihatkan adanya duh
putih/abu-abu yang melekat disepanjang dinding vagina
dan vulva, berbau amis
c. Cervisitis yang disebabkan oleh chlamydia, dengan gejala
inflamasi serviks yang mudah berdarah dan disertai duh
mukopurulen
d. Trichomoniasis, seringkali asimtomatik, kalau bergejala,
tampak duh kuning kehijauan, duh berbuih, bau amis
e. Pelvic inflammatory disease (PID) yang disebabkan oleh
Chlamydia, ditandai dengan nyeri abdomen bawah, dengan
atau tanpa demam. Servisitis bisa ditandai dengan
kekakuan adneksa dan serviks pada nyeri angkat palpasi
bimanual.
f. Gonore
g. Infeksi menular seksual lainnya
3. Jika ada indikasi petugas melakukan pemeriksaan penunjang,
terutama pada pasien yang memiliki risiko tinggi penyakit
menular seksual, seperti dilakukan pemeriksaan gonorrhoea,
sifilis dan HIV.
4. Petugas menegakkan diagnosa dan atau diagnosa banding
berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik umum dan
pemeriksaan fisik khusus (spekulum, palpasi bimanual, uji pH
duh vagina dan swab (bila diperlukan)
5. Petugas memberikan terapi sesuai diagnosa, yaitu :
Pasien dengan riwayat risiko rendah penyakit menular seksual
dapat diobati sesuai dengan gejala dan arah diagnosisnya.
Vaginosis bakterial:
a. Metronidazole secara oral
b. Tidak perlu pemeriksaan silang dengan pasangan pria.
c. Bila sedang hamil atau menyusui gunakan metronidazole
400 mg 2x sehari untuk 5-7 hari atau pervaginam. Tidak
direkomendasikan untuk minum 2 g peroral.
d. Tidak dibutuhkan peningkatan dosis kontrasepsi hormonal
bila menggunakan antibiotik yang tidak menginduksi enzim
hati.
e. Pasien yang menggunakan IUD tembaga dan mengalami
vaginosis bakterial dianjurkan untuk mengganti metode
kontrasepsinya.
Vaginitis kandidiosis terbagi atas:
a. Infeksi tanpa komplikasi
b. Infeksi parah
c. Infeksi kambuhan
d. Dengan kehamilan
e. Dengan Diabetes atau imunokompromi
Penatalaksanaan vulvovaginal kandidiosis:
a. Dapat diberikan azole antifungal oral atau pervaginam
b. Tidak perlu pemeriksaan pasangan
c. Pasien dengan vulvovaginal candidiosis yang berulang
dianjurkan untuk memperoleh pengobatan paling lama 6
bulan.
d. Pada saat kehamilan, hindari obat anti-fungi oral, dan
gunakan imidazole topikal hingga 7 hari.
e. Hati-hati pada pasien pengguna kondom atau kontrasepsi
lateks lainnya, bahwa penggunaan antifungi lokal dapat
merusak lateks
f. Pasien pengguna kontrasepsi pil kombinasi yang mengalami
vulvovaginal kandidiosis berulang, dipertimbangkan untuk
menggunakan metoda kontrasepsi lainnya
Chlamydia:
a. Azithromycin 1g single dose, atau Doxycycline 100 mg 2x
sehari untuk 7 hari
b. Ibu hamil dapat diberikan Amoxicillin 500 mg 3x sehari
untuk 7 hari atau Eritromisin 500 mg 4x sehari untuk 7
hari
Trikomonas vaginalis:
a. Obat minum nitromidazole (contoh metronidazole) efektif
untuk mengobati trikomonas vaginalis
b. Pasangan seksual pasien trikomonas vaginalis harus
diperiksa dan diobati bersama dengan pasien
c. Pasien HIV positif dengan trikomonas vaginalis lebih baik
dengan regimen oral penatalaksanaan beberapa hari
dibanding dosis tunggal
d. Kejadian trikomonas vaginalis seringkali berulang, namun
perlu dipertimbangkan pula adanya resistensi obat
6. Petugas memberitahukan rencana tindak lanjut (pemeriksaan
kembali untuk memantau perbaikan setelah pengobatan)
7. Petugas melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan
apabila:
a. Tidak terdapat fasilitas pemeriksaan untuk pasangan
b. Dibutuhkan pemeriksaan kultur kuman gonore
c. Adanya arah kegagalan pengobatan
8. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke
apotik
9. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesa,
pemeriksaan, diagnosa dan terapi yang telah dilakukan dalam
rekam medis pasien
10. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas rekam medis.
5. Unit Terkait 1. Pendaftaran dan Rekam Medis
2. Poli Umum
3. Poli KIA/KB
4. Laboratorium
5. Apotik

Вам также может понравиться