Вы находитесь на странице: 1из 12

e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha

Vol. 3 No 1 Tahun 2015

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PROSEDUR DENGAN METODE


DISCOVERY LEARNING DI KELAS X MIA 2
SMA NEGERI 1 BLAHBATUH

Putu Gede Ari Pradana, I Gede Artawan, I.A. Made Darmayanti

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail:{arypradana20@gmail.com, gartawan@yahoo.com,
idaayumadedarmayanti@yahoo.com}

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) perencanaan pembelajaran menulis teks prosedur dengan
metode discovery learning di kelas X MIA 2 SMAN 1 Blahbatuh, (2) pelaksanaan pembelajaran menulis
teks prosedur dengan metode discovery learning di kelas X MIA 2 SMAN 1 Blahbatuh, dan (3) proses
penilaian pembelajaran menulis teks prosedur dengan metode discovery learning di kelas X MIA 2
SMAN 1 Blahbatuh. Subjek penelitian ini adalah satu orang guru kelas X MIA 2 dan siswa kelas X MIA 2
SMAN 1 Blahbatuh. Objek penelitian adalah perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
dan proses penilaian dalam pembelajaran menulis teks prosedur dengan metode discovery learning.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan dokumentasi. Data dianalisis
dengan teknik analisis data deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) perencanaan
pembelajaran dengan metode pembelajaran discovery learning yang telah direncanakan oleh guru telah
memenuhi standar pelaksanaan yang ditentukan. Keberhasilan perencanaan pembelajaran dapat
diperhatikan dari terpenuhinya keseluruhan sintak atau prosedur standar penyusunan langkah
persiapan/perencanaan pembelajaran dengan metode discovery learning. (2) Pelaksanaan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa, guru dapat dikategorikan berhasil menerapkan
metode discovery learning untuk menulis teks prosedur kompleks. Keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran dengan metode discovery learning dapat diperhatikan dengan membandingkan langkah-
langkah pembelajaran yang dilakukan guru sebagaimana kegiatan pembelajaran dengan sintak
pembelajaran discovery learning. (3) Guru telah mampu menerapkan proses penilaian pembelajaran
discovery learning dalam menulis teks prosedur kompleks secara baik dan sesuai dengan sintak yang
sudah ditetapkan dan mampu memenuhi kriteria penilaian yang dicantumkan di dalam RPP yang
disusun sebelumnya.
Kata kunci: discovery learning, menulis, teks prosedur

Abstrac
This Research aimed at described (1) the writing learning’s plan of procedure text by using Discovery
Learning in X MIA 2 class of SMAN 1 Blahbatuh, (2) the writing learning’s action of procedure text by
using Discovery Learning in X MIA 2 class of SMAN 1 Blahbatuh, (3) the writing learning’s assessment of
procedure text by using Discovery Learning in X MIA 2 class of SMAN 1 Blahbatuh. The Subjects of this
study were a class teacher of X MIA 2 and students of X MIA 2 class at SMAN 1 Blahbatuh. The objects
of this study were learning’s plan, learning’s action, and learning’s assessment of writing learning of
procedure text by using Discovery Learning method. Methods of data collection used in this study were
observation and documentation. The data were analyzed by using descriptive qualitative data analysis.
Result of this study shows that (1) the learning plan of Discovery Learning method which planned by the
teacher has fulfill the standard process which have been specified. The successfulness of learning plan
can be seen from the fulfillment of all syntax or standard procedure of making the steps of
preparation/learning plan by using Discovery Learning method. (2) The implementation of learning done
by the teacher and students, teacher can be categorized success in implementing Discovery Learning
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Vol. 3 No 1 Tahun 2015

method for writing complex procedure text. The successfulness of learning using Discovery Learning
method can be considered by comparing the learning steps which have been done by the teacher as the
learning activity with learning syntax of Discovery Learning. (3) the teacher was capable to implement the
learning assessment of Discovery Learning in writing complex procedure text properly and according to
syntax which have been specified and capable to fulfill the assessment criteria included in the previously
Lesson Plan which have been prepared.

Keywords: discovery learning, writing, procedure text

PENDAHULUAN Wujud pembelajaran menulis terlihat


Pendidikan merupakan sebuah aset pada pembelajaran bahasa Indonesia
masa depan yang menunjukkan menulis teks yaitu pembelajaran teks
berkembangnya suatu bangsa. Undang- prosedur kompleks yang dimuat dalam
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Kurikulum 2013 di kelas X. Kompetensi
Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan dasar berbunyi “Memproduksi teks
bahwa kurikulum adalah seperangkat prosedur kompleks yang koheren sesuai
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, dengan karakteristik teks yang akan dibuat
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang baik secara lisan maupun tulisan.” Teks
digunakan sebagai pedoman prosedur kompleks merupakan teks yang
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran berisikan tujuan dan langkah-langkah
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. dalam mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua Contohnya, ketika hendak mengurus kartu
dimensi kurikulum, yang pertama adalah pelajar, seseorang harus mengikuti
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, prosedur yang berlaku. Kompleksnya
isi, dan bahan pelajaran, sedangkan sebuah prosedur dikarenakan oleh langkah-
yang kedua adalah cara yang langkah harus dilakukan dengan rinci tanpa
digunakan untuk kegiatan melangkahi tahapan-tahapan yang telah
pembelajaran. Kurikulum 2013 yang ditetapkan.
diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 Teks prosedur adalah teks yang berisi
memenuhi kedua dimensi tersebut. langkah-langkah atau tahapan yang harus
Dalam kurikulum 2013 pembelajaran ditempuh untuk mencapai tujuan (Ekspresi
bahasa Indonesia mengalami perubahan Diri, 36: 2014). Teks tersebut ditata dengan
secara total. Dalam implementasinya, struktur tujuan dan langkah-langkah. Yang
pembelajaran bahasa Indonesia dimaksud tujuan adalah hasil akhir yang
menggunakan pendekatan berbasis teks. akan dicapai. Adapun langkah-langkah
Hal ini bertujuan agar siswa dapat adalah cara-cara yang ditempuh agar
mengembangkan kemampuan menalar tujuan itu tercapai. Pada teks prosedur,
dalam bentuk lisan dan tertulis. Menurut langkah-langkah itu merupakan urutan yang
Kemdikbud (2013: 42), persentase kegiatan biasanya tidak dapat diubah urutannya.
siswa 10% mendengarkan, 23% berbicara, Langkah awal menjadi penentu langkah-
tata bahasa 6%, membaca 30% dan langkah berikutnya.
menulis 31%. Pendekatan berbasis teks Menurut Dahar (1991), metode
lebih menguatkan siswa pada kegiatan Discovery Learning adalah teori belajar
menulis. Dalam pembelajaran bahasa yang didefinisikan sebagai proses
Indonesia kelas X SMA, terdapat lima pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak
kegiatan menulis, yaitu menulis teks disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
anekdot, teks eksposisi, teks laporan finalnya, tetapi diharapkan siswa
observasi, teks negosiasi dan menulis teks mengorganisasi sendiri. Sebagai strategi
prosedur kompleks. Salah satu teks yang belajar, Discovery Learning mempunyai
amat menjadi perhatian dalam kurikulum prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry)
2013 adalah teks prosedur. dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan
yang prinsipil pada ketiga istilah ini,
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Vol. 3 No 1 Tahun 2015

Discovery Learning lebih menekankan pada Berkiblat dari SMAN 1 Blahbatuh


ditemukannya konsep atau prinsip yang yang sudah menggunakan discovery
sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya learning sejak tahun 2013 lalu dan berhasil
dengan discovery ialah bahwa pada meningkatkan pemahaman siswa baik
discovery, masalah yang dihadapkan berupa penilaian kognitif, dalam model
kepada siswa semacam masalah yang pembelajaran discovery learning dapat
direkayasa oleh guru. menggunakan tes tertulis. Jika bentuk
Dalam penelitian ini, guru penilaiannya menggunakan penilaian
menggunakan metode discovery learning proses, sikap, atau penilaian hasil kerja
sebagai metode untuk mengajarkan teks siswa, pelaksanaan penilaian dapat
prodesur kepada peserta didik. Menjadi dilakukan dengan pengamatan, maka
metode yang dipilih oleh guru dengan peneliti berencana menerapkan metode
alasan pengetahuan yang diperoleh melalui discovery learning pada sekolah tersebut.
metode ini sangat pribadi dan ampuh Peneliti ingin memberikan gambaran
karena menguatkan pengertian, ingatan pada sekolah-sekolah yang masih
dan transfer. Selain itu, metode ini menggunakan metode lama dan kurang
menimbulkan rasa senang pada siswa. berhasil dalam materi pembelajaran
karena tumbuhnya rasa menyelidiki menulis teks prosedur dengan melakukan
dan berhasil. Metode ini juga penelitian di SMAN 1 Blahbatuh yang
memungkinkan, siswa berkembang dengan berjudul “Pembelajaran Menulis Teks
cepat dan sesuai dengan kecepatannya Prosedur dengan Metode Discovery
sendiri dan menyebabkan siswa Learning di Kelas X MIA 2 SMAN 1
mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri Blahbatuh”.
dengan melibatkan akalnya dan motivasi
sendiri.
Pembelajaran menulis teks prosedur METODE PENELITIAN
menjadi penting karena setiap peserta didik Penelitian ini menggunakan
mampu memahami dan mengutarakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif.
idenya. Apabila ide tersebut diutarakan Penelitian deskriptif merupakan penelitian
secara sistematis dan terperinci pelajaran yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
bahasa indonesia di sekolah-sekolah yang dan menggambarkan informasi mengenai
memasukkan teks prosedur sebagai salah status suatu gejala yang ada. Rancangan
satu materi yang dianggap penting dapat penelitian kualitatif ini diharapkan akan
dipahami oleh siswa. Namun, beberapa dapat dimanfaatkan untuk mendeskripsikan
sekolah di Gianyar belum bisa membaca atau menggambarkan pembelajaran
fenomena tersebut sehingga ketercapaian menulis teks prosedur dengan metode
pemahaman siswa tentang materi teks discovery learning di kelas X MIA 2 SMAN
prosedur masih rendah. Hal tersebut 1 Blahbatuh.
berdampak negatif bagi siswa. Siswa Subjek dalam penelitian ini adalah
kurang mampu menyampaikan atau siswa kelas X MIA 2 SMAN 1 Blahbatuh.
mengutarakan ide atau pikirannya secara Objek dalam penelitian ini tidak lain adalah
baik dan benar. Peneliti menemukan teks prosedur yang dibuat oleh siswa kelas
masalah tersebut di Sekolah Menengah kelas X MIA 2 SMAN 1 Blahbatuh.
Atas Dwijendra Gianyar. Dari hasil Pengumpulan data dalam penelitian
wawancara dengan salah satu guru bahasa ini dilakukan dengan menggunakan metode
Indonesia Wayan Suarta, beliau dokumentasi dan metode observasi.
mengatakan “dalam masalah menulis Dalam pengumpulan data, penulis
memang anak-anak kurang apalagi menulis menggunakan instrumen. Instrumen yang
teks prosedur, mereka jadi kurang berani akan peneliti gunakan dalam penelitian ini
dan kurang bisa menyampaikan masalah adalah lembar observasi. Lembar observasi
atau unek-unek mereka. Kalau dari metode akan peneliti gunakan mulai dari meneliti
mengajar, metode yang saya gunakan data perencanaan, pelaksanaan, dan
masih sama seperti yang lama” . penilaian.
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Vol. 3 No 1 Tahun 2015

Penelitian ini akan menggunakan melakukan penilaian proses dan


7
metode analisis data kualitatif. Metode hasil belajar siswa
analisis deskriptif kualitatif adalah jenis Berdasarkan sintak-sintak di atas, guru
penelitian yang datanya dinyatakan dalam kemudian menyusun perencanaan
bentuk verbal dan dianalisis tanpa pembelajaran dengan didahului oleh kegiatan
menggunakan teknik statistik (Suandi, perumusan tujuan pembelajaran. Setelah
2008: 7). Tahapan analisis data ini akan mengamati materi pembelajaran dalam buku
paket Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan
melewati tiga alur, yaitu: reduksi data,
Akademik Tahun 2013 yang disusun oleh
penyajian data, dan penyimpulan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan serta
dibandingkan dengan silabus pembelajaran,
guru merumuskan pembelajaran menulis teks
HASIL DAN PEMBAHASAN prosedur kompleks menjadi delapan item
Hasil tujuan. Kedelapan item ini diharapkan
Penelitian ini dimulai dengan memenuhi keempat kompetensi inti yang
mengamati perencanaan pembelajaran ditetapkan sebelumnya oleh Menteri Pendidikan
yang dilakukan oleh guru sebelum yang tertuang dalam silabus masing-masing
memasuki kelas. Untuk mengamati mata pelajaran dan dituliskan secara rinci untuk
memenuhi keseluruhan kompetensi inti, bukan
perencanaan pembelajaran, peneliti telah
hanya untuk beberapa kompetensi inti semata.
mengamati proses pembuatan Rencana
Usai menyusun tujuan pembelajaran,
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk guru menyesuaikan karakteristik siswa
materi menulis teks prosedur kompleks
(kemampuan awal, minat, gaya belajar,
dengan metode discovery learning di kelas dan sebagainya) dengan materi
X MIA 2 SMAN 1 Blahbatuh. Peneliti
pembelajaran. Dengan demikian, sambil
mengamati pembuatan RPP tersebut mulai
menyesuaikan karakteristik siswa, guru
dari perumusan tujuan hingga tata cara secara langsung menentukan materi yang
proses penilaian yang akan dilakukan.
akan digunakan sebagai pancingan belajar
Secara lebih terperinci, berikut akan peneliti
siswa nantinya. Mengingat tema
paparkan secara lebih lanjut.
pembelajaran menulis teks prosedur
Dalam perencanaan pembelajaran
kompleks adalah Proses Menjadi Warga
dengan menggunakan metode discovery
Negara Yang Baik, guru ditantang untuk
learning, ada sintak-sintak atau standar
memilih materi dan topik yang sesuai
pelaksanaan tertentu yang seharusnya dengan karakteristik siswa SMA. Dengan
dipenuhi oleh guru. Sintak-sintak tersebut
pertimbangan bahwa siswa akan beranjak
bisa diperhatikan pada tabel di bawah ini.
dewasa di usia mereka untuk anak kelas X
No. Sintak SMA, guru kemudian memilih materi
prosedur pembuatan KTP. Hal ini dilakukan
1 menentukan tujuan pembelajaran agar di usia mereka yang sudah beranjak
melakukan identifikasi karakteristik dewasa, mereka mengetahui tata cara
2 siswa (kemampuan awal, minat, membuat KTP untuk keperluan mereka
gaya belajar, dan sebagainya) sewaktu-waktu dan sebagai salah satu
3 memilih materi pelajaran syarat menjadi warga negara yang teladan.
menentukan topik-topik yang harus Karena materi pembelajaran adalah
4 dipelajari siswa secara induktif (dari membandingkan 2 teka prosedur kompleks,
guru memilih satu topik lagi untuk
contoh-contoh generalisasi)
mempelajari materi prosedur kompleks.
mengembangkan bahan-bahan
Satu topik lagi yang dipilih guru adalah
belajar yang berupa contoh- contoh,
5 proses mengurus SIM (Surat Izin
ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk
Mengemudi). Mengingat sebagian besar
dipelajari siswa
siswa memiliki kendaraan berupa sepeda
mengatur topik-topik pelajaran dari
motor untuk berangkat ke sekolah, siswa
yang sederhana ke kompleks, dari
memerlukan SIM sebagai tanda kesiapan
6 yang konkret ke abstrak, atau dari
berkendara. Untuk anak kelas X SMA yang
tahap enaktif, ikonik sampai ke
memiliki kendaraan bermotor, SIM akan
simbolik
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Vol. 3 No 1 Tahun 2015

menjadi kebutuhan yang penting bagi standard pelaksanaan yang ditentukan.


mereka demi keselamatan dan demi Keberhasilan perencanaan pembelajaran
memeuhi tugas sebagai warga negara yang dapat diperhatikan dari terpenuhinya
baik serta taat hukum. Melalui kesseluruhan sintak atau prosedur standard
pertimbangan-pertimbangan tersebut, penyusunan langkah
terpilihlah dua teks prosedur kompleks persiapan/perencanaan pembelajaran
untuk dibahas oleh siswa, yakni “Proses dengan metode discovery learning.
Pembuatan KTP” dan “Proses Mengurus Sebagaimana diuraikan di atas, guru
SIM”. telah memulai perencanaan dengan
Kegiatan perencanaan guru tidak merumuskan tujuan pembelajaran,
hanya sampai di sana, melainkan guru melakukan identifikasi karakteristik siswa
kemudian mencari berbagai bahan yang (kemampuan awal, minat, gaya belajar,
berupa contoh- contoh, ilustrasi, tugas dan dan sebagainya), memilih materi pelajaran,
sebagainya untuk dipelajari siswa. Guru menentukan topik-topik yang harus
menyiapkan berbagai ilustrasi tentang dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-
pentingnya KTP dan SIM serta konsekuensi contoh generalisasi), mengembangkan
tidak memiliki kedua item tersebut, baik dari bahan-bahan belajar yang berupa contoh-
segi keselamatan maupun norma sosial contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya
terutama di Indonesia. Setelah untuk dipelajari siswa, mengatur topik-topik
mengumpulkan berbagai bahan yang pelajaran dari yang sederhana ke
sesuai, guru kemudian mengatur urutan kompleks, dari yang konkret ke abstrak,
penyampaian topik-topik tersebut mulai dari atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke
yang sederhana ke kompleks, dari yang simbolik, melakukan penilaian proses dan
konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, hasil belajar siswa.
ikonik sampai ke simbolik guna Berdasarkan langkah-langkah yang
mengantisipasi kesiapan mental siswa sudah direncanakan, berikut ini adalah
dalam menerima dan mencerna materi pemaparan analisis hasil penerapan
sekaligus informasi umum tentang metode pembelajaran discovery learning
kaitannya dengan kehidupan nyata mereka dalam menulis teks prosedur kompleks
di masyarakat Indonesia pada umumnya. pada siswa kelas X MIA 2 SMAN 1
Proses akhir yang dilakukan guru Blahbatuh.
setelah materi siap ajar adalah menentukan Pertemuan pertama dilaksanakan
teknik penilaian yang akan digunakan untuk pada Senin, 5 Januari 2015. Jam pelajaran
mengevaluasi jalannya pembelajaran bahasa Indonesia adalah jam ke-5 dan ke-
menulis teks prosedur kompleks dengan 6, pukul 10.45-12.00. Guru meminta siswa
metode discovery learning. untuk duduk di bangku masing-masing.
Dengan selesainya tahap tata cara Selanjutnya, guru memberi salam kepada
penilaian, perencanaan pembelajaran yang seluruh siswa. Karena siswa menjawab
dilakukan oleh guru pun sudah mencapai dengan nada lemas, guru mengulang
tahap akhir. Tahap perencanaan selesai memberikan salam sehingga siswa
dengan ditandai oleh terselesaikannya membalasnya dengan nada yang lebih
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bersemangat. Guru pun senang dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran, memberi penghargaan dengan mengatakan
kompetensi inti, indicator pencapaian, bahwa apabila siswa selalu bersemangat,
materi dan topik, proses penilaian, yang guru pengajar akan ikut semangat. Guru
disinergikan dengan metode pembelajaran berharap siswa tetap bersemangat
discovery learning. walaupun kegiatan pembelajaran
Berdasarkan langkah-langkah berlangsung dalam suasana panas akibat
perencanaan pembelajaran yang cuaca yang cukup panas. Guru mengawali
diterapkan oleh guru dapat dikomentari pelajaran dengan memperkenalkan peneliti.
sebagai berikut. Perencanaan Penjelasan yang dilontarkan oleh guru
pembelajaran dengan metode membuat siswa tidak penasaran, merasa
pembelajaran discovery learning yang telah nyaman, dan siap menerima pembelajaran.
direncanakan oleh guru telah memenuhi Peneliti menempati tempat duduk yang
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Vol. 3 No 1 Tahun 2015

disediakan di belakang. Guru mulai pendapat teman-temannya tadi. Guru


mengecek kehadiran siswa satu demi satu memandu siswa untuk memberikan tepuk
dan seluruh siswa hadir. Pengecekan tangan kepada Agus Arya karena sudah
kehadiran dan perkenalan yang dilakukan menjawab dengan benar. Guru
pada hari itu menghabiskan waktu sepuluh menghubungkan jawaban tersebut dengan
menit. Setelah mengecek kehadiran siswa, kegiatan menulis prosedur kompleks
guru menginformasikan bahwa mulai hari beserta ciri khas teks prosedur kompleks.
itu sampai dengan beberapa hari ke depan, Setelah itu, guru menyampaikan
guru akan mengisi pelajaran bahasa kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai
Indonesia bersama peneliti. Guru juga oleh siswa. Kompetensi dasar dan indikator
mengimbau agar siswa siap menerima pencapaian dalam pembelajaran tersebut
pembelajaran dengan baik sehingga adalah 3.2 membandingkan teks laporan
menghasilkan sesuatu yang baik pula untuk hasil observasi baik melalui lisan maupun
ke depannya. tulisan (3.2.1 Persamaan/perbedaan
Selanjutnya, guru memberikan struktur isi dan ciri bahasa dari dua teks
apersepsi kepada siswa. Bentuk apersepsi prosedur kompleks) dan 4.2 Memproduksi
yang diberikan guru berupa pertanyaan teks prosedur kompleks yang koheren sesuai
pancingan yang terkait dengan materi dengan karakteristik teks yang akan dibuat
pelajaran, yakni membandingkan dan baik secara lisan maupun tulisan (4.2.1
memproduksi teks prosedur kompleks. Langkah-langkah penulisan teks prosedur
Guru bertanya kepada siswa perihal kompleks sesuai dengan struktur isi).
bagaimana cara menjadi warga negara Sebelum menyampaikan materi pelajaran,
yang baik dan apa saja syarat menjadi guru kemudian menyebutkan tujuan-tujuan
warbga negara yang baik tersebut. Guru pembelajaran yang harus dicapai siswa.
pun bertanya apakah siswa tahu apa saja Tujuan pembelajaran yang dimaksud antara
syarat yang dimaksudkan. Guru pun lain, (1) mampu membandingkan dua teks
menutup telinga karena siswa menjawab prosedur kompleks, (2) menemukan
secara serentak meski jawabannya persamaan dan perbedaan mulai dari
beragam. Guru kemudian mengangkat struktur dan kaidah bahasa dalam dua teks
tangan kanan, meminta salah satu siswa prosedur kompleks, dan (3) mampu
untuk menjawab. Guru memberikan memproduksi teks prosedur kompleks.
kesempatan kepada Andrean dan secara Guru terus menggali informasi lebih
tegas, Ia mengatakan bahwa warga yang lanjut dari siswa mengenai teks prosedur
baik harus taat hukum dan mematuhi kompleks. Hal ini dilakukan agar siswa
peraturan. Guru bertanya kepada siswa lain semakin berani untuk berbicara. Guru
untuk meminta persetujuan, namun siswa memberikan pertanyaan pancingan agar
lain hanya membenarkan. Kemudian guru siswa mau menjawab. Namun, pertanyaan
bertanya kembali, apa ada syarat untuk pancingan yang diberikan guru tidak
menjadi warga negara yang baik untuk di berhasil. Tak seorang pun mau menjawab
Indonesia khususnya. Siswa pun berpikir pengertian teks prosedur kompleks.
sejenak dan kembali ribut untuk menjawab. Akhirnya guru pun menunjuk salah satu
Akhirnya guru menunjuk seorang siswa siswa, yakni Panca untuk menjelaskan
bernama Alit. Ia menjawab bahwa pengertian prosedur kompleks. Ketika
syaratnya adalah punya surat-surat penting ditunjuk, siswa tersebut memberikan
sebegaimana yang disebutkan di dalam jawaban dengan membaca buku. Guru pun
buku paket, seperti KTP, SIM, Akta-Akta, menjelaskan pengertian teks prosedur
dan surat penting lainnya. Dengan kompleks kepada siswa. Setelah
pertanyaan itu, guru meminta kesimpulan mendengar penjelasan guru, siswa pun
dari para siswa. Salah seorang siswa menganggukkan kepala tanda mengerti.
bernama Agus Arya menyimpulkan bahwa Guru pun mulai mengarahkan siswa
warga negara yang baik tidak hanya memasuki tahap kegiatan inti
mematuhi aturan, tetapi juga tertib surat- pembelajaran. Guru mengajukan
surat penting seperti yang disebutkan oleh pertanyaan-pertanyaan mengenai
rekannya. Contohnya sesuai dengan pengertian teks prosedur kompleks, tujuan
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Vol. 3 No 1 Tahun 2015

menulis teks prosedur kompleks, ciri ”Prosedur Pembuatan KTP” dan “Cara
kebahasaan yang biasanya ada dalam teks Mengurus SIM” pada buku Ekspresi Diri
prosedur kompleks dan sebagainya. Guru dan Akademik tahun 2013. Guru
meminta siswa menyampaikan jawaban menjelaskan urutan kegiatan yang harus
dan suasana kelas menjadi riuh oleh dilalui siswa untuk dapat membandingkan
jawaban-jawaban siswa. Untuk kedua teks tersebut. Guru menjelaskan
menenangkan suasana kelas, guru kembali bahwa kegiatan membandingkan ini akan
menyarankan agar siswa mengangkat diawali sebelumnya dengan pembagian
tangan sebelum menjawab. Suasana kelas kelompok. Jika sudah berada dalam
kembali tenang. Setelah itu, guru menunjuk kelompok, siswa mendiskusikan gebrakan
salah satu siswa yang duduk di bangku masalah yang guru berikan kepada siswa
paling pojok depan dekat dengan lemari, sehingga menimbulkan kebingungan dan
yang bernama Juliartana. Siswa tersebut tidak memberikan generalisasi terhadap
menyampaikan jawaban berdasarkan buku masalah awal yang diberikan. Siswa bisa
LKS yang dimiliki. Selanjutnya, guru menggunakan berbagai sumber data yang
meminta siswa yang lain untuk ada guna menunjang pemecahan masalah.
mengemukakan jawaban yang berbeda Setelah mendapatkan data yang cukup
daripada jawaban siswa sebelumnya. Salah untuk menyusun hipotesis, siswa
seorang siswa, Juniarta mengangkat diperkenankan untuk menulis laporan hasil
tangan. Guru memuji jawaban dan kerja (observasi) sesuai dengan rumusan
keberaniannya, meskipun masih agak masalah yang ditentukan, didasarkan atas
tersendat-sendat. Akhirnya, guru data-data yang ada. Karena tidak ada yang
menyimpulkan jawaban mereka dan bertanya lagi, siswa kembali bekerja di
memberikan tambahan atas kurangnya dalam kelompok masing-masing. Jika
jawaban yang disampaikan oleh siswa diskusi dalam kelompok sudah selesai yang
sebelumnya. ditandai dengan adanya laporan hasil
Guru melanjutkan pertanyaan kerja/diskusi, kegiatan akan dilakukan
mengenai langkah-langkah menulis teks dengan diskusi antarkelompok guna
prosedur kompleks. Setelah pertanyaan ini memeroleh kepastian atas investigasi yang
diberikan, situasi kelas menjadi sepi karena telah dilakukan. Jika sudah cukup
tidak seorang pun siswa yang mau mendapat masukan dan pembenaran,
memberikan pendapatnya. Karena siswa kelompok yang bersangkutan akan
hanya berbisik dengan teman lainnya tanpa menyempurnakan kembali laporan hasil
bersedia menjawab, guru akhirnya kerja yang sudah disusun.
memberikan penjelasan dan meminta siswa Guru kemudian memberikan
untuk menyimak baik-baik penjelasan guru. kesempatan bertanya kepada siswa apabila
Setelah menjelaskan, guru memberikan ada yang belum dipahami. Siswa terdiam
kesempatan kepada siswa untuk bertanya. sejenak. Karena tidak ada pertanyaan lagi,
Setelah diberi kesempatan oleh guru, penjelasan kembali dilanjutkan. Usai
seorang siswa yang duduk di depan meja menjelaskan tata cara membandingkan dua
guru mengangkat tangan dan meminta guru teks prosedur kompleks, guru menjelaskan
untuk mengulang kembali beberapa poin bahwa Menganjurkan peserta didik untuk
penjelasan guru mengenai istilah kalimat membaca buku dan aktivitas belajar lainnya
kronologis dan temporal. Guru pun yang mengarah pada persiapan
mengulang dan kembali memberikan pemecahan masalah (eksplorasi awal).
kesempatan bertanya kepada siswa yang Guru juga memberi kesempatan kepada
lain. Karena tidak ada lagi pertanyaan dari para siswa untuk mengumpulkan informasi
siswa, guru pun melanjutkan kegiatan sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
pembelajaran. membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.
Selanjutnya, guru menerapkan Guru meminta siswa mengumpulkan
metode discovery learning sesuai dengan (collection) berbagai informasi yang
urutan kegiatan yang telah disusun relevan, membaca literatur, mengamati
sebelumnya. Pertama, guru meminta siswa objek, wawancara dengan nara sumber,
membuka halaman buku yang memuat teks melakukan uji coba sendiri. Seluruh
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Vol. 3 No 1 Tahun 2015

jawaban ditulis dalam satu atau beberapa pembelajaran pun berakhir ketika
paragraf dengan tetap memperhatikan perwakilan siswa meminta siswa lain untuk
kaidah penulisan yang benar. berdiri dan menyampaikan salam penutup
Guru kemudian langsung memulai ”Om Shanti, Shanti, Shanti, Om”. Sebelum
tahap pertama pembelajaran dengan meninggalkan ruang kelas, satu demi satu
metode discovery learning dengan siswa bersalaman dengan guru, peneliti,
memberikan sebuah gebrakan masalah dan observer.
kepada siswa sehingga menimbulkan Penelitian dilanjutkan pada Jumat, 9
kebingungan dan tidak memberikan Januari 2015. Pelajaran bahasa Indonesia
generalisasi terhadap masalah awal yang berlangsung pada jam ke-3 dan ke-4, pukul
diberikan. Masalah yang guru berikan 9.00 s/d 10.45. Seorang perwakilan siswa
adalah temukan persamaan dan perbedaan langsung memimpin seluruh rekannya
struktur antara kedua teks prosedur untuk memberikan salam. Guru menjawab
kompleks yang berjudul ”Prosedur salam siswa dan peneliti bersama dengan
Pembuatan KTP” dan “Cara Mengurus SIM” observer kembali menempati kursi paling
pada buku Ekspresi Diri dan Akademik belakang. Guru mulai mengecek kehadiran
tahun 2013. siswa dan seluruh siswa hadir pada hari itu.
Guru memantau siswa dalam Guru kemudian menanyakan tingkat
mengolah data dan informasi yang telah semangat siswa untuk mengikuti pelajaran
diperoleh para siswa baik melalui pada hari itu dan siswa menjawab bahwa
wawancara, observasi, dan sebagainya. mereka siap belajar. Guru kemudian
Dalam kegiatan memantau tersebut, guru meminta siswa mengeluarkan keperluan
tidak memberikan informasi apapun agar belajar mereka masing-masing dan guru
tidak mengacaukan penemuan yang siswa membagikan kertas kerja siswa
hasilkan. Guru hanya melihat dan sebelumnya. Guru pun bertanya kepada
memantau siswa menafsirkan data dan siswa mengenai tata cara membandingkan
informasi yang telah diperoleh para siswa yang telah dipelajari sebelumnya. Atas
baik melalui wawancara, observasi, dan pertanyaan yang dilontarkan oleh guru,
sebagainya (diacak, diklasifikasikan, siswa pun menjawab bahwa mereka masih
ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung mengingat tata cara membandingkan
dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tersebut. Guru kemudian bertanya kepada
tingkat kepercayaan tertentu. Setelah siswa siswa yang bernama Alit mengenai cara
selesai menyusun laporan hasil kerja di membandingkan teks yang akan mereka
masing-masing kelompok, guru lakukan dan Alit menjawab bahwa kegiatan
membimbing siswa melakukan membandingkan kedua teks dilakukan
pemeriksaan secara cermat dalam fase dengan dalam kegiatan membaca siswa
pembuktian benar atau tidaknya hipotesis menemukan jawaban atas pertanyaan yang
yang ditetapkan tadi dengan temuan disusun, siswa dapat menulis jawaban
alternative. tersebut. Seluruh jawaban ditulis dalam
Jam pelajaran bahasa Indonesia di satu atau beberapa paragraf dengan tetap
kelas X MIA 2 SMAN 1 Blahbatuh adalah memperhatikan kaidah penulisan yang
sembilan puluh menit. Setelah melewati benar. Guru pun memberikan tepuk tangan
beberapa tahap pembelajaran, waktu yang kepada Alit dan diikuti oleh siswa lainnya.
tersisa adalah lima menit. Karena seluruh Guru langsung meminta siswa untuk
siswa telah selesai menyusun laporan, guru memulai kembali kegiatan membandingkan
meminta siswa untuk mengumpulkan kertas teks yang tertunda sebelumnya karena
kerja masing-masing dan kegiatan keterbatasan waktu. Pengecekan kehadiran
menyampaikan hasil diskusi akan dilakukan sampai dengan pengecekan ingatan siswa
esok hari dengan perlengkapan yang sama mengenai tata cara merangkum
seperti hari ini. Sebagai bentuk menghabiskan waktu selama 10 menit.
penghargaan atas usaha siswa Setelah guru melihat seluruh siswa
menumbuhkan sikap disiplin selama sudah siap, guru meminta siswa untuk
pembelajaran, guru dan siswa kemudian mulai membandingkan kedua teks.
bertepuk tangan bersama-sama. Kegiatan Suasana kelas menjadi sunyi. Guru kembali
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Vol. 3 No 1 Tahun 2015

berkeliling dan mengamati aktivitas belajar tangan. Guru menunjuk Agus Andika dan ia
siswa. Guru terkadang menghampiri siswa berpendapat bahwa merangkum terdiri atas
yang bertanya. Guru telah memantau beberapa langkah. Langkah-langkah yang
seluruh siswa bangku demi bangku dan telah mereka lalui adalah kegiatan
membimbing siswa ketika mengalami membandingkan kedua teks dapat
kesulitan. Kegiatan membandingkan teks dilakukan dengan dalam kegiatan
dilaksanakan oleh siswa selama lebih membaca siswa menemukan jawaban atas
kurang enam puluh menit. Sebagian besar pertanyaan yang disusun, siswa dapat
siswa dalam kelompok memeriksa kembali menulis jawaban tersebut. Seluruh jawaban
hasil kerja mereka sebelumnya, namun ditulis dalam satu atau beberapa paragraf
beberapa ada yang mengoreksi kembali dengan tetap memperhatikan kaidah
hasil kerjanya agar rapi dan baik. Ketika penulisan yang benar. Guru pun
seluruh siswa selesai memeriksa kembali memberikan tepuk tangan kepada Agus
hasil pekerjaan mereka, guru meminta Andika dan diikuti oleh siswa lainnya. Masih
siswa untuk menyampaikan hasil diskusi tersisa sedikit waktu, guru memberikan
untuk disesuaikan dengan kelompok isyarat kepada peneliti untuk mebagikan
lainnya. kuesioner kepada masing-masing siswa.
Setelah selesai melukan diskusi Guru memberikan tanda kepada salah
antarkelompok, semua siswa dalam setiap seorang siswa untuk menutup pelajaran.
kelompok diberi waktu selama 15 menit Perwakilan siswa memimpin seluruh
untuk mengoreksi dan menyempurnakan rekannya untuk menutup pelajaran dengan
hasil pekerjaan masing-masing mengucapkan salam ”Om Shanti, Shanti,
kelompoknya. Siswa pun kembali riuh Shanti, Om”. Pembelajaran pada hari itu
karena satu orang dalam kelompok menulis pun berakhir dengan baik.
kembali hasil kerja kelompok dan anggota Berdasarkan pelaksanaan
lain membisikkan sesuatu yang harusnya pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
ditulis oleh si penulis. Usai mengoreksi dan siswa di atas, guru dapat dikategorikan
pekerjaan masing-masing, perwakilan berhasil menerapkan metode discovery
setiap kelompok mengumpulkan hasil kerja learning untuk menulis teks prosedur
kepada guru tepat beberapa menit setelah kompleks. Keberhasilan pelaksanaan
guru memberikan instruksi untuk pembelajaran dengan metode discovery
mengumpulkan. learning dapat diperhatikan dengan
Setelah seluruh siswa mengumpulkan membandingkan langkah-langkah
hasil kerja kelompoknya, guru bertanya pembelajaran yang dilakukan guru
kepada siswa mengenai hal-hal yang belum sebagaimana kegiatan di atas dengan
dipahami mengenai pelajaran sintak pembelajaran discovery learning.
membandingkan teks prosedur kompleks. Melihat keseluruhan langkah-langkah
Karena tidak ada yang bertanya, guru pembelajaran menulis teks prosedur
kembali meyakinkan siswa untuk bertanya kompleks telah memenuhi sintak standard
apabila ada sesuatu yang belum dipahami. pelaksanaan pembelajaran discovery
Setelah bertanya beberapa kali dan tidak learning, guru dikategorikan berhasil
ada reaksi siswa, guru pun meminta siswa menerapkan metode pembelajaran tersebut
untuk menyimpulkan materi pembelajaran. dengan baik. Guru melakukan tahapan
Dengan cepat, beberapa siswa sesuai dengan urutan yang benar dengan
mengangkat tangan dan guru menunjuk memulainya dengan stimulus atau
siswa yang bernama Jefri dan ia rangsangan, dilanjutkan dengan pernyataan
menyimpulkan materi pelajaran dengan pertanyaan atau pemberian masalah,
menyebutkan pengertian dan tujuan disusul kegiatan pengumpulan data,
menulis teks prosedur kompleks sesuai kemudian pemrosesan data, verifikasi data,
dengan penjelasan guru sebelumnya. Guru dan diakhiri dengan penyimpulan. Dalam
memberikan penguatan dengan pembelajaran ini, inti sebenarnya, guru
mengatakan bahwa jawaban Jefri bagus. tidak memberikan generalisasi langsung di
Ketika meminta pendapat lain dari siswa awal, namum siswa yang membuat
lainnya, siswa lain kembali mengangkat generalisasi itu ada berdasarkan konsep
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Vol. 3 No 1 Tahun 2015

dan prinsip yang siswa temukan selama pemikiran kritis siswa di bawah bimbingan dan
dan setelah proses pembelajaran. arahan guru, siswa pun akhirnya mampu
menyamakan konsep yang awalnya berbeda.
Pembahasan Tanpa kemampuan untuk mengarahkan siswa
Keberhasilan pelaksanaan dengan baik, metode discovery learning tidak
pembelajaran terletak pada dua pihak yang akan berjalan dengan baik sebagaimana
terlibat, yakni guru dan peserta didik. Tanpa diharapkan.
kerja sama yang baik dari kedua belah pihak Kunci keberhasilan penerapan metode
tersebut, metode pembelajaran cenderung tidak discovery learning selanjutnya oleh guru adalah
berhasil. Sebagaimana diuraikan sebelumnya, keputusan untuk memberikan semacam
guru telah melaksanakan langkah pembelajaran penugasan kepada siswa dengan penggunaan
yang terbagi ke dalam 3 fase, yakni alokasi waktu selama dua kali pertemuan.
persiapan/perencanaan, pelaksanaan, dan Dengan demikian, siswa mendapatkan
penilaian. Penerapan metode discovery learning kesempatan untuk belajar seluas-luasnya
pada siswa kelas X MIA 2 SMAN 1 Blahbatuh dengan pemahaman materi yang lebih dalam
tergolong baik dan berhasil jika dilihat dari dengan memberikan kesempatan bagi peserta
pemenuhan kriteria keterlaksanaan langkah didik untuk belajar di luar kelas. Peserta didik
pembelajaran dan juga skor yang dihasilkan dapat memperoleh pengalaman langsung
siswa selama pembelajaran berlangsung. Pada tentang apa yang sedang dipelajari.
pembelajaran di kelas X MIA 2 SMAN 1 Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar
Blahbatuh, ada beberapa hal yang menjadi yang harus dilakukan peserta didik dalam
kunci keberhasilan keterlaksanaan metode rangka mencapai penguasaan standar
discovery learning dalam rangka menulis teks kompetensi, kemampuan dasar, dan materi
prosedur kompleks sehingga metode discovery pembelajaran. Jika pada saat itu materi
learning bisa diterapkan dengan baik. Hal-hal langsung diselesaikan dalam satu kali
yang dimaksud akan dirinci sebagai berikut. pertemuan, siswa hanya mampu
Yang pertama, guru mampu merangsang membayangkan hal yang dipelajari saat itu.
rasa ingin tahu siswa dengan permasalahan Namun, dengan sistem pembentujkan konsep
yang dekat dan ada di sekitar siswa. Dalam dasar di kelas terlebih dahulu dan praktik di luar
menuliskan teks laporan hasil observasi, kelas untuk mengumpulkan data yang akurat,
pemikiran bahwa setiap materi atau fenomena selain memperoleh kebenaran akan hipotesis
bisa disamaratakan kan atau digeneralisasikan dan asumsi, siswa memperoleh pengalaman
memanglah benar namun bukan berarti bersifat belajar yang nyata dan membantu untuk
mutlak. Guru memilih untuk menggunakan membentuk ingatan dengan jangka yang lebih
fenomena umum, dekat, dan penting untuk panjang. Sebab, siswa memahami konsep
diketahui, yang ada di sekitar siswa itu sendiri. secara langsung lewat pengalaman langsung,
Dalam metode discovery learning, rangsangan tidak hanya sekadar teori semata. Dengan
awal terhadap fenomena yang akan dibahas demikian, metode discovery learning terpenuhi
sangatlah penting. Tanpa adanya rangsangan bukan hanya hasilnya laporannya, namun juga
yang menarik, metode discovery learning akan tujuannya, yakni membuat siswa belajar.
menjadi metode pembelajaran yang Kunci keberhasilan penerapan metode
membosankan bagi siswa, bahkan cenderung discovery learning oleh guru yang terakhir
menimbulkan ketakutan akan materi yang dalam pembelajaran menulis teks prosedur
dipelajari. Menggunakan fenomena yang sering kompleks adalah pembentukan kelompok yang
dilihat atau umum diketahui akan memudahkan heterogen. Dalam penerapan metode discovery
siswa untuk menuliskannya dalam bentuk teks learning, kelompok yang heterogen memegang
prosedur kompleks. peranan yang signifikan. Dengan kelompok
Faktor keberhasilan yang kedua adalah belajar yang heterogen, peserta didik
kemampuan guru dalam mengarahkan perserta melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan
didik untuk bertanya. Sebagian besar siswa semua anggota kelompok mengungkapkan
yang sebelumnya terdiam karena tidak pendapat, ide, dan tanggapan terhadap
mengetahui materi, berani bertanya bahkan skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan
memberikan pernyataan mengenai muncul berbagai macam alternatif pendapat.
permasalahan yang diberikan. Selain itu, guru Model discovery learning memang
juga mampu mengarahkan siswa untuk memiliki kelebihan tersendiri bila dibandingkan
membuktikan asumsi dan mendengarkan dengan model pembelajaran selama
pendapat yang berbeda dari mereka. Jika ada dilaksanakan. Kelebihan yang pertama adalah
perbedaan pendapat, guru melemparkan ketertarikan dan motivasi siswa yang lebih tinggi
kembali kesempatan kepada siswa. Lewat ketika dihadapkan dengan suatu permasalahan
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Vol. 3 No 1 Tahun 2015

yang dianggap menantang. Siswa menjadi lebih SIMPULAN


giat berusaha dalam mencari penyelesaian Berdasarkan hasil penelitian mengenai
terbaik. Kelebihan kedua adalah model pembelajaran menulis teks prosedur dengan
discovery learning memaksa setiap siswa untuk metode discovery learning di kelas X MIA 2
bisa menjelaskan pendapatnya dalam SMAN 1 Blahbatuh dapat diambil kesimpulan
menyelesaikan masalah di depan kelas. sebagai berikut.
Kelebihan yang ketiga adalah siswa bisa 1. Perencanaan pembelajaran dengan
mengeksplorasi pengetahuan yang telah metode pembelajaran discovery learning
didapatnya dalam menyelesaikan masalah yang yang telah direncanakan oleh guru telah
didapat. Kelebihan yang keempat adalah siswa memenuhi standar pelaksanaan yang
menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. ditentukan. Keberhasilan perencanaan
Namun, dalam pelaksanaan dan penerapannya pembelajaran dapat diperhatikan dari
secara langsung kepada siswa kelas X MIA 2 terpenuhinya kesseluruhan sintak atau
SMAN 1 Blahbatuh, ternyata discovery learning prosedur standard penyusunan langkah
masih memiliki kekurangan, terlebih dalam persiapan/perencanaan pembelajaran
penerapannya pada materi penulisan teks dengan metode discovery learning.
laporan hasil observasi. Kekurangan- 2. Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran
kekurangan tersebut antara lain pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa,
dengan model discovery learning membutuhkan guru dapat dikategorikan berhasil
waktu yang cukup lama. Waktu yang tersedia menerapkan metode discovery learning
dalam satu kali tatap muka adalah 90 menit dan untuk menulis teks prosedur kompleks.
180 menit per minggu. Dengan waktu yang Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran
demikian singkat, proses pemecahan masalah dengan metode discovery learning dapat
yang dilakukan siswa menjadi kurang efektif diperhatikan dengan membandingkan
dengan hasil yang kurang maksimal. langkah-langkah pembelajaran yang
Selain kekurangan waktu untuk dilakukan guru sebagaimana kegiatan di
pembahasan materi secara maksimal, atas dengan sintak pembelajaran
kekurangan lainnya adalah kurangnya buku discovery learning.
penunjang yang dapat dijadikan pemahaman Guru telah mampu menerapkan
dalam kegiatan belajar. proses penilaian pembelajaran discovery
Kekurangan lain yang dihadapi dalam learning dalam menulis teks prosedur
penerapan model discovery learning di kelas X
kompleks secara baik dan sesuai dengan
MIA 2 SMAN 1 Blahbatuh adalah kurangnya
pemahaman siswa terhadap materi yang sintak yang sudah sitetapkan dan mampu
diperlukan untuk memecahkan masalah. memenuhi kriteria penilaian yang
Beberapa siswa masih menunjukkan dicantumkan di dalam RPP yang disusun
kekurangpahaman terhadap materi yang sebelumnya.
dibahas dan masalah yang harus dipecahkan
sehingga sebagian besar lebih banyak
bergantung kepada rekan kelompoknya. SARAN
Sebagian besar lainnya lebih memilih Berdasarkan kesimpulan yang
melakukan hal lain yang bisa mereka lakukan dikemukakan di atas, dapat disarankan.
dibandingkan berusaha menyelesaikan masalah 1. Guru harus mengetahui pengetahuan
yang tidak mereka pahami pangkal ujungnya. siswa tentang materi pembelajaran
Berdasarkan paparan di atas, dapat
yang akan digunakan sebagai bekal
diketahui sejauh mana keterlaksanaan model
discovery learning dalam pembelajaran menulis
siswa dalam memecahkan masalah
teks prosedur kompleks. Terlepas dari sebelum proses pembelajaran agar
kekurangan-kekurangan yang terjadi, guru telah masalah yang akan dipecahkan tidak
mampu melaksanakan keseluruhan model terlalu membebani siswa atau terlalu
discovery learning sesuai dengan sintak atau sukar untuk dipecahkan.
prosedur standard sebagaimana yang sudah 2. Bagi guru yang akan menerapkan metode
ditetapkan. Pemenuhan prosedur standard pembelajaran penemuan (Discovery
pelaksanaan pembelajaran dengan model Learning) ini, sebaiknya memperhatikan dan
discovery learning oleh guru pun telah mempersiapkan segala sesuatu yang
membantu membimbing siswa untuk mampu berkaitan dengan pelaksanaan
menulis teks prosedur kompleks. pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Guru
juga hendaknya benar-benar
mempersiapkan waktu dengan baik,
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha
Vol. 3 No 1 Tahun 2015

menguasai materi, bisa mengelola kelas


dengan baik, dan mampu bertindak cepat
untuk bisa menyiasati kondisi di luar
kegiatan yang sudah direncanakan.
3. Kepada peneliti lain, paparan yang terdapat
dalam penelitian ini dapat dijadikan bahan
dalam meneliti masalah lain yang sejenis
dengan penelitian ini secara lebih lanjut.
Peneliti meyakini bahwa dalam penelitian ini
masih ada hal yang belum dibahas dan
belum diselesaikan. Oleh sebab itu, peneliti
lain bisa menemukan tindakan lebih lanjut
untuk mengatasi permasalahan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Bahasa Indonesia. 2014. Ekspresi Diri dan
Akademik Kelas X. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Dahar, RW. 1991. Teori-Teori Belajar.


Jakarta: Erlangga.

Kemdikbud. 2013. Buku Guru Bahasa


Indonesia Wahana Pengetahuan.
Jakarta: Politeknik Negeri Media
Kreatif.

Suandi, Nengah. 2008. Pengantar


Metodologi Penelitian Bahasa.
Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha.

Вам также может понравиться