Вы находитесь на странице: 1из 27

LAPORAN KORPORAT

ANALISI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAN DAERAH

Analisis terhadap LKPD Kompilasi Se- Prov. Riau Tahun 2011

Oleh :

Kori Nofianti 17 158 013

Muhammad Fadly Ajub 17 18 014

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

2018
1. Analisis terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kompilasi se-
Provinsi Riau Tahun 2011:

A. Analisis LKPD atas Neraca

(1) Analisis atas Pertumbuhan Pos-Pos Neraca

Analisis pertumbuhan pos-pos neraca dilakukan dengan


membandingkan pertambahan pos-pos neraca pada tahun yang dinilai
tingkat pertumbuhannya dengan pos neraca yang bersangkutan tahun
sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu Tahun Anggaran 2011 yaitu
membandingkan pos-pos neraca 2011 dengan 2010 sedangkan analisis 2010
dengan membandingkan pos-pos neraca 2010 dengan 2009. Analisis pos-pos
neraca yaitu:
a. Pertumbuhan Total Aset

Pertumbuhan Total Aset adalah membandingkan pertambahan


total aset pada tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan total
aset tahun sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31
Desember 2011 dan 2010. Rumusnya:
Total Aset n – Total Aset
n-1
Pertumbuhan Total Aset = X 100%
Total Aset n-1

Pertumbuhan Total Aset untuk seluruh Pemda yang ada di


wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 14,77%, dan
untuk posisi 31 Desember 2010 adalah 11,91%.

Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan Total


Aset masing-masing pemda, diketahui yang memperoleh tingkat
pertumbuhan Total Aset tertinggi dan terendah untuk masing-masing
Pemda tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

Tingkat Pertumbuhan Total Aset

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Kepulauan Meranti 176,51 Kampar 5,77

2010 Kampar 20,57 Kuantan Singingi 2,33


b. Pertumbuhan Aset Lancar

Pertumbuhan Aset Lancar adalah membandingkan pertambahan


Aset Lancar pada tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan
Aset Lancar tahun sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu posisi per
31 Desember 2011 dan 2010 . Rumusnya:
Total Aset Lancar n –
Total Aset Lancar n-1
Pertumbuhan Aset Lancar = X 100%
Total Aset Lancar n-1

Pertumbuhan Aset Lancar untuk seluruh Pemda yang ada di


wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 78,86%, dan
untuk posisi 31 Desember 2010 adalah 29,64%.

Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan Aset


Lancar masing-masing pemda, diketahui yang memperoleh tingkat
pertumbuhan Aset Lancar tertinggi dan terendah untuk masing-masing
Pemda tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Tingkat Pertumbuhan Aset Lancar

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Kuantan Singingi 473,62 Kampar (49,46)

2010 Indragiri Hulu 1262,27 Rokan Hulu (83,77)

c. Investasi Jangka Panjang

Pertumbuhan Investasi Jangka Panjang adalah membandingkan


pertambahan Investasi Jangka Panjang pada tahun yang dinilai tingkat
pertumbuhannya dengan Investasi Jangka Panjang tahun sebelumnya
selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011 dan 2010.
Rumusnya:
Total Investasi Jangka
Panjang n – Total Investasi
Pertumbuhan Investasi Jangka = Jangka Panjang n-1
Panjang X 100%
Total Investasi Jangka
Panjang n-1

Pertumbuhan Investasi Jangka Panjang untuk seluruh Pemda


yang ada di wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah
9,61% dan untuk posisi 31 Desember 2010 adalah 4%.
Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan Investasi
Jangka Panjang masing-masing pemda, diketahui yang memperoleh
tingkat pertumbuhan Investasi Jangka Panjang tertinggi dan terendah
untuk masing-masing Pemda tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai
berikut:
Tingkat Pertumbuhan Investasi Jangka Panjang

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Kepulauan Meranti 200,00 Kampar (26,90%)

2010 Rokan Hilir 10,75 Pekanbaru (127,30)

d. Aset Tetap

Pertumbuhan Aset Tetap adalah membandingkan pertambahan


Aset Tetap pada tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan
Aset Tetap tahun sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31
Desember 2011 dan 31 Desember 2010. Rumusnya:
Total Aset Tetap n –
Total Aset Tetap n-1
Pertumbuhan Aset Tetap = X 100%
Total Aset Tetap n-1

Pertumbuhan Aset Tetap untuk seluruh Pemda yang ada di


wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 9,37% dan
posisi 31 Desember 2010 adalah 10,94%.

Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan Aset


Tetap masing-masing pemda, diketahui yang memperoleh tingkat
pertumbuhan Aset Tetap tertinggi dan terendah untuk masing-masing
Pemda tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Tingkat Pertumbuhan Aset Tetap

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Kepulauan Meranti 392,08 Dumai 4,44

2010 Kampar 29,74 Kuantan Singingi 3,10

e. Dana Cadangan

Pertumbuhan Dana Cadangan adalah membandingkan


pertambahan Dana Cadangan pada tahun yang dinilai tingkat
pertumbuhannya dengan Total Dana Cadangan tahun sebelumnya
selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011 dan 31
Desember 2010.

Total Dana Cadangan n


– Total Dana Cadangan
Pertumbuan Dana = n-1 X 100%
Cadangan Total Dana Cadangan n-
1

Pertumbuhan Dana Cadangan untuk seluruh Pemda yang ada di


wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 101,78% dan
posisi 31 Desember 2010 adalah 39,95%.

Pertumbuhan Dana Cadangan yang dapat diukur hanya Pemda


Provinsi Riau. Kecuali Pemkab Bengkalis untuk TA 2011, seluruh
Pemkab/Pemkot tidak membentuk dana cadangan sehingga tingkat
pertumbuhan Pemkab/Pemkot tersebut tidak dapat diukur karena pemda
tersebut tidak membuat dana cadangan secara rutin selama 3 Tahun
Anggaran. Pertumbuhan Dana Cadangan Pemprov Riau untuk TA 2011
sebesar 30,49% dan TA 2010 sebesar 39,95%.

f. Aset Lainnya
Pertumbuhan Aset Lainnya adalah membandingkan
pertambahan Aset Lainnya pada tahun yang dinilai tingkat
pertumbuhannya dengan total aset tahun sebelumnya selama periode 2
tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010.
Total Aset Lainnya n –
Pertumbuan Aset Lainnya Total Aset Lainnya n-1
= X 100%
Total Aset Lainnya n-1

Pertumbuhan Aset Lainnya untuk seluruh Pemda yang ada di


wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 72,30% dan
posisi 31 Desember 2010 adalah 31,33%.

Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan Aset


Lainnya masing-masing pemda, diketahui yang memperoleh tingkat
pertumbuhan Aset Lainnya tertinggi dan terendah untuk masing-masing
Pemda tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Tingkat Pertumbuhan Aset Lainnya

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Siak 3509,84 Pekanbaru (0,31)


2010 Kampar 440,89 Indragiri Hilir (100,00)

g. Total Kewajiban

Pertumbuhan Total Kewajiban adalah membandingkan


pertambahan Total Kewajiban pada tahun yang dinilai tingkat
pertumbuhannya dengan Total Kewajiban tahun sebelumnya selama
periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011, dan 2010.
Total Kewajiban n – Total
Pertumbuhan Total Kewajiban n-1
= X 100%
Kewajiban
Total Kewajiban n-1

Pertumbuhan Total Kewajiban untuk seluruh Pemda yang ada di


wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 95,21%, dan
untuk posisi 31 Desember 2010 adalah 45,22%.
Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan Total
Kewajiban masing-masing pemda, diketahui yang memperoleh tingkat
pertumbuhan Total Kewajiban tertinggi dan terendah untuk masing-
masing Pemda tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

Tingkat Pertumbuhan Total Kewajiban

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Kepulauan Meranti 1.258,87 Rokan Hilir (100)

2010 Rokan Hulu 22.935,47 Indragiri Hulu (94,41)

h. Kewajiban Jangka Pendek


Pertumbuhan Kewajiban Jangka Pendek adalah membandingkan
pertambahan Kewajiban Jangka Pendek pada tahun yang dinilai tingkat
pertumbuhannya dengan total Kewajiban Jangka Pendek tahun
sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011
dan posisi per 31 Desember 2010.
Total Kewajiban Jangka
Pendek n – Total Kewajiban
Pertumbuhan Total = Jangka Pendek n-1 X 100%
Kewajiban Jangka Pendek
Total Kewajiban Jangka
Pendek n-1

Pertumbuhan Kewajiban Jangka Pendek untuk seluruh Pemda


yang ada di wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah
95,35% dan posisi 31 Desember 2010 adalah 45,37%.
Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan
Kewajiban Jangka Pendek masing-masing pemda, diketahui yang
memperoleh tingkat pertumbuhan Kewajiban Jangka Pendek tertinggi
dan terendah untuk masing-masing Pemda tahun 2011 dan 2010 adalah
sebagai berikut:
Tingkat Pertumbuhan Kewajiban Jangka Pendek

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Kepulauan Meranti 1258,87 Rokan Hilir (100%)

2010 Rokan Hulu 22.935,47 Indragiri Hulu (94,41)

i. Kewajiban Jangka Panjang

Pertumbuhan Kewajiban Jangka Panjang adalah


membandingkan pertambahan Kewajiban Jangka Panjang pada tahun
yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan Kewajiban Jangka Panjang
tahun sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember
2011 dan 2010.
Total Kewajiban Jangka
Panjang n – Total Kewajiban
Pertumbuhan Total = Jangka Panjang n-1 X 100%
Kewajiban Jangka Panjang
Total Kewajiban Jangka
Panjang n-1

Pertumbuhan Kewajiban Jangka Panjang untuk seluruh Pemda


yang ada di wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah
minus 83,25% dan posisi 31 Desember 2010 adalah minus 36,61%.

Tingkat Pertumbuhan Kewajiban Jangka Panjang yang dapat


dihitung adalah Pemkab Indragiri Hilir dan Bengkalis. Terhadap Pemda
lainnya tidak dapat dihitung karena tidak ada Kewajiban Jangka
Panjang pada Pemda tersebut. Dari hasil analisis terhadap perbandingan
pertumbuhan Kewajiban Jangka Panjang, diketahui bahwa kedua
Pemda tersebut mengalami penurunan tingkat pertumbuhan Dana
Cadangan yang terlihat sebagai berikut:
Tingkat Pertumbuhan Kewajiban Jangka Panjang (%)
Tahun
Pemkab Bengkalis Pemkab Indragiri Hilir

2011 (100) (66,70)

2010 (40) (32,85)

j. Total Ekuitas Dana


Pertumbuhan Ekuitas Dana adalah membandingkan
pertambahan Ekuitas Dana pada tahun yang dinilai tingkat
pertumbuhannya dengan Ekuitas Dana tahun sebelumnya selama
periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011 dan 2010.
Total Ekuitas Dana n – Total
Pertumbuhan Total Ekuitas Kewajiban Ekuitas Dana n-1
Dana = X 100%
Total Ekuitas Dana n-1

Pertumbuhan Ekuitas Dana untuk seluruh Pemda yang ada di


wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 14,22%, dan
untuk posisi 31 Desember 2010 adalah 11,74%.
Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan Ekuitas
Dana masing-masing pemda, diketahui yang memperoleh tingkat
pertumbuhan Ekuitas Dana tertinggi dan terendah untuk masing-masing
Pemda tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Tingkat Pertumbuhan Ekuitas Dana

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Kepulauan Meranti 170,5 Kampar 6,04

2010 Indragiri Hulu 25,18 Kuantan Singingi 2,06

k. Ekuitas Dana Lancar


Pertumbuhan Ekuitas Dana Lancar adalah membandingkan
pertambahan Ekuitas Dana Lancar pada tahun yang dinilai tingkat
pertumbuhannya dengan Ekuitas Dana Lancar tahun sebelumnya
selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011 dan posisi 31
Desember 2010. Rumusnya:
Total Ekuitas Dana Lancar n
– Total Ekuitas Dana Lancar
Pertumbuhan Ekuitas Dana = n-1 X 100%
Lancar
Total Ekuitas Dana Lancar
n-1

Pertumbuhan Ekuitas Dana Lancar untuk seluruh Pemda yang


ada di wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 76,90%
dan posisi 31 Desember 2010 adalah 28%.
Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan Ekuitas
Dana Lancar masing-masing pemda, diketahui yang memperoleh
tingkat pertumbuhan Ekuitas Dana Lancar tertinggi dan terendah untuk
masing-masing Pemda tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Tingkat Pertumbuhan Ekuitas Dana Lancar

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Kuantan Singingi 16.328,10 Rokan Hulu 534,80

2010 Indragiri Hilir 224,97 Kota Dumai (1.508,54)

l. Ekuitas Dana Investasi


Pertumbuhan Ekuitas Dana Investasi adalah membandingkan
pertambahan Ekuitas Dana Investasi pada tahun yang dinilai tingkat
pertumbuhannya dengan Ekuitas Dana Investasi tahun sebelumnya
selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011 dan 31
Desember 2010. Rumusnya:
Ekuitas Dana Investasi n –
Pertumbuhan Ekuitas Dana Ekuitas Dana Investasi n-1
= X 100%
Investasi
Total Ekuitas Dana Investasi
n-1

Pertumbuhan Ekuitas Dana Investasi untuk seluruh Pemda yang


ada di wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 9,76%
dan posisi 31 Desember 2010 adalah 10,72%.
Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan Ekuitas
Dana Investasi masing-masing pemda, diketahui yang memperoleh
tingkat pertumbuhan Ekuitas Dana Investasi tertinggi dan terendah
untuk masing-masing Pemda tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai
berikut:

Tingkat Pertumbuhan Ekuitas Dana Investasi

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Kepulauan Meranti 382,02 Kota Dumai 4,40

2010 Kampar 27,34 Provinsi Riau 0,10

m. SILPA
Pertumbuhan SILPA adalah membandingkan pertambahan
SILPA pada tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan SILPA
tahun sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember
2011 dan 31 Desember 2010. Rumusnya:

SILPA n – SILPA n-1


Pertumbuhan SILPA = X 100%
Total SILPA n-1

Pertumbuhan SILPA untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah


Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 76,03% dan posisi 2010
adalah 47,00%.
Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan SILPA
masing-masing pemda, diketahui yang memperoleh tingkat
pertumbuhan SILPA tertinggi dan terendah untuk masing-masing
Pemda tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

Tingkat Pertumbuhan SILPA

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %


2011 Kuantan Singingi 1.582,85 Rokan Hilir 8,34
2010 Provinsi Riau 254,10 Rokan Hulu (82,27)

2) Analisis atas Proporsi Kelompok Aset

Analisis proporsi kelompok aset dilakukan untuk periode tiga tahun.


Analisis proporsi kelompok aset dilakukan dengan membandingkan
kelompok aset yang dianalisis dengan total aset pada tahun yang
bersangkutan.
Aset yang dianalisis adalah proporsi aset tetap, aset lancar, dan aset
lainnya terhadap total aset berdasarkan angka absolut dan persentase.
(1) Analisis Proporsi Aset Tetap
Proporsi Aset Tetap dihitung dengan membandingkan jumlah
aset tetap dengan Total Aset pada tahun yang dianalisis selama periode 2
tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011 dan 2010. Rumusnya:

Aset Tetap
Proporsi Aset Tetap = X 100%
Total Aset
Proporsi Aset Tetap untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah
Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 84,18% dan posisi 2010
adalah 88,33%.
Dari hasil analisis terhadap Proporsi Aset Tetap masing-masing
pemda, diketahui yang memperoleh tingkat proporsi tertinggi dan
terendah pada tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

Proporsi Aset Tetap

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Siak 97,46 Indragiri Hilir 78,69

2010 Kuantan 97,46 Kepulauan Meranti 28,63


Singingi

(2) Analisis Proporsi Aset Lancar


Proporsi Aset Lancar dihitung dengan membandingkan jumlah
Aset Lancar dengan Total Aset pada tahun yang dianalisis selama
periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011 dan 2010.
Rumusnya:

Aset Lancar
Proporsi Aset Lancar = X 100%
Total Aset

Proporsi Aset Lancar untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah


Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 9,90%, dan posisi 31
Desember 2010 adalah 6,35%.
Dari hasil analisis terhadap Proporsi Aset Lancar masing-masing
pemda, diketahui yang memperoleh tingkat proporsi tertinggi dan
terendah pada tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

Proporsi Aset Lancar

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Indragiri Hilir 18,92 Kota Pekanbaru 1,03

2010 Kepulauan Meranti 69,12 Kuantan Singingi 1,55


(3) Analisis Proporsi Aset Lainnya
Proporsi Aset Lainnya dihitung dengan membandingkan jumlah
Aset Lainnya dengan Total Aset pada tahun yang dianalisis selama
periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011 dan 31 Desember
2010. Rumusnya:

Aset Lainnya
Proporsi Aset Lainnya = X 100%
Total Aset

Proporsi Aset Lainnya untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah


Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 0,85%, dan posisi 31
Desember 2010 adalah 0,56%.
Tidak seluruh Pemda dapat diukur tingkat pertumbuhan Aset
Lainnya, karena tidak seluruh pemda mempunyai Aset Lainnya. Dari
hasil analisis, diketahui yang memperoleh tingkat proporsi tertinggi dan
terendah pada tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

Proporsi Aset Lainnya

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Kota Dumai 2,96 Bengkalis 0,00

2010 Kota Pekanbaru 2,96 Kabupaten Siak 0,02

3) Analisis Tingkat Likuiditas


Analisis rasio likuiditas dimaksudkan untuk menilai kemampuan
pemerintah daerah memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas
dihitung menggunakan rumus:

Aset Lancar
Rasio Lancar = X 100%
Kewajiban Lancar
Tingkat Likuiditas untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah
Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 862,12 % posisi 2010 adalah
941,62 %, dan 2009 sebesar 1.055,88 %.
Tidak seluruh pemda dapat diukur tingkat likuiditasnya, karena
beberapa pemda tidak mempunyai Kewajiban Lancar. Pemda yang tidak
mempunyai Kewajiban Lancar adalah sebagai berikut:
 Tahun 2011 Kabupaten Rokan Hilir
 Tahun 2010 Kabupaten Pelalawan
 Tahun 2009 Kabupaten Pelalawan, Rokan Hilir dan Meranti.
Dari hasil analisis terhadap Tingkat Likuiditas masing-masing pemda
yang dapat diukur tingkat likuiditasnya, diketahui yang memperoleh tingkat
tertinggi dan terendah pada tahun 2011, 2010, dan 2009 adalah sebagai
berikut:

Tingkat Likuiditas

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %


2011 Pemkab Siak 24.674,68 Pemprov Riau 188,78

2010 Pemkot Pekanbaru 107.356,57 Pemkab Rokan Hulu 51,35

2009 Pemkab Siak 1.343.782,12 Pemkab Indragiri Hulu 9,87

4) Analisis Rasio Hutang terhadap Ekuitas Dana


Rasio ini digunakan untuk mengatahui bagian dari setiap rupiah
ekuitas dana yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Rasio ini
mengindikasikan seberapa besar pemerintah daerah terbebani oleh hutang.
Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus:

Total Hutang
Rasio Hutang Terhadap Ekuitas = X 100%
Jumlah Ekuitas Dana

Rasio Hutang terhadap Ekuitas Dana untuk seluruh Pemda yang ada
di wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 1,16%, 2010
adalah 0,68% sedangkan 2009 adalah 0,52%.
Tidak seluruh pemda dapat diukur ratio hutang terhadap ekuitasnya
karena pemda yang bersangkutan tidak mempunyai Hutang. Pemda yang
tidak mempunyai hutang adalah Kabupaten Kepulauan Meranti tahun 2009.

Dari hasil analisis terhadap Rasio Hutang terhadap Ekuitas Dana


masing-masing pemda, diketahui yang memperoleh tingkat proporsi
tertinggi dan terendah pada tahun 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai
berikut:
Rasio Hutang Terhadap Ekuitas Dana

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %


2011 Pemprov Riau 3,57 Rokan Hilir 0,00
2010 Rokan Hulu 3,41 Pekanbaru 0,00
Pelalawan
2009 Indragiri Hulu 7,46 Pelalawan 0,00
Rokan Hilir 0,00
Meranti 0,00

B. Analisis LKPD atas LRA


1. Analisis Rasio Keuangan atas LRA
Analisis rasio keuangan dilakukan untuk tiga periode Laporan Keuangan
dan analisis rasio keuangan terdiri dari:
a) Analisis Pendapatan
(1) Rasio Derajat Desentralisasi
Rasio ini menunjukkan derajat kontribusi PAD terhadap
total pendapatan daerah dan semakin tinggi kontribusi PAD maka
semakin tinggi kemampuan pemerintah daerah dalam
penyelenggaraan desentralisasi. Rasio derajat desentralisasi
dihitung dengan rumus :

Rasio Derajat Desentralisasi Total PAD


=
Keuangan
Total Pendapatan Daerah
Rasio Derajat Desentralisasi Keuangan untuk seluruh
Pemda yang ada di wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011
adalah 14,30 %, 2010 adalah 14,43% sedangkan 2009 adalah
17,08%.
Dari hasil analisis, diketahui yang memperoleh Rasio
Derajat Desentralisasi Keuangan tertinggi dan terendah pada tahun
2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Rasio Derajat Desentralisasi Keuangan

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Provinsi Riau 40,62 Kuantan singingi 2,40


Provinsi Riau
2010 39,51 Kepulauan Meranti 2,59
Provinsi Riau
2009 41,85 Indragiri Hulu 1,92

(2) Rasio Kemandirian


Rasio kemandirian ditunjukan rasio total PAD terhadap
total pendapatan dan rasio pendapatan transfer terhadap total
pendapatan. Dua rasio tersebut mempunyai makna yang berbeda
yaitu rasio PAD terhadap total pendapatan mempunyai makna yang
berkebalikan rasio transfer terhadap total pendapatan. Semakin
besar angka rasio PAD maka kemandirian keuangan daerah
semakin besar, sebaliknya semakin besar angka rasio transfer
semakin kecil kemandirian daerah dalam mendanai belanja daerah.
Oleh karena itu, daerah yang mempunyai kemandirian yang
tinggi adalah daerah yang mempunyai rasio PAD tinggi sekaligus
rasio transfer rendah.
Rasio ini dihitung dengan menggunakan dua formula yaitu:
- Rasio Kemandirian Keuangan Daerah:
Rasio Total PAD
Kemandirian
=
Keuangan
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat/Provinsi +
Daerah
Pinjaman

Dalam hal ini, untuk seluruh pemda di wilayah Provinsi Riau


tidak terdapat realisasi pinjaman selama TA 2011, 2010 dan
2009.
- Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah:

Rasio Total Pendapatan Transfer


Ketergantungan =
Keuangan Daerah Total Pendapatan Daerah

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah dan Ketergantungan


Keuangan Daerah untuk 3 periode adalah sebagai berikut:
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
Tahun
2011 Provinsi Riau 68,49 Kuantan Singingi 2,47
2010 Provinsi Riau 65,55 Kepulauan Meranti 2,75
2009 Provinsi Riau 71,97 Indragiri Hulu 1,96
Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
Tahun
2011 Kuantan Singingi 97,37 Provinsi Riau 59,31

2010 Kuantan Singingi 97,18 Provinsi Riau 60,2


7
2009 Indragiri Hulu 98,08 Provinsi Riau 58,1
4

b) Analisis Belanja
(1) Rasio Belanja Operasi Terhadap Total Belanja
Rasio ini menginformasikan mengenai porsi belanja daerah
dialokasi untuk belanja operasi. Belanja operasi merupakan belanja
yang manfaatnya habis dikonsumsi dalam satu tahun anggaran,
sehingga belanja operasi ini sifatnya jangka pendek. Rasio belanja
operasi dihitung terhadap total belanja dengan rumus:

Rasio Belanja Operasional Realisasi Belanja Operasional


=
Terhadap Total Belanja
Total Realisasi Belanja

Rasio Belanja Operasional Terhadap Total Belanja untuk


seluruh Pemda yang ada di wilayah Provinsi Riau posisi 31
Desember 2011 adalah 72,49%, 2010 adalah 70,26% sedangkan
2009 adalah64,35%.
Dari hasil analisis, diketahui yang memperoleh Rasio
Belanja Operasional Terhadap Total Belanja tertinggi dan terendah
pada tahun 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Rasio Belanja Operasional Terhadap Total Belanja

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Kota Dumai 86,07 Rokan Hilir 58,76

2010 Indragiri Hulu 90,86 Rokan Hilir 53,63

2009 Indragiri Hulu 83,06 Rokan Hilir 44,76


(2) Rasio Belanja Modal Terhadap Total Belanja
Rasio ini menginformasikan mengenai porsi belanja daerah yang
dialokasikan untuk investasi dalam bentuk belanja modal pada
tahun anggaran yang bersangkutan. Rasio belanja modal terhadap
total belanja dengan rumus sebagai berikut:
Realisasi Belanja Modal
Rasio Belanja Modal
=
Terhadap Total Belanja
Total Realisasi Belanja

Rasio Belanja Modal Terhadap Total Belanja untuk seluruh


Pemda yang ada di wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011
adalah 27,41%, 2010 adalah 29,71% sedangkan 2009 adalah
35,60%.
Dari hasil analisis, diketahui yang memperoleh Rasio
Belanja Modal Terhadap Total Belanja tertinggi dan terendah pada
tahun 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

Rasio Belanja Modal Terhadap Total Belanja

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Rokan Hilir 41,23 Kota Dumai 13,93

2010 Rokan Hilir 46,37 Indragiri Hulu 9,14

2009 Rokan Hilir 55,23 Indragiri Hulu 16,94

(3) Rasio Belanja Pegawai Terhadap Total Belanja


Rasio ini menginformasikan mengenai porsi belanja daerah yang
dialokasikan untuk belanja pegawai. Rasio belanja pegawai
dihitung dengan rumus:

Realisasi Belanja Pegawai


Rasio Belanja Pegawai
=
Terhadap Total Belanja
Total Realisasi Belanja

Rasio Belanja Pegawai Terhadap Total Belanja untuk


seluruh Pemda yang ada di wilayah Provinsi Riau posisi 31
Desember 2011 adalah 40,07%, 2010 adalah 41,48% sedangkan
2009 adalah 34,77%.
Dari hasil analisis, diketahui yang memperoleh Rasio
Belanja Pegawai Terhadap Total Belanja tertinggi dan terendah
pada tahun 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Rasio Belanja Pegawai Terhadap Total Belanja

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Kota Pekanbaru 57,98 Provinsi Riau 24,94

2010 Indragiri Hulu 65,19 Provinsi Riau 28,27

2009 Indragiri Huli 59,72 Rokan Hilir 22,78

2. Analisis pertumbuhan (growth) akun-akun LRA (Pendapatan)


Analisis pertumbuhan akun-akun LRA dilakukan untuk periode
tiga tahun. Analisis pertumbuhan ini harus bersumber dari LRA dengan
jumlah LPKD yang sama selama tiga tahun tersebut. Analisis pertumbuhan
mencakup akun-akun LRA dalam kelompok Pendapatan, PAD,
pendapatan transfer, dan pendapatan lainnya dan kelompok belanja dan
pembiayaan berdasarkan angka absolut dan persentase,antara lain:
a) Analisis pertumbuhan pendapatan
Analisis petumbuhan pendapatan adalah analisis yang
berhubungan akun pendapatan yang terdiri dari analisis pertumbuhan
total pendapatan, PAD, pendapatan transfer, dan pertumbuhan lain-lain
PAD yang sah.

Analisis Pertumbuhan Total Pendapatan adalah


membandingkan pertambahan Total Pendapatan pada tahun yang
dinilai tingkat pertumbuhannya dengan Total Pendapatan tahun
sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember
2011, 2010. Rumusnya:
Total Pendapatan n –
Pertumbuhan Total Total Pendapatan n-1
Pendapatan = X 100%
Total Pendapatan n-1

Pertumbuhan Total Pendapatan untuk seluruh Pemda yang ada


di wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 28,37%,
2010 adalah 30,58%.

Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan Total


Pendapatan masing-masing pemda, diketahui yang memperoleh tingkat
pertumbuhan Total Pendapatan tertinggi dan terendah untuk masing-
masing Pemda tahun 2011, 2010 adalah sebagai berikut:
Tingkat Pertumbuhan Total Pendapatan

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Kepulauan Meranti 81,66 Siak (0,49)

2010 Bengkalis 46,02 Kuantan Singingi 12,95

Lebih lanjut analisis pertumbuhan akun pendapatan adalah


sebagai berikut:
(2) Analisis Pertumbuhan PAD
Analisis petumbuhan PAD adalah pertambahan PAD
dihitung dengan membandingkan pertambahan PAD pada tahun
yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan Total PAD tahun
sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember
2011, 2010. Rumusnya:
Total PAD n – Total
Pertumbuhan PAD PAD n-1
= X 100%
Total PAD n-1

Pertumbuhan PAD untuk seluruh Pemda yang ada di


wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 27,18%,
2010 adalah 10,33%.

Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan


PAD masing-masing pemda, diketahui yang memperoleh tingkat
pertumbuhan PAD tertinggi dan terendah untuk masing-masing
Pemda tahun 2011, 2010 adalah sebagai berikut:
Tingkat Pertumbuhan PAD

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Dumai 103,56 Siak (24,68)

2010 Indragiri Hulu 191,69 Siak (36,47)

(3) Analisis Pertumbuhan Pendapatan Transfer


Analisis Pertumbuhan Pendapatan Transfer adalah
membandingkan pertambahan Pendapatan Transfer pada tahun
yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan Total Pendapatan
Transfer tahun sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu posisi
per 31 Desember 2011, 2010. Rumusnya:
Total Pendapatan
Transfer n – Total
Pertumbuhan = Pendapatan Transfer n-1 X 100%
Pendapatan Transfer
Total Pendapatan
Transfer n-1

Pertumbuhan Pendapatan Transfer untuk seluruh Pemda


yang ada di wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011
adalah 27,96%, 2010 adalah 34,80%.

Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan


Total Pendapatan Transfer masing-masing pemda, diketahui yang
memperoleh tingkat pertumbuhan Total Pendapatan Transfer
tertinggi dan terendah untuk masing-masing Pemda tahun 2011,
2010 adalah sebagai berikut:

Tingkat Pertumbuhan Pendapatan Transfer

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Kepulauan Meranti 87,19 Siak 3,41

2010 Bengkalis 51,06 Pekanbaru 12,90

(4) Analisis Pertumbuhan Lain-Lain PAD yang sah


Analisis Petumbuhan Pendapatan Lain-Lain PAD yang sah
adalah membandingkan pertambahan Pendapatan Lain-Lain PAD
yang Sah pada tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan
Pendapatan Lain-Lain PAD yang Sah tahun sebelumnya selama
periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011, 2010.
Rumusnya:
Pendapatan Lain-Lain
PAD yang Sah n –
Pertumbuhan = Pendapatan Lain-Lain X 100%
Pendapatan Lain- PAD yang Sah n-1
Lain PAD yang Sah
Total Pendapatan Lain-
Lain PAD yang Sah n-1

Pertumbuhan PAD untuk seluruh Pemda yang ada di


wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 46,94%,
2010 adalah 1,36%.

Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan


Pendapatan Lain-Lain PAD yang sah masing-masing pemda,
diketahui yang memperoleh tingkat pertumbuhan Pendapatan
Lain-Lain PAD yang Sah tertinggi dan terendah untuk masing-
masing Pemda tahun 2011, 2010 adalah sebagai berikut:

Tingkat Pertumbuhan Pendapatan Lain-Lain PAD yang Sah

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Dumai 127,57 Siak (32,72)

2010 Indragiri Hulu 9.011,41 Kuantan (57,91)


Singingi

b) Analisis Pertumbuhan Belanja


Analisis petumbuhan belanja adalah analisis yang berhubungan
akun belanja yang terdiri dari analisis pertumbuhan total belanja,
belanja operasi dan belanja modal.

Analisis Pertumbuhan Total Belanja adalah membandingkan


pertambahan Total Belanja pada tahun yang dinilai tingkat
pertumbuhannya dengan Total Belanja tahun sebelumnya selama
periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011, 2010. Rumusnya:
Total Belanja n – Total
Pertumbuhan Total Belanja n-1
Belanja = X 100%
Total Belanja n-1

Pertumbuhan Total Belanja untuk seluruh Pemda yang ada di


wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 19,40%, 2010
adalah (4,33)%.

Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan Total


Belanja masing-masing pemda, diketahui yang memperoleh tingkat
pertumbuhan Total Belanja tertinggi dan terendah untuk masing-
masing Pemda tahun 2011, 2010 adalah sebagai berikut:
Tingkat Pertumbuhan Total Belanja

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Kepulauan Meranti 128,45 Pelalawan (100)

2010 Rokan Hulu 20,55 Bengkalis (30,71)

Lebih lanjut analisis pertumbuhan akun Belanja adalah sebagai


berikut:
(1) Analisis Pertumbuhan Belanja Operasi
Analisis petumbuhan Belanja Operasi adalah pertambahan
Belanja Operasi dihitung dengan membandingkan pertambahan
pada tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan Total
Belanja Operasi tahun sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu
posisi per 31 Desember 2011, 2010. Rumusnya:
Total Belanja Operasi n
– Total Belanja Operasi
Pertumbuhan Belanja = n-1 X 100%
Operasi
Total Belanja Operasi n-
1

Pertumbuhan Belanja Operasi untuk seluruh Pemda yang


ada di wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah
16,29%, 2010 adalah 2,87%.

Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan


Belanja Operasi masing-masing pemda, diketahui yang
memperoleh tingkat pertumbuhan Belanja Operasi tertinggi dan
terendah untuk masing-masing Pemda tahun 2011, 2010 adalah
sebagai berikut:
Tingkat Pertumbuhan Belanja Operasi

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Kepulauan Meranti 77,11 Pelalawan (79,31)

2010 Rokan Hulu 16,01 Bengkalis (16,18)

(2) Analisis Pertumbuhan Belanja Modal


Analisis Pertumbuhan Belanja Modal adalah
membandingkan pertambahan Belanja Modal pada tahun yang
dinilai tingkat pertumbuhannya dengan Total Belanja tahun
sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember
2011, 2010. Rumusnya:
Total Belanja Modal n –
Pertumbuhan Belanja Total Belanja Modal n-1
Modal = X 100%
Total Belanja Modal n-1

Pertumbuhan Belanja Modal untuk seluruh Pemda yang


ada di wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah
3,02%, 2010 adalah (7,17)%.
Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan
Total Belanja Modal masing-masing pemda, diketahui yang
memperoleh tingkat pertumbuhan Total Belanja Modal tertinggi
dan terendah untuk masing-masing Pemda tahun 2011, 2010
adalah sebagai berikut:
Tingkat Pertumbuhan Belanja Modal

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Kepulauan Meranti 51,29 Pelalawan (20,63)

2010 Rokan Hulu 4,85 Pelalawan (18,85)

c) Analisis Pertumbuhan Pembiayaan


Analisis petumbuhan pembiayaan adalah analisis yang berhubungan
akun pembiayaan yang terdiri dari analisis pertumbuhan total
pembiayaan neto, penerimaan pembiayaan, dan pengeluaran
pembiayaan.
(1) Analisis Pertumbuhan Total Pembiayaan Netto

Analisis Pertumbuhan Total Pembiayaan Netto adalah


membandingkan pertambahan Total Pembiayaan Netto pada tahun
yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan Total Pembiayaan
Netto tahun sebelumnya selama periode 3 tahun yaitu posisi per 31
Desember 2011, 2010. Rumusnya:
Total Pembiayaan Netto
n – Total Pembiayaan
Pertumbuhan Total = Netto n-1 X 100%
Pembiayaan Netto
Total Pembiayaan Netto
n-1

Pertumbuhan Total Pembiayaan Netto untuk seluruh Pemda


yang ada di wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah
34,57%, 2010 adalah (64,19)%.

Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan Total


Pembiayaan Netto masing-masing pemda, diketahui yang memperoleh
tingkat pertumbuhan Total Pembiayaan Netto tertinggi dan terendah
untuk masing-masing Pemda tahun 2011, 2010 dan 2009 adalah
sebagai berikut:
Tingkat Pertumbuhan Total Pembiayaan Netto

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Indragiri Hilir 247,74 Kepulauan Meranti (2.892,49)

2010 Indragiri Hulu 9.253,05 Dumai (117,18)

(2) Analisis Pertumbuhan Penerimaan Pembiayaan


Analisis petumbuhan Penerimaan Pembiayaan adalah
pertambahan Penerimaan Pembiayaan dihitung dengan
membandingkan pertambahan Penerimaan Pembiayaan pada
tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan Total
Penerimaan Pembiayaan tahun sebelumnya selama periode 3
tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011 dan 2010 dengan rumus:

Total Penerimaan
Pembiayaan n – Total
Pertumbuhan = Penerimaan Pembiayaan X 100%
Penerimaan n-1
Pembiayaan
Total Penerimaan
Pembiayaan n-1
Pertumbuhan Penerimaan Pembiayaan untuk seluruh
Pemda yang ada di wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember
2011 adalah 41,84%, 2010 minus 60,50%.
Seluruh kabupaten tingkat pertumbuhannya dapat diukur
kecuali pada TA 2010 untuk Kabupaten Indragiri Hulu dan
Kabupaten Kepulauan Meranti karena tidak ada penerimaan
pembiayaan pada TA 2009.
Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan
Penerimaan Pembiayaan masing-masing pemda, kecuali 2 pemda
yang disebutkan di atas diketahui yang memperoleh tingkat
pertumbuhan Penerimaan Pembiayaan tertinggi dan terendah
untuk masing-masing Pemda tahun 2011, 2010 dan 2009 adalah
sebagai berikut:
Tingkat Pertumbuhan Penerimaan Pembiayaan
Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Kab. Kep. Meranti 21.975,23 Kab.Rokan Hulu (83,07)

2010 Kab. Rokan Hulu (18,93) Kota Dumai (95,82)


(3) Analisis Pertumbuhan Pengeluaran Pembiayaan
Analisis Pertumbuhan Pengeluaran Pembiayaan adalah
membandingkan pertambahan Pengeluaran Pembiayaan pada
tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan Pengeluaran
Pembiayaan tahun sebelumnya selama periode 3 tahun yaitu posisi
per 31 Desember 2011, 2010, dan 2009. Rumusnya:
Total Pengeluaran
Pembiayaan n – Total
Pertumbuhan = Pengeluaran Pembiayaan X 100%
Pengeluaran n-1
Pembiayaan
Total Pengeluaran
Pembiayaan n-1

Pertumbuhan Pengeluaran Pembiayaan untuk seluruh


Pemda yang ada di wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember
2011 adalah 79,42%, 2010 adalah minus 15,43%.

Seluruh kabupaten tingkat pertumbuhannya dapat diukur


kecuali pada TA 2011 untuk Kab Pelalawan karena tidak ada
pengeluaran pembiayaan pada TA 2011 di Pemda yang
bersangkutan, sedangkan TA 2010 untuk Kabupaten Rokan Hulu
dan Kabupaten Kepulauan Meranti karena tidak ada pengeluaran
pembiayaan pada TA 2009.

Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan


Total Pengeluaran Pembiayaan masing-masing pemda, diketahui
yang memperoleh Tingkat Pertumbuhan Pengeluaran Pembiayaan
tertinggi dan terendah untuk masing-masing Pemda tahun 2011,
2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Tingkat Pertumbuhan Pengeluaran Pembiayaan
Tahun Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
2011 Kab. Rokan Hulu 6.476,92 Kep. Meranti (100,00)
2010 Kab Indragiri Hulu 10.251,69 Kab Pelalawan (100,00)

3. Analisis Varians (selisih)

Analisis varians (selisih) dilakukan dengan cara menghitung


selisih antara realisasi pos-pos pendapatan, pos-pos belanja dengan
anggaran pos-pos pendapatan dan pos-pos belanja yang ditetapkan.Rumus
Varians Pendapatan:
Realisasi Pendapatan -
Varians Pendapatan Anggaran Pendapatan
= X 100%
Anggaran Pendapatan
Varians Pendapatan untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah
Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 10,57%, 2010 adalah
2,28% sedangkan 2009 adalah minus 5,10%.
Seluruh Pemda dapat diukur variance-nya kecuali pada Kabupaten
Meranti untuk TA 2009 karena belum menyusun Laporan Keuangan TA
2009. Dari hasil analisis terhadap varians pendapatan masing-masing
pemda, diketahui yang memperoleh varians Pendapatan tertinggi dan
terendah untuk masing-masing Pemda tahun 2011, 2010 dan 2009 adalah
sebagai berikut:
Tahun
Tingkat Varians Pendapatan

Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Bengkalis 31,94 Rokan Hilir (15,27)

2010 Kepulauan Meranti 30,43 Rokan Hulu (12,10)

2009 Kampar 10,93 Rokan Hilir (25,65)

Sedangkan Rumus Varians Belanja:

Anggaran Belanja – Realisasi Belanja


Varians Belanja = X 100%
Total Anggaran Belanja

Varians Belanja untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah


Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah minus 15,35%, 2010 adalah
minus 16,70% sedangkan 2009 adalah minus19,10%.

Seluruh Pemda dapat diukur varians belanja kecuali Kabupaten


Kepulauan Meranti untuk TA 2009, karena pemda pada tahun 2009 belum
menyusun laporan keuangan.

Dari hasil analisis terhadap varians belanja masing-masing pemda,


diketahui yang memperoleh varians Belanja tertinggi dan terendah untuk
masing-masing Pemda tahun 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

Tingkat Varians Belanja

Tahun Tertinggi Terendah

Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Kampar (4,91) Rokan Hilir (27,83)

2010 Indragiri Hulu (5,85) Rokan Hilir (32,17)

2009 Kampar (5,40) Indragiri Hulu (40,60)

Вам также может понравиться