Вы находитесь на странице: 1из 27

PENGERTIAN, FUNGSI DAN TUJUAN NEGARA KESATUAN RI

1. Pengertian , Fungsi dan Tujuan Negara Secara Universal

1. PENGERTIAN NEGARA
Negara berasal dari kata asing yaitu state (bahasa Inggris), staat (bahasa Belanda dan
Jerman) dan etat (bahasa Perancis). Kata-kata state, staat, dan etat diambil dari bahasa latin yaitu
status atau statum yang berarti keadaan yang tegak dan tepat atau sesuatu yang memiliki sifat-
sifat yang tegak dan tetap.
Secara terminologi negara diartikan dengan organisasi tertinggi diantara satu kelompok
masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam daerah tertentu dan
mempunyai pemerintahan yang berdaulat.

Arti negara menurut beberapa tokoh:


G. Jellinek
Negara adl organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di
wilayah tertentu.
GeorgenWilhem Friedrich Hegel
Negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan
individual dan kemerdekaan universal.
Mr. Kranenburg
Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu golongan atau
bangsanya sendiri.
Menurut Roger H. Soltau,
negara didefinisikan dengan alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan
persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.
Menurut Harold J. Laksi,
negara merupakan suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang
yang bersifat memaksa dan yan gsecara sah lebih agung daripada individu atau kelompok yang
merupakan bagian dari masyarakat itu.
Menurut Max Weber
negara diartikan dengan asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu
masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yan gdiselenggarakan oleh
suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberikan kekuasaan memaksa.
Prof. R. Djokosoetono
Negara adalah suatu organisasi manusia atau sekumpulan manusia yang berada di bawah
satu pemerintahan yang sama.
Prof. Mr. Soenarko
Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu dimana kekeuasaan
negara berlaku sepenuhnya sebagai souvereign (kedaulatan)

2. FUNGSI NEGARA

Setiap negara mempunyai fungsi yang berhubungan erat dengan tujuan dibentuknya
negara tersebut. Untuk itu hal yang harus dilakukan negara adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan ketertiban (law and order) untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah
bentrokan-bentrokaan dalam masyarakat. Dalam hal ini negar bertindak sebagai stabilisator
b. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
c. Mengusahakan pertahanan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar, negara harus
dilengkapi dengan alat-alat pertahanan yang kuat dan canggih.
d. Menegakkan keadilan melalui badan-badan peradilan

Fungsi negra menurut beberapa tokoh :


a. John Lokce, membagi fungsi negara menjadi tiga :
1) Fungsi legislatif, yaitu membuat undang-undang
2) Fungsi eksekutif, yaitu melaksanakan undang-undang
3) Fungsi federatif, yaitu mengurusi urusan luar negeri, perang dan damai
b. Moh. Kusnardi, SH.
1) melaksanakan ketertiban
2) menghendaki kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
c. Montesquieu, menyatakan bahwa fungsi negara mencakup tiga tugas pokok :
1) fungsi legislatif, yaitu membuat undang-undang
2) fungsi eksekutif, yaitu melaksanakan undang-undang
3) fungsi yudikatif, yaitu mengawasi agar semua peraturan ditaati (fungsi mengadili)
d. Van Vallenhoven , menyatakan fungsi negara meliputi seperti berikut :
1) Regeling, yaitu membuat peraturan
2) Bestur, yaitu menyelenggarakan pemerintahan
3) Rechstaat, fungsi mengadili
4) Politic, fungsi ketertiban dan keamanan.

Fungsi negara dapat diartikan sebagai tugas organisasi negara itu sendiri. Oleh karena itu,
sesungguhnya tugas negara secara umum adalah sebagai berikut :
a. Tugas esensial
Adalah tugaas untuk mempertahankan negar sebagai organisasi politik yang berdaulat. Tugas ini
menjadi tugas negara (memelihara perdmaian, ketertiban, dan ketentraman dalam negar serta
melindungi hak milik dari setiap orang) dan tugaas eksternal (mempertahankan kemerdekaan
negara). Tugas essensial ini sering disebut tugas asli dari negara sebab dimiliki oleh setiap
pemerintah dari negara manapun di dunia.
b. Tugas fakultatif
Diselenggarakan oleh negara untuk dapat memperbesar kesejahteraan fakir miskin, kesehatan
dan pendidikan rakyat.

3.TUJUAN NEGARA.

Setiap negara yang berdiri pasti mempunyai tujuan tertentu. Dimana tujuan dari negara
yan gstu dengan yang lain adalah berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh penguasa negara yang
sedang memerintah. Sebab negara berdiri bertujuan untuk mencapai kebahagiaan bersama
semua orang yang masuk dalam organisasi negar tersebut.
Adapun tujuan negara bermacam-macam antara lain :
a. Untuk memperluas kekuasaan
Ajaran negara kekuasaan menyatakan bahwa kekuasaan berarti kebenaran, dan dengan bertambahnya
kekuasaan berarti akan bertambahnya kemajuan di lapangan lain. Negara kekuasaan menghendaki agar negaranya
menjaadi besar dan jaya. Untuk mencapai tujuannya maka rakyat dijaadikan alat untuk perluasan, kepentingan orang
perseorangan ada di bawah kepentingan bangsa dan negara.

b. Untuk menyelenggarakan ketertiban hukum


Negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum segala kekuasaan dari alat-alat pemerintahan
berdasarkan atas hukum, semua orang harus tinduk kepada hukum, sebab hukumlah yang berkuasa dalam negara

tersebut.

c. Untuk mencapai kesejahteraan umum


Negara bertujuan ingin mewujudkan kesejahteraan umum. Negara dipandang sebagai alat yang dibentuk
manusia untuk mencapai tujuan bersama, yakni suatu tatanan masyarakat yan gdidalamnya ada kebahagiaan,
kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat negara itu.

Adapun tokoh yang mengemukakan tujuan negara adalah :


a. Roger H. Soltau, mengembangkan agar rakyat berkembang serta mengembangkan daya ciptanya
sebebas mungkin.
b. J. Baren, mengklasifikasikan tujuan negara dalam dua hal :
1) tujuan sebenarnya yaitu memelihara keamanan, ketertiban dan penyelenggaraan
kepentingan umum.
2) Tujuan tidak sebenarnya yaitu pertahanan diri yang berkuasa untuk tetap berada dalam
kedudukannya.
c. Aristoteles, menyelenggarakan hidup yang baik dari warga negaranya .
d. Charles E. Miriam, mencapai keamanan, ketertiban, keadilan dan kesejahteraan umum.
e. Plato, memajukan kesusilaan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial.

Beberapa teori tentang tujuan negara adalah sebagai berikut :


a. Teori Fasisme
Fasisme berasal dari kata Fascio yang berarti kelompok. Kelompok ini menamakan dirinya Fascio de
combattimento yang artinya barisan tempur. Dalam Undang-undang dasar, negara fasis harus diciptakan
suatu kesatuan kehendak di lapangan kesusilaan, politik, dan ekonomi. Rakyat harus memiliki ideologi
negara sedalam-dalamnya untuk menjelma sebagai bangsa fasis. Pemimpin negaralah yang menentukan
tujuan negara serta mengendalikan cita-cita dan tujuan negara sentralistik. Tujuan negara fasis adalah
”Imperium Dunia” pemimpin bercita-cita untuk mempersatukan semua bangsa di dunia menjaadi satu
tenaga atau kekuatan bersama.
Beberapa negar di dunia yang pernah menerapkan fasisme antara lain Italia semasa dipimpin oleh Benito
Mussolini, Jerman semasa Adolf Hittler, Jepang semasa Pra Perang Dunia II dibawah kekuasaan Tenno
Heiko.

b. Teori Individualisme
Teori ini muncul di tengah-tengah peradaban reformasi barat, kurang lebih pada abad XVII dan XVIII. Teori
ini muncul sebagai anti klimaks dari penguasa monarki absolut. Mereka berkeinginan mendapatkan liberte,
egalite, dan fraternite. Mereka juga membanggakan pemikiran-pemikiran rasionalisme dan humanisme
sebagai buah dari revolusi Perancis dan revolusi industri.
Individualisme atau liberalisme dalam arti luaas dapat dikatakan sebagai usaha perjuangan menuju
kebebasan. Dalam bidang ekonomi liberalisme baru muncul di abad XIX dipelopori oleh Adam Smith.
Dalam pandangan individualisme negara tidak boleh campur tangan dalam urusan pribadi. Ekonomi, dan
angama warganya. Tujuan negara hanya berfungsi sebagai penjaga malam, yaitu sekedar menjaga
keamanan dan ketertiban individu serta menjamin kebebasan seluas-luasnya dalam memperjuangkan
kehidupannya. Teori ini banyak diterapkan di sebagian besar negara-negara Eropa dan Amerika.
c. Teori Sosialisme
Kelahiran sosialisme terkait erat dengan keebradaan kapitalisme yang sudah sangat eksploitatif. Sosialisme
menentang kemutlakan milik perseorangan dan menyokong pemakaian milik tersebut untuk kesejahteraan
umum. Perkembangan sosialisme muncul di daratan Eropa setelah revolusi industri, guna menghindari
penghisapan ekonomi oleh segelintir orang (kaum kapitalis).
Dalam perkembangan lebih lanjut, sosialisme diamnfaatan secara politis oleh gerakan-gerakan
revolusioner. Tokoh-tokohnya yang terkenal adalah Karl Marx , Lenin dan Stalin. Paham ini berkembang di
Eropa Timur, pada umumnya dengan Uni Soviet (sekarang telah bubar) sebagai kiblatnya. Sosialisme
dengan banyaknya muatan politik berubah bentuk menjadi komunisme. Menurut teori sosialisme negara
mempunyai hak campur tangan dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Hal ini dilakukan demi
tercapainya tujuan negara yaitu memberikan kebahagiaan yang sebesar-besarnya dan merata bagi setiap
anggota masyarakat.
d. Teori Integralistik
Paham integralistik ingin menggabungkan kemauan rakyat dan penguasa (negara) kebersamaan.
Alasannya, paham dan anggota-anggotanya saling terkait sehingga membentuk satu kesatuan yang
organis. Teori ini dipeloposri oleh B. De Spinoza, Adam Miller dan Hegel.
Gagasan paham integralistik di Indonesia pertama kali dikemukakan oleh Dr. Soepomo pada sidang
BPUPKI tahun 1945. Menurut Soepomo paham integralistik merupakan aliran pemikiran yang paling sesuai
dengan karakteristik bangsa Indonesia yang bersifat kekeluargaan (paguyuban). Dengan demikian
semangat kekeluargaan dan kebersamaan ini merupakan ciri integralistik Indonesia. Gagasan Soepomi ini
kemudian menjadi dasar terbentuknya tujuan negara RI .

3. Tujuan Negara Kesatuan RI


Tujuan negara kesatuan RI secara ekspilisit dapat dilihat pada pembukaan UUD 1945
pada alenia 4 diantaranya berbunyi :
“.........melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka....”


Dari bunyi alenia 4 tersebut dapat dilihat bahwa tujuan dibentuknya negara RI adalah :
1. melindungi segenap bangsaIndonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. memajukan kesejahteraan umum
3. mencerdaskan kehidupan bangsa
4. ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Bentuk Negara dan Bentuk Pemerintahan

Bentuk negara adalah merupakan batas antara peninjauan secara sosiologis dan peninjauan
secara yuridis mengenai negara. Peninjauan secara sosiologis jika negara dilihat secara
keseluruhan (ganzhit) tanpa melihat isinya, sedangkan secara yuridis jika negara\peninjauan
hanya dilihat dari isinya atau strukturnya.

Machiavelli dalam bukunya II Prinsipe bahwa bentuk negara (hanya ada dua pilihan) jika tidak
republik tentulah Monarkhi. Selanjutnya menjelaskan negara sebagai bentuk genus sedangkan
Monarkhi dan republik sebagai bentuk speciesnya.

Perbedaan dalam kedua bentuk Monarkhi dan republik (Jellinek, dalam bukunya Allgemene
staatslehre) didasarkan atas perbedaan proses terjadinya pembentukan kemauan negara itu
terdapat dua kemungkinan:

1. Apabila cara terjadinya pembentukan kemauan negara secara psikologis atau secara alamiah, yang terjadi
dalam jiwa/badan seseorang dan nampak sebagai kemauan seseorang/individu maka bentuk negaranya
adalah Monarkhi.
2. Apabila cara proses terjadinya pembentukan negara secara yuridis, secara sengaja dibuat menurut kemauan
orang banyak sehingga kemauan itu nampak sebagai kemauan suatu dewan maka bentuk negaranya adalah
republik.

Bentuk Negara pada Zaman Yunani Kuno

Menurut Plato terdapat lima macam bentuk negara yang sesuai dengan sifat tertentu dan jiwa
manusia, yaitu sebagai berikut.

1. Aristokrasi yang berada di puncak. Aristokrasi adalah pemerintahan oleh aristokrat


(cendikiawan) sesuai dengan pikiran keadilan. Keburukan mengubah aristokrasi menjadi:
2. Timokrasi, yaitu pemerintahan oleh orang-orang yang ingin mencapai kemasyhuran dan
kehormatan. Timokarsi ini berubah menjadi:
3. Oligarkhi, yaitu pemerintahan oleh para (golongan) hartawan. Keadaan ini melahirkan
milik partikulir maka orang-orang miskin pun bersatulah melawan kaum hartawan dan
lahirlah:
4. Demokrasi, yaitu pemerintahan oleh rakyat miskin (jelata). Oleh karena salah
mempergunakannya maka keadaan ini berakhir dengan kekacauan atau anarkhi.
5. Tirani, yaitu pemerintahan oleh seorang penguasa yang bertindak dengan sewenang-
wenang.

Menurut Aristoteles terdapat tiga macam bentuk negara yang dibaginya menurut bentuk yang
ideal dan bentuk pemerosotan, yaitu sebagai berikut.

1. Bentuk ideal Monarkhi bentuk pemerosatan Tirani/Diktator.


2. Bentuk ideal Aristokrasi bentuk pemrosotanya Oligarkhi/Plutokrasi.
3. Bentuk ideal Politea bentuk pemerosotannya Demokrasi.

Bentuk Negara pada Zaman Pertengahan

Pengertian lain dari bentuk negara dikemukakan oleh beberapa sarjana sejak akhir zaman
pertengahan yang hingga saat ini masih diakui oleh banyak sarjana-sarjana yang berpaham
modern.

Pengertian yang dimaksud adalah bentuk negara kerajaan atau Republik. Pengertian ini diajarkan
oleh Machiavelli yang menyebutkan bahwa negara itu kalau bukan Republik (Republica), tetapi
Kerajaan.

Bentuk Negara pada Zaman Sekarang

Tiga aliran yang didasarkan pada bentuk negara yang sebenarnya, yaitu sebagai berikut.

1. Paham yang menggabungkan persoalan bentuk negara dengan bentuk pemerintahan.


2. Paham yang membahas bentuk negara itu, atas dua golongan, yaitu demokrasi atau
diktaktor.
3. Paham yang mencoba memecahkan bentuk negara dengan ukuran-ukuran/ketentuan
yang sudah ada.
Pendapat yang menggabungkan bentuk negara (staatvorm) dengan bentuk Pemerintahan
(regeringvorm) terdiri dari berikut ini.

1. Bentuk pemerintahan di mana terdapat hubungan yang erat antara badan eksekutif dan
badan legislatif.
2. Bentuk pemerintahan di mana terdapat pemisahan yang tegas antara badan eksekutif,
legislatif dan yudikatif.

Bentuk pemerintahan di mana terdapat pengaruh/pengawasan yang langsung dari rakyat


terhadap badan legislatif.

Sistem Pemerintahan

Perbedaan Monarkhi dan Republik lebih jelasnya dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Kerajaan atau Monarkhi, ialah negara yang dikepali oleh seorang Raja dan bersifat turun-temurun dan
menjabat untuk seumur hidup. Selain Raja, kepala negara suatu Monarkhi dapat berupa Kaisar atau Syah
(kaisar Kerajaan Jepang, Syah Iran dan sebagainya). (Contoh Monarkhi Inggris, Belanda, Norwegia,
Swedia, Muang Thai).
2. Republik: (berasal dari bahasa Latin: Res Publica = kepentingan umum), ialah negara
dengan pemerintahan rakyat yang dikepalai oleh Seorang Presiden sebagai Kepala Negara yang dipilih dari
dan oleh rakyat untuk suatu masa jabatan tertentu (Amerika Serikat 4 tahun Indonesia 5 tahun). Biasanya
Presiden dapat dipilih kembali setelah habis masa jabatannya.

Beberapa sistem Monarkhi, yaitu sebagai berikut.

1. Monarkhi Absolut: Seluruh kekuasaan dan wewenang tidak terbatas (kekuasaan mutlak). Perintah
raja merupakan undang-undang yang harus dilaksanakan. Kehendak raja adalah kehendak rakyat.
Terkenal ucapan Louias ke-XIV dari Prancis: L’Etat cest moi (Negara adalah saya).
2. Monarkhi konstitusional ialah Monarkhi, di mana kekuasaan raja itu dibatasi oleh suatu
Konstitusi (UUD). Raja tidak boleh berbuat sesuatu yang bertentangan dengan konstitusi dan
segala perbuatannya harus berdasarkan dan sesuai dengan isi konstitusi.
3. Monarkhi parlementer ialah suatu Monarkhi, di mana terdapat suatu Parlemen (DPR), terhadap
dewan di mana para Menteri, baik perseorangan maupun secara keseluruhan bertanggung jawab
sepenuhnya.

Dalam sistem parlementer, raja selaku kepala negara itu merupakan lambang kesatuan negara,
yang tidak dapat diganggu gugat, tidak dapat dipertanggungjawabkan (The King can do no
wrong), yang bertanggung jawab atas kebijaksanaan pemerintah adalah Menteri baik bersama-
sama untuk seluruhnya maupun seseorang untuk bidangnya sendiri (sistem
pertanggungjawaban menteri: tanggung jawab politik, pidana dan keuangan).
Seperti halnya dengan Monarkhi maka Republik itupun mempunyai sistem-sistem:

1. Republik mutlak (absolut),


2. Republik Konstitusional,
3. Republik Parlementer.

Ke dalam pengertian bentuk pemerintah termasuk juga diktatur. Diktatur adalah negara yang
diperintah oleh seorang diktator dengan kekuasaan mutlak. Diktator memperoleh kekuasaan
yang tak terbatas itu bukan karena hak turun-temurun (raja) melainkan karena revolusi yang
dipimpinnya. Ia memerintah selama ia dapat mempertahankan dirinya.

Inggris yang merupakan Negara Kesatuan (Unitary State) dan juga Kerajaan (United Kingdom) ini
tampak bahwa jabatan Perdana Menteri sangat kuat, sekarang bagaimanakah kedudukan Parlemen.
Parlemen terdiri dari dua kamar (bicameral), yaitu sebagai berikut.

1. House of Commons (diketuai Perdana Menteri).


2. House of Lord (merupakan warisan).

Saat ini partai-partai yang memperebutkan kekuatan di Parlemen adalah Partai Konservatif dan Partai
Buruh (yang berasal dari paham liberalisme kemudian berubah menjadi paham sosialisme).

Kedudukan Parlemen dikatakan kuat karena selain diisi oleh orang-orang dari partai yang menang dalam
Pemilihan Umum, bukankah PM berasal dari kalangan mereka yang memerintah selama kekuasaan
masih diberikan padanya. Namun, begitu oposisi dibiarkan subur bertambah hingga demokrasi dapat
berjalan lancar. Cara seperti ini banyak dicontoh negara-negara lain terutama bekas jajahannya. Cara
atau sistem pemerintahan yang memperlihatkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat (Parliament
Sovereignty) ini membuat Inggris dikenal sebagai Induknya Parlemen (Mother of Parliament).

Dalam hal Pemerintahan Daerah, bukan Inggris yang mencontoh Amerika Serikat, tetapi Amerika
Serikatlah yang meniru Inggris, yaitu sampai pada tingkat tertentu didesentralisasikan, dengan
kekuasaan di tangan Council yang dipilih oleh rakyat di daerah masing-masing. Inggris adalah negara
penjajah nomor satu di dunia, yaitu jauh di atas Portugis, Spanyol, Belanda dan Perancis. Bahkan
separuh dunia ini pernah dijajah oleh Inggris. Mengapa Inggris harus menjajah? Berbagai alasan
penyebabnya, di antaranya karena alasan ekonomi, politik, sosial budaya.

Dalam proses perjalanan kepartaian di Amerika Serikat sudah menjadi kebiasaan bahwa:

1. Partai yang kalah dalam pemilu harus segera menyusun program lanjutan dan berusaha
mendapatkan dukungan pressure group.
2. Tiap-tiap partai politik meningkatkan kepercayaan masyarakat, atas dasar kepribadian masing-
masing partai.
3. Menanamkan kepercayaan kepada masyarakat bahwa tujuan partai politik adalah untuk
kesejahteraan umum.
4. Meng-sinkronnisasi-kan kepentingan-kepentingan yang bertentangan.
5. Merupakan golongan profesional sebagai pembuat undang-undang.

Dalam pemisahan kekuasaan berusaha untuk betul-betul seperti kehendak Montesquieu, yaitu dengan
tegas dipisahkan antara badan legislatif, eksekutif dan yudikatif. Sehingga menjadi “check and balance”
yang betul-betul sempurna antara lembaga-lembaga kekuasaan tersebut (cheking power with power).
Legislatif di Amerika Serikat adalah becameral (dua kamar), yaitu sebagai berikut.

1 Senate
Yaitu sama jumlah wakil (senator) dalam setiap negara bagian, yaitu dua orang senator.
2 House of Representative
Yaitu tergantung jumlah penduduk pada negara-negara bagian, 30.000 orang mempunyai 1 wakil,
tetapi batas seluruhnya harus 435 orang (peraturan sejak 1910).

Ada dua macam kabinet ekstra parlementer dalam sejarah ketatanegaraan Belanda dan Indonesia.

1. Zaken kabinet, yaitu suatu kabinet yang mengikat diri untuk menyelenggarakan suatu program
yang terbatas.
2. National Kabinet (Kabinet Nasional), yaitu suatu kabinet yang menteri-menterinya diambil dari
berbagai golongan masyarakat. Kabinet macam ini biasanya dibentuk dalam keadaan krisis di
mana komposisi kabinet diharap mencerminkan persatuan nasional.

Susunan Pemerintahan
a. Negara kesatuan
Negara kesatuan disebut juga dengan unisterisme atau eenbeisaat, ialah suatu negara yang berbeda dan berdaulat,
dimana diseluruh neegara yang berkuasa hanyalah satu pemerintahan (pusat) yang mengatur seluruh daerah.
b. Negara serikat (federasi)
Federasi berasal dari bahasa latin Foedus, yang berarti perjanjian atau persetujuan. Federasi adalah bentuk tengah,
suatu bentuk kompromistis antara konfedrasi yang hubunganya tidak erat dengan Negara kesatuan yang sangat
kukuh ikatannya.

Menurut C.F. Strong dalam bukunya, diperlukan dua syarat untuk mewujudkan Negara federasi,
antara lain:
1. Harus ada semacam perasaan nasional diantara anggota kesatuan-kesatuan politik yang hendak berfederasi
tersebut.
2. Harus ada keinginan dari anggota-anggota kesatuan-kesatuan politik itu akan kesatuan dsan persatuan karena
apabila anggota-anggota itu menginginkan kesatuan, ,maka bukan federasi yang dibentuk, melainkan Negara
kesatuan.

Adapun cirri-ciri Negara federasi yaitu:


1. Adanya supremasi konstitusi federasi.
2. Adanya memencaran kekuasaan antara Negara federal denagan Negara bagian.
3. Adanya suatu kekuasaan tertinggi yang bertugas menyelesaikan sengketa-sengketa yang mungkin timbul
antara Negara feder dengan Negara bagian.
Sistem Pemerintahan

Gabungan dari dua istilah yaitu ‘sistem’ dan ‘pemerintahan’.

Menurut Carl J. Friedrich, sistem adalah suatu keseluruahan terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai
hubungan fungsional baik antara bagian-bagian maupun hubungan fungsional terhadap keseluruhannya,
sehingga hubungan itu menimbulkan suatu ketergantungan antara bagian-bagian yang akibatnya jika
salah satu bagian tidak bekerja dengan baik memengaruhi keseluruhan itu.[3]
Adapun pemerintahan dalam arti luas adalah segala unsur yang dilakukan oleh negara dalam
menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan kepentingan negara sendiri.

Sedangkan menurut doktrin Hukum Tata Negara yang biasanya tertuang di dalam konstitusi
sistem pemerintahan negara dapat dibagi menjadi 3 pengertian, yaitu:

1. Sistem pemerintahan negara dalam arti paling luas, yakni tatanan yang berupa setruktur dari satu
negara dengan menitikberatkan pada hubungan antar negara dengan rakyat.
2. Sistem pemerintahan negara dalam arti luas, yakni suatu tatanan atau struktur pemerintahan negara
yang bertitik tolak dari hubungan antara semua organ negara, termasuk hubungan antara pemerintahan
pusat (Central Governmeent) dengan bagian-bagian yang terdapat di dalam negara di tingkat lokal (Local
Government).
Sistem pemerintahan ini meliputi:
Bangunan negara kesatuan, yaitu pemerintahan pusat memegang otoritas penuh (berkedudukan
lebuh tinggi) ketimbang pemerintahan lokal.
Bangunan negara seriat (federal), yakni pemerintaha pusat dan negara bagian mempunyai
kedudukan yang sama.
Bagian negara konfederasi, yakni pemerintahan lokal (kantor wilayah) mempunyai kedudukan yang
lebih tinggi dari pemerintahan pusat.
3. Sistem pemerintahan negara dalam arti sempit, yakni suatu tatanan atau setruktur pemerintahan
yang bertitik tolak dari hubungan sebagian orang negara ditingkat pusat, khususnya hubungan antara
eksekutif dan legislatif.[4]
Ada 3 macam sistem pemerintahan

a. Sistem pemerintahan parlementer


Sistem pemerintahan parlementer merupakan sistem pemerintahan dimana hubungan antara
eksekutif dan badan perwakilan (legislatif) sangat erat.[5]
Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer, antara lain:
1. Kabinet yang dipimpin oleh perdana mentri dibentuk oleh atau atas dasar kekuatan dan atau kekuatan-kekuatan
yang menguasai parlemen.
2. Para anggota kabinet mungkin seluruhnya atau para anggota kabinet mungkin seluruh anggota parlemen, atau
tidak seluruhnya dan mungkin seluruhnya bukan anggota parlemen.
3. Kabinet dengan ketuanya (eksekutif) bertanggung jawab kepada parlemen (legislatif).
4. Sebagai imbangan dapat dijatuhkannya kabinet, maka kepala negara (presiden: raja atau ratu) dengan saran
atau nasehat perdana mentri dapat membubarkan parlemen.
5. Kekuasaan kehakiman secara prinsipil tidak digantungkan kepada lembaga eksekutif dan legislatif, hal ini untuk
mencegah intimidasi dan intervensi lembaga lain.

b. Sistem presidensiil
Sistem pemerintahan presidensiil adalah suatu pemerintahan di mana kedudukan eksekutif tidak
bertanggung jawab kepada badan perwakilan rakyat, dengan kata lain kekuasaan eksekutif
berada di luar pengawasan (langsung) parlemen.
Karaktristik sistem pemerintahan presidensiil, yaitu:
Presiden adalah kepala eksekutif yang memimpin kabinetnya yang semua diangkat olehnya dan bertanggung
jawab olehnya.
Presiden tidak dipilih oleh badan legislatif, tetapi dipilh oleh sejumlah pemili.
Presiden tidak bertanggung jawab kepada badan legislatif dan tidak dapat dijatuhkan oleh badan legislatif.
Sebagai imbangannya, presiden tidak dapat membubarkan badan legislatif.

c. Sistem pemerintahan quasi


Sistem pemerintahan quasi pada hakikatnya merupakan bentuk variasi dari sistem
pemerintahan parlemen dan sistem pemerintahan presidensiil. Hal ini disebabkan situasi dan
kondisi yang berbeda sehingga melahirkan bentuk-bentuk semuanya.

d. Sistem pemerintahanreferendum
Sistem referendum merupakan bentuk variasi dari sistem quasi (quasi presidensiil) dan sistem
presidensiil murni. Tugas membuat undang-undang berada dibawah pengawasan rakyat yang
mempunyai hak pilih, pengawsan itu dilakukan dalam bentuk referendum.
System pemerintahan referendum dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Referendum oblikator, yaitu jika persetujuan dari rakyat mutlak harus diberikan dalam
pembuatan suatu peraturan UU yang mengikat rakyat seluruhnya, karena sangat penting
2. Referendum fakultatif, yaitu jika persetujuan dari rakyat dilakukan terhadap UU biasa, karena
kurang pentingnya, setelah UU itu diumumkan dalam jangka waktu yang ditentukan.

PENGERTIAN PANCASILA :

A. PENGERTIAN PANCASILA SECARA ETIMOLOGIS :

berasal dari bahasa Sansekerta ( India ), yaitu bahasa yang digunakan oleh kasta Brahmana, yang terdiri
dari dua kata yaitu :
· Panca , yang artinya lima
· Syila, yang artinya batu sendi, alas atau dasar
Jadi, secara etimologis kata PANCASILA berarti berbatu sendi lima.

Yang dimaksud dengan berbatu sendi lima tersebut, sesuai ajaran Budha adalah merupakan lima
aturan ( larangan ) atau five moral principles,
yang meliputi :
· Janganlah mencabut nyawa makhluk hidup / membunuh
· Janganlah mengambil barang yang tidak diberikan / mencuri
· Janganlah berhubungan kelamin / berzina
· Janganlah berkata palsu / berdusta
· Janganlah meminum -minuman yang menghilangkan pikiran / minuman keras

Pada saat agama Islam mulai tersebar ke seluruh Indonesia maka sisa – sisa pengaruh ajaran moral Budha
( pancasila ) ternyata masih tetap melekat dalam kehidupan masyarakat Jawa, yang dikenal dengan
istilah lima larangan atau lima pantangan moralitas, yaitu dilarang :
· Mateni, artinya membunuh
· Maling, artinya mencuri
· Madon, artinya berzina
· Mabok, artinya meminum -minuman keras atau menghirup candu
· Main, artinya berjudi

Karena semua huruf awalnya adalah huruf “ M” maka lima prinsip moral tersebut dikenal dengan sebutan :
“ Ma lima “ atau “ M5 “ yaitu larangan untuk melakukan hal – hal yang telah dilarang / menjadi pantangan
seperti tersebut diatas .

B. PENGERTIAN PANCASILA SECARA HISTORIS

Istilah Pancasila mulai secara resmi menjadi bahasa Indonesia yaitu sejak disahkannya UUD
1945, termasuk pembukaan UUD 1945 dimana di dalamnya memuat isi rumusan lima prinsip sebagai satu
dasar negara yang diberi nama : PANCASILA
Istilah PANCASILA ( yang artinya lima dasar ) sebagai nama dasar Negara RI adalah usulan dari
IR.Soekarno atas saran dari seorang sahabatnya yang ahli bahasa.Pembahasan tentang Dasar Negara RI
tersebut, dengan menghadirkan tiga pembicara : M.Yamin, Soepomo dan Soekarno.
Walaupun dalam alinea IV pembukaan UUD ’45 tidak termuat istilah “ PANCASILA “, namun yang
dimaksud dengan Dasar Negara adalah : “ PANCASILA “. Hal ini didasarkan atas interprestasi yang secara
spontan diterima oleh peserta sidang BPUPKI secara bulat.

Secara terminologis histories, proses perumusan Pancasila adalah sebagai berikut :


a. Mr. Muhammad Yamin ( 29 Mei 1945 )

Dalam sidang BPUPKI tanggal 29 mei 1945 , yang mendapat kesempatan pertama kali untuk menyampaikan
pemikiran tentang dasar negara, adalah Muh.Yamin. Pidatonya berisikan tentang lima asas Negara Indonesia
merdeka, yang meliputi :

1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusian
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
Dan beliau juga menyampaikan usulan secara tertulis yang meliputi :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

b. Prof Mr . Dr.R Supomo ( 31 Mei 1945 )


Dr.Supomo adalah seorang ahli hukum adat Indonesia yang terkenal, yang mengemukakan lima
dasar negara sebagai berikut :

1. Paham Negara Persatuan


2. Berhubungan Negara dan Agama
3. Sistem Badan Permusyaratan
4. Sosialisme Negara ( Staatssocialisme )
5. Hubungan Antarbangsa yang bersifat Asia Timur Raya

c. Ir. Seokarno ( 1 Juni 1945 )

Dalam pidatonya tanggal 1 Juni 1945, Ir Soekarno menyampaikan secara lisan usulan
lima asas sebagai dasar Negara Indonesia, dengan rumusan sebagai berikut :

1 Nasionalisme atau kebangsaan Indonesia


2 Internasionalisme atau perikemanusiaan
3 Mufakat atau demokrasi
4 Kesejahteraan social
5 Ketuhanan yang berkebudayaan

Usulan lima asas tersebut atas saran sahabatnya yang ahli bahasa diberi nama :
“PANCASILA” ,dan Ir.Soekarno juga mengatakan bahwa Pancasila tersebut bisa diperas menjadi :
“ TRISILA “ yang meliputi :
1 Sosio Nasional , yaitu “ Nasionalisme dan Internasionalisme “
2 Sosio Demokrasi, yaitu “ Demokrasi dengan Kesejateraan Rakyat “
3 Ketuhanan yang Maha Esa
Dan bahkan beliau juga mengatakan bahwa “ TRI SILA” tersebut juga masih bisa diperas lagi
menjadi : “ EKA SILA “, yaitu “gotong royong”

d. Piagam Jakarta ( 22 Juni 1945 )


Usulan M.Yamin, Soepomo dan Ir.Soekarno dibahas oleh panitia sembilan pada tanggal 22 juni
1945, dan setelah melalui beberapa berdebatan, maka berhasillah disusun sebuah naskah piagam
yang dikenal dengan sebutan :

” PIAGAM JAKARTA “, yang meliputi :


1 Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk – pemeluknya
2 Kemanusiaan yang adil dan beradab
3 Persatuan Indonesia
4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan / perwakilan
5 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
C. PENGERTIAN PANCASILA SECARA TERMINOLOGI :
Dalam pembukaan 1 PPKI antara lain mengesahkan UUD’45 yang terdiri atas dua bagian
yaitu Pembukaan UUD’45 dan pasal – pasal UUD’45 yang berisi 37 pasal, 1 ayat Aturan Peralihan
yang terdiri atas 4 pasal, dan 1 Aturan Tambahan yang terdiri atas 2 ayat.
Dalam bagian Pembukaan UUD’45 yang terdiri atas empat alinea tersebut tercantum rumusan
Pancasila sebagai berikut :
1 Ketuhanan Yang Maha Esa
2 Kemanusiaan yang adil dan beradab
3 Persatuan Indonesia
4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan / perwakilan
5 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Rumusan Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD’45 alinea empat itulah yang secara
konstitusional sah dan benar sebagai dasar Negara Republik Indonesia, karena telah disahkan
oleh PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia, dan diperkuat dengan ketetapan MPRS
NO.XX/MPRS/1966, serta Inpres No.12 Tanggal 13 April 1968.
Namun dalam sejarah ketatanegaran Indonesia yang mengalami beberapa kali
perubahan bentuk negara, konstitusi dan system demokrasi, maka terdapat beberapa rumusan
Pancasila yang lain, yaitu :
a. Dalam Konstitusi RIS ( Republik Indonesia Serikat )
Dalam konstitusi RIS berlaku tanggal 29 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950,
tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut :
1 Ketuhan Yang Maha Esa
2 Peri Kemanusiaan
3 Kebangsaan
4 Kerakyatan
5 Keadilan Sosial
b. Dalam UUDS 1950 ( Undang – Undang Dasar Sementara 1950 ) :
UUD’45 berlaku mulai tanggal 17 Agustus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959. Dalam UUDS
ini , rumusan Pancasila meliputi :
1 Ketuhanan Yang Maha Esa
2 Peri Kemanusiaan
3 Kebangsaan
4 Kerakyatan
5 Keadilan Sosial

3. Fungsi Pancasila sebagai idiologi Negara :

1. Mempersatukan bangsa
2. Mengarahkan bangsa menuju cita-citanya.
3. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa.
4. Sebagai ukuran dalam menyampaikan kritik mengenai keadaan
bangsa.

Apakah Pancasila Sebagai Idiologi Terbuka ???:


Ya,Pancasila adalah suatu idiologi yang terbuka,
Karena, Pancasila telah memenuhi syarat-syarat sebagai idiologi terbuka, yaitu :

1. Memiliki nilai dasar


yaitu suatu nilai yang bersumber pada masyarakat atau realita bangsa Indonesia seperti Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Atau nilai-nilainya tidak dipaksakan dari luar atau bukan
pemberian negara.

2. Memiliki nilai instrumental


yaitu suatu nilai yang bertujuan untuk melaksanakan nilai dasar, Nila instrument contohnya yaitu
:seperti UUD ' 45,UU, Peraturan-peraturan, Ketetapan MPR, DPR, dll

3. Memiliki nilai praksis


yang merupakan penjabaran nilai instrumental. Nilai Praksis terkandung dalam kenyataan sehari-hari
yaitu bagaimana cara kita melaksanakan nilai Pancasila dalam hidup sehari-hari, seperti toleransi,gotong-
royong, musyawarah, dll.

Pengertian Idiologi terbuka :


Idiologi terbuka adalah idiologi yang tidak beku/kaku/tertutup dan juga tidak dimutlakkan dimana nilainya
tidak dipaksakan dari luar, bukan paksaan / pemberian negara tetapi merupakan realita yang diambil dan
berasal dari masyaramasyarakat itu sendiri.

Ciri-cirinya Idiologi terbuka :


a. Merupakan kekayaan rohani, budaya ,masyarakat.
b. Nilainya tidak diciptakan oleh negara, tapi digali dari hidup masyarakat itu.
c. Isinya tidak instan atau operasional sehingga tiap generasi boleh menafsirkan
nya menurut zamannya.
d. Menginspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab.
e. Menghargai keanekaragaman atau pluralitas sehingga dapat diterima oleh

berbagai latar belakang agama atau budaya.

Kenapa Pancasila tidak bisa dinyatakan sebagai Idiologi yang tertutup??


Karena ,pengertian dari Idiologi Tertutup adalah idiologi yang bersifat mutlak dimana nilai-nilainya
ditentukan oleh negara atau kelompok masyarakat, dan nilai-nilai yang terkandung di didalamnya bersifat
instan.
Ciri-cirinya :
a. Cita-cita sebuah kelompok bukan cita – cita yang hidup di masyarakat.
b. Dipaksakan kepada masyarakat.
c. Bersifat totaliter menguasai semua bidang kehidupan masyarakat.
d. Tidak ada keanekaragaman baik pandangan maupaun budaya, dll
e. Rakyat dituntut memiliki kesetiaan total pada idiologi tersebut.
f. Isi idiologi mutlak, kongkrit, nyata, keras dan total.

Permasalahan yang kemungkinan timbul dari Pancasila sebagai idiologi terbuka adalah :

· Pancasila sebagai suatu idiologi negara tentu saja akan berkembang kalau segenap
komponen masyarakat proaktif, terus menerus mengadakan penafsiran terhadap Pancasila
tersebut sesuai keadaan, bila masyarakat pasif /tanpa reaksi ,maka Pancasila sebagai suatu
idiologi negara akan menjadi tertutup, sehingga relevansinya akan hilang.
· Karena bersifat terbuka , maka tidak menutup kemungklinan Pancasila akan
ditafsirkan menurut keinginan atau kepentingan

Catatan Penting

“ SIFAT IDEOLOGI PANCASILA “ :


Pancasila,adalah suatu Ideologi yang bersifat terbuka, Ideologi Pancasila yang bersifat
terbuka pada hakikatnya merupakan nilai – nilai dasar yang tercermin pada sila – sila Pancasila
yang berisi fat tetap. Adapun penjabarannya dan realisasinya senantiasa diekpsplisitkan secara
dinamis, terbuka dan senantiasa mengikuti perkembangan jaman. Keterbukaan ideology
Pancasila juga menyangkut keterbukaan dalam menerima budaya asing, namun nilai – nilai
esensial Pancasila bersifat tetap, dengan kata lain, Pancasila menerima pengaruh budaya asing
dengan ketentuan, hakikat, atau substansi Pancasila, yaitu Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan bersifat tetap. Sehingga kita bisa menerima budaya yang sesuai dengan
nilai – nilai Pancasila tersebut sedangkan yang tidak sesuai dengan nilai – nilai Pancasila tersebut
harus tegas kita tolak.

CATATAN :
PERBEDAAN ANTARA IDIOLOGI TERTUTUP DAN IDIOLOGI TERBUKA

IDIOLOGI TERTUTUP:
1. Merupakan cita-cita yang muncul dari suatu kelompok orang yang bertujuan untuk untuk mengubah dan
memperbarui masyarakat

2. Atas nama ideologi dibenarkan melakukan tekanan /pengorbananpengorbanan yang dibebankan


kepada masyarakat

3. Isinya bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita tertentu melainkan terdiri dari berbagai macam tuntutan
konkret dan operasional yang keras sesuai dengan keinginan penguasa, yang diajukan dengan mutlak.

IDIOLOGI TERBUKA:
1. Bahwa nilai-nilai dan citacitanya tidak dapat dipaksakan dari luar melainkan digali dan diambil dari
moral, budaya masyarakat itu sendiri.

2. Dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang melainkan hasil musyawarah dari konsensus
masyarakat tersebut

3. Nilai-nilai itu sifatnya dasar, secara garis besar saja sehingga tidak langsung operasional

. Ideologi terbuka dan Ideologi Tertutup

Perbedaan ideologi terbuka dan ideologi tertutup dapat dipaparkan sebagai berikut :

No Ideologi terbuka Ideologi tertutup


1 Sistem pemikiran yang terbuka Sistem pemikiran yang tertutup
2 Nilai-nilai dan cita-citanya tidak Cenderung memaksakan mengambil
dipaksakan dari luar, melainkan nilai-nilai ideologi dari luar
digali dan diambil dari kekayaan masyarakatnya yang tidak sesuai
rohani,moral dan budaya dengan keyakinan dan pemikiran
masyarakat itu sendiri masyarakatnya
3 Dasar pembentukan ideologi bukan Dasar pembentukannya adalah cita-cita
keyakinan ideologis sekelompok atau keyakinan ideologis perorangan
orang, melainkan hasil musyawarah atau satu kelompok orang
dan kesepakatan dari masyarakat
sendiri
4 Tidak diciptakan oleh negara, Pada dasarnya ideologi tersebut
melainkan oleh masyarakat itu diciptakan oleh negara, dalam hal ini
sendiri sehingga ideologi tersebut penguasa negara yang mutlak harus
adalah milik seluruh rakyat atau diikuti oleh seluruh warga masyarakat
anggota masyarakat
5 Tidak hanya dibenarkan, melainkan Pada hakikatnya ideologi tersebut hanya
dibutuhkan oleh seluruh warga dibutuhkan oleh penguasa negara untuk
masyarakat melanggengkan kekuasaannya dan
cenderung memiliki nilai kebenaran
hanya dari sudut pandang penguasa
saja
6 Isinya tidak bersifat operasional. Ia Isinya terdiri dari tuntutan-tuintutan
baru bersifat operasional apabila kongkrit dan operasional yang bersifat
sudah dijabarkan ke dalam keras yang wajib ditaati oleh seluruh
perangkat yang berupa konstitusi warga masyarakat
atau peraturan perundangan lainnya

Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Pancasila merupakan ideologi nasional negara Indonesia. Secara umum ideologi merupakan kumpulan
gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh serta sistematis yang menyangkut dan mengatur
tingkah laku sekelompok manusia tertentu dalam berbagai bidang kehidupan politik, pertahanan,
kemanan, sosial, kebudayaan, dan keagamaan.
Makna ideologi di Indonesia tercermin pada falsafah hidup dan kepribadian bangsa Indonesia, yaitu
Pancasila. Karena, Pancasila mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang oleh bangsa Indonesia di
yakini paling benar. Pancasila sebagai ideologi negara tercantum dalam pembukaan UUD 1945, walaupun
UUD 1945 telah mengalami beberapa kali perubahan (amandemen), Pancasila tetap menduduki posisi
sebagai ideologi nasional dalam UUD 1945.

A. Pengertian Ideologi

Ideologi berasal dari Kata Yunani Idein artinya melihat dan logia yang berarti kata, ajaran. Ideologi secara
praktis diartikan sebagai sistem dasar seseorang tentang nilai- nilai dan tujuan- tujuan serta sarana- sarana
pokok untuk mencapainya.

Jika diterapkan untuk negara, maka ideologi diartikan sebagai kesatuan gagasan- gagasan dasar yang
disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya, baik sebagai
individu, sosial maupun dalam kehidupan bernegara.

B. Pancasila sebagai ideologi terbuka

Pancasila dilihat dari sifat- sifat dasarnya, dapat dikatakan sebagai ideologi terbuka. Pancasila Sebagai
ideologi terbuka memiliki dimensi- dimensi idealitas, normatif dan realitas. Rumusan- rumusan pancasila
sebagai ideologi terbuka bersifat umum, universal, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUd 1945.

C. Perbandingan antara Ideologi Liberalisme, Komunisme dan pancasila

1. LIBERALISME

Ciri- ciri Liberalisme adalah sebagai berikut :

- Memiliki kecenderungan untuk mendukung perubahan

- Mempunyai kepercayaan terhadap nalar manusiawi

- Bersedia menggunakan pemerintah untuk meningkatkan kondisi manusiawi

- Mendukung kebebasan individu

- Bersikap ambivalen terhadap sifat manusia

Kelemahannya :
- Liberalisme buta terhadap kenyataan bahwa tidak semua orang kuat kedudukannnya

- Dan tidak semua orang kuat cita- citanya.

- Liberalisme melahirkan “Binatang Ekonomi” yaitu manusia yang hanya mementingkan keuntungan
ekonomisnya sendiri.

2. KOMUNISME

Ada 3 ciri negara komunisme yaitu :

- Berdasarkan ideologi Marxisme- Laninisme, artinya bersifat materialis, ateis dan kolektivistik.

- Merupakan sistem kekuasaan satu partai atas seluruh rakyat

- Ekonomi komuis bersifat etatisme.

Ideologi komunisme bersifat absolutilasi dan determinisme, karena memberi perhatian yang sangat besar
kepada kolektivitas atau masyarakat, kebebasan individu, hak milik pribadi tidak diberi tempat di negara
komunis.

Setelah membandingkan kedua ciri di atas dengan paham negara RI yaitu Pancasila, amaka dapat
disimpulkan bahwa pancasila sebagai ideologi memberi kedudukan seimbang kepada manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial.

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATAR BELAKANG

proses terjadinya pancasila dapat di badakan menjadi dua yaitu: asala mula yang langsung dan asal
mula yang tidak langsung. Adapun pengrtian asal mula tersebut adalah sebagai berikut :

1. Asal Mula Langsung

Pengertian asal mula secara ilmiah filsafati di bedakan menjadi empat yaitu: causa materialis, causa
formalis, causa efficient.
Adapun rincian asal mual langsung Pancasila menurut Notonegora adalah sebagai berikut :

a. Asal mula bahan (causa materialis)

Asal bahan Pancasila adalah bangsa Indonesia itu sendiri karena Pancasila di gali dari nilai-
nilai, adapt-istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat dalam kehidupan sehari hari
bangsa Indonesia.

b. Asal mula bentuk (causa formalis)

Hal ini di maksudkan bagaimana asal mula bentu atau bagaimana bentuk Pancasila itu di
rumuskan sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD 1945. maka asal mula bentuk Pancasila
adalah ; Soekarno bersama-sam denagn Drs. Moh Hatta serta anggota BPUPKI lainya
merumuskan dan membahas pancasila terutama hubungan bentuk,rumusan dan nama Pancasila.

c. Asal mula karya (causa efficient)

Asala mula karya yaitu asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon dasar Negara menjadi
dasar negarayang satu. Adapun asal mula krya adalah PPKI sebagai pembentuk Negara dan atas
dasar pembentuk Negara tang mengesahkan Pncasila menjadi dasar Negara yang sah, setelah
melakukan pembahasan baik yang di lakuakan oleh BPUPKU , Panitia Sembilan.

2. Asal mula tidak langsung

Asal mula tidak langsung pancasila bila dirinci adalah sebagai berikut:

a. unsur unsure Pancasila tersebut sebelum secara langsung dirumuskan menjadi dasar filsafat
Negara. Nilai-nilainya yaitu nilai keuhanan, niali kemanusiaan, nilai persatuan, niali kerakyatan, niali
keadilan telah ada dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia sebelum
membentuk Negara.

b. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk
Negara, yang berupa nilai-nilai adapt istiadat, nilai kebudayaan serta nilai religius. Nilai-nilai
tersebut menjadi pedoman dalam memecahkan problema kehidupan sehari-hari bangsa
Indonesia.

c. Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa asal mula tidak langsung Pancasila pada hakikatnya
bangsa Indonesia sendiri, atau dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai “Kausa materialis” atau
sebagai asal mula tidak langsung nilai-nilai Pancasila.
Berdasarkan uraian di atas ,dapat membeikan gambaran pada kita bahwa pancasila itu pada
hakikatnya adalah sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang jauh sebelum bangsa Indonesia
membentuk Negara.

A. ARTI IDEOLOGI TERBUKA

Ideologi terbuka ialah bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil

dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakatnya sendiri.

Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan adanya dinamika

secara internal. Sumber semangat ideologi terbuka itu sebenarnya terdapat dalam Penjelasan Umum UUD 1945, yang

menyatakan, “... terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat

aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-

undang yang lebih mudah cara membuatnya, mengubahnya dan mencabutnya“.

B. FAKTOR PENDORONG KETERBUKAAN IDEOLOGI PANCASILA

Faktor yang mendorong pemikiran mengenai keterbukaan ideologi Pancasila adalah sebagai berikut
:

a. Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang berkembang secara
cepat.

b. Kenyataan menunjukkan, bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup dan beku dikarenakan cenderung
meredupkan perkembangan dirinya.

c. Pengalaman sejarah politik kita di masa lampau.

d. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat abadi dan hasrat
mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan nasional.

Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapannya yang berbentuk pola pikir
yang dinamis dan konseptual dalam dunia modern. Kita mengenal ada tiga tingkat nilai, yaitu nilai dasar
yang tidak berubah, nilai instrumental sebagai sarana mewujudkan nilai dasar yang dapat berubah sesuai
keadaan dan nilai praktis berupa pelaksanaan secara nyata yang sesungguhnya. Nilai-nilai Pancasila
dijabarkan dalam norma - norma dasar Pancasila yang terkandung dan tercermin dalam Pembukaan UUD
1945. Nilai atau norma dasar yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 ini tidak boleh berubah atau
diubah. Karena itu adalah pilihan dan hasil konsensus bangsa yang disebut kaidah pokok dasar negara
yang fundamental (Staatsfundamentealnorm). Perwujudan atau pelaksanaan nilai-nilai instrumental dan
nilai-nilai praktis harus tetap mengandung jiwa dan semangat yang sama dengan nilai dasarnya.

C. BATAS-BATAS KETERBUKAAN IDEOLOGI PANCASILA

Sungguhpun demikian, keterbukaan ideologi Pancasila ada batas-batasnya yang tidak boleh dilanggar,
yaitu sebagai berikut :

a. Stabilitas nasional yang dinamis.

b. Larangan terhadap ideologi marxisme, leninisme dan komunisme.

c. Mencegah berkembangnya paham liberal.

d. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang mengelisahkan kehidupan masyarakat.

e. Penciptaan norma yang baru harus melalui konsensus.

Вам также может понравиться