Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBAHASAN
Sukorame ini, bagian tersebut dibagi menjadi 2 yaitu UKM Esensial dan UKM
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas setiap periode dilaksanakan
oleh Ruang Unit Obat di Puskesmas. Proses seleksi Obat dan Bahan Medis Habis
Medis Habis Pakai adalah menggunakan metode pola konsumsi obat periode
sebelumnya yakni dengan perhitungan obat dan bahan medis habis pakai yang
digunakan pada bulan lalu ditambah dengan 30%. Metode ini adalah metode yang
paling lazim digunakan oleh berbagai bagian farmasi karena mengacu pada
38
kebutuhan obat tempat fasilitas kesehatan yang berbeda-beda. Metode ini sesuai
tahun 2014.
sudah sesuai dengan Kementrian Kesehatan RI 2014. Semua petugas yang terlibat
pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Sukorame juga melakukan pengecekan terhadap Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan/peti, jenis dan jumlah Obat,
bentuk Obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO), ditandatangani oleh petugas
permintaan, terutama pada obat yang jarang digunakan. Hal ini menunjukkan
bahwa sistem penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas
Sukorame sangat memenuhi aturan. Sejak beberapa tahun yang lalu kebutuhan
obat selalu diambil sendiri ke dinas kesehatan, pada tahun 2015 sempat di
antarkan sendiri oleh pihak dinas, tetapi tahun 2016, Puskesmas Sukorame
dan jenis sediaan, stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban), dan kondisi ruangan.
terkunci.
39
Gambar 3.1 Lemari penyimpanan obat golongan narkotika dan psikotropika
Pada Puskesmas Sukorame, ruangan gudang obat ukurannya masih kurang
luas yaitu hanya 1,5x6 m2, ruangan yang baik adalah berukuran 3x4 m 2. Di
gudang obat juga terdapat sudut lantai yang seharusnya dibuat melengkung.
Sukorame dan suhu ruangan sudah sesuai suhu ruangan normal yakni berkisar 27
o
C, dan sebaiknya perlu diberikan AC untuk mengatur suhu ruangan agar lebih
alfabetis, bentuk obat cairan juga sudah dipisahkan dengan yang padat. Untuk
yang ada maka perlu digunakan AC untuk menjaga kestabilan suhu dan
kelembaban udara di gudang obat. Penumpukan dus obat sudah sesuai dengan
40
Gambar 3.2 Ruang Gudang Obat Puskesmas Sukorame
Puskesmas Sukorame
41
Gambar 3.4 Tempat penyimpanan vaksin di Puskesmas Sukorame
Sukorame
Sukorame adalah ke ruang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), gizi, laboratorium,
puskesmas pembantu, ruang unit obat, dan ruang tindakan. Dalam hal mengetahui
ruang unit obat, dan kompilasi. LPLPO kompilasi mencakup data seluruh tempat
pendistribusian obat di Puskesmas Sukorame Kota Kediri. Hal ini telah sesuai
DINKES
dengan standar yang telah disebutkan oleh Departemen Kesehatan RI
Kepala Puskesmas
(Departemen Kesehatan RI, 2007).
Gudang Farmasi Puskesmas
42
Laboratorium Poli TB
Kefarmasian Poli Gizi PUSTU
Klinik VCT Poli Gigi
Ruang Pelayanan
Klinik Sanitasi KIA
3.1 Skema Pendistribusian Obat
stok optimum. Pengendalian Obat Hilang, Obat Rusak dan Kadaluwarsa tercatat
dalam buku pelaporan yang terdapat di ruang farmasi Puskesmas Sukorame Kota
Kediri. Apabila terjadi obat hilang, maka dilakukan pengecekan terlebih dahulu
mulai dari pengecekan penulisan dan pengecekan pada kartu stelling. Untuk
pelaporan obat kadaluarsa terdapat format pelaporan atau berita acara penyerahan
petugas mengumpulkan dari ruang unit obat, gudang obat dan pustu. Kemudian
43
3.6 Kartu Steling Obat
sempat kurang lebih selama 3 bulan pada tahun 2014 memakai sstem
pada manual sejak tahun 2015. Dalam proses pelaporan dan pencatatan, terdapat
buku dan laporan yang sudah tersusun sistematis. Pencatatan dilakukan di gudang
obat dan ruang unit obat. Hal ini sesuai dengan peraturan Departemen Kesehatan
RI tahun 2007. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan obat tertulis dalam LPLPO.
Data LPLPO kompilasi terdiri dari dua rangkap. Pertama, diberikan ke Dinkes
44
Kabupaten/Kota melalui Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota, untuk diisi jumlah
45
Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
”First Expired – First Out” yaitu berdasarkan tanggal kadaluwarsa dan “First In
– First Out” yakni berdasarkan obat yang masuk lebih dahulu. Obat yang baru
masing obat diberikan kartu data keluar-masuk (kartu stelling). Pencatatan obat
pada kartu stelling dilakukan setiap kali ada obat yang masuk maupun keluar di
Kepala Puskesmas
DINKES
46
Gambar 3.6 Alur pemantauan obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas
Sukorame
yang dibutuhkan dari poli/unit pelayanan oleh pihak petugas ketua tata usaha.
Petugas lalu membuat rekap macam-macam alat kesehatan sesuai dengan jenis,
Puskesmas untuk disetujui ataukah tidak. Jika disetujui maka kepala tata usaha
disetujui, kepala Puskesmas akan mengeluarkan disposisi kepada ketua tata usaha
Sukorame adalah bersifat aktif atau pasif hal tersebut telah sesuai Sukorame telah
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1191 Tahun 2010 Tentang
Penyalur Alat Kesehatan. Aktif pada pemeliharaan oleh masing-masing unit kerja
47
atau unit kesehatan lainnya di luar puskesmas (pustu), biasanya kerusakan
kerusakan dari masing-masing unit kerja dan unit kesehatan lainnya (pustu)
umum, KIA, Poli Remaja, Poli TB, Klinik Sanitasi, Klinik VCT, laboratorium,
poli gigi). Bila ada kerusakan pada alat kesehatan, laporan ditujukan pada kepala
tersebut. Bila ringan dan memungkinkan, alat kesehatan tersebut diperbaiki oleh
petugas alat kesehatan, namun bila kerusakan cukup berat dan membutuhkan
anggaran yang besar maka dilaporkan kepada kepala puskesmas dan selanjutnya
tata usaha. Secara langsung hal ini berhubungan dengan bagian kepegawaian dan
Puskesmas Sukorame telah sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Menteri
48
Poli TB Poli Remaja
Poli Umum Klinik Sanitasi Laboratorium KIA
Klinik VCT Poli Gigi
Kepala Puskesmas
DINKES
Gambar 3.8 Alur Pemantauan Alat Kesehatan di Puskesmas Sukorame
alat-alat kesehatan, Puskesmas Sukorame Kediri secara garis besar telah sesuai
dengan Standar Puskesmas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013.
memelihara aset Puskesmas; membuat arsip daftar inventaris sarana dan peralatan
Puskesmas serta melakukan pemeriksaan standar jumlah, jenis, kondisi alat dan
memeliharanya.
49