Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH KELOMPOK VI :
1. NI KADEK DIAN DWI LESTARI 1603051008
2. ANANDA SAHIRA 1603051009
3. LUH CINTA KRISMIARI 1603051013
1 BTA Positif
2 BTA Negatif
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pewarnaan bakteri berupa
pewarnaan tahan asam. Bakteri tahan asam adalah jenis bakteri yang tidak
dapat diwarnai dengan pewarnaan biasa kecuali dengan menggunakan asam
alkohol dan dengan pemanasan. Bakteri tahan asam merupakan bakteri yang
kandungan lemaknya sangat tebal, sehingga tidak bisa diwarnai dengan
reaksi pewarnaan biasa, tetapi harus dengan pewarnaan tahan asam. Bakteri
ini disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna
pertama sewaktu dicuci dengan larutan pemucat. Ketika proses pewarnaan,
bakteri tahan asam ini melawan dekolorisasi dengan asam sehingga bakteri
tersebut disebut bakteri tahan asam.
Pada pewarnaan BTA ini menggunakan sputum (dahak) dengan
tujuan percobaan yaitu untuk mengamati bakteri tahan asam dan bakteri tak
tahan asam dengan menggunakan prosedur pewarnaan tahan asam secara
makroskopis dan mikroskopis. Sputum adalah cairan yang diproduksi dalam
elveoli dan bronkioli. Sputum yang memenuhi syarat pemeriksaan harus
betul-betul dari trakea dan bronkioli bukan berupa air ludah.
Pada praktikum ini menggunakan pewarnaan ziehl-neelsen untuk
identifikasi dan pengamatan bakteri tahan asam, karena metode ini
merupakan salah satu metode pengujian bakteri tahan asam yang cukup
sederhana dan memiliki spesipisitas dan sensitivitas yang cukup tinggi.
Percobaan ini dilakukan dengan pengecetan Bakteri Tahan Asam (BTA) yang
menggunakan tiga jenis cat Ziehl-Neelson (ZN) yaitu carbol fuchsin 0,3 %,
asam alkohol 3 % dan methylene blue 3 %. Sebelum dibuat apusan, objek
glass difiksasi untuk menghilangkan lemak yang menempel pada
permukaanya dan untuk menghilangkan kontaminan lain yang ada pada objek
glass. Apusan yang dibuat tidak boleh terlalu tebal agar bakteri tidak
bertumpuk-tumpuk sehingga proses pengamatan bentuk sel bakteri menjadi
lebih mudah, tetapi apusan yang dibuat juga tidak boleh terlalu tipis.
Pewarnaan BTA ini dilakukan dengan menggunakan pewarnaan Ziehl
Neelson yang menggunakan 3 jenis warna sebagai berikut :
1. Pewarnaan dengan Carbol Fuchsin 3% yang mana mempunyai fungsi
membuka lapisan lilin agar menjadi lunak sehingga cat dapat menembus
masuk ke dalam sel bakteri M. tuberculosis. Pewarnaan pertama ini, akan
sulit menembus dinding dari Bakteri tahan asam, sehingga dilakukan
pemanasan untuk memuaikan dinding sel bakteri tersebut sehingga warna
carbol fuchsin ini mampu diserap oleh sel-sel bakteri. Namun perlu
diperhatikan, pemanasan dilalukan jangan sampai mendidih cukup
samapai menguap agar sel-sel bakteri tersebut tidak rusak.
2. Penambahan larutan asam alkohol 0,3% berfungsi untuk membilas atau
melunturkan zat warna (decolorization) pada sel bakteri (mikroorganisme).
Saat sel-sel bakteri sudah mampu menyerap warna carbol fuchsin maka
dinding sel tersebut akan kembali tertutup dalam pada suhu semula.
Sehingga sebelum dilakukan penambahan asam alkohol ditunggu sampai 5
menit. Saat penambahan asam alkohol ini, maka bakteri yang bukan BTA
akan dilunturkan kembali warna carbol fuchsin tersebut karena tidak
mampu mengikat kuat seperti halnya bakteri BTA.
3. Terakhir dilakukan penambahan zat warna Methylene blue yang berfungsi
sebagai cat lawan dan pada pemberian methylen blue ini bakteri akan tetap
berwarna merah dengan latar belakang biru atau hijau Methylene Blue
merupakan pewarna tandingan atau pewarna sekunder. Zat warna ini juga
berfungsi untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan pewarna
utama setelah perlakuan dengan asam alkohol.
Setiap akhir pemberian reagen atau pewarna, selalu dilakukan
pembilasan terhadap kaca objek dengan menggunakan aquadest. Pembilasan
ini bertujuan untuk mengurangi kelebihan setiap zat warna yang sedang
diberikan. Objek yang telah dibasuh aquades kemudian dikeringkan dengan
menggunakan kertas saring, tidak ditiup-tiup karena dikhawatirkan ada
kontaminasi bakteri lain yang menempel pada objek glass. Sampel yang
sudah di keringkan, di tetesi dengan emersi oil. Minyak emersi adalah
minyak yang di pakai untuk olesan pada mikroskop, yang fungsinya untuk
memperjelas objek, dan melindungi mikroskop. Minyak emersi memiliki
indeks refraksi yang tinggi dibandingkan dengan air, sehingga objek yang
kita amati dapat terlihat lebih jelas dibandingkan dengan tanpa minyak
emersi. Selain itu, minyak emersi juga mempunyai indeks bias yang
mendekati atau identik dengan kaca, sehingga dapat memfokuskan sampel
bakteri pada pengamatan mikroskop.
Setelah ditambahkan minyak emersi dilakukan pengamatan dengan
menggunakan mikroskop pada perbesaran 10x, 40x, dan 100x, berdasarkan
hasil praktikum ini diperoleh hasil pengamatan latar belakang berwarna biru
terang dan basil bakteri berwarna merah pucat, hal ini menunjukan adanya
bakteri tahan asam pada sampel yakni berupa Mycrobacterium tuberculosis,
bakteri ini bersifat pathogen di dalam tubuh baik pada manusia maupun
hewan, dan bersifat kronis karena mebutuhkan waktu yang lama agar
menimbulkan infeksi pada host nya, berbentuk batang langsing, lurus atau
berbentuk filament. Bakteri ini bersifat aerobik, tidak membentuk spora, non
motil, tahan asam, dan merupakan bakteri gram positif.
Hal ini sesuai dengan literatur yaitu dengan metode pewarnaan Ziehl-
Neelsen yang menyebutkan bahwa bakteri tahan asam yang terlihat pada
mikroskop adalah berwarna merah dengan latar berwarna biru. Bakteri tahan
asam akan mempertahankan warna pertama yang diberikan. Hasil yang
didapat adalah ditemukannya bakteri tahan asam.
Cara mencegah penyakit TBC yaitu dengan mengkonsumsi makanan
bergizi, sehingga daya tahan tubuh akan meningkat. Produksi leukosit pun
tidak akan mengalami gangguan, sehingga siap melawan bakteri TBC yang
kemungkinan terhirup. Bisa juga dengan vaksinasi, dengan vaksinasi BCG
yang benar dan diusia yang tepat, sel-sel darah putih menjadi cukup matang
dan memiliki kemampuan melawan bakteri TBC.
X. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang telah didapatkan maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pewarnaan BTA dapat dilakukan dengan cara
pewarna Ziehl-Neelson yaitu dengan menggunakan larutan karbol fuchsin
0,3%, alkohol asam 3% , dan methylen blue. Bakteri yang teridentifikasi
adalah Mycobacterium tuberculose (penyakit Tuberculosis) dengan bentuk
basil berwarna merah. Sifat bakteri ini adalah tidak tahan panas, tetapi dapat
bertahan lama dalam udara bebas. Dalam pewarnaan bahan asam bakteri
yang tahan asam akan berwarna merah dan bakteri yang tidak tahan asam
akan berwarna biru.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Aditama Tjandra Y. 2007. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta
Dorland. 1992. Kamus Kedokteran. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Dwidjoseputro. 1989. Dasar-dasar Mikrobiologi. Malang : Djambatan.
Entjang, I. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi
Keperawatan dan Sekolah Tenaga Kesehatan Yang Sederajat.
Bandung : Citra Aditya Bakti.
Kamus Kesehatan. 2011. Jakarta: Balai Pustaka.
Koneman, E. W, et al. 2002. Color Atlas and Text Book of Diagnostic
Kurniawati, et al. 2005. Perbandingan Tan Thiam Hok, Ziehl Neelsen, dan
fluorokrom sebagai Metode Pewarnaan Basil Tahan Asam
untuk Pemeriksaan Mikroskopis Sputum. Makara Kesehatan. Vol 9
, June 2005:29-33. (http://qi206.wordpress.Com/2008/10/17/mikrob
a/pewarnaan). Diakses pada tanggal 12 Mei 2018.
Lay, B. W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Mastra, Nyoman, dkk. 2014. Bakteriologi. Denpasar : Politektnik
Kesehatan Denpasar Jurusan Analis Kesehatan.
Microbiology. J.B Lippincott Company. Philadelphia
Pelczar, M. J., E. C. S. Chan. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2. UI
Press. Jakarta.
Sandjaja. 1992. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Sutedjo, Mul Mulyati. 1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: Rineka Cipta
Syahrurachman. 1994. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum Untuk
Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Departemen Mikrobiologi Fakultas
Pertanian UGM.