LATAR Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses
BELAKANG seorang ahli medis dalam memeriksa tubuh pasien untuk
menemukan tanda klinis penyakit maupun kelainan yang diderita oleh pasien. Hasil pemeriksaan fisik tersebut akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir dapat dilakukan oleh bidan, perawat, atau dokter untuk menilai status kesehatan bayi.
Pada hari-hari pertama kelahiran bayi sangat penting. Banyak
perubahan yang terjadi pada bayi untuk menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Screening pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir ini sangat penting yang bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin jika terdapat kelainan pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.. Adapun waktu pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir dapat dilakukan ada usia 6-48 jam (kunjungan neonatal 1, usia 3-7 hari (kunjungan neonatal 2, dan pada usia 8-28 hari (kunjungan neonatal 3).
Selain pemeriksaan fisik, pada bayi baru lahir juga diberikan
imunisasi HB-0 yang bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi, terutama pada jalur penularan ibu-bayi. Penularan hepatitis pada bayi baru lahir dapat terjadi secara vertikal (penularan ibu ke bayinya pada waktu persalinan) dan horisontal (penularan dari orang lain). Dengan demikian untuk mencegah terjadinya infeksi vertikal, bayi harus diimunisasi Hepatitis B sedini mungkin.Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB-0) harus diberikan pada bayi umur 0 – 7 hari. Pemberian imunisasi ini dapat diberikan di puskesmas maupun fasilitas kesehatan terdekat. PERMASALAHAN Pentingnya dilakukan skrining pemeriksaan fisik head to toe pada bayi baru lahir untuk menilai status kesehatannya dan pemberian imunisasi HB-0 sebagai upaya pemberian kekebalan tubuh terhadap penyakit hepatitis B pada bayi. PERENCANAAN Perencanaan dan pemilihan intervensi yang dilakukan adalah DAN PEMILIHAN dengan melakukan skrining pemeriksaan fisik pada bayi 1 minggu INTERVENSI setelah post partum yang dilakukan di puskesmas. Hasil pemeriksaan fisik tersebut kemudian akan ditulis di rekam medis sebagai dokumentasi kesehatan pasien. Hal ini bertujuan untuk menilai keadaan umum bayi, menentukan status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke dalam kehidupan ekstrauteri, dan mencari adanya kelainan/ ketidaknormalan pada bayi.Selain skrining pemeriksaan fisik, dilakukan pemberian imunisasi HB-0 PELAKSANAAN Skrining pemeriksaan fisik dilakukan di Puskesmas 1 minggu setelah post partum. Pada skrining pemeriksaan fisik dimulai dari anamnesis tentang riwayat kelurga, riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya dan riwayat persalinan pada ibu pasien. Kemudian pemeriksaan status antopometri bayi meliputu panjang badan, berat badan serta lingkar kepala. Setelah pemeriksaan antopometri, dilanjutkan dengan pemeriksaan vital sign lalu pemeriksaan fisik head to toe mulai dari kepala, mata, telinga,hidung, tenggorokan, leher, pemeriksaan thorax, abdomen, genitalia dan ekstremitas bayi. Hal tersebut untuk menilai kondisi kesehatan bayi dan adakah kelainan kongenital pada bayi tersebut. Usai melakukan skrining pemeriksaan fisik, hasil dari skrining tersebut kemudian ditulis di rekam medis sebagi dokumentasi. Setelah skrining pemeriksaan fisik selesai, bayi kemudian diberikan imunisasi HB -0 sebagai upaya perlindungan dari infeksi hepatitis B. Kemudian diberikan edukasi pada orang tua untuk rutin mengikuti kegiatan Posyandu secara rutin untuk pemantauan kesehatan bayi, status gizi, dan pemberian imunisasi rutin pada bayi sesuai usia. MONITORING Monitoring dan evaluasi dapat dinilai dari kunjungan orang DAN EVALUASI tua bayi di Posyandu dengan menilai status kesehatan bayi, status gizi dan kelengkapan imunisasi yang telah dilakukan sesuai dengan usia bayi.