Вы находитесь на странице: 1из 4

TEKNIK MEMBALUT DAN MEMBIDAI

PADA DAERAH PELVIS

A. INDIKASI
a. Mengimobilisasi fraktur
b. Memberikan balutan hemostasis.
c. Membalut luka (bila ada) dan mengurangi tekanan pada daerah cidera
d. Memberikan dukungan, meminimalisir pembengkakan, mencegah injuri lebih lanjut pada
jaringan yang trauma.

B. KONTRAINDIKASI
a. Klien alergi dengan bahan balutan (kasa biasa atau elastic bandage, korset)
b. Elastic banage dapat mengurangi sirkulasi jaringan periperal, waspada terhadap klien dengan
gangguan pembuluh darah tepi dan penderita DM.

C. PENGKAJIAN
1. Integritas kulit.
Lihat area yang akan dilakukan balutan, observasi adanya odem, abrasi, perubahan warna,
fraktur terbuka, ekimosis, laserasi, kulit kering, pecah, infeksi penonjolan tulang (prioritas
untuk dilakukan balutan). Pengkajian akan menentukan tipe dan bagaimana cara membalut
daerah yang cidera. Gunakan balutan steril pada luka terbuka sebelum melakukan
pembidaian. Pada pemasangan bidai lakukan pengkajian area yang akan dilakukan
pembidaian adanya perdarahan, ujung tulang yang menonjol atau debris. Catat posisi organ
tubuh yang akan dibidai. Jangan mencoba untuk meluruskan tulang yang diduga terjadi
fraktur pada saat melekukan pembidaian. Bagaimana cara dan prosedur pembidaian akan
memberikan pengaruh pada daerah yang cidera.
2. Neurovaskuler
Lakukan inspeksi pada permukaan kulit, suhu, warna, pulsus, sensasi dari bagian tubuh yang
cidera untuk menentukan status neurologis. Sirkulasi dapat dikaji melalui capillary refill time,
suhu kulit dan warna. Status neurovaskuler juga dapat dikaji dengan menanyakan pada klien
apakah ada rasa kebingungan, kebas atau kesemutan pada arean yang cidera atau sensasi
pada daerah diastal. Hal ini memberikan dasar untuk pengkajian berikutnya. Waspada
terhadap adanya perdarahan internal.

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Perubahan perfusi jaringan
b. Kerusakan mobilitas fisik
c. Nyeri
d. Resiko terjadinya trauma

E. PERENCANAAN
 KRITERIA HASIL
1. Klien melaporkan adanya penurunan oedem.
2. Klien melaporkan adanya penurunan nyeri.
3. Tubuh klien berada pada posisi yang benar.
4. Klien melaporkan tidak adanya rasa kesemutan, perubahan warna atau kebas pada
anggota tubuh yang dibalut.
5. Klien tidak terjadi kerusakan jaringan dan kehilangan darah lebih lanjut.
6. Klien melaporkan tidak adanya gangguan perfusi pada anggota tubuh yang dibalut.
7. Balutan terpasang dengan tepat tidak lepas ataupun terlalu kencang.
8. Klien mengatakan mengerti cara merawat area yang cidera dan penggunaan bidai.

 PERALATAN
1. Kassa (dengan ukuran yang tepat untuk merawat luka-bila ada)
2. Korset (untuk mengimobilisasi panggul)
3. Sarung tangan
4. Pelapis (kasa atau kain lembut) untuk bantalan bidai.
5. Bidai dengan ukuran yang tepat
6. Elastic bandage (bila diperlukan)
7. Tali atau pita pengikat, klip atau pin

 PENJELASAN KLIEN
1. Jelaskan tujuan dilakukannya pemasangan balutan (memberi dukungan pada daerah
yang cidera, mengurangi oedem, mengamankan balutan).
2. Jelaskan pada klien perlunya melaporkan adanya kesemutan, rasa kebas, perubahan
warna dan peningkatan rasa nyeri, perasaan dingin pada ekstremitas, memucat atau
perubahan warna yang tidak merata pada area yang dibalut dan dibidai.
3. Jelaskan perlunya mencatat adanya pengeluaran darah melalui balutan. Jelaskan pada
klien agar bidai tetap kering dan tetap pada tempatnya hingga saatnya dilepas.

 PERSIAPAN KLIEN
1. Atur posisi pasien, tempatkan ekstemitas yang akan dibalut bidai pada posisi fisiologis.
2. Bila memungkinkan kerikan berikan beberapa lembar pelapis dibawah area yang akan
dibalut.

 ESTIMASI WAKTU PELAKSANAAN


15-30 menit, tergantung apakah terdapat luka, komplektifitas pembidaian dan bagian tubuh
yang dilakukan pembidaian.

F. IMPLEMENTASI
No Tindakan Pelaksanaan
Ya Tidak
1. Lihat ukuran kasa atau korset yang diperlukan
2. Cuci tangan
3. Jelaskan pada pasien mengenai tujuan dilakukan balutan dan
pembidaian
4. Kaji keadaan kulit adanya kemerahan, pembengkakan, lesi yang
terbuka atau adanya penonjolan tulang. Kaji dan tempatkan klien
pada posisi yang tepat pada saat pemasangan terutama pada fraktur
lengan atau bagian tubuh yang lain.
5. Lakukan pembalutan terlebih dahulu bila terdapat luka.
Tulang pelvis dapat dilakukan pembalutan dengan menggunakan
jenis balutan melingkar.
Bila menggunakan kasa balutan biasa (kasa atau elastic bandage)
pegang balutan pada tangan yang dominan dan tangan yang satunya
memegang ujung balutan dan menempatkannya pada ujung bagian
tubuh yang akan dibalut. Lanjutkan dengan memindahkan balutan
dari tangan dominan ke tangan yang lain sambil melakukan balutan.
Balutan selanjutnya dilakukan dengan menutup rata permukaan kulit
tanpa terlihat.
Bila menggunakan korset dapat meminimalisir pergerakan pasien
(hanya sekali menggerakkan pasien).
Lakukan dengan metode logroll pada saat menggerakkan pasien.
6. Amankan balutan pada tempatnya dengan menggunakan pin agar
tidak terlepas.
7 Apabila dilakukan pemasangan bidai, lakukan pengecekan apakah
bidai sudah sesuai dengan kebutuhan. Bidai dapat terbuat dari
fiberglass, alumunium, karet buda, papan atau plester.
8 Ukur area yang akan dibidai sesuai dengan instruksi pembuatan. Perlu
diingat beberapa bidai dibuat khusus untuk sisi kiri atau kanan
9 Gunakan bidai menurut instruksi, secara umum bidai harus menutup
semua daerah injuri (persendian diatas dan dibawah fraktur
sepanjang spilnt dengan baik, diluar persendian) untuk
mengimobilisasaikan dan amankan dengan menggunakan elastic
bandage pita, pin atau tali pengikat.
10 Lakukan pengecekan status neurovaskulair pada area distal pada
daerah distal pembidaian.
11 Bila klien berkeinginan untuk melepas bidai dan menggunakannya lagi
berikan pengarahan mengenai penggunaan bidai dan cara
perawatannya, pastikan klien untuk mampu melakukannya sendiri
dirumah.
12 Cuci tangan

G. EVALUASI
1. Klien tidak mengalami nyeri yang tidak perlu
2. Klien tidak terjadi kerusakan jaringan dan kehilangan darah lebih lanjut.
3. Daerah yang injuri dilaukan pembidaian dan diimobilisasi pada posisi yang tepat.
4. Daerah yang injuri dan bagian distal mendapat sirkulasi yang adekuat.
5. Klien tidak mengalami kerusakan jaringan kulit akibat pembidaian.
6. Klien mengatakan mengerti cara merawat area yang cidera dan penggunaan bidai.
H. DOKUMENTASI
1. Catat prosedur, jenis balutan dan alasan dilakukan balutan.
2. Alasan dilakukan pembidaian, area yang dibidai dan tipe pembidaian.
3. Posisi daerah yang dilakukan bidai kanan/kiri.
4. Kondisi kulit yang dilakukan pembidaian.
5. Pengkajian status neurovaskulair mengenai warna, pergerakan, kehangatan, sensasi sebelum
dan 20 menit setelah pemasangan.
6. Pulsus distal.
7. Vital sign.
8. Keadaan umum pasien (fraktur pelvis sering disertai perdarahan internal).
9. Situasi akut injuri bila ada.

I. KOMPLIKASI
a. Kerusakan neurovaskulair, iritasi kulit bila pembalutan atau pembidaian yang terlalu ketat.
b. Odem pada daerah distal dapat terjadi karena obstruksi venous return dapat diatasi dengan
mengikutsertakan daerah distal ekstremitas dan mengelevasikannya.

Вам также может понравиться