Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MAKALAH
Dibuat oleh :
Dipresentasikan oleh :
Segala puji serta rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas
berkah dan rahmat-Nyalah serta ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini tentang “Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada
Pasien dengan Ketoasidosis Diabetik ”. Dengan harapan makalah ini dapat
membantu mahasiswa/i dalam mempelajari mata kuliah Keperawatan gawat
darurat II.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami
dalam rangka pengembangan dasar ilmu keperawatan gawat darurat II yang
berkaitan dengan asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien dengan
Ketoasidosis Diabetik. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk
menambah wawasan tentang pengetahuan GADAR II secara meluas khususnya
tentang kegawatan pada Ketoasidosis Diabetik. Sehingga besar harapan kami,
makalah yang kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang
wawasan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
2.1.Pengertian ............................................................................... 2
2.2.Patofisiologi ............................................................................ 3
BAB IV PENUTUP
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B. Pengertian
KAD adalah keadaan yang ditandai dengan asidosis met abolik akibat
pembentukan keton yang berlebihan, sedangkan SHH ditandai dengan hiperos
molalitas berat dengan kadar glukosa serum yang biasanya lebih tinggi dari
KAD murni (American Diabetes Association, 2004).
Jadi KAD merupakan komplikasi akut diabetes mellitus (DM) yang serius
dan membutuhkan pengelolaan gawat darurat. Akibat diuresia osmotik, KAD
biasanya mengalami dehidrasi berat dan dapat sampai menyebabkan syok.
C. Patofisiologi
1. Pengkajian
Anamnesis :
a. Riwayat DM
b. Poliuria, Polidipsi
c. Berhenti menyuntik insulin
d. Demam dan infeksi
e. Nyeri perut, mual, mutah
f. Penglihatan kabur
g. Lemah dan sakit kepala
2. Pemeriksan Fisik :
a. Ortostatik hipotensi (sistole turun 20 mmHg atau lebih saat berdiri)
b. Hipotensi, Syok
c. Nafas bau aseton (bau manis seperti buah)
d. Hiperventilasi : Kusmual (RR cepat, dalam)
e. Kesadaran bisa CM, letargi atau koma
f. Dehidrasi
3. Intervensi Keperawatan
N DIAGNOSA TUJUAN DAN
INTERVENSI
O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1 Defisit Volume Cairan NOC: NIC :
Definisi : Penurunan v -Fluid balance Fluid management
cairan intravaskuler, v -Hydration · -Pertahankan catatan intake
interstisial, dan/atau v -Nutritional Status : dan output yang akurat
intrasellular. Ini Food and Fluid Intake· -Monitor status hidrasi (
mengarah ke dehidrasi, Kriteria Hasil : kelembaban membran
v -Mempertahankan urine mukosa, nadi adekuat,
output sesuai dengan tekanan darah ortostatik ),
kehilangan cairan usia dan BB, BJ urin- jika diperlukan
dengan pengeluaran normal, HT normal · - Monitor vital sign
sodium. v - Tekanan darah, nadi, · - Monitor masukan makanan /
suhu tubuh dalam cairan dan hitung intake
Batasan Karakteristik: batas normal kalori harian
-Kelemahan v - Tidak ada tanda tanda· - Kolaborasikan pemberian
-Haus dehidrasi, Elastisitas cairan IV
-Penurunan turgor turgor kulit baik, · - Monitor status nutrisi
kulit/lidah membran mukosa · - Berikan cairan IV pada suhu
-Membran mukosa/kulit lembab, tidak ada rasa ruangan
kering haus yang berlebihan · - Dorong masukan oral
-Peningkatan denyut · - Berikan penggantian
nadi, penurunan nesogatrik sesuai output
tekanan darah, · - Dorong keluarga untuk
penurunan membantu pasien makan
volume/tekanan nadi · - Tawarkan snack ( jus buah,
-Pengisian vena buah segar )
menurun · - Kolaborasi dokter jika tanda
- Perubahan status cairan berlebih muncul
mental meburuk
-Konsentrasi urine · - Atur kemungkinan tranfusi
meningkat · - Persiapan untuk tranfusi
--Temperatur tubuh
meningkat
--Hematokrit meninggi
-Kehilangan berat badan
seketika (kecuali pada
third spacing).
Faktor-faktor yang
berhubungan :
--Kehilangan volume
cairan secara aktif
-- Kegagalan mekanisme
pengaturan
- -Penurunan darah
Monitor VS saat
energi/kelelahan
- -Perusakan/pelemahan pasien berbaring,
- -Kecemasan aktivitas
Monitor kualitas dari
- -Disfungsi
Neuromuskuler nadi
4. Implementasi
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan
evaluasi ini merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah
ditentukan untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan
mengukur hasil dari proses keperawatan.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Keto Asidosis Diabetikum (KAD) merupakan salah satu kompliasi akut
DM akibat defisiensi hormone insulin yang tidak dikenal dan bila tidak mendapat
pengobatan segera akan menyebabakan kematian. Etiologi dari KAD adalah
Insulin tidak diberikan dengan dosis yang kurang, keadaan sakit atau infeksi pada
DM, manifestasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak terdiagnosis dan tidak
diobati.
Ada tiga gambaran kliniks yang penting pada diabetes ketoasidosis yaitu
dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis. Dehidrasi disebabkan mekanisme
ginjal dimana tubuh terjadi hiperglikemia, sehingga ginjal mensekresikan dengan
natrium dan air yang disebut poliuri. Kehilangan elektrolit merupakan kompensasi
dari defisiensi insulin. Sedangkan asidosis adalah peningkatan pH dan diiringi
oleh penumpukan benda keton dalan tubuh. Keadaan ketoasidosis merupakan
keadan yang memerlukan banyak pengontrolan dan pemantauan insulin dan
cairan elektrolit, karena bila kekurangan atau malah terjadi kelebihan akan
mengakibatkan komplikasi yang sulit untuk ditanggulangi.
2. Saran
http://lpkeperawatan.blogspot.com/2014/01/aporan-pendahuluan-ketoasidosis-
diabetikum-KAD.html#.VSKDAuGeYhA
November 2012.
2012.
Wallace TM, Matthews DR. Recent Advance in The Monitoring and management of
Dr. MHD. Syahputra. Diabetic ketosidosis. www. Library.usu.ac.id. Diakses pada tanggal
17 November 2010.
. 13th ed. Kahn CR, Weir GC, Eds. Philadelphia, Lea & Febiger, 1994, p.738–770
LAPORAN PENDAHULUAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM
(KAD)
Infeksi : pneumonia, infeksi traktus urinarius, dan sepsis. diketahui bahwa jumlah
sel darah putih mungkin meningkat tanpa indikasi yang mendasari infeksi.
Ketidakpatuhan: karena ketidakpatuhan dalam dosis
Pengobatan: onset baru diabetes atau dosis insulin tidak adekuat
Kardiovaskuler : infark miokardium
Penyebab lain : hipertiroidisme, pankreatitis, kehamilan,
pengobatan kortikosteroid and adrenergik.
(Samijean Nordmark,2008)
b. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik untuk ketoasidosis diabetik dapat dilakukan dengan
cara:
1. Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari 200mg/dl). Biasanya
tes ini dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa meningkat
dibawah kondisi stress.
2. Gula darah puasa normal atau diatas normal.
3. Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal.
4. Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton.
5. Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat menandakan
ketidakadekuatan kontrol glikemik dan peningkatan propensitas pada terjadinya
aterosklerosis.
6. Aseton plasma: Positif secara mencolok
7. As. Lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meninggkat
8. Elektrolit: Na normal/menurun; K normal/meningkat semu; F turun
9. Hemoglobin glikosilat: Meningkat 2-4 kali normal
10. Gas Darah Arteri: pH rendah, penurunan HCO3 (asidosismetabolik) dengan
kompensasi alkalosis respiratorik
11. Trombosit darah: Ht mungkin meningkat, leukositosis, hemokonsentrasi
12. Ureum/creatinin: meningkat/normal
13. Amilase darah: meningkat mengindikasikan pancreatitis akut
Hiperglikemia, bila kadar glukosa darah > 11 mmol/L (> 200 mg/dL).
4. Mencegah komplikasi,
Oksigenasi / ventilasi
Jalan napas dan pernapasan tetap prioritas utama. Jika pasien dengan
kesadaran / koma (GCS <8) mempertimbangkan intubasi dan ventilasi. Pada
pasien tsb sementara saluran napas dapat dipertahankan oleh penyisipan
Guedel's saluran napas. Pasang oksigen melalui masker Hudson atau non-
rebreather masker jika ditunjukkan. Masukkan tabung nasogastrik dan biarkan
drainase jika pasien muntah atau jika pasien telah muntah berulang. Airway,
pernafasan dan tingkat kesadaran harus dimonitor di semua treatment DKA.
Circulation
Penggantian cairan
Sirkulasi adalah prioritas kedua. DKA pada pasien yang menderita dehidrasi
berat bisa berlanjut pada shock hipovolemik. Oleh sebab itu, cairan pengganti
harus dimulai segera. Cairan resusitasi bertujuan untuk mengurangi
hiperglikemia, hyperosmolality, dan counterregulatory hormon, terutama dalam
beberapa jam pertama, sehingga mengurangi resistensi terhadap insulin. Terapi
Insulin paling efektif jika didahului dengan cairan awal dan penggantian elektrolit.
Defisit cairan tubuh 10% dari berat badan total maka lebih dari 6 liter cairan
mungkin harus diganti. Resusitasi cairan segera bertujuan untuk mengembalikan
volume intravaskular dan memperbaiki perfusi ginjal dengan solusi kristaloid,
koloid dan bisa digunakan jika pasien dalam syok hipovolemik. Normal saline
(NaCl 0,9%) yang paling sesuai. Idealnya 50% dari
total defisit air tubuh harus diganti dalam 8 jam pertama dan 50% lain dalam 24
jam berikutnya. Hati-hati pemantauan status hemodinamik secara teliti (pada
pasien yang tidak stabil setiap 15 menit), fungsi ginjal, status mental dan
keseimbangan cairan diperlukan untuk menghindari overload cairan.
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, Kram otot, tonus otot menurun,
gangguan istirahat/tidur
2. Sirkulasi
3. Integritas/ Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi
4. Eliminasi
5. Nutrisi/Cairan
6. Neurosensori
7. Nyeri/kenyamanan
8. Pernapasan
9. Keamanan
10. Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi), Masalah impoten pada pria, kesulitan
orgasme pada wanita
11. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi. Penyembuhan
yang, Lambat, penggunaan obat sepertii steroid, diuretik (thiazid), dilantin dan
fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak
memerlukan obat diabetik sesuai pesanan
Faktor-faktor yang
berhubungan:
- Kehilangan volume
cairan secara aktif
- Kegagalan
mekanisme
pengaturan
- Peningkatan diameter
anterior-posterior
Terapi oksigen
- Pernafasan rata-
rata/minimal Bersihkan mulut, hidung
dan secret trakea
Bayi : < 25 atau > 60 Pertahankan jalan nafas
yang paten
Usia 1-4 : < 20 atau >
30 Atur peralatan oksigenasi
- Kerusakan
persepsi/kognitif
- Perlukaan pada
jaringan syaraf tulang
belakang
- Imaturitas Neurologis
Monitor kerentanan
terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Saring pengunjung
terhadap penyakit
menular
Partahankan teknik
aspesis pada pasien yang
beresiko
Dorong istirahat
Laporkan kecurigaan
infeksi
9. Diskusikan perubahan
gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk
mencegah komplikasi di
masa yang akan datang
dan atau proses
pengontrolan penyakit