Вы находитесь на странице: 1из 14

BAB I

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. R
Umur : 1 Tahun 9 Bulan
Tanggal Lahir : 2 Juni 2016
Alamat : Jln. Haeba Transito No. 3
No. RM : 49 25 19
Agama : Islam
Suku : Bugis
Ruangan : Mawar Anak Kamar 6
BBL : 1900 Gram
PBL : Lupa
Tanggal Masuk : 17 Maret 2017
Cara Masuk : Melalui IGD RSUB

B. ANAMNESIS
Alloanamnesis dengan ibu pasien
Keluhan Utama : Kejang
Anamnesis Terpimpin :
Pasien masuk dengan keluhan kejang ± 7 kali sejak 20 jam sebelum masuk
rumah sakit. Menurut ibunya, pasien selama kejang dialami kurang lebih 10
menit, dengan jarak setiap kejang kurang lebih 30 menit. Sesaat sebelum kejang,
pasien rewel dan menangis. Saat kejang, satu lengan kaku dan kedua tungkai
kaku dan mata melihat ke atas dan pasien tidak menangis. Setelah kejang, pasien
tampak lemas dan menangis dengan suara yang lebih kecil. Keluhan kejang
didahului demam yang mendadak tinggi sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit

1
dan dirasakan terus menerus. Pasien juga mengeluh batuk (+), lendir (+), pilek (-
), mual (-), muntah (-), pasien kuat menetek. BAB dan BAK kesan normal.
 Riwayat kejang sebelumnya: Pasien pernah mengalami kejang saat usia 1
tahun 7 bulan, sebanyak dua kali dalam minggu yang berbeda dengan durasi
kejang < 5 menit dan hanya kedua tangan saja.
 Riwayat pengobatan : Pasien hanya diberi obat penurun demam sebelum MRS
 Riwayat penyakit lain sebelumnya: Sejak usia 4 hari pasien sudah di rawat di
rumah sakit karena tidak mau menyusui dan terlihat lemah. Pasien dirawat
selama 9 hari. Saat usia 1,2,3 dan 6 bulan, pasien kembali dirawat dengan
keluhan sesak napas. Pasien hanya diberi terapi uap untuk mengatasi
sesaknya. Pasien juga mengalami batuk, berlendir berwarn hijau
 Riwayat Kelahiran : Lahir prematur usia 8 bulan dan saat itu ibu pasien
menderita tiphoid. Karena keluar darah pervaginam, dan setelah check up ke
dokter, dokter menyarankan untuk menginduksi persalinan, karena DJJ sudah
mulai melemah. Saat lahir, pasien tidak langsung menangis, karena
banyaknya cairan ketuban yang ditelannya.
 Riwayat keluarga dengan keluhan kejang : Saat bayi sampai usia 7 tahun, ibu
pasien selalu mengalami kejang, walapun tidak di dahului demam.

C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit Berat
Antropometri :
BB : 6,2 Kg PB : 68 cm LK : 40 cm LD : 41 cm LP : 45 cm LLA : 5 cm
Tanda Vital
Tekanan Darah :- Pernapasan : 64x/menit
Nadi : 158x/menit Suhu : 40.1oC
Kepala : Normosefal, ubun-ubun tertutup
Muka : Simetris kanan dan kiri

2
Rambut : Berwarna hitam, tidak mudah tercabut
Telinga : Otorhea (-)
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Rinorhea (-), cuping hidung (-)
Bibir : Kering (+), pucat (+)
Lidah : Kotor (-)
Mulut : Sianosis (-)
Tenggorokan : Hiperemis (-)
Tonsil : Sulit dinilai
Leher : Kaku kuduk (-), brudzinski I dan II (-), pembesaran kelenjar (-)
Paru :
PP : Simetris kiri dan kanan, retraksi subcostal (-)
PR : Massa tumor (-), krepitasi (-)
PK : Sonor kedua lapangan paru
PD : Bronkovesikular, rhonki +/+, wheezing -/-
Jantung
PP : Iktus kordis tidak tampak
PR : Iktus kordis tidak teraba
PK : Batas jantung kiri ICS V linea midclavicula sinistra
Batas jantung kanan ICS IV linea parasternal dextra
PD : Bunyi Jantung I dan II murni regular, murmur (-)
Abdomen
PP : Cembung, ikut gerak nafas
PD : Peristaltik (+), kesan normal
PK : Timpani (+)
PR : Massa tumor (-), distensi (-)
Limpa : Tidak ada pembesaran
Hati : Tidak ada pembesaran
Kelenjar Limfe : Pembesaran kelenjar getah bening occipital

3
Alat kelamin : Tidak ada kelainan
Anggota Gerak : Tidak ada kelainan
Kulit : Tidak ada kelainan
Tasbeh : Tidak ada
Col. Vertebralis : Skoliosis (-)
Refleks Patologis : Babinski (-/-)
Kaku kuduk : (-)

D. RESUME
An. R, 1 tahun 9 bulan, keluhan kejang ± 7 kali sejak 20 jam SMRS. Kejang
dialami ±10 menit, jarak setiap kejang ± 30 menit. Sesaat sebelum kejang, pasien
rewel dan menangis. Saat kejang, satu lengan kaku dan kedua tungkai kaku dan
mata melihat ke atas dan pasien tidak menangis. Setelah kejang, pasien tampak
lemas dan menangis dengan suara yang lebih kecil. Keluhan kejang didahului
demam yang mendadak tinggi sejak 1 hari SMRS dan dirasakan terus menerus.
Keluhan lain: batuk (+), lendir (+), pilek (-), mual (-), muntah (-), pasien kuat
menetek. BAB dan BAK kesan normal. Riwayat kejang (+) saat usia 1 tahun 7
bulan, dua kali dalam minggu yang berbeda, durasi kejang < 5 menit dan hanya
kedua tangan saja. Riwayat pengobatan (+) obat penurun demam. Riwayat
penyakit lain sebelumnya (+) sesak nafas dan sempat dirawat saat usia 1,2,3 dan
6 bulan. Riwayat kelahiran : lahir prematur (8 bulan), tidak langsung menangis,
dan saat itu ibu pasien menderita tiphoid. Riwayat keluarga dengan keluhan
kejang (+) yaitu ibu pasien.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesan sakit berat, nadi 158x/menit,
pernapasan 64x/menit, suhu 40.1 0C. Pada pemeriksaan umum, didapatkan bibir
kering dan pucat (+), ronkhi +/+, dan pembesaran kelenjar getah bening (+)
occipital.

4
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Foto thorax posisi AP supine (26 Maret 2017)
Corakan bronkovaskuler dalam batas normal. pemadatan hilus kanan
Cor : bentuk, letak, dan ukuran CTI dalam batas normal
Kedua sinus costophrenicus lancip
Diafragma dalam batas normal
Tulang-tulang intak
Kesan : Limfadenopati dextra

F. DIAGNOSIS KERJA
 Kejang demam kompleks
 Bronkopneumonia
 DD : Encepalitis

G. ANJURAN PEMERIKSAAN
 Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah
 Pemerisaan elektrolit
 Pemeriksaan Electroencephalography (EEG)
 Pemeriksaan CT Scan
 Pemeriksaan lumbal pungsi

H. PENATALAKSANAAN
 Rawat ruang perawatan  Dexametason 2 x 2 mg/iv
 IVFD D5 ½ NS 12 tpm  Ranitidin 2 x 0.4 mg/iv
 Oksigen 2 L/menit  Paracetamol 4 x 70 mg/iv
 Pasang NGT  Luminal 25/iv
 Cefotaxim 2 x 300 mg/iv  Stesolid 5 mg/rectal
 Gentamisin 2 x 24 mg/iv

5
I. FOLLOW UP
Tanggal Keluhan Intruksi Dokter
18/03/2017 S : Kesdam, demam (+), mengigil (-), kejang (+)  IVFD D5 ½ NS 12 tpm
seluruh tubuh (+), >5 kali selama 10 menit, antara  Sanmol Inf 4x 65 mg
kejang satu dan yang lain > 15 menit. Batuk (+),  Diazepam ½ Amp (1 ml)
lendir (+)
O : KU : Sakit berat
N : 120x/m
P : 40x/m
S : 40.1°C
BB : 6.2 Kg, Rh (+/+)
A : Kejang demam kompleks
19/03/2017 S : Kesdam, demam (+), kejang (+) dalam 24 jam  IVFD D5 ½ NS 12 tpm
terakhir > 5 kali durasi kurang dr 10 menit. Di  Pasang NGT
antara kejang tidak membuka mata, setelah kejang  Cefotaxim 300 mg/iv/12 jam
langsung tertidur. Jarak antara kejang > 15 menit.  Gentamisin 24 mg/ iv/12 jam
Batuk (+), lendir (+)  Dexametason 2 mg/iv/12 jam
O : KU : Sakit berat  Ranitidin 0.4mg/iv/12 jam
N : 140x/m  PCT infus 70 mg/iv/4-6 jam
P : 30x/m
 Luminal 20 mg/sonde/12 jam
S : 39,5°C
 Stesolid rektal 5 mg
BB : 6.2 Kg, Rh (+/+)
 Sonde susu formula 45 cc/ 3 jam
A : Kejang demam kompleks, BP
20/03/2017 S : Kesdam, demam (+), kejang (+) seluruh tubuh  IVFD D5 ½ NS 12 tpm
< 5 kali dalam sehari. Batuk (+), lendir  Pasang NGT
O : KU : Sakit berat  Cefotaxim 300 mg/iv/ 12 jam
N : 138x/m  Gentamisin 24 mg/ iv/12 jam
P : 60x/m  Dexametason 2 mg/iv/12 jam
S : 37,1°C  Ranitidin 0.4mg/iv/12 jam
BB : 6.1 Kg, Rh (+/+)  PCT infus 70 mg/iv/4-6 jam
A : Kejang demam kompleks, BP,
 Luminal 20 mg/ sonde/12 jam
susp. Ensepalitis
 Stesolid rektal 5 mg
 Sonde susu formula 45 cc/ 3 jam
21/03/2017 S : Kesdam, demam (+), kejang (-) sejak kemarin  IVFD D5 ½ NS 12 tpm
pagi, batuk (+), lendir (+)  Pasang NGT
O : KU : Sakit berat  Cefotaxim 300 mg/iv/12 jam
N : 128x/m  Gentamisin 24 mg/ iv/12 jam
P : 24x/m  Dexametason 2 mg/iv/12 jam
S : 39.0°C  Ranitidin 0.4mg/iv/12 jam

6
BB : 6.1 Kg, Rh (+/+)  PCT infus 70 mg/iv/4-6 jam
A : Kejang demam kompleks, BP,  Luminal 20 mg/ sonde/12 jam
susp. Ensepalitis  Stesolid rektal 5 mg
 Sonde susu formula 60 cc/ 3 jam
22/03/2017 S : Kesdam, demam (+),  IVFD D5 ½ NS 12 tpm
kejang (+) fokal, batuk (+), lendir (+).  Pasang NGT
O : KU : Sakit berat  Cefotaxim 300 mg/iv/ 12 jam
N : 140x/m  Gentamisin 24 mg/ iv/ 12 jam
P : 26x/m  Dexametason 2 mg/iv/12 jam
S : 37.4°C  Ranitidin 0.4mg/iv/12 jam
BB : 6.1 Kg, Rh (+/+)  PCT infus 70 mg/iv/4-6 jam
A : Kejang demam kompleks, BP,
 Luminal 20 mg/ sonde/12 jam
susp. Ensepalitis
 Stesolid rektal 5 mg
 Sonde susu formula 60 cc/ 3 jam
23/03/2017 S : Kesdam, demam (+), kejang (+) fokal, batuk  IVFD D5 ½ NS 12 tpm
(+), lendir (+)  Pasang NGT
O : KU : Sakit berat  Cefotaxim 300 mg/iv/ 12 jam
N : 132x/m  Gentamisin 24 mg/ iv/ 12 jam
P : 28x/m  Dexametason 2 mg/iv/12 jam
S : 38.3°C  Ranitidin 0.4mg/iv/12 jam
BB : 6.1 Kg, Rh (+/+)  PCT infus 70 mg/iv/4-6 jam
A : Kejang demam kompleks, BP,
 Luminal 20 mg/ sonde/12 jam
susp. Ensepalitis
 Stesolid rektal 5 mg
 Sonde susu formula 60 cc/ 3 jam
24/03/2017 S : Kesadaran membaik, demam (-), kejang (-  IVFD D5 ½ NS 12 tpm
),batuk (+), lendir (+)  Pasang NGT
O : KU : Sakit sedang  Cefotaxim 300 mg/iv/12 jam
N : 140x/m  Gentamisin 24 mg/ iv/12 jam
P : 28x/m  Dexametason 2 mg/iv/12 jam
S : 37.1°C  Ranitidin 0.4mg/iv/12 jam
BB : 6.1 Kg, Rh (+/+)  Piracetam 150 mg iv/12 jam
A : Kejang demam kompleks, BP
 PCT infus 70 mg/iv/4-6 jam
 Luminal 20 mg/ sonde/12 jam
 Stesolid rektal 5 mg
 Sonde susu formula 60 cc/ 3 jam

7
25/03/2017 S : Demam (-), kejang (-), batuk (+), lendir (+)  IVFD D5 ½ NS 12 tpm
O : KU : Sakit sedang  Pasang NGT
N : 112x/m  Cefotaxim 300 mg/iv/12 jam
P : 24x/m  Gentamisin 24 mg/ iv/12 jam
S : 37.7°C  Dexametason 2 mg/iv/12 jam
BB : 6.1 Kg, Rh (+/+)  Ranitidin 0.4mg/iv/12 jam
A : Kejang demam kompleks, BP  Piracetam 150 mg iv/12 jam
 PCT infus 70 mg/iv/4-6 jam
 Luminal 20 mg/ sonde/12 jam
 Stesolid rektal 5 mg
 Sonde susu formula 60 cc/ 3 jam
26/03/2017 S : Demam (-), kejang (-), batuk (-), lendir (-)  IVFD D5 ½ NS 12 tpm
O : KU : Sakit sedang  Cefixime syr 2 x 2 cc
N : 146x/m  Luminal 2 x 30 mg
P : 24x/m  PCT 4 x ½ cth tab/ oral
S : 37.9°C
BB : 6.1 Kg, Rh (+/+)
A : Kejang demam kompleks, BP,
susp. TB
27/03/2017 S : Demam (-), kejang (-), batuk (-)  IVFD D5 ½ NS 12 tpm
O : KU : Sakit sedang  Cefixime syr 2 x 2 cc
N : 128x/m  Luminal 2 x 30 mg
P : 36x/m  PCT 4 x ½ cth tab/ oral
S : 37.9°C
BB : 6.1 Kg, Rh (+/+)
A : Kejang demam kompleks, BP,
susp. TB

8
BAB II
ANALISIS KASUS

An. R, 1 tahun 9 bulan, keluhan kejang ± 7 kali sejak 20 jam SMRS. Kejang
dialami ±10 menit, jarak setiap kejang ± 30 menit. Sesaat sebelum kejang, pasien
rewel dan menangis. Saat kejang, satu lengan kaku dan kedua tungkai kaku dan mata
melihat ke atas dan pasien tidak menangis. Setelah kejang, pasien tampak lemas dan
menangis dengan suara yang lebih kecil. Keluhan kejang didahului demam yang
mendadak tinggi sejak 1 hari SMRS dan dirasakan terus menerus. Keluhan lain:
batuk (+), lendir (-), pilek (-), mual (-), muntah (-), pasien kuat menetek. BAB dan
BAK kesan normal. Riwayat kejang (+) saat usia 1 tahun 7 bulan, dua kali dalam
minggu yang berbeda, durasi kejang < 5 menit dan hanya kedua tangan saja. Riwayat
pengobatan (+) obat penurun demam. Riwayat penyakit lain sebelumnya (+) sesak
nafas dan sempat dirawat saat usia 1,2,3 dan 6 bulan. Riwayat kelahiran : lahir
prematur (8 bulan), tidak langsung menangis, dan saat itu ibu pasien menderita
tiphoid. Riwayat keluarga dengan keluhan kejang (+) yaitu ibu pasien.
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan
0
sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38 C, dengan
metode pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial.
Kejang terjadi karena kenaikan suhu tubuh, bukan karena gangguan elektrolit atau
metabolik lainnya. Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya maka tidak
disebut sebagai kejang demam. 1
National Institute of Health (1980) menggunakan batasan lebih dari 3 bulan,
sedangkan Nelson dan Ellenberg (1978), serta ILAE (1993) menggunakan batasan
usia lebih dari 1 bulan. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan mengalami kejang
didahului demam, pikirkan kemungkinan lain, terutama infeksi susunan saraf pusat. 1
Kejang demam sederhana adalah kejang yang berlangsung kurang dari 15 menit,
bersifat umum serta tidak berulang dalam 24 jam. Kejang demam sederhana
merupakan 80% diantara seluruh kejang demam. Kejang demam disebut kompleks

9
jika kejang berlangsung lebih dari 15 menit dan bersifat fokal atau parsial dan
berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam. 3
Insiden di negara-negara barat berkisar antara 3-5%. Di Asia berkisar antara
4.47% di Singapura, sampai 9.9% di Jepang. Data di Indonesia belum ada secara
nasional. Sekitar 80% diantaranya adalah kejang demam sederhana. Sedikit lebih
banyak terjadi pada laki-laki dibanding perempuan.4
Beberapa teori dikemukakan mengenai penyebab terjadinya kejang demam, dua
diantaranya adalah karena lepasnya sitokin inflamasi (IL-1 beta), atau hiperventilasi
yang menyebabkan alkalosis dan meningkatkan pH otak sehingga terjadi kejang.2
Demam yang memicu kejang berasal dari proses ekstrakranial, paling sering
disebabkan karena infeksi saluran napas akut, otitis media akut, infeksi saluran kemih
namun kasusnya jarang, dan infeksi saluran. Kejang demam juga diturunkan secara
genetik sehingga eksitasi neuron terjadi lebih mudah. Pola penurunan genetik hingga
sekarang masih belum ditemukan gambaran spesifiknya dan belum dapat dijelaskan
kaitannya. Mungkin ada hubungannya dengan riwayat keluarga dan mungkin juga
karena multifkatorial. Namun beberapa studi menunjukkan keterkaitan dengan
kromosom tertentu seperti 19p dan 8q13-21, sementara studi lain menunjukkan pola
autosomal dominan.2
Kejang demam baik kejang demam sederhana maupun kejang demam kompleks
awalnya didahului dengan demam, anak dapat terlihat sakit berat. Demam tinggi
perlu diwaspadai, terutama kenaikan suhu yang berhubungan dengan terjadinya
kejang demam. Pada kejang demam simpleks, tipe kejang berupa kejang umum
klonik atau tonik-klonik. Adanya tanda kejang demam fokal atau parsial selama
maupun sesudah kejang (misalnya pergerakan satu tungkai saja, atau satu tungkai
terlihat lebih lemah dibanding tungkai yang lain) menunjukkan kejang demam
kompleks. Anamnesis dan pemeriksaan fisis harus diarahkan untuk mencari fokus
infeksi penyebab demam, tipe kejang, serta pengobatan yang telah diberikan
sebelumnya. Selain itu, tanyakan riwayat trauma, riwayat perkembangan dan fungsi
neurologis, serta riwayat kejang demam maupun kejang tanpa demam dalam

10
keluarga. Pada kejang demam, ditemukan perkembangan dan neurologis yang
normal. Tidak ditemukan tanda-tanda meningitis maupun ensefalitis (misalnya kaku
kuduk atau penurunan kesadaran).2
Apabila ditemukan anak dengan kejang, baik itu kejang demam sederhana
maupun kejang demam kompleks, pastikan jalan napas tidak terhalang, pakaian ketat
dilonggarkan, anak diposisikan miring agar lendir atau cairan dapat mengalir keluar.
Periksa tanda vital, baik pernapasan, nadi, suhu. Berikan antipiretik seperti
parasetamol (10-15kg/BB/kali, sampai 4-5 kali) atau ibuprofen (5-10 mg/KgBB/kali,
sampai 3-4 kali). Kemudian lanjutkan tata laksana kejang akut pada anak.1,2
Pada kejang demam sederhana, biasanya kejang demam berlangsung singkat dan
pada waktu pasien datang kejang sudah berhenti. Apabila datang dalam keadaan
kejang baik sederhana maupun kompleks, obat yang paling cepat untuk menghentikan
kejang adalah diazepam yang diberikan secara intravena. Dosis diazepam intravena
adalah 0,3-0,5 mg/kg perlahan-lahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam
waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 20 mg.1
Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orang tua atau di rumah pada saat
kejang adalah diazepam rektal. Dosis diazepam rektal adalah 0,5-0,75 mg/kg atau
diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 12 kg dan 10 mg
untuk berat badan lebih dari 12 kg. Atau diazepam rektal dengan dosis 5 mg untuk
anak dibawah usia 3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak di atas usia 3 tahun.1
Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum berhenti, dapat diulang lagi
dengan cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit. Bila setelah 2 kali
pemberian diazepam rektal masih tetap kejang, kemungkinan anak tidak lagi
mengalami kejang demam sederhana, namun masuk ke dalam klasifikasi kejang
demam kompleks. Anak dengan kejang demam kompleks dianjurkan ke rumah sakit.
Di rumah sakit dapat diberikan diazepam intravena dengan dosis 0,3-0,5 mg/kg.1
Bila kejang tetap belum berhenti diberikan fenitoin secara intravena dengan dosis
awal 10-20 mg/kg/kali dengan kecepatan 1 mg/kg/menit atau < 50 mg/menit. Bila
kejang berhenti dosis selanjutnya 4-8 mg/kg/hari, dimulai 12 jam setelah dosis awal.1

11
Bila dengan fenitoin kejang belum berhenti maka pasien harus dirawat di ruang
rawat intensif. Bila kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung dari
jenis kejang demam apakah kejang demam sederhana atau kompleks dan faktor
risikonya.1

Diazepam 5-10mg/rektal 0-10 menit


Pre-hospital
Max 2x, jarak 5 menit
10-20 menit

Rumah sakit/ Diazepam 0,25-0,5 mg/kg/iv


UGD Periksa A,B,C
Kecepatan 2 mg/menit, max dosis 20 mg

Periksa EKG, gula


darah, elektrolit,
AGD, koreksi
ICU/UGD
Kadar
obat darah
Kejang stop, lanjut Fenitoin 20mg/kg/iv (larutkan 10mg/1ml
5-7 mg/kg 12 jam NS), 20-30
kemudian Kec 1 mg/kgBB/menit max dosis 1 gram menit

ICU

Kejang stop, lanjut Fenobarbital 20mg/kg/iv dalam 5- 30-60


4-5 mg/kg 12 jam 10 menit, max dosis 1 g menit
kemudian

ICU Refrakter

Midazolam 0,2 mg/kg/iv Pentoal – Propofol 3-


bolus, lanjut infus 0,02- Tlopental 5-8 5mg/kg/infusion
0,04 mg/kg/jam mg/kg/iv

Gambar 1. Algoritma Tata Laksana Kejang.3

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Ismael S, Pusponegoro HD, Widodo DP. Editor. Konsensus Kejang Demam.


Badan Penerbit IDAI. 2016. Hal 1-16
2. Pudjiadi, AH, dkk. Kejang Demam dalam Pedoman Pelayanan Medis : Ikatan
Dokter Anak Indonesia. Jakarta : IDAI. 2009. Hal. 150-153
3. Lilihata G, Handryastuti S. Kejang Demam. Dalam: Chris T. Editor. Kapita
Selekta Kedokteran. Edisi 4. Jakarta: Media Aesculapius. 2014. Hal 102-104
4. Lumbantobing, SM. Kejang Demam (Febrile Convulsions). Jakarta : Balai
Penerbit FK UI. 2015 . Hal. 1-46

13
14

Вам также может понравиться

  • ANEMIA
    ANEMIA
    Документ36 страниц
    ANEMIA
    venus002
    88% (8)
  • Hepatitis
    Hepatitis
    Документ105 страниц
    Hepatitis
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Acs 23
    Acs 23
    Документ1 страница
    Acs 23
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Af 1
    Af 1
    Документ9 страниц
    Af 1
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Af 1
    Af 1
    Документ9 страниц
    Af 1
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Hepatitis B
    Hepatitis B
    Документ1 страница
    Hepatitis B
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Af 1
    Af 1
    Документ9 страниц
    Af 1
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Penatalaksanaan P POK Bertujuan Untuk Menghilangkan at Au Mengurangi Ob Struksi Yang Terjadi Seminimal Mungkin Agar Secepatnya Oksige
    Penatalaksanaan P POK Bertujuan Untuk Menghilangkan at Au Mengurangi Ob Struksi Yang Terjadi Seminimal Mungkin Agar Secepatnya Oksige
    Документ6 страниц
    Penatalaksanaan P POK Bertujuan Untuk Menghilangkan at Au Mengurangi Ob Struksi Yang Terjadi Seminimal Mungkin Agar Secepatnya Oksige
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Pneumonia 34
    Pneumonia 34
    Документ42 страницы
    Pneumonia 34
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Hepatitis
    Hepatitis
    Документ105 страниц
    Hepatitis
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Af 1
    Af 1
    Документ9 страниц
    Af 1
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Af 1
    Af 1
    Документ9 страниц
    Af 1
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Af 4
    Af 4
    Документ3 страницы
    Af 4
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Demam 1
    Demam 1
    Документ7 страниц
    Demam 1
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Bronkie Taks Is
    Bronkie Taks Is
    Документ15 страниц
    Bronkie Taks Is
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • CKD 1
    CKD 1
    Документ242 страницы
    CKD 1
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Sleeeee 67
    Sleeeee 67
    Документ36 страниц
    Sleeeee 67
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Sleeeee 67
    Sleeeee 67
    Документ36 страниц
    Sleeeee 67
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Penyakit 3
    Penyakit 3
    Документ44 страницы
    Penyakit 3
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Sle 56
    Sle 56
    Документ7 страниц
    Sle 56
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • CKD 1
    CKD 1
    Документ242 страницы
    CKD 1
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • 1 Sop Pengajuan Judul Skripsi
    1 Sop Pengajuan Judul Skripsi
    Документ5 страниц
    1 Sop Pengajuan Judul Skripsi
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Af 5
    Af 5
    Документ6 страниц
    Af 5
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Sle 56
    Sle 56
    Документ7 страниц
    Sle 56
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Penyakit 1
    Penyakit 1
    Документ19 страниц
    Penyakit 1
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Af 3
    Af 3
    Документ4 страницы
    Af 3
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Af 3
    Af 3
    Документ4 страницы
    Af 3
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Limfadinitis 7
    Limfadinitis 7
    Документ10 страниц
    Limfadinitis 7
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Af 1
    Af 1
    Документ9 страниц
    Af 1
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет
  • Af 1
    Af 1
    Документ9 страниц
    Af 1
    Saleh Ahmad
    Оценок пока нет